Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013

13 a. Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan b. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia 11. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. 12. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan danatau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan danatau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 empat tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. 13. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

2.1.8 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013

Peraturan Pemerintah PP No. 46 Tahun 2013 mengatur tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Objek pajak dari PP 46 tahun 2013 adalah : 14 1. Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp. 4,8 Milyar dalam 1 tahun. 2. Tidak termasuk penghasilan dari usaha jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas. 3. Peredaran bruto merupakan peredaran bruto dari usaha, termasuk dari usaha cabang. Subjek pajak PP 46 tahun 2013 adalah orang pribadi dan badan, tidak termasuk BUT. Pengecualian subjek pajaknya adalah : 1. Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan danatau jasa yang dalam usahanya menggunakan sarana dan prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik menetap maupun tidak menetap dan menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan, misalnya pedagang makanan keliling, pedagang asongan, warung tenda di trotoar, dan sejenisnya. 2. Wajib pajak badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang dalam jangka waktu 1 tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto melebihi Rp. 4,8 Milyar. Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp. 4,8 Milyar dalam 1 tahun dikenai PPh final dengan tarif 1 dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari setiap tempat usaha, yaitu dengan cara : Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2013 PPh Terutang = 1 x Peredaran Bruto Setiap Bulan 15 Pada dasarnya, usaha yang dikenakan PP 46 Tahun 2013 adalah jika sumber penghasilannya berasal dari usaha yang bukan merupakan usaha yang bersifat final seperti usaha konstruksi atau usaha lainnya yang bersifat final dan peredaran brutonya tidak melebihi Rp. 4,8 Milyar. Jika peredaran brutonya melebihi Rp. 4,8 Milyar, maka untuk menghitung PPh terutangnya menggunakan skema biasa. Patokan untuk peredaran brutonya apakah dikenakan PP 46 atau tidak, dilihat dari tahun sebelumnya. Jika sumber penghasilannya berasal dari usaha yang bersifat final atau dari pekerjaan bebas, maka tidak dikenakan PP 46.

2.1.9 Koreksi Fiskal