1 Status air: stek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan
stek dalam kondisi turgid. 2
Temperatur: tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
3 Cahaya: durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman
sumber tergantung pada jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang
tepat. 4
Kandungan karbohidrat: Untuk meningkatkan kandungan karbohidrat bahan stek yang masih ada pada tanaman sumber
bisa dilakukan pengeratan untuk menghalangi translokasi karbohidrat.
Pengeratan juga berfungsi menghalangi translokasi hormon dan substansi lain yang mungkin penting untuk pengakaran, sehingga terjadi
akumulasi zat-zat tersebut pada bahan stek. Karbohidrat digunakan dalam pengakaran untuk membangun kompleks makro molekul, elemen
struktural dan sebagai sumber energi. Walaupun kandungan karbohidrat bahan stek tinggi, tetapi jika rasio CN rendah maka inisiasi akar juga
akan terhambat karena unsur N berkorelasi negatif dengan pengakaran stek Hartmann et al, 1997.
Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan
tumbuh atau media pengakaran seharusnya kondusif untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi rendah,
drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak terkena cahaya penuh dan bebas dari hama atau penyakit, maka akar
akan dapat tumbuh optimal.
C. Analisis Usaha Tani
Dalam berbudidaya analisis usaha tani sangat diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha sehingga diketahui perkembangan usaha
budidaya yang dilakukan, adapun beberapa hal yang dibahas dalam analisis antara lain :
1. Biaya tetap
Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut : a.
Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan
tertentu. b.
Pada biaya tetap, biaya satuan unit cost akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume
kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
2. Biaya variable
Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut: Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding proporsional dengan
perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan
semakin rendah jumlah biaya variabel. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya semakin konstan.
Anonim, 2009 3.
Penerimaan Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual dan bisaanya produksi berhubungan dengan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan
Soekartawi, 1995 4.
Keuntungan Keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan
dengan kegiatan usaha yang di analisa. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Keuntungan atau kerugian
merupakan hasil dari perhitungan berkala. Hal itu diketahui secara pasti
saat perusahaan menghentikan kegiatannya dan dilakukan likuidasi Soemarso, 2005.
5. Break even point
Menurut Riyanto 1995 analisis break even adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,
keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena itu analisis tersebut mempelajari hubungan antar biaya, keuntungan dan volume kegiatan.
Dalam perencanaan keuntungan, analisis break even merupakan profit planning approach yang mendasarkan pada hubungan antar biaya cost
dan penghasilan penjualan revenue. Perhitungan break even point
dengan menggunakan rumus aljabar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu break even point atas dasar unit dan break even point atas dasar
sales dalam rupiah. a.
Break even point BEP atas dasar unit Break even point atas dasar unit menunjukkan unit penjualan
yang harus dicapai untuk menghindarkan dari kerugian. Sedangkan kontribution margin atau marjin kontribusi menunujukkan hasil
penjualan yang tersedia untuk menutupi semua biaya tetap. b.
Break even point BEP atas dasar penjualan dalam rupiah Break even point atas dasar penjualan menunjukkan besarnya
penerimaan minimal yang harus dicapai dari hasil penjualan untuk mencapai keadaan impas dan mampu menutup semua biaya. Rasio
kontribusi merupakan rasio dari margin kontribusi terhadap harga jual.
6. Revenue Cost Ratio RC
Revenue Cost Ratio RC merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. Revenue Cost Ratio RC
dihitung untuk menentukan kelayakan suatu usaha. Revenue Cost Ratio RC lebih dari satu maka usaha ini layak untuk dijalankan. Rumus
Revenue Cost Ratio RC adalah total penerimaan dibagi total biaya produksi. Rumusnya yaitu :
oduksi TotalBiaya
imaan TotalPener
C R
Pr
Anonim, 2010.
20
III. TATA PELAKSANAAN
A. Penentuan Lokasi Magang