Kebun Benih Hortikultura ini memiliki visi dan misi sebagai berikut: a.
Visi: Pembenihan Buah-buahan bermutu dan berkesinambungan mitra handal petani mandiri
b. Misi: Berkesinambungan menyediakan benih buah-buahan unggul
bermutu dari koleksi pohon induk buah superior, blok fondasi dan blok pengadaan mata tempel.
B. Uraian Kegiatan
1. Penangkaran Bibit Durian
a. Pengelolaan Tanah
Tanaman buah durian di Kebun Benih Hortikultura di tanam pada ketinggian 400 meter di atas permukaan air laut. Tanah di Kebun
Benih Hortikultura adalah tanah latosol coklat. Pengolahan tanah dilakukan untuk media persemaian biji. Lahan di bersihkan dari
semak-semak dan rumput, kemudian tanah latosol di gemburkan. Tanah latosol yaitu tanah yang banyak mengandung zat besi dan
aluminium. Tanah ini sudah sangat tua, sehingga kesuburannya rendah. Warna tanahnya merah hingga kuning, sehingga sering
disebut tanah merah. Tanah latosol yang mempunyai sifat cepat mengeras bila tersingkap atau berada di udara terbuka disebut tanah
laterit. Tanah dengan kadar liat lebih dari 60 , remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan dengan batas-batas
horison yang kabur, solum dalam lebih dari 150 cm, kejenuhan basa kurang dari 50 . Tumbuhan yang dapat hidup di tanah latosol adalah
padi, palawija, sayuran, buah-buahan, karet, sisal, cengkih, kakao, kopi, dan kelapa sawit Dita, 2010.
Lahan yang digunakan adalah lahan yang ternaungi oleh pepohonan. Tanah di balik sedalam kurang lebih 30 cm dan di
diamkan selama 1 minggu, kemudian setelah itu di buat bedengan dengan lebar 1 m dan tinggi 20 cm dan panjang disesuaikan dengan
lahan yang digunakan. Wilayah Kebun Benih Hortikultura Pendem
memiliki curah hujan 2.409 mm, dengan hari hujan 128, bulan kering 57, struktur tanah gumpal, kesuburan tanah sedang dan pH 6 - 7.
Durian adalah buah tropis, tumbuh hingga ketinggian 800 m dpl. Curah hujan yang disukai sekurang-kurangnya 1500 mm, yang
tersebar merata sepanjang tahun. Akan tetapi, periode kering 1 - 2 bulan akan merangsang perbungaan lebih baik. Tanaman ini
memerlukan tanah yang dalam, ringan dan berdrainase baik. Derajat keasaman optimal adalah 6 - 6,5 Anonim, 2012.
b. Persemaian Biji
Persemaian biji durian di Kebun Benih Hortikultura Ranukitri dilakukan pada saat musim panen durian yaitu pada bulan januari
hingga maret karena pada saat itu persedian biji durian atau pongge di pasaran melimpah. Biji atau pongge di peroleh dari pedagang durian di
pasaran. Harga
biji atau
pongge durian
berkisar antara
Rp.50,00 – Rp.75,00.
Biji durian yang disemai adalah biji durian sapuan. Sapuan merupakan campuran berbagai varietas biji atau pongge durian seperti
Gambar 2 pada lampiran. Balai sertifikasi benih tidak menetapkan varietas tertentu untuk biji durian yang akan digunakan untuk zailing
atau batang bawah. Idealnya batang bawah durian menggunakan varietas yang
perakaran dan batangnya kuat, sudah berumur tua dan buahnya lebat meskipun ukurannya kecil-kecil. Syarat lain adalah, ponggenya
haruslah cukup besar ukurannya. Para penangkar benih di Thailand, umumnya menggunakan batang bawah chanee yang dikenal bandel
dan tahan kekeringan. Di Indonesia, kita bisa menggunakan batang bawah durian lokal yang cukup baik kulitasnya. Untuk berburu durian
lokal calon batang bawah ini, para penangkar biasa datang ke sentra-sentra durian, kemudian memborong buah langsung di
pohonnya. Biji dari buah pohon pilihan inilah yang sangat ideal untuk digunakan sebagai batang bawah nantinya Anonim
b
, 2012.
Kelebihan batang bawah dari pohon pilihan ini adalah, jenisnya pasti seragam. Hingga pertumbuhan benih nantinya juga bisa serentak.
Kedua, kualitas batang bawahnya juga ketahuan, sebab kita sudah melihat sendiri, bagaimana kondisi tanaman durian tersebut. Ketiga,
kita bisa menangani biji durian tersebut sebaik mungkin. Sebab biji “sapuan” istilah yang digunakan oleh para penangkar untuk biji durian
dari pedagang kakilima, kondisinya bisa saja sudah memar-memar atau terinjak-injak kaki. Biji yang sejak awal kita tangani, bisa dijaga agar
tetap utuh dan tidak cacat Anonim
b
, 2012. Pembibitan merupakan kegiatan awal di lapangan yang bertujuan
untuk mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah disiapkan sebelum penanaman pada lahan pertanaman, agar bibit yang
di tanam tersebut memenuhi syarat, baik umurnya maupun ukurannya. Bibit yang baik dan bermutu merupakan salah satu penentu
keberhasilan dalam
setiap usaha
budidaya tanaman.
Tim Bina Karya Tani, 2008. Proses persemaian biji di Kebun Benih Hortikultura Ranukitri
adalah sebagai berikut; biji yang akan di tanam di bersihkan dari daging buahnya. Pembersihan dilakukan dengan mencuci biji dalam
aliran air seperti Gambar 3 pada lampiran. Setelah biji di bersihkan biji di angin-anginkan kemudian disortasi, dipilih biji yang baik, tidak
kempes dan tidak cacat rusak. Biji yang telah disortasi kemudian di tanam di lahan persemain seperti Gambar 4 pada lampiran. Lahan
persemaian berupa bedengan dengan lebar bedengan 1 m dan tinggi bedengan 20 cm.
Biji Durian yang sudah benar benar bersih, kemudian disemai dengan posisi titik tumbuh menghadap kebawah, yang tujuannya
supaya saat kecambah durian tumbuh batang durian akan tegak lurus. Setelah biji di tanam kemudian di tutup daun blarak kering untuk
mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk seperti Gambar 5 pada lampiran. Setelah satu minggu tunas mulai bermunculan sehingga
blarak di singkirkan dari lahan. Setelah bibit berumur 1 bulan bibit siap di transplantingkan seperti Gambar 6 pada lampiran.
c. Transplanting
Transplanting bibit durian di KBH Ranukitri dilakukan saat bibit durian berumur 1 bulan. Bibit siap transplanting di cirikan sudah
tumbuh tunas daun tetapi belum mekar daunnya masih kuncup seperti Gambar 7 pada lampiran. Hal ini dikarenakan apabila bibit
daunnya telah mekar maka adaptasi bibit pada saat dipindahkan dalam polybag akan lebih lama dan kemungkinan bibit akan mati. Bibit di
transplantingkan ke polybag yang telah di isi tanah. Tanah yang di gunakan adalah tanah latosol coklat.
Polybag yang di gunakan berukuran 10 cm x 15 cm. Langkah awal melakukan transplanting adalah mengisi polybag dengan tanah
kemudian melubanginya dengan kayu runcing yang berdiameter 3 cm seperti Gambar 10 pada lampiran. Setelah itu memindahkan bibit ke
dalam polybag. Bibit yang akan di transplanting dicabut, pencabutannya tidak mengikut sertakan tanah pada lahan persemaian
seperti Gambar 8 pada lampiran. Bibit durian memiliki akar tunggang yang cukup kuat, untuk mengantisipasi akar terlalu panjang saat akan
di lakukan transplanting maka ujung akar di potong seperti Gambar 9 pada lampiran.
Pada perlakuan transplanting setelah persemaian, media yang digunakan hanya tanah saja, tanah dengan jenis tanah latosol ini
memiliki kandungan humus karena tanah yang digunakan adalah tanah permukaan yang terdapat bahan organik alami, sehingga tanah saja
cukup untuk menjadi media tanam selama pembesaran bibit sebelum proses penyambungan.
Bibit yang telah diambil dari lahan kemudian di tanam dalam polybag. Bibit dimasukkan dalam lubang kemudian ditekan sedikit
tanah disekitar batang untuk memperkuat batang agar melekat pada media dalam polybag seperti Gambar 11 pada lampiran. Bibit durian
dalam polybag ini dipelihara hingga umur 3 bulan seperti Gambar 13 pada lampiran. Pemeliharaan bibit ini dengan cara disiram secara rutin
setiap hari pada pagi hari. Setelah bibit berumur 3 bulan bibit siap masuk ke tahap selanjutnya yaitu tahap penyambungan.
d. Penyambungan
Perbanyakan tanaman durian yang dilakukan di Kebun benih Hortikultura adalah perbanyakan dengan teknik penyambungan.
Penyambungan di anggap lebih memiliki prosentase keberhasilan lebih tinggi, dan waktu yang dibutuhkan lebih cepat dibandingkan dengan
perbanyakan yang lain. Pertama-tama sebelum melakukan pekerjaan perbanyakan bibit
durian dengan teknik sambung pucuk pekerja Kebun Benih Hortikultura Ranukitri, membuat sungkup dari rangka bambu dengan
bentuk setengah lingkaran seperti Gambar 16 pada lampiran. Diameter setengah lingkaran adalah 1 m. Rangka sungkup di buat di bawah
naungan paranet 40 . Setelah rangka sungkup selesai di buat, kemudian melakukan pekerjaan sambung pucuk. Batang bawah yang
sudah siap di sambung di potong melintang dengan silet kemudian di buat belahan membujur ke bawah sepanjang 2 - 3 cm tepat
di tengah-tengah dengan sebuah silet seperti Gambar 19 pada lampiran.
Langkah berikutnya kita mengambil ranting tunas atau batang atas yang sudah di pilih atau di ambil sesuai dengan syarat yang
dikehendaki. Panjang potongan batang atas 15 - 20 cm seperti Gambar 20 pada lampiran. ruas yang paling bawah kemudian di iris
pada kedua sisinya, sehingga membentuk pasak, yaitu meruncing di bagian pangkal. Pasak tersebut sama panjang dengan belahan pada
batang 2 - 3 cm, kemudian batang atas diselipkan ke dalam celah belahan tersebut seperti Gambar 21 pada lampiran. Setelah itu
sambungan tersebut di ikat dengan tali plastik PE 0,3 mm yang sudah dipotong lebar 1 cm panjang 10 cm seperti Gambar 22 pada lampiran.
Cara pengikatan dari bawah ke atas kembali ke bawah membentuk susunan genting.
Setelah penalian selesai pada bekas sambungan, kemudian dimasukkan ke dalam sungkup. Telah hasil sambungan sudah masuk
ke dalam sungkup, lalu dilakukan penyemprotan dengan fungisida fungsinya untuk mencegah timbulnya jamur. Untuk masa kritis
sambungan di dalam sungkup yaitu pada umumnya 7 - 14 hari perlu dilakukan pengamatan, apakah ada jamur yang tumbuh, jika terdapat
jamur yang tumbuh maka kita semprot dengan fungisida, caranya dibuka sedikit sungkup plastik PE 0,8 mm sebesar pergelangan tangan
kemudian tangkai semprot dimasukkan untuk menyemprot fungisida. Setelah sambungan berumur 1 bulan, kemudian sambungan
dikeluarkan dari sungkup. Setelah sungkup dibuka segera di lakukan pergantian media polybag dengan ukuran yang lebih besar
18 cm x 25 cm. Kemudian di tempatkan di tempat di tempat yang mendapatkan sinar matahari penuh. Di Kebun Benih Hortikultura
Ranukitri setiap membuat 1.000 batang bibit yang di sambung, yang berhasil hidup kurang lebih 850 batang sehingga presentase
keberhasilannya adalah 85 . e.
Repotting atau Pergantian polybag Setelah bibit berhasil dalam proses penyambungan maka bibit
siap untuk diganti media yang lebih besar, agar tanaman dapat tumbuh maksimal dan tanaman bibit durian dapat mengoptimalkan
penampilannya. Polybag yang digunakan berukuran 18 cm x 25 cm. Media yang digunakan adalah campuran tanah latosol dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1 : 1. Mengisi polybag dengan media yang telah diramu secara
homogen setengah polybag, kemudian memasukkan bibit durian beserta tanah yang melekat di akar ke dalam polybag yang telah di isi
setengah media kemudian setelah itu mengisi kembali polybag dengan media hingga hampir penuh. Setelah itu melakukan perawatan dengan
menyirami secara rutin setiap pagi hari. Bibit ini telah siap untuk dipasarkan.
Pengepotan kembali perlu dilakukan jika kita menemukan beberapa penampilan tanaman yang tidak normal, antara lain dicirikan
oleh : 1
Penampilan tanaman tidak menarik dan kualitas tanaman menurun. 2
Pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan cenderung mengerdil. 3
Daun-daun menguning dan layu. 4
Media tanaman memadat karena perakaran memenuhi isi pot. 5
Perakaran muncul di permukaan media tanaman hingga perakaran keluar dari lubang-lubang drainase pada bagian bawah pot.
6 Bagi tanaman pada pot yang terbuat dari bahan tanah atau terakota,
pada umumnya jika terlambat menanganinya maka akan pecah. Susilo, 2007.
f. Pemberian label
Galur yang telah dilepas menjadi varitas unggul yang baru, secara otomatis menjadi benih penjenis breeders seed atau BS yang
merupakan hasil temuan pemulia. Benih tersebut kemudian diperbanyak dengan sistem sertifikasi yang menghasilkan benih dasar
foundation seed atau FS atau benih pokok stock seed atau SS dan seterusnya benih tersebut diperbanyak untuk menghasilkan benih sebar
extension seed atau ES. Benih sebar inilah yang digunakan oleh petani dalam proses
produksi komoditi tertentu untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Setiap tahapan dalam alur tersebut menjadi semacam kelas benih dan
oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih BPSB diberi label dengan warna yang berbeda-beda, contohnya label biru dipergunakan
untuk kelas SS dengan mutu baik atau warna merah jambu untuk benih dengan kelas dibawah dengan menggunakan label biru.
Label bibit untuk benih sebar terdapat dua jenis label yaitu label biru dan label merah muda. Label biru digunakan untuk bibit yang
telah terbukti asalnya baik dari batang bawah dan batang atasnya. Batang atas sebagai bakalan sumber buah telah terbukti berasal dari
tanaman indukan yang telah terbukti baik dari kualitas dan kuantitas mutu yang terjamin, sedangkan label merah muda diberikan kepada
bibit tanaman yang belum terjamin kualitasnya karena batang atasnya belum produktif sehingga belum diketahui hasilnya.
Sertifikasi ini dilakukan oleh institusi pemerintah, perorangan atau badan hukum yang sudah mendapatkan ijin dan akreditasi dari
pemerintah. Instansi pemerintah yang melakukan sertifikasi adalah Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih. Adapun kegiatan sertifikasi
meliputi pemeriksaan
lapangan, pengujian
laboratorium dan
pemasangan label. Benih Bina yang lulus tiap tahapan sertifikasi dan bila akan diperdagangkan harus diberi label :
a. Benih Penjenis warna label Putih
b. Benih Pokok atau Dasar warna label Ungu
c. Benih Sebar warna label Biru
Label adalah keterangan tertulis mengenai mutu, serta tempat asal yang di tempelkan atau disertakan. Label yang digunakan telah
disahkan oleh BPSB. Penangkaran benih atau produsen benih harus mempunyai izin sertifikasi di BPSB. Pelabelan dilakukan pada benih
yang siap dipasarkan. Pada label tertuliskan varietas durian dan asal bibit di buat. Label ini merupakan sertifikat bibit tersebut. Sertifikasi
ini menandakan bahwa varietas bibit terjamin. Mekanisme pengendalian mutu yang secara resmi diterapkan di
Indonesia adalah melalui sertifikasi benih. Tujuan sertifikasi adalah mempertahankan atau melindungi mutu genetis, mutu fisik dan mutu
fisiologis dari benih varitas unggul selama proses produksi, pengolahan, pengepakan dan distribusi sesuai dengan standar mutu
yang telah ditetapkan. Pelabelan di Kebun Benih Hortikultura di berikan pada saat tanaman bibit akan di pasarkan.
2. Pemeliharaan Pohon Induk
a. Penanaman Tanaman Induk
Penanaman tanaman durian dilakukan dengan diawali kegiatan pengolahan tanah yaitu pembuatan lubang tanam. Lubang tanam di
buat sebulan sebelum penanaman di mulai. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm dan dalamnya 60 cm. pada waktu
menggali, onggokan tanah galian tanah bagian atas Top Soil setebal 20 cm di letakkan di salah satu sisi lubang, dan tanah bagian bawah
bagian tanah yang lebih dalam dari tanah lapisan atas di letakkan di sisi lain yang berbeda.
Menurut susunannya, lapisan tanah terdiri atas lapisan tanah atas, lapisan tanah bawah, dan bahan induk tanah. Tanah lapisan paling atas
umumnya sangat subur. Hal ini karena lapisan tanah atas bercampur dengan humus. Tanah yang kaya dengan humus berwarna lebih hitam
gelap dibandingkan jenis tanah yang lain. Sementara itu,tanah lapisan bawah kurang subur dan mempunyai warna lebih terang. Tanah lapisan
bawah mengandung sedikit humus Anonim
c
, 2012. Penanaman dilakukan pada saat tanaman dari pembibitan sudah
siap ditanam. Waktu penanaman sebaiknya pada pagi hari atau sore hari atau saat kondisi tidak terlalu panas. Hal ini untuk menghindari
tanaman menjadi layu akibat transpirasi yang berlebihan atau penyesuaian
tanaman dari
media pembibitan
ke lapangan
Hasan, 1990. Sebelum penanaman lubang tanam diberi pupuk secukupnya
sampai mencapai kedalaman lubang setinggi tempat pembibitan. Agar kondisi tanah bagian atas benar-benar subur, maka tanah di campur
dengan pupuk kandang kurang lebih 10 kg dicampur secara homogen. Menanam bibit buah durian pada lubang tanam hal pertama yang
dilakukan adalah menyayat bagian dasar kantong polybag kemudian bibit ditempatkan pada lubang dengan berdiri tegak. Plastik pada
bagian sisi kiri-kanan dilepaskan dengan hati-hati. Tanah bagian atas
dimasukkan di ruang antara bibit dengan lubang tanam. Sambil dimasukkan pupuk dasar bersama timbunan tanah. Tanah bagian
bawah digunakan untuk menutup lubang bagian atas dan kelebihannya disebarkan secara merata di sekitar lubang tanam.
b. Pemangkasan
Di Kebun Benih Hortikultura Ranukitri Pendem, Tanaman induk dilakukan pemangkasan dari umur 1 tahun dan mulai diambil
entresnya saat tanaman berumur 2 tahun, setelah itu pemangkasan dilakukan bersamaan dengan pengambilan entres. Sebetulnya pohon
durian tidak membutuhkan pemangkas kecuali pada cabang dan ranting yang mati, kering, terserang hama atau penyakit.
Pohon durian dari bibit okulasi, enten atau susuan umumnya telah pendek secara alami. Namun bila akan melakukan pemangkasan,
sebaiknya ketika tanaman masih kecil yakni pada umur 1 - 2 tahun dari saat okulasi, enten atau penyususan. Bila pohon durian akan di jadikan
indukan untuk sumber entres pembibitan, dianjurkan untuk selalu di pangkas supaya cabangnya banyak dan pendek kekar pohonnya.
Perlakuan tersebut untuk mempermudah pengambilan entresnya. Dalam hal ini tanaman memang tidak diharapkan untuk menghasilkan
buah Tim Bina Karya Tani, 2008. c.
Penyiraman Penyiraman tanaman durian di Kebun Benih Hortikultura
dilakukan rutin setiap hari sekali. Untuk tanaman bibit durian dilakukan pada pagi hari pada jam 07.00 WIB seperti Gambar 32 pada
lampiran. penyiraman dilakukan rutin agar tanaman dapat tumbuh optimal sehingga dapat menghasilkan entres untuk batang atas
pembibitan durian yang baik. Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi
tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam membutuhkan penyiraman satu kali
sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga
kali seminggu Prihatman. 2000. Pengairan yang kontinu dalam pemeliharaan tanaman durian sangat
penting, terutama pada masa kritis yaitu pada saat umur tanaman antara 2 - 3 tahun. Pengairan dilakukan sekali atau lebih dalam
seminggu, bergantung pada keadaan tanah atau musim. Waktu pengairan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, saat suhu
udara tidak terlalu panas. Dalam melakukan pengairan tanaman durian ini, hal yang sangat penting di perhatikan adalah menjaga agar tidak
terlalu kering, atau sebaliknya air jangan sampai tergenang terlalu lama Tim Bina Karya Tani, 2008
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan rutin setiap satu tahun sekali setelah musim panen. Pada tahap pemupukan awal buatlah selokan melingkari
tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20 - 30 cm. Tanah cangkulan
disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan.
Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.
Pemupukan merupakan salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerapnya sesuai
dengan kebutuhan tanaman itu sendiri Tim Bina Karya Tani, 2008. Pemupukan dilakukan dengan membuat galian disekitar tanaman,
tepat di bawah tajuk, karena diperkirakan ujung akar berada di bawah tajuk. Pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang dan pupuk kimia
berupa SP 36, ZA dan KCl. Pupuk kandang atau pupuk organik yang diberikan adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak
kambing, untuk tanaman yang umurnya lebih dari 10 tahun diberi 3 karung sak, setiap karung sak berisi 50 kg seperti Gambar 38 pada
lampiran. Sedangkan untuk pupuk anorganik atau pupuk kimia berupa campuran ZA, SP 36 dan KCl dengan Perbandingan 2 : 1 : 1 yang
dicampur secara homogen seperti Gambar 36 pada lampiran. Untuk tanaman indukan yang berumur lebih dari 10 tahun diberikan 10 kg
per tanaman. Dalam pemupukan harus memperhatikan pemberian pupuk
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Oleh karena itu, jenis kandungan pupuk akan menentukan pupuk yang diberikan efektif atau tidak bagi
tanaman. Kita bisa memberikan pupuk dengan kandungan nitrat tinggi bila menginginkan partumbuhan daun lebih subur Susilo, 2007.
Pemupukan untuk tanaman bibit durian khususnya setelah penyambungan hanya menggunakan pupuk kandang. Medianya berisi
tanah latosol coklat dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Tanaman durian yang telah berumur lebih dari 3 tahun biasanya mulai
membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20
– 25 pupuk kandang dari dosis sebelumnya.
e. Pengendalian hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara rutin pada pohon induk tanaman durian. Penyemprotan pestisida dilakukan setiap
15 hari sekali. Pestisida yang diberikan bervariatif tidak terpaku satu merek karena menghindari terjadinya kekebalan pada hama dan
penyakit yang akan di kendalikan. Untuk pengendalian hama dan penyakit pada bibit tanaman durian dilakukan apabila menunjukkan
gejala terserangnya penyakit maka dilakukan penyemprotan pestisida. Hama yang sering menyerang adalah hama penggerek batang,
hama penggerek buah dan ulat daun. Sedangkan penyakit yang sering menyerang
adalah kangker batang. Berikut ini merupakan
pengendalian hama dan penyakit tanaman yang menyerang tanaman indukan durian;
1 Penggerek Batang Batocera sp.
Menyerang tanaman dengan cara membuat lubang pada batang, dahan, atau ranting. Gejala serangan tanaman layu, daun
kering, rontok dan tanaman akhirnya mati. Untuk mengatasi serangan kumbang ini dilakukan dengan membersihkan lubang
bekas gerekan dari kotoran ulat, kemudian lubang tersebut disumbat dengan kapas yang sebelumnya telah dicelupkan larutan
insektisida pekat. Lubang tersebut kemudian di patek disumbat atau ditutup pasak bambu agar uap insektisida tidak keluar. Hama
ini akan mati dalam beberapa hari, tetapi pemulihan kerusakan yang di timbulkan membutuhkan waktu berbulan-bulan.
2 Ulat Daun Papilia sp., Setora sp., Lymatria sp.
Ketiga ulat ini menyerang dengan cara memakan daun sehingga berlubang dan rusak sehingga tanaman durian tidak dapat
berkembang dengan optimal. Pengendalian hama ketiga ulat tersebut, yang telah menyerang atau merusak daun dapat dilakukan
dengan penyemprotan insektisida. 3
Penyakit Kanker Batang atau penyakit kambium membusuk Phytophthora palmivora
Gejala serangan adanya luka yang mengeluarkan lendir warna merah pada kulit batang bagian bawah dekat tanah. Setelah batang
busuk, pucuk-pucuk tanaman akan mengering, daun layu dan rontok, dan akhirnya mati. Pengendalian dengan sanitasi kebun,
memperlebar jarak tanam, menekan gulma, pemangkasan, cara terbaik mencegah penyakit ini adalah dengan menjaga batang
pokok tidak terkena cipratan air tanah. Usahakan cahaya matahari masuk ke bawah tajuk pohon.
Cara lain untuk mengatasi serangan penyakit ini dengan mengolesi fungisida atau bahan residu anti air pada batang pokok.
Apabila tanaman sudah terserang penyakit ini maka hal yang harus dilakukan adalah dengan mengerok bagian yang hitam membusuk.
Dikerok sampai batang yang sehat berwarna putih kehijauan kemudian olesi fungisida dan tutup batang yang telah diberi
fungisida dengan cat antiair.
C. Analisis Usaha Tani