commit to user 4
1.2 Batasan Masalah
1. Lokasi survei adalah Simpang Botol, Simpang Jetak.
2. Survei dilaksanakan selama 2 hari yaitu selasa dan rabu
3. Pelaksanaan survei 2 jam yaitu pada jam puncak pagi dan siang.
4. Kendaraan yang diamati adalah kendaraan berat, kendaraan ringan, sepeda
motor dan kendaraan tak bermotor. 5.
Mengontrol siklus yang ada. 6.
Pelaksanaan periode perlimabelas menit.
1.3 Tujuan Pengamatan
1. Menghitung, dan mengetahui kinerja Simpang Botol, Simpang Jetak
dengan menggunakan MKJI. 2.
Mengatur tingkat kinerja simpang ruas setelah adanya perbaikan dan menggambar hasil desain ulang.
3. Merencanakan Rencana Anggaran Biaya RAB.
1.4 Manfaat Pengamatan
1. Dapat mengetahui tingkat kinerja simpang bersinyal setelah koordinasi
simpang dilakukan. 2.
Hasil analisis kinerja simpang bisa digunakan sebagai masukan bagi instansi terkait dalam pembangunan prasarana yang sesuai untuk keadaan
yang ada. 3.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai rekayasa lalu lintas khususnya yang berkaitan dengan analisis kinerja simpang
bersinyal.
commit to user 5
4. Memberikan informasi tentang cara menghitung tingkat kinerja suatu
simpang bersinyal menggunakan metode MKJI 1997 dan lebih baik sehingga memberikan saran perbaikan yang sesuai.
commit to user
6
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Simpang merupakan pertemuan dari ruas-ruas jalan yang fungsinya untuk melakukan perubahan arah arus lalu lintas. Simpang dapat bervariasi dari simpang
sederhana yang terdiri dari pertemuan dua ruas jalan sampai simpang kompleks yang terdiri dari pertemuan beberapa ruas jalan. Simpang sebagai bagian dari
suatu jaringan jalan merupakan daerah yang kritis dalam melayani arus lalu lintas. Titi Liliani. S, 2002
Simpang dibedakan menjadi dua jenis yaitu simpang jalan tanpa sinyal dan simpang jalan dengan sinyal. Sinyal disini adalah lampu lalu lintas
traffic lights
. Pada simpang tidak bersinyal, para pemakai jalan memutuskan sendiri apakah
mereka cukup aman untuk langsung melewati atau harus berhenti dahulu sebelum melewati simpang tersebut. Sedangkan pada simpang bersinyal, para pemakai
jalan harus mematuhi lampu lalu lintas, yaitu bila menunjukkan warna hijau berarti boleh melewati, warna merah harus berhenti dan warna kuning boleh
melewati tetapi harus hati-hati dan siap-siap untuk berhenti. Morlocck, E.K. 1995, 240
Persimpangan terdiri dari dua kategori utama yaitu persimpangan sebidang dan persimpangan tak sebidang
interchange
. Perbedaan tersebut berdasarkan besarnya arus atau volume lalu lintas yang harus dilayani simpang tersebut. Pada
simpang tidak bersinyal, pada umumnya arus atau volume lalu lintas yang dilayani relatif kecil. Sedangkan pada simpang bersinyal simpang akan lebih
dapat melayani lalu lintas dengan arus atau volume lalu lintas sedang atau besar 1000 kendaraan jam puncak untuk jalan dua lajur, atau 1500 kendaraan jam
puncak untuk jalan empat lajur atau lebih.
commit to user 7
Suatu jalan atau simpang akan melayani arus lalu lintas tertentu. Dengan demikian akan terdapat suatu nilai jumlah arus atau volume maksimum yang dapat dilayani,
nilai ini disebut dengan kapasitas
capacity
. Kapasitas adalah arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan tetap pada suatu bagian jalan dalam
kondisi tertentu. Ahmad Munawar, 2004.
Dengan nilai derajat kejenuhan
degree of saturationDS
dan nilai kapasitas
capacityC
dapat dihitung tingkat kinerja dari masing-masing pendekat maupun tingkat kinerja simpang secara keseluruhan sesuai dengan rumus yang ada pada
Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997.
Adapun tingkat kinerja yang diukur pada MKJI 1997 adalah : 1.
Panjang antrian
Que LengthQL
Panjang antrian kendaraan QL adalah jarak antara muka kendaraan terdepan hingga ke bagian belakang kendaraan yang berada paling
belakang dalam suatu antrian akibat sinyal lalu lintas. 2.
Jumlah kendaraan terhenti
Number of Stoped Vehicle N
sv
Angka henti NS yaitu jumlah rata - rata berhenti per kendaraan termasuk berhenti berulang `- ulang dalam antrian sebelum melewati
simpang. 3.
Tundaan
DelayD
Tundaan
delay
adalah waktu tertundanya kendaraan untuk bergerak secara normal. Tundaan pada suatu simpang dapat terjadi karena dua hal,
yaitu Tundaan lalu lintas DT dan Tundaan geometri DG.
2.2 Dasar Teori