Kendala-kendala Dalam Melestarikan Upacara Bersih Desa Mbah Meyek

commit to user 46

C. Kendala-kendala Dalam Melestarikan Upacara Bersih Desa Mbah Meyek

Di wilayah Kotamadya Surakarta , satu – satunya kampung yang masih menyelenggarakan tradisi upacara bersih desa adalah kampung Bibis Kulon Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari. Upacara ini dilaksanakan secara rutin dan telah menjadi salah satu norma sosial yang harus ditaati oleh masyarakat. Keberadaan tradisi adat, upacara bersih desa Mbah Meyek sampai sekarang masih dipertahankan dan diupayakan untuk dikembangkan di era modern seperti saat ini. Pada akhir – akhir ini penyelenggaraan upacara bersih desa menunjukan gejala yang menguat dalam arti semakin semarak, karena selain untuk keperluan upacara ritual juga untuk memberikan hiburan bagi masyarakat. Gejala tersebut dapat dijadikan sebagai peluang dalam mengembangkan kebudayaan lokal daerah ini menjadi atraksi wisata yang dapat menarik minat wisatawan dan juga menjadi produk unggulan daerah setempat ataupun pemerintah kotamadya Surakarta. Namun, untuk mengembangkan potensi – potensi yang dimiliki upacara bersih desa Mbah Meyek agar dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan masih menemui berbagai kendala. Kendala – kendala tersebut yang menyebabkan proses perkembangan tradisi ini menjadi produk wisata yang diunggulkan terhambat, bahkan jika tidak segera menemukan langkah antisipasi, tidak menutup kemungkinan apabila tradisi yang sudah diwariskan turun temurun oleh masyarakat kampung Bibis Kulon ini akan menghilang. Faktor – faktor yang menjadi kendala antara lain : 1. Faktor penduduk Banyaknya para warga pendatang yang mulai menempati daerah kampung Bibis Kulon. Karena di kampung Bibis Kulon terdapat pusat industri mebel commit to user 47 yaitu pasar mebel yang mayoritas pedagang dan para pegawainya bukan asli penduduk kampung Bibis Kulon yang tentunya tidak mengetahui asal – usul adat istiadat kampung Bibis Kulon. Selain itu di era modern seperti saat ini muncul pandangan masyarakat yang menganggap upacara bersih desa sebagai kepercayaan kuno atau animisme dan dinamisme yang melanggar norma – norma agama yang berlaku. 2. Faktor manajemen sumber daya manusia SDM Lingkungan kampung Bibis Kulon yang berada di pinggiran kota dan latar belakang pendidikan masyarakat kampung Bibis Kulon yang mayoritas masih kurang menyebabkan pengelolaan tradisi tersebut belum mampu untuk berkembang dan menjadi produk unggulan di bidang pariwisata dan kebudayaan. Dan juga belum terbentuknya suatu organisasi atau kelembagaan khusus yang mengelola tradisi Upacara bersih desa di kampung Bibis Kulon sebagai atraksi wisata budaya di kota Surakarta. 3. Faktor promosi Kurangnya promosi merupakan salah astu kendala dalam pengelolaan tradisi bersih desa Mbah Meyek sebagai atraksi wisata budaya di kota Surakarta. Tidak adanya langkah – langkah dari masyarakat ataupun pengelola upacara bersih desa Mbah Meyek untuk dipromosikan. Menurut survey yang dilakukan, masih banyak warga masyarakat Kota Surakarta yang masih belum mengetahui salah satu tradisi bersih desa yang masih ada di kota Surakarta ini. commit to user 48 4. Faktor pengadaan Sumber Dana Dana yang diperlukan dalam mengadakan tradisi upacara bersih desa Mbah Meyek sangat besar. Pengelola masih kesulitan dalam mencari sumber dana, selama ini sumber dana yang didapat hanya berasal dari iuran warga dan para donatur. Masih belum adanya sponsorship yang mau bekerja sama dan dana bantuan dari pemerintah yang diharapkan masih belum dapat terealisasi sepenuhnya. wawancara dengan Bapak Joko Susilo, 22 Mei 2012

D. Potensi Upacara Bersih Desa Mbah Meyek Dengan Menggunakan Analisis