commit to user 43
Bibis Kulon agar supaya makhluk – makhluk halus atau para dhanyang setempat
tidak mengganggu manusia, maka harus dijinakan hatinya dengan pertunjukan wayang kulit kesukaannya.
Pertunjukan wayang kulit yang merupakan kegiatan terakhir pada upacara bersih desa di kampung Bibis Kulon dilaksanakan dua kali. Pertama, pertunjukan
wayang kulit semalam suntuk dilaksanakan pada hari Kamis wage malam jumat kliwon sekitar pukul 21.00 sampai dengan pukul 04.00 WIB. Kedua, pertunjukan
wayang siang hari dilaksanakan pada hari Jumat Kliwon sekitar pukul 11.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB. Pertunjukan tersebut sekarang dilaksanakan di tengah
jalan raya Tentara Pelajar tepatnya di selatan pundhen Mbah Meyek mengingat lokasinya yang cukup luas. Pada saat pelaksanaan upacara bersih desa jalan ini
ditutup. Pada setiap upacara bersih desa di kampung Bibis Kulon, dalang yang akan
pentas mendalang selalu mengadakan sungkem ke tempat pundhen Mbah Meyek yang merupakan pundhen utama kampung Bibis Kulon yaitu untuk memohon restu
sekaligus menyampaikan keinginan masyarakat setempat.
B. Peranan Masyarakat Dan Pemerintah Dalam Melestarikan Upacara
Bersih Desa Mbah Meyek
Dalam hal kerukunan umat beragama, meskipun mayoritas penduduk kampung Bibis Kulon beragama islam, namun dalam kehidupan bermasyarakat
mereka dapat hidup berdampingan secara rukun, damai, penuh toleransi dan saling menghargai antara umat beragama. Walaupun pandangan masyarakat Kampung
Bibis Kulon dapat dikatakan sudah dipengaruhi oleh adanya sistem pengetahuan dan
commit to user 44
teknologi modern, namun dalam hal yang menyangkut adat istiadat dan sopan santun di kalangan masyarakat, pada umumnya masih tetap di pertahankan oleh masyarakat
adat dan tradisi yang mereka terima secara turun temurun dari nenek moyangnya. Setiap upacara bersih desa di kampung Bibis Kulon, tempat-tempat pundhen
tersebut menjadi pusat kegiatan baik secara fisik berupa kerja bakti membersihkan lingkungan dan merias janur di tempat pundhen, maupun yang sifatnya ritual yaitu
dengan membuat sesaji, selamatan dan sebagai kunjungan atau sungkeman pundhen pada prosesi kirab wayang. Dari pernyataan tersebut terlihat bagaimana antusias
masyarakat yang rela bekerja sama dan bergotong-royong untuk membersihkan desa Dalam mempertahankan suatu tradisi tidak mudah karena perkembangan
zaman menuntut manusia untuk menjadikan segala sesuatu menjadi praktis dan manusia melupakan cara-cara lama yang sebetulnya mengingatkan hubungan
manusia dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut tidak terlihat pada masyarakat kampung Bibis Kulon. Kesadaran masyarakat Bibis Kulon akan tradisi kebudayaan
yang diwariskan secara turun – temurun akan terus di lestarikan karena kebudayaan
merupakan jati diri sebuah bangsa Wawancara dengan Bapak Joko susilo, 22 Mei 2012
Upacara bersih desa di kampung Bibis Kulon pada dasarnya merupakan kepentingan semua warga. Oleh karena itu semua kalangan masyarakat berperan
serta dan bekerja sama untuk menunjang kelancaran pelaksanaan. Persiapan awal dalam Upacara bersih desa adalah mengadakan suatu pertemuan rapat . Rapat
terdiri atas wakil – wakil warga masyarakat dari 3 tiga RW yaitu RW 16, RW 17
dan RW 18. Dalam rapat tersebut kepala lingkungan kampung, sesepuh dan para tokoh masyarakat untuk membahas rencana pelaksanaan, pembentukan panitia dan
commit to user 45
anggaran upacara bersih desa Mbah Meyek. Rapat dilakukan 2 dua bulan sebelumnya.
Dalam pelaksanaan upacara bersih desa membutuhkan biaya yang cukup besar untuk operasionalnya. Dalam hal anggaran dana masyarakat mencari sumber
dana yaitu dari warga setempat, donatur dan sponsorship. Dalam hubungan dengan pengadaan dana pemerintah dinas pariwisata kota Surakarta saat ini sudah
memberikan bantuan, namun masih berupa subsidi, yakni bantuan dana sejumlah 25 dari total biaya keseluruhan. Dan untuk menunjang acara tersebut masyarakat
dengan sukarela memberikan iuran wajib minimal Rp 10.000,00 Sepuluh Ribu Rupiah setiap kepala keluarga. Seluruh warga masyarakat yang berpartisipasi atas
dasar kesadaran tanpa mengharapkan imbalan. Masyarakat mempunyai antusiasme yang tinggi akan terselenggaranya upacara bersih desa tersebut karena hal tersebut
merupakan kebanggaan tersendiri warga kampung Bibis Kulon. wawancara dengan Bapak Surono, 25 Mei
Pemerintah dinas pariwisata kota Surakarta, pada tahun 2011 mulai memberikan perhatian yang intensif yakni mulai memberi bantuan meskipun masih
berupa subsidi, melakukan promosi – promosi melalui spanduk, brosur saat
menjelang upacara bersih desa dilaksanakan pada tahun 2011. Pemerintah baru melihat gejala peningkatan antusiasme masyarakat dalam upacara bersih desa Mbah
Meyek akhir – akhir ini. Namun saat ini masih belum ada upaya tingkat lanjut dalam
mengembangkan atraksi wisata budaya tersebut. Perhatian yang khusus dari pemerintah sebagai pemegang kekuasaan mengambil peran yang sangat besar,
karena berkembangnya suatu daerah tujuan wisata pasti tidak lepas dari peran pemerintah.
commit to user 46
C. Kendala-kendala Dalam Melestarikan Upacara Bersih Desa Mbah Meyek