105
dan kelas VI menjadi lebih akrab. Selain itu, dengan terbentuknya team work antarsiswa menghasilkan permainan musik yang selaras dan harmonis serta
mendapatkan prestasi dibidang nonakademik, yaitu dapat dilihat dari prestasi yang telah berhasil diraih oleh siswa SD Negeri 2 Tanggungharjo pada setiap
perlombaan seni yang diikuti oleh sekolah selalu memperoleh juara.
C. Faktor Penghambat dalam Pembelajaran Ekstrakurikuler Seni
Karawitan sebagai Proses Pembentukan
Team Work Antarsiswa
Faktor-faktor yang dapat menghambat dalam pembelajaran ekstrakurikuler seni karawitan sebagai proses pembentukan team work antarsiswa dapat diketahui
peneliti berdasarkan hasil dari kegiatan observasi dan wawancara. Faktor penghambat dapat ditimbulkan dari faktor siswa, faktor pelatih, serta faktor sarana
dan prasarana pembelajaran. 1.
Faktor Siswa Perbedaan karakteristik dan kemampuan, serta minat yang dimiliki siswa
sangat mempengaruhi penyerapan materi pembelajaran yang diberikan oleh pelatih. Beberapa siswa yang susah diatur dan mengalami kesulitan dalam
menerima materi yang diberikan oleh pelatih memerlukan proses yang cukup lama untuk dapat menyerap dan membutuhkan latihan yang lebih intensif serta
memerlukan penanganan khusus dari pelatih. Selain itu, terdapat pula siswa yang malas untuk latihan. Hal ini dapat menghambat dalam membentuk kekompakan,
permainan musik yang dihasilkan tidak dapat selaras dan berjalan dengan harmonis, sehingga team work antarsiswa belum dapat diwujudkan.
106
Upaya untuk mengatasi hambatan tersebut hendaknya siswa lebih disiplin dan memerhatikan materi yang diberikan oleh pelatih, sehingga siswa dapat
menguasai materi dan pembelajaran dapat berjalan lancar. Siswa diberikan motivasi-motivasi dan dukungan bahwa untuk menghasilkan permainan musik
yang harmonis dan nantinya dapat memenangkan perlombaan, dibutuhkan keuletan, ketekunan, dan kedisiplinan dalam mengikuti latihan, serta
menjalinhubungan baik dan kerjasama yang baik dengan siswa lain.
2. Faktor Pelatih
Jumlah pelatih pada pembelajaran rutin kegiatan ekstrakurikuler seni karawitan, kurang memadai untuk melatih siswa dengan jumlah yang banyak.
Sehingga materi pembelajaran belum dapat diserap oleh siswa secara maksimal. Siswa belum mendapatkan penanganan secara merata dari pelatih, jika mengalami
kesulitan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pihak sekolah untuk
mengatasi kendala tersebut, yaitu dengan menambah tenaga pengajar agar materi pembelajaran dapat disampaikan secara efektif. Pelatih juga harus lebih
mengembangkan kreatifitas baik dalam pemilihan, maupun dalam penyampaian materi pembelajaran, pelatih sebaiknya lebih banyak menggali potensi siswa
melalui pemberian materi yang beragam dengan penyajian yang lebih menarik, selain itu pelatih juga harus memantau perkembangan siswa setiap kali latihan
untuk meningkatkan kualitas teknik memainkan alat musik dari tiap-tiap siswa.
107
3. Faktor Sarana dan Prasarana
Keterbatasan sarana pembelajaran ekstrakurikuler seni karawitan yang dimiliki sekolah dan beberapa alat musik dalam keadaan rusak, sehingga
diperlukan adanya sistem rolling atau pergantian pemain dalam setiap latihan. Siswa tidak dapat berlatih secara maksimal dan memainkan setiap alat musik,
yang terkadang siswa saling berebut agar dapat mencoba memainkan alat musik yang diinginkan. Selain itu, tidak terdapat biaya operasional untuk pemeliharaan
sarana dan prasarana sehingga keadaannya menjadi kurang terawat. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak sekolah sebaiknya menyediakan
sarana dan prasarana yang memadai agar latihan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, perlu disediakannya biaya operasional untuk perawatan dan
pemeliharaan sarana prasarana pembelajaran.
108
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, simpulan hasil penelitian tentang Pembelajaran Ekstrakurikuler Seni Karawitan Jawa sebagai Proses
Pembentukan Team Work Antarsiswa di SD Negeri 2 Tanggungharjo, kecamatan Grobogan, kabupaten Grobogan, antara lain: terdapat dua pola pembelajaran
dalam penyelenggaraan ekstrakurikuler seni karawitan Jawa di SD Negeri 2 Tanggungharjo, kecamatan Grobogan, kabupaten Grobogan, yaitu: pembelajaran
rutin dan pembelajaran insidental. Pembelajaran rutin ekstrakurikuler seni karawitan Jawa terdiri dari beberapa komponen pembelajaran, antara lain: tujuan
pembelajaran, siswa, pelatih, metode, materi, media pembelajaran, evaluasi, serta sarana dan prasarana. Siswa kegiatan ekstrakurikuler seni karawitan Jawa dibina
dengan disiplin melalui latihan yang rutin agar dapat terbentuk team work antarsiswa sehingga membawa dampak positif bagi diri siswa dan pihak sekolah.
Tahapan-tahapan proses pembentukan team work antarsiswa, adalah: 1 mengenali diri sendiri dan memahami orang lain, 2 membangun sikap saling
percaya trust, 3 tidak merendahkan kemampuan orang lain, 4 memiliki pemimpin yang bertanggungjawab, 5 membentuk sistem komunikasi yang
efektif, 6 menentukan peran dan tugas yang tepat bagi individu, 7 membuat