Konsep Dasar Tentang Bunyi Pengujian Densitas Pengujian Kekuatan Tarik

17 epoksi, atau lem yang relatif tipis yang dapat digunakan untuk melapisi suatu benda. Parameter yang digunakan untuk menjelaskan isolasi atau kemampuan menghentikan bunyi adalah koefisien transmisi τ. Koefisien transmisi didefinisikan sebagai perbandingan daya bunyi yang ditransmisikan melalui suatu material terhadap daya bunyi yang datang. Semakin kecil nilai transmisinya, maka semakin bagus sifat isolasinya. Pada umumnya material penyerap secara alami bersifat resistif, berserat fibrous, berpori porous atau dalam kasus khusus bersifat resonator aktif. Ketika gelombang bunyi menumbuk material penyerap, maka energi bunyi sebagian akan diserap dan diubah menjadi panas. Besarnya penyerapan bunyi pada material penyerap dinyatakan dengan koefisien serapan α. Koefisien serapan α dinyatakan dalam bilangan antara 0 dan 1. Nilai koefisien serapan 0 menyatakan tidak ada energi bunyi yang diserap dan nilai koefisien serapan 1 menyatakan serapan yang sempurna Mediastika, 2009. Bunyi yang dihasilkan mempunyai nada rendah atau tinggi bergantung pada frekuensi dan dipengaruhi oleh dimensi, kerapatan, dan elastisitas bunyi yang dihasilkan dari nada yang lebih tinggi. Ketika gelombang bunyi yang dihasilkan oleh sumber lain yang menjangkau kayu, sebagian dari energi akustiknya dipantulkan dan sebagian masuk ke dalam kayu. Suara atau bunyi biasanya merambat melalui udara, suara atau bunyi tidak dapat merambat melalui ruang hampa Tsoumis, 1991.

2.8 Konsep Dasar Tentang Bunyi

Bunyi adalah hasil getaran sebuah benda. Getaran dari sumber bunyi menggetarkan udara sekitarnya, dan merambat ke segala arah sebagai gelombang longitudinal. Bunyi secara psikologis, didefenisikan sebagai hasil dari variasi- variasi tekanan udara yang berlaku pada permukaan gendang telinga mengubah tekanan ini menjadi sinyal-sinyal elektrik dan diterima otak sebagai bunyi. Bunyi juga dapat didefenisikan sebagai gangguan fisik dalam media yang dapat dideteksi oleh telinga manusia. Pengertian ini menetapkan kebutuhan akan adanya media yang memiliki tekanan dan elastisitas sebagai media pemindah gelombang bunyi. Ubiversitas Sumatera Utara 18 Bunyi termasuk gelombang mekanis longitudinal. Gelombang bunyi tersebut dapat dijalarkan di dalam benda padat, benda cair dan gas. Bunyi tidak merambat melalui ruang hampa udara vakum. Bunyi merambat melalui suatu medium dengan cara memindahkan energi kinetik dari satu molekul lainnya dalam medium tersebut. Bunyi dapat didengar oleh telinga manusia, apabila mempunyai frekuensi antara 20 Hz sampai 20 kHz. Jangkauan frekuensi ini disebut frekuensi audio audible range. Frekuensi bunyi dibawah ambang batas pendengaran manusia 20 Hz disebut frekuensi infrasonik. Sedangkan frekuensi diatas ambang batas pendengaran manusia 20 kHz disebut frekuensi ultrasonik. Mediastika, 2009

2.9 Pengertian Kebisingan

Bising noise diartikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan dan dapat merusak pendengaran manusia. Bunyi dinilai bising sangatlah relatif sekali, suatu contoh bunyi mesin-mesin di pabrik merupakan hal yang biasa bagi opertornya, tetapi tidak demikian pada orang-orang lain disekitarnya. Itu adalah suara yang tidak diinginkan, suara itu adalah kebisingan. Tetapi hampir semua mesin-mesin yang dihasilkan, baik itu untuk industri maupun pada kendaraan bermotor selalu disertai dengan kebisingan. Mediastika, 2009

2.9.1 Sumber-Sumber Kebisingan

Secara garis besar sumber-sumber kebisingan dapat dibagi atas tiga yaitu: 1. Air Borne Merupakan penyebab kebisingan akibat fenomena turbulen, shock dan pulsasi didalam media udara atau gas. 2. Solid Borne Structur Borne Fenomena kebisingan yang terjadi pada benda solid akibat dari impak, medan magnet dan lainnya. 3. Fluid Borne Kebisingan pada fluida yang disebabkan oleh gejala-gejala turbulen, kavitasi dan pulsasi. Mediastika, 2009 Ubiversitas Sumatera Utara 19

2.10 Pengujian Densitas

Densitas merupakan kerapatan suatu bahan dalam hal ini papan komposit. Pengujian densitas dilakukan dengan menimbang massa sampel, kemudian diukur panjang, lebar dan tebal sampel,dilakukan untuk menentukan volume sampel. Irfandi, 2011 Densitas sampel dapat dihitung menggunakan persamaan berikut : ρ = .............................................2.1 Dengan : ρ = kerapatan grcm 3 m = massa sampel gram V = volume sampel cm 3

2.11 Pengujian Kekuatan Tarik

Sifat mekanis biasanya dipelajari dengan mengamati sifat kekuatan tarik σ terhadap suatu material yang diberikan tekanan menggunakan alat pengukur yang disebut tensiometer atau dinamometer.Kekuatan tarik dapat diartikan sebagai ketahanan suatu bahan yang bekerjaparalel pada bahan yang menyebabkan bahan tersebut putus tarik. Kuat tarik dapat dihitung dengan persamaan berikut : σ = ............................................2.2 Dengan : σ =kekuatan tarik Nm 2 F = gaya tarik N A o = luas penampang awal m 2 Selama perubahan bentuk , dapat diasumsikan bahwa volume spesimen tidak berubah. Perpanjangan tegangan pada saat bahan terputus disebut kemuluran. Besaran kemuluran ε menurut Wirjosentono,1995, dapat didefenisikan sebagai berikut: ε = x 100 ...........................2.3 Ubiversitas Sumatera Utara 20 Dengan : ε = kemuluran l = panjang spesimen mula-mula mm l = panjang spesimen saat putus mm

2.12 Pengujian Kekuatan Impak