74
2 Mendidik anak melaui pembiasaan habit forming, dengan oendekatan penegakan amar ma’ruf nahi munkar dan penanaman
tanggung jawab kepemimpinan leadership. 3 Membekali anak dengan basis keilmuan mendasar sebagai basis
kerangka berfikir, antusias keilmua, pengkajian dan berkarya ilmiah dalam nuansa pembelajran dinamis.
4 Pendekatan pembelajaran sengan mempertimbangkan aspek kebutuhan, kondisi dan perbedaan individu anak dengan rasio guru
1-15. 5
Pembelajran langsung “learning by doing” dengan mengoptimalkan potensi anak.
6 Menerapkan sistem
integrator secara
terpadu dengan
mengoptimalkan peran sekolah dan keluarga secara harmonis.
2. Program Makan Siang Di Sekolah
a. Proses pengelolaan makan siang di sekolah Proses pengelolaan makan siang di sekolah diatur dengan
pengaturan jadwal menu tiap bulannya dan penyusunan menu diganti tiap Minggunya. Standar pemenuhan kecukupan gizi cukup memenuhi
kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin, dan serat yang cukup. Penyempurnaan gizi pada kebutuhan gizi diganti dengan pengadaan
minuman tambahan yang diberikan setiap hari olah raga bersama yang diadakan setiap hari Rabu. Penyiapan makan siang dilakukan melalui
75
tahapan pengadaan bahan makanan yang dibeli satu hari sebelumnya, untuk bahan basah yang bisa disimpan bahan akan dipersiapkan dan
disimpan di lemari pendingin. Dengan jumlah tenaga kerja dapur sebanyak 6 orang yang terdiri dari 4 karyawan perempuan dan 2 laki-
laki pengolahan serta penyiapan makan siang berjalan dengan baik dan tepat waktu. Sejauh ini penyajian makan siang diserahkan pada pihak
sekolah di mana makan siang diantarkan ke sekolah dan selanjutnya ditata dan diatur oleh ustad dan ustadzah sebagai pengawas. Kegiatan
makan siang di sekolah dilaksanakan setelah para siswa menunaikan sholat zuhur. Dalam pengadaan makan siang di sekolah seutuhnya
diatur oleh bagian kerumah tanggaan. b. Proses makan siang di sekolah terhadap nilai karakter
Penelitian yang telah dilakukan di SDIT Bina Anak Sholeh Giwangan Yogyakarta memberikan banyak nilai yang bermanfaat bagi
peneliti, dari hasil wawancara yang di lakukan dengan beberapa nara sumber dari pihak sekolah menjelaskan bahwa penerapan pendidikan
karakter di skolah SDIT BIAS Giwangan Yogyakarta ini menggunakan system “habit forming” atau yang dikenal sebagai penerapan kebiasaan
kepada seluruh siswa. Hasil wawancara yang diperoleh dari Kepala Sekolah SDIT BIAS Giwangan Yogyakarta yang saat ini dikepalai oleh
Bapak Nasoha Alasyar, SE, menjelaskan yang salah satunya mengenai pencapaian tujuan sekolah yakni menciptakan atau menghasilkan anak-
anak yang berakidah, sholehsholekha, dan tetap mampu berdaya saing
76
luas. Harapan besar yang diharapkan kepada anak-anak SDIT BIAS Giwangan Yogyakarta kedepanya ialah dapat menjadi anak-anak
berakhlak baik dan bisa membiasakan hal-hal baik yang dipahaminya di sekolah untuk bisa diterapkan di rumah. Sehubungan dengan nilai
karakter yang diharapkan tumbuh pada diri siswa, program makan siang di sekolah yang diselenggarakan oleh pihak seolah tentunya
memberikan pengaruh besar dalam pembiasan karakter anak. Berlanjut dengan hasil wawancara yang diperoleh oleh peneliti
dengan salah satu Staf Ahli Manajemen SDIT BIAS Giwangan Yogyakarta yang pada saat ini diamanahkan kepada Ustadzah Siti
Jamhanah S, Pt,, menjelaskan di antaranya mengenai pembinaan karakter pada anak yang telah masuk dalam pembelajaran dan
pembiasaan dunia “Lidershif” ditambah dengan pembiasaan dari awal
masuk waktu belajar hingga selesai. Demikian pula untuk pendidikan karakter itu sendiri sudah ada dengan nama karakter Kebangsaan dan
telah masuk ke dalam Rancangan Pengajaran Pembelajaran RPP tahun ajaran 20112012.
Tujuan program makan siang tersebut merupakan program yang telah masuk ke dalam kurikulum, jadi kegiatan belajar mengajar yang
berikan bertujuan untuk mengajarkan kepada seluruh siswa SDIT BIAS Giwangan Yogyakarta terhadap nilai-nilai adab makan, akhlak, dan
bidang keilmuan. Ketiga komponen tersebut merupakan acuan penilaian dari program makan siang di sekolah SDIT BIAS Giwangan
77
Yogyakarta, tentunya guna menambah pengetahuan siswa sekolah juga menyertakan kegiatan PKL Praktek Kegiatan Lapangan berupa
kegiatan kunjungan. Dalam penerapan kegiatan belajar mengajar KBM pada program makan siang, kegiatan dimulai setelah sholat
dzuhur, anak-anak kemudian kembali masuk ke dalam kelas. Sebelum anak-anak antri mengambil makan siangnya, ustad-ustadzah akan
memberikan kuis sebatas mengasah kembali pengetahuan anak barulah setelah itu anak-anak dengan tertib mengambil makan siangnya.
Proses makan siang yang dilaksanakan oleh siswa selanjutnya setelah mengambil makan siang yang telah diatur oleh ustad-ustadzah
yang selalu mendampingi sehingga tetap terjaga tertip dan rapih. Anak- anak makan siang di dalam kelas sesuai dengan temat duduknya
masing-masing, selanjutnya salah satu anak akan memimpin untuk berdoa sebelum makan siang mereka mulai. Setelah selsai makan siang
dan menghabiskan makan siangnya, anak-anak dengan kesadaran dirinya membersihkan temoat makan dan menempatkan kembali
kedalam rak penyimpanan alat makan. setelah makan, alat-alat telah tersusun rapih kembali, anak-anak segera membersihkan mulut dan
gigi. Setelah semua dikerjakan dan anak-anak sudah merasa segar, kemudian anak-anak dipersiapkan lagi oleh ustad-ustadzah untuk siap
melanjutkan pelajaran kembali.
78
3. Hasil Evaluasi Efektivitas Program Makan Siang Sekolah Dalam