17 Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
Dirjen POM, 1995. Hidrokuinontermasuk golongan obat keras yang hanya dapat
digunakanberdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa
terbakar, bercak-bercak hitam BPOM, 2009.
2.3.1 Bahaya Hidrokuinon dan Dampaknya Bagi Tubuh
Hidrokuinon berpotensi karsinogenik dan dikenal sebagai pengiritasi kulit. Ini selalu dianggap sebagai bahan sediaan topikal
utama untuk menghambat pembentukan melanin. Karena hidrokinon bersifat karsinogenik,penggunaannya dilarang di
beberapa negara karena takut menimbulkan resiko kanker. Beberapa kekhawatiran tentang pemakaian hidrokinon yang aman
pada kulit telah dinyatakan, tetapi penelitian telah menunjukkan ketika hidrokuinon di aplikasikan pada sediaan topikal, memiliki
reaksi negatif ketika dalam konsentrasi kecil, namun besar dampaknya ketika digunakan pada konsentrasi yang tinggi
Amponsah, 2010. Efek samping hidrokuinon dapat menimbulkan dermatitis
kontak dalam bentuk bercak warna putih pada wajah atau sebaliknya. Menimbulkan reaksi hiperpigmentasi. Gejala awal
dapat berupa iritasi kulit ringan, panas, menyebabkan luka bakar,
18 merah, menyengat, eritmia, gatal, atau hitam pada wajah akibat
kerusakan sel melanosit Gianti, 2013.
2.4KLT
Kromatografi lapis tipis KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Berbeda dengan kromatografi
kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas didalam kolom, maka pada KLT, fase diamnya berupa lapisan yang seragam uniform pada permukaan
bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai
bentuk terbuka dari kromatografi kolom Rohman dan Gandjar, 2007. Prinsip KLT tradisional sangat sederhana, yakni campuran solut yang akan
dipisahkan ditotolkan pada permukaan lempeng tipis lalu dikembangkan didalam chambermenggunakan fase gerak yang sesuai. Kekuatan interaksi yang berbeda
antara molekul solut dengan fase diam atau fase gerak akan menghasilkan mobilitas dan pemisahan yang berbeda Rohman dan Gandjar, 2007.
Retensi solut pada kromatografi lapis tipis KLT dicirikan dengan faktor retardasi solut R
f
yang didefinisikan sebagai jarak migrasi solut terhadap jarak ujung fase geraknya.
R
f
=
Jarak yang ditempuh solut Jarak yang ditempuh fase gerak
Nilai maksimum Rf adalah 1. Nilai minimum Rf adalah 0, dan ini teramati jika solut tertahan pada posisi tidak awal di permukaan fase diam Rohman dan
Gandjar, 2007.
19 Kromatografi lapis tipis Pemisahan senyawa yang hendak dianalisis
menjadi fraksi tertentu dapat dilakukan dengan kromatografi diferensiasi mikro. Yang sesuai dalam hal ini adalah kromatografi lapis tipis yag baru sedikit
digunakan. Penggunaan yang utama adalah untuk analisis kualitatif campuran kompleks senyawa, yang dalam penggunaannya yang lazim sebagai kromatografi
adsorpsi, dan perbedaan polaritas senyawa yang menentukan terjadinya pemisahan sehingga diperoleh komponen tunggal. Pemilihan pelarut pengembang
diarahkan kepada fraksi tunggal golongan zat yang diinginkan Schunack dkk,
1990.
Kromatografi lapis tipis digunakan untuk pemisahan senyawa secara cepat, dengan menggunakan zat penyerap berupa serbuk halus yang dilapiskan
serba rata pada lempeng kaca. Lempeng yang dilapis, dapat dianggap sebagai “kolom kromatografi terbuka” dan pemisahandapat didasarkan pada penyerapan,
pembagian atau gabungannya, tergantung dari jeni zat penyerap penukar ion dapat digunakan untuk pemisahan senyawa polar. Harga Rf yang diperoleh pada
kromatografi lapis tipis tidak tetap. Lampu ultraviolet yang cocok untuk pengamatan dengan panjang gelombang pendek 254 nm dan dengan panjang
gelombang panjang 336 nm Dirjen POM, 1979. Pemisahan KLT dikembangkan oleh Ismailoff dannSchraiber pada tahun
1938. Tekniknya menggunakan penyokong fase diam berupa lapisan tipis seperti lempeng kaca, aluminium atau pelat inert Yazid, 2005.
Adsorben yang digunakan biasanya terdiri dari silika gel atau alumina dapat langsung atau dicampur dengan bahan perekat misalnya kalsium sulfat
20 untuk disalutkan dilapiskan pada pelat. Sekarang telah tersedia di pasaran
berbagai lapis tipis pada pelat kaca, lembara aluminium atau lembaran sintetik yang langsung dapat dipakai. Pada pemisahannya, fase bergerak akan membawa
komponen campuran sepanjang fase diam pada pelat sehingga terbentuk kromatogram. Pemisahan yang terjadi berdasarkan adsorpsi dan partisi Yazid,
2005. Teknik kerja KLT prinsipnya hampir sama dengan kromatografi kertas.
Pengembangan umumnya dilakukan dengan cara menaik dalam mana pelat dicelupkan ke dalam pelarut pengembang. Dibandingkan dengan kromatografi
kertas, KLT mempunyai beberapa kelebihan yaitu: 1.
Waktu pemisahan lebih cepat 2.
Sensitif, artinya meskipun jumlah cuplikan sedikit masih dapat dideteksi 3.
Daya resolusinya tinggi, sehingga pemisahan lebih sempurna Penentuan harga Rf pada KLT sama dengan pada kromatografi kertas.
Harga Rf dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif. Untuk tujuan penentuan kadar, bercak komponen dapat dikerok lalu dilarutkan dalam pelarut yang sesuai
untuk dianalisa dengan metode lain yang tepat Yazid, 2005. Aplikasi KLT yang sangat luas, termasuk dalam bidang organik dan
anorganik. Kebanyakan senyawa yang dapat dipisahkan bersifat hidrofob seperti lipida-lipida dan hidrokarbon dimana sukar bila dikerjakan dengan kromatografi
kertas. KLT juga penting untuk pemeriksaan identitas dan kemurnian senyawa obat, kosmetika, tinta, formulasi, pewarna dan bahan makanan Yazid, 2005.
21
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Tempat Pelaksanaan Identifikasi