Bahan PA 01 September 2015

Yogyakarta, 26 Agustus 2015

Hosea

2:l-22.

ALLAH YANG MEMPERTAHANKAN RELASI DENGAN UMAT.NYA DAN YANG
MENGHENTIKAN PERSUNDALAN
Kita mengenal dan mengalami berbagai bentuk hubungan. Hubungan yang bersifat individual maupun
yang bersifat komunal. Tidak jarang terjadi ketegangan dalam hubungan tersebut. Contoh hubungan
dalam gereja adalah hubungan antar anggota Majelis gereja. Menurut GKf, Majelis gereja terdiri dari
tiga unsur: Penatua, Diaken dan Pendeta. Terkadang, ketegangan hubungan terjadi antara Majelis dari
unsur Pendeta dengan Majelis dari unsur Penatua dan atau Diaken. Bisa jadi, penyebab ketegangan
relasi tersebut adalah kesalahan yang dilakukan oleh salah satu pihak, misalnya Pendeta. Dan akhir
dari ketegangan relasi tersebut bermacam-macam. Salah satu macamnya adalah cerai atau putusnya
relasi antar anggota Majelis. fabatan Pendeta ditanggalkan, Pendeta dan kelurga "diusir" dari
komunitas, tempat di mana mereka mengada sebelumnya. Menarik untuk mempelajari kitab Hosea
2:1-22 ketika berdiskusi mengenai cara menanggapi ketegangan dalam relasi dan sekaligus
menghentikan kej ahatan.
Kitab Hosea merupakan bagian dari kitab Nabi-Nabi kecil. Pak Paulus, pada ibadah pembukaan PA
yang lalu, menjelaskan makna istilah "kecil" yang digunakan dalam kitab Nabi-Nabi. Bukan karena

peran dan makna kitabnya yang kecil, melainkan ukuran tebal tipisnya tulisan yang menjadikan suatu
kitab disebut besar atau kecill. Hosea digolongkan sebagai kitab Nabi-Nabi kecil karena tipisnya
tulisan. Kitab yang kecil ini berbicara mengenai masalah yang besar, hubungan Allah dengan umat
dalam aras suatu bangsa. Menariknya lagi, masalah besar tersebut, disajikan oleh Hosea secara
simbolik, dan symbol yang digunakan adalah keluarga, bagian terkecil dalam masyarakat.
Pada pasal yang pertama, yang oleh pak Paulus, di dalam refleksinya, diberi judul "Allah Yang
Menegakkan Kebenaran dan Memberikan Kasih", penulis Hosea menggunakan bentuk bahasa narasi.
Kini, pada pasal yang kedua, penulis Hosea menggunakan bentuk bahasa puisi dan prosaZ.
Para ahli sepakat untuk membagi pasal ini ke dalam dua bagian. Namun demikian, para ahli tidak
seutuhnya sepaham dalam menentukan batasan untuk bagian-bagian tersebut. Arie de Kuiper
membagi pasal ini menjadi dua bagian: bagian pertama ayat t-I4 dan bagian kedua ayat 15-22s. Hal
yang sama juga dilakukan oleh james Luther Maysa. Bruce C. Birch memberikan batasan secara
berbedas. Menurutnya, bagian pertama terdiri dari ayat '1,-L2, dan bagian kedua adalah ayat 13-22.
Saya sepakat dengan para ahli, untuk membagi pasal ini menjadi dua bagian.
Kedua bagian mempunyai perbedaan. Pada bagian pertama penulis memperlihatkan kemarahan,
kekecewaan, penolakan, ancaman dan hukuman suami kepada istrinya yang secara simbolik
menunjukkan kemarahan, kekecewaan, penolakan, ancaman dan hukuman Allah kepada umat-Nya,
yang disebabkan oleh persundalan umat Israel dengan para Baal. Sementara, pada bagian kedua,
penulis menunjukkan hal yang sebaliknya. Tuhan Allah ditampilkan sebagai suami yang berupaya
merangkul, memperbaiki dan memulihkan hubungan dengan isterinya. Perbedaan tersebut

menunjukkan waktu dan situasi penulisan yang berbeda.
Bagian pertama ditulis pada masa di mana keadaan politik bangsa Israel masih stabil, masa ini adalah
periode akhir pemerintahan Yerobeam II. Sementara, bagian kedua ditulis pada masa pergolakan
politik dalam negri bangsa Israel yang berdarah sampai runtuhnya Israel sebagai bangsa. Pada masa
I

Paulus Sugeng Widjaya, Atlah Yang Menegakkan Kebenaran dan Memberikan Kasih. Tidak diterbitkan, 2015, hlm
Bruce C. Birch, Hosea, Louisville: Wesminter John Knox Press, 1997,p.27.
t
Arie de Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea. Jakarta: BPK Gunung Mulia 2003, hlm. 29.
') James Luther Mays, Hosea: Commentary. Philadelphia: The Wesminter Press, 1976, p.34-53
P.",,^o C Rirnh lJnoon I nrricrrille. \f,,Icqminter Tnhn I{nnv Preqq IQQ'7 n)R-1'7

2

l.

ini tampuk kekuasaan bangsa Israel diperebutkan dengan cara yang kejam dan keji.

Setelah


Yerobeam II mati, anaknya, Zakharia, menggantikannya selama enam bulan. Salum membunuh dan
menggantikan Zakharia menjadi raja Israel. Umur pemerintahan Salum hanya satu bulan. Ia
digantikan oleh Menahem yang memerintah selama sepuluh tahun. Selain itu, periode ini diwarnai
suhu politik regional dan global yang memanas. Israel terus menerus berperang melawan Yehuda.
Asyur sebagai Negara adidaya, Aram dan Mesir sebagai Negara dekat terlibat dalam permusuhan
militer
ke
Israel
Israel-Yehuda.
Invasi
Asyur
mengak
ibatkan kehancuran Israel pada tahun 722 sebelum masa bersama. Pesan yang menyatakan suasana
batin dan pikiran Allah serta perbedaan waktu penulisan inilah yang merupakan pijakan pikir saya
untuk menyepakati pembagian pasal kedua ini ke dalam dua bagian.
Kedua bagian dalam pasal kedua menunjukkan hubungan keluarga Hosea: hubungan suami-isteri,
habungan segitiga ayah-anak-isteri, dan hubungan ayah-anak. Lagi-lagi harus diingat, secara simbolik
pengalaman relasi keluarga Hosea menunjukkan relasi Allah dengan bangsa Israel. Bagian pertama
menunjukkan hubungan suami-isteri yang tegang. Keadaan ini menggambarkan tegangnya hubungan

Allah dengan Israel. Ketegangan itu terlihat dari perkataan ayah kepada anaknya: "Adukanlah ibumu,
adukanlah, sebab dia bukan isteriku, dan aku ini bukan suaminya;..." (ayat1-). Pemicu ketegangan,
menurut versi suami, adalah sundal dan zinah: isterinya yang dahulu merupakan perempuan sundal
ternyata tidak berhenti melakukan zinah dan sundal, sampai sekarang ia masih melakukannya.
Ketegangan itu meluas, si suami mengajak anaknya berkoalisi untuk mengadukan ibunya ke
pengadilan. Delik aduannya adalah persundalan dan perzinahan. Tuntutan si pengadu adalah supaya
pelaku menghentikan persundalan dan perzinahannya. Bisa saja diajukan pertanyaan: mengapa si
pengadu tidak menuntut perceraian seperti artis Risti Tagor yang menggugat cerai suaminya, padahal
ada alasan kuat baginya untuk mengajukan gugatan cerai? Toh, ada peraturan bagi bangsa Israel yang
mengatur perceraian. Suami diperbolehkan menceraikan isterinya, apabila isteri melakukan
perzinahan. Ketegangan itu semakin meluas dengan kemarahan ayah kepada anak-anaknya
sebagaimana diperlihatkan pada ayat ke-3. Anak-anak berlaku sama seperti ibunya. Lagi-lagi terlihat
ketegangan relasi keluarga: suami-isteri, ayah-anak. Meskipun demikian ketegangan relasi tidak
menyurutkan semangat suami untuk mempertahankan relasi yang telah diikatnya dalam janji dan

upaya suami menghentikan persundalan. Upaya suami mempertahankan hubungan dan
menghentikan persundalan merupakan bentuk kesetian kasih suami terhadap isteri dan anakanaknya.
Upaya suami menghentikan persundalan isterinya tidak berhenti pada pengaduan dipengadilan dan
ancaman untuk menghukum isteri. Suami berkata [ayat 5-6): "Sebab itu, sesungguhnya, Aku akan
menyekat jalannya dengan duri-duri, dan mendirikan pagar tembok mengurung dia, sehingga dia

tidak menemui jalannya. Dia akan mengejar para kekasihnya, tetapi tidak akan mencapai mereka; dia
akan mencari mereka, tetapi tidak bertemu dengan mereka." Demikianlah upaya lebih lanjut yang
dilakukan oleh suami untuk mempertahankan ikatan relasi suami-isteri. Pengurungan dan
pengisolasian terhadap isteri juga merupakan cara untuk menghentikan persundalan, karena dengan

demikian isteri tidak bisa bertemu dengan kekasih-kekasihnya.
Pada akhir bagian pertama atau menjelang awal bagian kedua penulis memperlihatkan upaya suami
mempertahankan hubungannya dengan isterinya dengan pendekatan yang baru. Apabila ia
menggunakan pendekatan yang konfrontatif sebelumnya, maka kini ia menggunakan pendekatan
yang persuasive. Si suami berkata fayat 13-14): "Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia,
ndan membawa dia ke padang , dan berbicara menenangkan hatinya. Aku akan memberikan
kepadanya kebun anggurnya dari sana, dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan.
Maka'dia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia berangkat
keluar dari tanah Mesir." Suami meyakini bahwa kombinasi pendekatan yang dipergunakannya akan

meinbuah hasil yang baik. Mengenai hasil yang baik sebagaimana dimaksud, dibicarakannya pada
bagian kedua.
Bagian kedua memperlihatkan meredanya ketegangan relasi suami-isteri, Allah dan Israel, umat-Nya.
Hubungan suami-isteri yang terkoyak dipulihkan. "Pada waktu itu, demikianlah Firman Tuhan,
engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku!" James Limburg

melukiskan suasana pulihnya hubungan suami-isteri antara Allah dengan umatnya dengan istilah
second honeymoon6. Lebih dari itu, pemulihan relasi tersebut juga meliputi hubungan antar bangsa
serta hubungan manusia dengan ciptaan Allah yang lain.
Di depan telah dikemukakan, bagian ini ditulis pada masa sulit bangsa Israel. Bangsa bergejolak,
musuh mendesak, merangsek dan menghancurkan. Koalisi yang dibangun tidak bisa menghentikan
invasi tentara Asyur. Para Baal yang mereka sembah ternyata tidak dapat menolong. Krisis
dimensional yang sedang dihadapi Israel dimanfaatkan oleh Allah sebagai kesempatan untuk
memulihkan hubungan-Nya dengan umat. Sekaligus dimanfaatkan oleh Allah untuk menyadarkan
bangsa Israel bahwa persundalan dan perzinahan yang dilakukan Israel adalah langkah yang keliru
dan tidak menyelamatkan kehidupan bangsa. Pendekatan persuasive Allah pada bagian ini bukan
hanya untuk memenangkan perdebatan, melainkan juga menghibur umat yang bersedih oleh karena
kekalahan dan kegagalan bangsanya.
Dapatlah untuk disimpulkan disini apa yang telah dipaparkan di depan: persundalan dan perzinahan
merusak relasi Allah-umat, relasi antar manusia dan relasi manusia-ciptaan yang lain. Hal ini tidak
bisa dipungkiri, tetapi Allah tidak menjadikannya sebagai alasan untuk memutuskan relasi-Nya
dengan umat. Allah berdaya-upaya mempertahankan relasi tersebut. Pada saat yang sama, Allah tidak
mentolelir persundalan. Persundalan harus dihentikan. Untuk itu Allah melakukan beragam
pendekatan: pendekatan yang konfrontatif maupun yang persuasive. Harapan yang hendak diraih
dengan langkah-langkah tersebut adalah pulihnya hubungan dan punahnya persundalan.
Satu pokok diskusi yang menurut saya menarik yang dapat dibicarakan dalam kelompok adalah:

Apa penilaian kita terhadap cerai atau putusnya relasi [untuk berbagai bentuk dan sifat relasi] yang
terjadi pada masa kini apabila dilihat dalam terang prinsip mempertahankan relasi dan menghentikan
kejahatan sebagaimana dilakukan Tuhan Allah sebagaimana dipaparkan dalam Hosea 2?
Terima kasih,

FYDP

u

James Limburg, Interpretation A Bible Commentary

p12.

for

Teaching and Preaching; Hose-Micah. Atlanta Johl Knox Press, 1988,