Epistemologi Ilmu Dakwah KERANGKA TEORITIK

masyarakat dan berusaha menawarkan solusi dalam menyelesaikan dan mengatasi persoalan masyarakat tersebut. Jadi objek formal ilmu dakwah yaitu dimensi keberagamaan manusia dalam upaya merealisasikan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan dalam rangka membangun dan membentuk masyarakat yang baik. Ontologi ilmu dakwah seperti ini akan memberikan peluang bagi ilmu dakwah untuk berhubungan secara kultural- fungsional dengan penyelesaian problem-problem kemanusiaan termasuk problem sosial. Diantara problem tersebut antara lain:kemiskinan, pengangguran, ketertinggalan pendidikan, aborsi, kenakalan remaja dan sebagainya.

b. Epistemologi Ilmu Dakwah

Dalam perspektif epistemologi secara umum bahwa sumber atau teori pengetahuan diperoleh dari hasil rasionalitas manusia berdasarkan data. Sedangkan dalam perspektif epistemologi Islam, bahwa teori pengetahuan didapatkan dari teks atau wahyu dan pemikiran manusia dalam aspek tradisi yang mensejarah. Jelasnya bahwa subjek atau sumber ilmu dalam Islam adalah Allah, yang menampilkan diri lewat al- Qur’an yang tertulis sebagai fitrah munazalah dan lewat ayat yang tercipta yaitu alam dan realitas sebagai fitrah majbulah. Jika dilihat dari perspektif Islam, epistemologi ilmu dakwah adalah sekumpulan pengetahuan yang bersumber dari wahyu teks dan pemikiran rasional muslim sepanjang sejarah tradisi Islam. Dalam kerangka epistemik ini, ilmu dakwah harus dipahami sebagai ilmu teoritik dan terapan Islam untuk menumbuhkan, menata dan merekayasa masa depan kehidupan umat dan peradaban Islam yang sesuai dengan tuntutan zaman. 10 Dalam pandangan Ilyas Supena 2008, epistemologi ilmu dakwah yang seperti ini,masuk dalam kategori epistemologi bayani yakni epistemologi yang menjadikan teks sebagai origin and source pengetahuan, dan kurang peduli terhadap epistemologi burhani yakni epistemologi yang menjadikan realitas empirik sebagai asal dan sumber pengetahuan. Akibatnya kajian ilmu dakwah yang berhubungan dengan dunia teks masih sangat dominan. Sementara kajian yang berhubungan dengan dunia sosial, baik dunia sosial pengararang 10 Salmadanis. Makalah “Posisi Ilmu Dakwah dalam Keilmuan lainnya”, Semiloka Nasional Pengembangan Keilmuan Dakwah IAIN Imam Bonjol, Padang 13-14 Juni 2006, hlm. 6 maupun dunia sosial pembaca masih sangat kering. Ada dua solusi yang ditawarkan oleh Ilyas Supena; pertama, ilmu dakwah perlu melakukan integrasi keilmuan dengan beragam ilmu dan karenanya dakwah akan menjadi sebuah disiplin ilmu yang bercorak interdisipliner. Kedua, ilmu dakwah perlu melakukan humanisasi ilmu keislaman dan islamisasi ilmu-ilmu sosial dan humaniora, sehingga terbangun suatu hubungan organis antara keduanya.

c. Aksiologi Ilmu Dakwah