kenyataan social daripada sifat dari data itu sendiri. Oleh karena itu cara memandang yang baru terhadap data pengalaman berkembang dari kreasi
konsep-konsep baru. Konsep dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsep yang observable
dan konsep yang construct. Sesuatu yang observable merupakan konsep, jika menunjuk pada satu objek atau peristiwa khusus atau sejenisnya yang dapat
ditangkap langsung dengan indera. Satu kata yang dipergunakan untuk menunjuk suatu obyek tertentu misalnya gedung, dapat dilihat sebagai
sesuatu yang observable. Berlawanan dengan konsep observable, konsep yang construct adalah menunjuk pada hakekat atau proses yang tidak dapat
diamati secara langsung, tetapi yang eksistensinya disimpulkan dari suatu yang dapat diamati atau seperangkat konsep yang juga dapat diamati.
Misalnya, para ahli psikologi cenderung melihat intelegensia itu sebagai suatu konsep construct, sedangkan angka tes IQ merupakan sesuatu yang dapat
diamati.
b. Klasifikasi
Konsep-konsep membentuk suatu dasar penting untuk klasifikasi. Satu konsep membedakan hal-hal yang termasuk dalam kelas yang ditunjuk oleh
konsep itu dan hal-hal lainnya. Dengan menggunakan variable-variabel, mungkin bagi kita untuk mengkategorisasi kasus-kasus yang berbeda dalam
gejala-gejala yang ditunjuk oleh konsep itu menurut perbedaan penting yang diperlihatkannya.
7
Tanpa melihat jumlah kategori atau teknik-teknik pengukuran, kategori-kategori yang terdapat dalam satu system klasifikasi harus bersifat
saling mengeksklusif dan tuntas exhaustive. Saling mengeksklusif berarti bahwa basis untuk membedakan satu kategori dari katagori lainnya harus
benar-benar tepat, memenuhi syarat sehingga satu kasus tertentu dapat dimasukkan kedalam hanya satu kategori. Tanpa kategori-kategori yang
demikian, bisa terjadi ambiguitas. Tuntas artinya bahwa kategori-kategori itu mencakup semua kasus yang berhubungan dengan gejala yang sedang
diamati, tidak ada kasus yang tidak diklasifikasi. Kategori-kategori yang bersifat menampung sesungguhnya bukan merupakan kategori yang patut
dipercayai, meskipun sering dipergunakan untuk menampung semua kasus
7
I b I d, hlm. 38 -39
yang memang tidak dapat diklasifikasi lagi. Konsep, variable, dan sistem klasifikasi adalah bahan-bahan mentah yang perlu untuk membangun teori.
c. Proposisi
Proposisi adalah satu pernyataan mengenai satu hubungan atau dua atau lebih konsep, khususnya hubungan antara variable-variabel. Proposisi-
proposisi saling berbeda satu sama lain dalam beberapa hal yang penting menurut keabstrakan dan generalitasnya, menurut kemampuan tahan ujinya
dan tingkatan dimana proposisi-proposisi itu sudah didukung secara empiris. Proposisi sering dibedakan dari hipotesa, dimana hipotesa merupakan
pernyataan mengenai hubungan-hubungan yang mungkin ada , yang dapat diuji secara empiris, yang berasal dari proposisi yang lebih abstrak. Kalau
satu proposisi sudah diperkuat dalam pelbagai lingkungan yang berbeda sedemikian rupa , sehingga bisa diterima secara umum sebagai satu proposisi
yang benar, maka proposisi semacam itu dapat dipandang sebagai satu hukum.
2.2. Konsep Dasar Ilmu Dakwah