Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 164 Tahun 1996

29 sistem kuota penjualanpembelian dapat menjadi alternatif solusi kelembagaan dalam rangka kemitraan tersebut.

3.1.2 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 164 Tahun 1996

tentang tentang Pengawasan Mutu Secara Wajib untuk Produk Ekspor Tertentu Melalui SK Menperindag No. 164MPP61996 tentang Pengawasan Mutu Secara Wajib untuk Produk Ekspor Tertentu, sebenarnya Pemerintah telah memiliki ketentuan SNI untuk biji kakao. Berikut ini adalah persyaratan umum dan persyaratan khusus mutu biji kakao sesuai dengan SNI 01-2323-2002. Tabel 7 : Persyaratan Umum Mutu Biji Kakao No. Jenis Uji Satuan Persyaratan 1. Serangga hidup - Tidak ada 2. Serangga mati - Tidak ada 3. Kadar air bb Maksimum 7.0 4. Biji berbau asap dan atau abnormal dan atau berbau Tidak ada 5. Kadar biji pecah dan atau pecah kulit bb Maksimum 3 6. Kadar benda-benda asing bb Maksimum 0 Sumber : Standar Nasional Indonesia Biji Kakao SNI 01-2323-2002 Tabel 8 : Persyaratan Khusus Mutu Biji Kakao 30 Biji slaty, biji putih Biji ungu Persyaratan max Persyaratan max Persyaratan max Persyaratan max Persyaratan max Persyaratan max I - M Maks 85 2 3 10 1 2 I - A 86-100 2 3 10 1 2 I - B 101-110 2 3 10 1 2 I - C 111-120 2 3 10 1 2 I - S 120 2 3 10 1 2 II - AA Maks 85 4 8 30 2 4 II - A 86-100 4 8 30 2 4 II - B 101-110 4 8 30 2 4 II - C 111-120 4 8 30 2 4 II - S 120 4 8 30 2 4 Jumlah biji per 100 gram Kadar biji berkapang bijibiji Kadar biji tidak terfermentasi bijibiji Kadar biji berserangga bijibiji Kadar biji pipih bijibiji Jenis Mutu Sumber : Standar Nasional Indonesia Biji Kakao SNI 01-2323-2002 Sayangnya ketentuan tersebut tidak bersifat wajib melainkan hanya bersifat sukarela. Dengan ketentuan ini menyebabkan tidak semua eksportir biji kakao melaksanakan SNI biji kakao tersebut, karena tidak diwajibkan oleh Pemerintah. Akibatnya banyak biji kakao yang diekspor kualitasnya di bawah standar SNI. Lebih lanjut kondisi ini menyebabkan para pembeli biji kakao di negara konsumen seringkali menilai rendah mutu biji kakao Indonesia sehingga dengan alasan tersebut mereka mengenakan discount terhadap harga biji kakao Indonesia.

3.1.3 Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2007 tentang Penghapusan PPN atas