Pengaruh Self Eficacy terhadap Motivasi

Sulthon Membangun Eikasi Diri Untuk Meningkatkan Performansi Siswa di Sekolah menghadapi tugas-tugas akademik, serta bagaimana ia dididik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dimana siswa itu tinggal. Secara skematis sumber terbentuknya self eficacy dapat dijelaskan dalam gambar 1. Performansi diri Perasaan mampu Pengalaman belajar Kesiapan berusaha Persuasi verbal Unjuk kerja Ketegangan Emosi Keyakinan hasil yang dicapai Gambar 1. Terbentuknya S elf Eficacy Sumber: Naqiyah, 2009

5. Pengaruh Self Eficacy terhadap Motivasi

Self eficacy seseorang mengenai kemampuannya berpengaruh terhadap seperangkat faktor penentu dari bagaimana seseorang tersebut berperilaku, bagaimana cara berpikirnya, serta bagaimana berbagai reaksi rasional yang ditunjukkannya dalam mengatasi situasi tertentu. Jadi rasa keberhasilan timbul dari penilaian kognitif mengenai kemampuan yang dimilikinya. Self eficacy juga menentukan seberapa besar usaha yang dikembangkan oleh seseorang dan seberapa lama mereka bertahan dalam menghadapi kesulitan atau tantangan Bandura, 1986. Dalam teori ini Bandura menyatakan bahwa rasa keberhasilan self eficacy berfungsi sebagai suatu determinan atau faktor penentu yang penting dari motivasi, afeksi dan tindakan manusia. Rasa keberhasilan tersebut berakibat pada suatu tindakan perilaku melalui proses kognitif, motivasional, dan afektif. Proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1 Proses Kognitif Pengaruh self eficacy terhadap pola berpikir dapat bersifat membantu atau menghambat. Pengaruh tersebut terdiri dari berbagai bentuk diantaranya sebagai berikut. a Sebagian besar perilaku manusia diatur oleh pemikiran sebelumnya tentang tujuan pribadi yang dipengaruhi oleh rasa keberhasilan. Semakin tinggi rasa keberhasilan seseorang, maka semakin tinggi pula tujuan yang hendak ditetapkannya dan ELEMENTARY Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014 semakin kuat komitmen atau keterlibatannya tujuan tersebut. b Melalui berpikir, seseorang mempunyai kemungkinan untuk mampu memperkirakan peristiwa yang mungkin akan terjadi padanya sehingga dapat mengontrolnya untuk menjalani kehidupannya sehari-hari. Rasa keberhasilan dalam menyelesaikan masalah, akan mempertahankan eisiensi yang tinggi dalam berpikir analitik pada situasi pengambilan keputusan yang kompleks. Sedangkan orang yang merasa ragu dalam hal kemampuannya menyelesaikan masalah tidak eisien dalam berpikir analitik. c Persepsi akan keunggulan atau keberhasilan mempengaruhi berbagai tipe antisipasi gambaran yang dikonstruksikan dan diulang kembali. Orang yang memiliki rasa keberhasilan yang tinggi memiliki gambaran keberhasilan yang memberi dasar positif pada penampilan perilakunya. Sedang orang yang menilai dirinya tidak mampu ineficacious lebih cenderung mempunyai gambaran kegagalan yang mendasari penampilan atau perilaku melalui pikiran bahwa suatu hal akan berjalan salah. Pemberian stimulan secara kognitif dalam arti proses penggambaran individu bahwa dirinya dapat melakukan aktivitas secara terampil akan meningkatkan penampilan atau perilaku berikutnya. d Rasa keberhasilan dan stimulasi kognitif tersebut saling memberikan pengaruh timbal balik dalam arti tingginya rasa keberhasilan menciptakan konstruksi kognitif tentang tindakan yang efektif, dan pengulangan keberhasilan secara kognitif akan memperkuat rasa keberhasilan. 2 Proses Motivasional Rasa keberhasilan seseorang menentukan tingkat motivasinya, sebagaimana direleksikan dalam seberapa besar usaha yang dilakukan seseorang dalam suatu tugas dan seberapa lama dia akan bertahan dalam menghadapi rintangan. Semakin kuat keyakinan seseorang akan kemampuannya, maka semakin besar dan bersifat tetap pula usaha yang dilakukannya. Ketika menghadapi kesulitan orang yang merasa ragu akan kemampuannya akan mengurangi usahanya Sulthon Membangun Eikasi Diri Untuk Meningkatkan Performansi Siswa di Sekolah bahkan menggagalkan usaha tersebut lebih awal dan segera membuat keputusan yang kurang berharga. Sebaliknya orang yang mempunyai keyakinan yang kuat akan kemampuannya, maka akan meningkatkan usahanya atau termotivasi tinggi untuk mengatasi tantangan. Usaha manusia untuk mencapai sesuatu dan mewujudkan keberadaan diri yang positif, memerlukan keunggulan pribadi sense of personal eficacy yang optimis. Hal ini dikarenakan oleh realitas sosial yang biasanya penuh dengan kesulitan. Sehingga orang harus memiliki perasaan keunggulan pribadi yang kuat untuk mempertahankan usaha yang teguh yang diperlukan untuk menjadi sukses. Rasa keberhasilan yang tinggi dapat meningkatkan motivasi, motivasi yang tinggi dapat mempengaruhi perilaku melalui peningkatan pengetahuan dan skill Bandura, 2005. 3 Proses Afektif Keyakinan seseorang mengenai kemampuannya mempengaruhi seberapa banyak tekanan dan depresi yang dialaminya saat menghadapi situasi yang mengancam. Reaksi emosional tersebut dapat mempengaruhi tindakan baik secara langsung melalui pengubahan jalan pemikiran. Orang yang percaya bahwa dirinya dapat mengatasi situasi yang mengancam, menunjukkan kemampuan dalam kognisi, oleh karenanya tidak merasa cemas atau tidak merasa terganggu oleh ancaman tersebut. Sedangkan orang yang percaya bahwa dirinya tidak dapat mengatur situasi yang mengancam, maka akan mengalami tekanan dan kecemasan yang tinggi. Melalui pikiran yang tidak mengandung percaya diri tersebut individu menyusahkan diri sendiri, membatasi dan mengurangi tingkatan fungsinya Pajares, 1996

6. Pengaruh Self Eficacy terhadap Prestasi Belajar