Pendahuluan MEMBANGUN EFIKASI DIRI UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI SISWA DI SEKOLAH | Sulthon | ELEMENTARY 1295 4510 1 PB

MEMBANGUN EFIKASI DIRI UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI SISWA DI SEKOLAH Sulthon Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus Abstract: Self eficacy is the belief in self to be successful, that he has the ability to succeed is a force that can be improved in a person that conidence to succeed is higher and not decline. Someone who has the conidence to succeed is high then someone has extraordinary power to perform activities in order to achieve the expectations. Eficacy is a power of the soul, then day by day there will be changes and the friction associated with the response to an environment that supports or rejects. If the environment supports the eficacy of a person then someone will grow tall and strong in order to achieve the desired success but rather when the environment is less supportive, then the self-eficacy can be weakened, causing despair and even depression. Key words: Self Eficacy and Performance

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan investasi masa depan, disebut demikian karena dengan pendidikan akan meningkatkan kemampuan seseorang yang berdampak pada meningkatnya wawasan, pola pikir, dan perilaku dalam mengatur dan menentukan pola hidupnya. Dengan meningkat pola hidup secara tidak langsung akan mengubah tatanan kehidupan yang dialami baik dalam kehidupan lingkup yang sempit seperti masyarakat, maupun dalam kehidupan yang lebih luas seperti hidup berbangsa dan bernegara. Wawasan yang dimiliki seseorang mampu menggeser semua sikap dan perilaku hidup sehingga terjadi perubahan hidup yang dialami menuju kehidupan yang lebih baik. Sulthon Membangun Eikasi Diri Untuk Meningkatkan Performansi Siswa di Sekolah Pendidikan dalam hal ini memiliki peranan penting dalam menyemai dan mengembangkan potensi seseorang untuk menjadikan manusia yang cerdas secara intelektual dan memiliki sikap peka dan tanggap terhadap persoalan hidup yang dialami dan lingkungannya. Dengan demikian pendidikan dapat dikatakan sebagai baru meter terhadap perubahan hidup dan kehidupan, baik secara sendiri maupun secara berkelompok. Oleh karenanya maju mundurnya suatu negara juga selalu dapat diukur dari pendidikan suatu negara tersebut. Permasalahannya adalah bagaimana model pendidikan yang mampu membekali siswa menuju kemajuan dan berperadaban yang tinggi?. Jawabannya adalah meningkatkan kualitas pendidikan sehingga pendidikan menjadi bermutu. Pendidikan dikatakan bermutu manakala pendidikan mampu menciptakan manusia terdidik menjadi manusia yang dewasa, bertanggungjawab, memiliki jiwa kreativitas yang tinggi, dan berdedikasi tinggi. Secara potensial setiap manusia memiliki kemampuan dasar yang dapat diarahkan untuk menjadi lebih baik, jika pendidikan mampu mengembangkannya. Dalam pendidikan, yang sering terjadi adalah siswa diajari tentang apa tidak dikondisikan agar siswa harus belajar sesuatu. Siswa diajarai apa berarti siswa dikondisikan tidak aktif dan cenderung pasif. Sehingga anak tidak akan timbul kreativitas untukmencipta dan berdiskusi, sedang siswa belajar tentang apa berarti anak telah belajar tentang sesuatu itu secara mandiri dan bertanggung jawab sehingga kelak anak akan terbiasa bertanggung jawab. Dengan memberikan kesempatan anak untuk belajar sendiri artinya anak aktif melakukan belajar sehingga anak akan membangun kemampuannya. Dalam dunia sekolah, banyak anak yang memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu untuk mencapai keberhasilan yang lebih daripada kemampuan yang dimilikinya, sehingga anak akan mencapai hasil yang lebih tinggi. Sebaliknya ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi namun karena mereka tidak memiliki keinginan dan cenderung malas dan menyepelekan tugas-tugas dari guru sehingga prestasi belajarnya berada di bawah rata-rata kelompoknya atau biasa disebut underachiever. Tugas guru adalah membangun image siswa bahwa semua siswa mampu untuk menjadi yang terbaik manakala anak mau dan berusaha dengan sungguh- sungguh. Tidak ada sesuatu yang tidak bisa manakala kita berusaha dengan sungguh-sungguh. ELEMENTARY Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014

B. Peran Eikasi Diri dalam Kehidupan