Konstruk Self Eficacy Eikasi Diri Meningkatkan Performansi Siswa 1. Konsep

Sulthon Membangun Eikasi Diri Untuk Meningkatkan Performansi Siswa di Sekolah tantangan, dan terpacu untuk memecahkannya. Mereka merencanakan tujuan yang menantang dan memelihara komitmen dengan kuat. Mereka berusaha keras secara terus-menerus melawan kemalasan. Jika orang memiliki kepekaan self eficacy mengalami kegagalan, maka ia dengan cepat memperbaikinya dan menata diri kembali Feist, 2008. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa self eficacy adalah rasa percaya diri seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki dengan berupaya untuk merasakan, memikirkan, memotivasi, mengorganisir dan menjalankan rangkaian aksi yang diperlukan serta mengatur situasi yang prospektif dengan tujuan memperoleh hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Konstruk Self Eficacy

Menurut Feist 2008 konstruk self eficacy terbentuk dari kombinasi empat sumber yaitu: 1 pengalaman-pengalaman tentang penguasaan mastery experiences; 2 pemodelan sosial social modeling; 3 persuasi sosial social persuasion ; dan 4 kondisi isik dan emosional physical and emotional states. Sumber paling berpengaruh self eficacy adalah pengalaman-pengalaman tentang penguasaan, yaitu performa-performa yang sudah dilakukan di masa lalu, biasanya kesuksesan kinerja akan membangkitkan ekspektasi-ekspektasi terhadap kemampuan diri untuk mempengaruhi hasil yang diharapkan. Pemodelan sosial sebagai sumber kedua adalah pengalaman-pengalaman yang tak terduga atau tidak langsung vicarious experiences yang disediakan orang lain, self eficacy meningkat ketika manusia mengamati pencapaian orang lain yang setara kompetensinya, dan menurun ketika melihat kegagalan seorang rekan. Persuasi sosial dapat meningkatkan dan juga melemahkan self eficacy. Persuasi sosial dapat meningkatkan self eficacy bila aktivitas yang diperkuat termaktub dalam daftar perilaku yang diulang-ulang. Terakhir kondisi isik dan emosional dapat meningkatkan self eficacy, emosional yang kuat biasanya menurunkan tingkat performa, ketika mengalami rasa takut yang besar, kecemasan yang kuat dan tingkat stres yang tinggi menyebabkan manusia memiliki ekspektasi self eficacy yang rendah Feist, 2008. Kepercayaan diri seseorang terhadap kemampuannya berbeda- ELEMENTARY Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014 beda atas dasar dimensi-dimensi yang mencakup tingkat kesulitan tugas level, luas bidang perilaku generality dan kemantapan keyakinan strenght. Dimensi-dimensi ini tercermin dalam perceived self eficacy yaitu tingkat kepercayaan diri dan pengharapan seseorang untuk sukses sebagaimana ia mempersepsi dirinya Bandura, 1997. Dimensi tingkat level berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika individu merasa mampu untuk melakukannya, bila individu dihadapkan pada tugas-tugas yang disusun menurut tingkat kesulitannya, maka eikasi diri individu mungkin akan terbatas pada tugas-tugas yang mudah, sedang, atau bahkan tugas-tugas yang paling sulit sesuai dengan batas kemampuan yang dirasakan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dibutuhkan pada masing-masing tingkat; 2 Dimensi kekuatan berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau pengharapan yang lemah mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak mendukung. Sebaliknya pengharapan yang mantap mendorong individu tetap bertahan dalam usahanya meskipun ditemukan pengalaman yang kurang menunjang; 3 Dimensi generalisasi yaitu berkaitan dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya Ghufron Risnawita, 2011. Rasa keberhasilan self eficacy meliputi berbagai bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pengembangan akademik, yaitu berkaitan dengan kemampuan belajar di sekolah tentang pelajaran. Siswa yang memiliki keyakinan akan keberhasilan akademik akan membantu mencapai keberhasilan akademik secara baik. Siswa dengan keyakinan akan keberhasilan akademik mendorong dirinya untuk selalu berusaha dengan sungguh-sungguh dan serius untuk melaksanakan tugas-tugas sekolah dengan penuh harapan atau ekspektasi yang positif. Harapan yang positif ini yang memberikan kekuatan untuk selalu bertahan ketika menghadapi masalah yang berat dan selalu berusaha untuk mencapai solusinya. Anak yang demikian akan merasa senang dan bahagia dalam melakukan belajar walaupun sulit. Anak akan merasa senang manakala dapat menyelesaikan tugas yang diembannya dengan penuh anggung jawab. Konstruk rasa keberhasilan bidang akademik dapat dijelaskan dalam tabel 1. Sulthon Membangun Eikasi Diri Untuk Meningkatkan Performansi Siswa di Sekolah Tabel 1. Konstruk Rasa Keberhasilan dalam Bidang Akademik NO Indikator Tinggi Rendah `1 Perasaan mampu Tertarik pada bidang studi. Rajinmencari informasi program studi, kesesuaian dengan studi. Cenderung memilih program studi. Tidak tertarik Malasmencari informasi Cenderung menolak dan menghindari 2 Performance Yakin bisa menyelesaikan studi. Membuat rencana pendidikan. Belajar atas kemauan sendiri. Menghabiskan banyak waktu menghadapi tantangan. Kayaidemenyelesaikan masalah. Mengganti strategi yang gagal Ragu-raguterhadap kemampuannya. Tidak punya rencana pendidikanTidak belajar Sedikit waktu Miskin ide Terpaku pada satu strategi 3 Persistence Berani gagal Bangkit kembali Berusaha mencapai tujuan Takut gagal Apabila gagal tidak mampu mengendalikan diri Mengabaikan tujuan yang gagal. Sumber: Naqiyah, 2009 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya self eficacy siswa sangat dipengaruhi oleh bagaimana pengalaman selama ini, bagaimana perilaku orang-orang penting mempengaruhi, bagaimana tingkat ketegangan emosional menghadapi tugas akademik tertentu dan bagaimana ia dididik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

3. Mekanisme Self Eficacy