Kebijakan Fiskal dan Kapasitas Fiskal Kemiskinan

JEJAK, Volume 1, Nomor 1, September, 2008 65 kabupatenkota; p Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Faktor yang harus diperhatikan dalam desen- tralisasi fiskal adalah sebagai berikut: 1. Kapasitas Fiskal PAD, PDRB 2. Kebutuhan Fiskal Pengeluaran RutinPemba- ngunan dan Penyediaan barang publik

2. Kebijakan Fiskal dan Kapasitas Fiskal

Kebijakan disuatu daerah bisa mempunyai konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang. Suatu kebijakan publik mestinya lebih banyak diarahkan pada upaya pencapaian utilitas tertinggi dari masyarakat. Pada pelaksanaannya banyak sekali yang menjadi hambatan antara lain anggaran yang terbatas. Penerimaan suatu daerah malah seringkali tidak dapat menutup pos pengeluaran sekalipun belanja rutin. Kegiatan pemerintah meliputi realokasi penggunaan sumber-sumber dari pihak swasta pada pemerintah. Metode keuangan yang digunakan mempengaruhi variabel ekonomi dan politik adalah sebagai berikut: 1. Keseimbangan politik, jumlah keseimbangan barang-barang dan jasa-jasa yang disediakan pemerintah tergantung pada distibusi pajak per unit dari barang-barang dan jasa-jasa, karena pembagian pajak warga negara mempengaruhi pilihan mereka. 2. Keseimbangan pasar keseluruhan dan efisiensi dimana sumber daya seperti tenaga kerja swasta. Metode ini dapat menganggu harga barang- barang dan jasa-jasa sebagai cara untuk men- cegah pasar persaingan dari pencapaian efisiensi 3. Distribusi pendapatan, skema keuangan alternatif yang mempengaruhi distribusi pendapatan mela- lui penurunan pendapatan yang dikeluarkan seseorang untuk mengkonsumsi barang dan jasa swasta dengan mempengaruhi harga dan jumlah barang-barang dan jasa-jasa di pasar. Kenyataan- nya, banyak warga negara mengajurkan penggu- naan metode khusus keuangan pemerintah yang tepat untuk tujuan re-distribusi pendapatan. 4. Kesulitan ini bertambah ketika pemerintah daerah berhadapan dengan perubahan kebijakan. Tidak dapat dipungkiri kemudian kekuatan kompromi politik kemudian menentukan arah kebijakan. Salah satu imbas yang dirasakan daerah adalah adanya perubahan perundang-undangan. Aschauer 2000, persoalan kebijakan fiskal pemerintah mencakup “ how much you have ”, “ how you pay for it ” dan “ how you use it ”.

3. Kemiskinan

Kemiskinan dapat menimbulkan tindakan keja- hatan dan gangguan sosial lainnya. Adanya sistem baru memberikan harapan kerja dan mengurangi welfare trap . Sistem tersebut berupa dana bantuan yang diberikan oleh pemerintah Hyman; 239. Program pemerintah dalam memberikan bantuan pada orang miskin merupakan hal penting. Penerima bantuan dari pemerintah baik dalam bentuk bantuan tunai atau bentuk bantuan lainnya harus memenuhi syarat yang telah ditentukan. Jadi, 10 20 30 40 50 60 Porsi pengeluaran daerah dalam total pengeluaran Sumber: Depkeu dan IMF Cina, 1999 Indonesia, 2002 Filipina, 1999 Thailand, 2002 Negara-negara OECD, 1990-an Negara-negara Transisi, 1990-an Negara-negara berkembang, 1990-an Gambar 1. Indonesia yang Terdesentralisasi Keterkaitan Desentralisasi Fiskal . . . Sebayang: 63 - 69 66 sebelum mendapatkan bantuan penerima harus melalui tes. Tes tersebut mengenai status penda- patan dan tingkat aset yang dimiliki penerima bantuan. Program pemerintah untuk membantu kaum miskin dapat berupa transfer tunai secara langsung, perlengkapan berupa kebutuhan dasar seperti kesehatan, subsidi untuk tempat tinggal dan makan dan program-program lainnya.

4. Keseimbangan Lindahl