Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Kode Etik Profesi Bidan

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Kode Etik Profesi Kebidanan di Kota Bengkulu Tahun 2015.

C. Tujuan Penelitian

Diketahuinya Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Kode Etik Profesi Kebidanan di Kota Bengkulu Tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi tempat penelitian Memberikan kontribusi informasi mengenai kode etik profesi bidan kepada bidan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai profesional. b. Bagi instansi pendidikan Memberikan sumbangan bagi perkembangan pendidikan juga sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini. c. Bagi peneliti Memperdalam pengetahuan penulis tentang kode etik profesi kebidanan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian dengan judul gambaran pengetahuan bidan tentang kode etik profesi kebidanan Di Kota Bengkulu Tahun 2015 dibatasi pada wilayah kerja Puskesmas Jembatan Kecil, Anggut Atas dan Sawah Lebar. Selanjutnya penentuan populasi dan sampel hanya diambil pada tiga puskesmas tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2010 Pengetahuan knowledge adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang over behavior. Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan orang yang mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut: a. Kesadaran Awareness dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap obyek stimulus. b. Merasa tertarik Interest terhadap stimulus atau obyek tertentu. Disini sikap subyek sudah mulai timbul. c. Menimbang-nimbang evaluation terhadap baik dan tidaknya terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah tidak baik lagi. 6 d. Trial, dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adopsi adoption, dimana subyek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu : a. Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemapuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. c. Aplikasi Application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, adanya prinsip terhadap obyek yang dipelajari. d. Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. e. Sintesis Synthesis Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dalam kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi Evaluation Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan suatu justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada Notoatmodjo, 2010.

3. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau lewat angket yang menanyakan tentang suatu materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden Notoatmodjo, 2010. Menurut Arikunto 2006, pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu: a. Baik: Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76 - 100 dari seluruh pertanyaan b. Cukup: Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56 - 75 dari seluruh pertanyaan c. Kurang: Bila subyek mampu menjawab dengan benar ≤ 55 dari seluruh pertanyaan.

B. Kode Etik Profesi Bidan

1. Definisi kode etik Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi Marimbi, 2009. 2. Kode etik Bidan Kode etik bidan pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedangkan rapat Kerja Nasional Rakernas IBI tahun 1991. Sebagai pedoman dalam berperilaku. Kode etik Bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah dan tujuh bab. Secara umum kode etik tersebut berisi 7 Bab. Ketujuh Bab tersebut dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu ; a. Kewajiban bidan terhadap Klien dan masyarakat 6 butir b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya 3 butir c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya 2 Butir d. Kewajiban bidan terhadap profesinya 3 butir e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri 2 butir f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air 2 butir g. Penutup 1 Butir 3. Isi Kode Etik Kebidanan a. Mukadimah Dengan rahmat Tuhan Yang Maha ESa dan didorong oleh keinginan yang luhur demi tercapainya : 1 Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 2 Pembangunan manusia indonesia seutuhnya 3 Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga Negara Indonesia Maka ikatan Bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang menjadi wadah persatuan dan kesatuan para Bidan di Indonesia menciptakan Kode Etik Bidan Indonesia yang disusun atas dasar penekanan keselamatan klien di atas kepentingan lainnya. Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari setiap bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan sebagai anggota tim kesehatan demi tercapainya cita-cita pembangunan nasional dibidang kesehatan pada umumnya, KIAKB dan Kesehatan keluarga pada khusunya. Mengupayakan segala sesuatunya agar kaumnya pada detik-detik yang sangat menentukan pada saat menyambut kelahiran insan generasi secara selamat, aman dan nyaman merupakan tugas sentral dari para bidan. Menelusuri tuntunan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat, sudah sewajarnya kode etik Bidan ini berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan ideal dan garis-garis Besar Haluan Negara sebagai landasan Operasional. Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi bidan, kode etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan professional. Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang komrehensif terhadap ibu hamil, ibu menyusui, dan balita pada khususnya, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi insan Indonesia yang sehat jasmani dan rohani dengan tetap memperhatikan kebutuhan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga dan masyarakat pada khususnya. b. Kewajiban Bidan Terhadap klien dan Masyarakat 1. Setiap Bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatan dalam melaksanakan tugas pengabdiannya. 2. Setiap Bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan. 3. Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. 4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. 5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. 6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal. c. Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya 1. Setiap Bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan kien, keluarga dan masyarakat. 2. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atas rujukan. 3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien. d. Kewajiban bidan terhadap teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya 1. Setiap bidan harus menjalin hubungan yang baik dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi. 2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya. e. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya 1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. 2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya. f. Kewajiban Bidan Terhadap diri sendiri 1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas dan profesinya dengan baik. 2. Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. g. Kewajiban Bidan terhadap Pemerintah Nusa, Bangsa dan tanah Air 1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khusunya dalam pelayanan KIAKB dan kesehatan keluarga. 2. Setiap Bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIAKB untuk kesehatan keluarga. h. Penutup Setiap Bidan dalam melaksanakan tugasnya segari-hari senantiasa menghayati dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

C. Masalah Etik Moral dan Dilema Dalam Praktek Kebidanan