BENCANA ALAM KONDISI LINGKUNGAN DAN KECENDERUNGANNYA

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO 2012 II- 57 - Gambar 2.20. Curah hujan di Provinsi Gorontalo 2010 Sumber: Stasiun Meteorologi Bandara Jalaludin, Gorontalo, 2010 Menurut klasifikasi iklim yang dikemukakan Schmidt Fergusson diperoleh nilai Q perbandingan rata-rata bulan kering dengan bulan basah sebesar 25 sehingga daerah ini termasuk tipe iklim B yaitu beriklim basah. Pada tabel 2.25 disajikan data curah hujan dan hari hujan di Provinsi Gorontalo.

G. BENCANA ALAM

Wilayah Gorontalo rentan terhadap bencana banjir. Pembukaan areal hutan yang dan perubahan fungsi lahan meningkatkan intensitas banjir. Perubahan bulan musim hujan dan lama waktu musim hujan memberikan pengaruh pada bencana banjir. Lokasi yang biasa mengalami banjir adalah wilayah Kota Gorontalo. Penyebab utama terjadi bencana banjir di Kota Gorontalo adalah sebagian wilayah yang dulunya merupakan area Danau Limboto yang telah dialih fungsikan menjadi pemukiman dan lahan pertanian karena telah mengalami pendangkalan. Padahal Danau Limboto menjadi daerah tanggapan air hujan serta kerusakan dari DAS, ini terlihat dari bentukan delta di muara teluk Gorontalo yang terdapat di Kelurahan Talumolo Kecamatan Kota Timur dan Kelurahan Pohe Kecamatan Kota Selatan. Berkurangnya lahan resapan tanggapan air hujan dikarenakan pesat pertumbuhan pembangunan dan masyarakat disekitar aliran sungai untuk mengambil bahan Galian C berupa pasir dan batu kerikil sebagai mata pencahariannya dan juga sistem drainase Kota Gorontalo yang belum terencana secara sistematis dan 2012 STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO I- 58 - menyeluruh serta berbagai aktivitas kota, seperti permukiman, pasar, dan lain-lain terhadap Sungai Bone, Bolango dan Tamalate. Permasalahan lain adalah genangan air yang menggenangi Kota Gorontalo disebabkan oleh luapan banjir dari sungai dan hujan setempat.

1. Akibat luapan banjir dari sungai

Tiga buah sungai yang melintasi Kota Gorontalo memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap permasalahan banjir dan genangan di Kota Gorontalo. Akibat banjir di sungai, kawasan-kawasan yang terletak disisi sepanjang sungai-sungai tersebut rawan terkena luapan air, bahkan ada kawasan secara periodik menerima luapan banjir dari sungai. Pada sebagian kawasan permukiman di sisi Sungai Bone, Tamalate dan Bolango telah dibangun taludtanggul penahan air dengan pintu air yang bisa ditutup tetapi terjadi rembesan air sungai melalui celah-celah sekeliling pintu.

2. Akibat hujan setempat lokal

Air hujan setempat hujan di suatu kawasan merupakan masalah yang relatif mudah diatasi dibandingkan dengan mengatasi akibat luapan banjir dari sungai. Akibat kurang baiknya saluran-saluran drainase, maka hujan lokalpun sudah cukup untuk menimbulkan genangan. Dampak yang ditimbulkan akibat banjir adalah rusaknya beberapa sarana infrastruktur daerah sehingga menyebabkan saluran distribusi mengalami kendala. Disamping itu, harga bahan bangunan yang sebagian besar dipasok dari luar daerah dimana sebelum bencana memang sudah mengalami kenaikan harga, diperkirakan akan terus merambat naik terkait pengerjaan rekonstruksi pembangunan sarana infrastruktur yang rusak baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat. Di bidang energi, distribusi BBM pasca banjir juga mengalami kendala. Pasokan BBM hanya 18,98 dari total kebutuhan BBM Gorontalo dalam keadaan normal, persentase tersebut merupakan rata-rata yang terjadi pada semua jenis BBM yakni 25,78 persen premium; 8,05 persen minyak tanah dan 23,12 persen solar. Kendala dalam pendistribusian ke sejumlah daerah merupakan penyebab kelangkaan dimaksud, karena praktis kendaraan dengan kapasitas diatas 10 ribu ton tidak dapat melalui jalan dan jembatan yang mengalami kerusakan akibat terendam banjir. STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO 2012 II- 59 - Masyarakat menderita penyakit bawaan air, kehilangan harta, kelaparan, dan hilangnya tempat berteduh. Bahkan, banjir di Kota Gorontalo sudah merenggut korban jiwa. Kerugian akibat banjir ini merupakan biaya lingkungan dan sosial mahal yang harus ditanggung masyarakat akibat kesalahan tata ruang yang kian parah. Sedangkan pasca banjir bagi daerah yang terkena banjir seperti wabah penyakit dan rusaknya fasilitas umum serta terkendalanya pendidikan. Gambar 2.21. Peta daerah rawan banjir di Provinsi Gorontalo. Sumber: RTRW Prov. Gorontalo 2010-2030 Bencana banjir yang mulai sering terjadi adalah banjir bandang. Setelah mengalami hujan Setelah banjir reda, bukan tidak mungkin berbagai penyakit menular akan menjangkiti masyarakat seperti demam berdarah, malaria dan diare, pasca banjir biasanya banyak genangan air di lingkungan tempat tinggal masyarakat yang dapat menjadi sarang nyamuk menyebarkan penyakit. Musibah banjir tidak hanya dialami oleh para korban yang rumahnya terendam banji, warga yang rumahnya tidak terendam juga mengalami dampaknya. Di antaranya pemadaman listrik, tidak tersedianya air bersih, dan terbatasnya pasokan makanan. Hal itu terutama dialami oleh warga di seputar banjir. 2012 STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO I- 60 - beberapa jam lalu datang banjir dengan membawa lumpur dan bahkan batang kayu. Hal ini terjadi karena maraknya illegal logging dan perambahan hutan di hulu daerah aliran sungai. Kemampuan tanah dalam menahan air saat musim hujan berkurang sehingga bila terjadi hujan, air kurang meresap ke dalam tanah. Tanah yang sudah mengikat air biasanya ditahan oleh akar-akar pohon sehingga tidak ikut mengalir bersama air permukaan ke hilir. Karena kayu sudah ditebangi maka tanah yang mengandung air ini ikut meluncur ke hilir. Tanah bercampur air menuruni lereng membentuk aliran berlumpur. Makin ke hilir makin semakin besar sehingga bisa menimbulkan bencana saat melewati kawasan pemukiman. Pada Bulan Juni 2011 banjir melanda daerah Taludaa dan Tombulilato di Kabupaten Bone Bolango. Beberapa hari kemudian terjadi banjir bandang di Kota Tilamuta dan Dulupi Kabupaten Boalemo. Banjir di Kabupaten Bone Bolango menghanyutkan sebuah jembatan sehingga jalur transportasi di Taludaa putus. Banjir juga menghanyutkan sejumlah rumah dan menelan korban jiwa. Sebuah lubang tambang PETI runtuh dan menimbun beberapa orang pekerja di dalamnya. Banjir bandang melanda Dulupi, Kabupaten Boalemo. Hujan yang terjadi dari waktu subuh mennyebabkan banjir bandang pada jam 11 siang. Air lalu surut pada sekitar jam 2 siang menyisakan lumpur dan batang-batang kayu di areal pemukiman. Banjir bandang melanda Kabupaten Gorontalo tahun 2011 merendam 13 ha dan menyebabkan 200 KK mengungsi. Banjir di Gorontalo Utara dalam tahun 2011 menyebabkan 564 KK mengungsi dan 4 orang meninggal. Semakin rusaknya daerah hulu sungai yang menjadi are tangkapan air membuat banjir bandang atau banjir sesaat menjadi fenomena baru di Provinsi Gorontalo. Oleh karena itu perlu antisipasi yang serius dan bersama antara semua pihak terkait untuk mencegah kejadian bencana di masa yang akan datang. STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO 2012 III- 1 -

BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

A. KEPENDUDUKAN

Provinsi Gorontalo adalah Provinsi dengan jumlah penduduk sedikit dibandingkan dengan provinsi lain. Jumlah penduduk Provinsi Gorontalo tahun 2011 mencapai 1,152,494 jiwa. Kabupaten Gorontalo adalah kabupaten yang memiliki penduduk terbanyak dengan jumlah 354857 jiwa atau 30,79 penduduk provinsi, diikuti Kabupaten Pohuwato 123.858 jiwa 18. Kota Gorontalo berpenduduk 180.127 jiwa, Boalemo 140.034 jiwa, Pohuwato.049 jiwa, Bone Bolango 130.025 jiwa, Gorontalo Utara 118.725 jiwa. Perubahan jumlah penduduk suatu daerah berkaitan dengan perkembangan daerah. Bertambahnya jumlah penduduk berasal dari kelahiran dan masuknya pendatang dari luar daerah. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata provinsi Gorontalo 5,71 untuk rentang tahun 2009 – 2010. Sementara tingkat pertumbuhan penduduk tingkat kabupaten berkisar 0,5 - 10,77 per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Kabupaten Pohuwato dan terendah di Kabupaten Boalemo. dan termasuk kriteria pertambahan penduduk tinggi. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Gorontalo selama sepuluh tahunan antara tahun 2000 hingga 2010 sebesar 2.28 Daerah kabupaten yang memiliki pertumbuhan penduduk terbesar adalah Kabupaten Boalemo sebesar 3.62 dan Kabupaten Pohuwato sebesar 3.25. Kedua Kabupaten ini adalah wilayah transmigrasi di Provinsi Gorontalo. Sementara itu laju pertumbuhan terendah di Kabupaten Gorontalo yaitu hanya sebesar 1.40. Kota Gorontalo merupakan daerah paling padat penduduknya dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 2.93. Laju pertumbuhan penduduk yang besar berbanding lurus terhadap tingkat kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk Provinsi Gorontalo pada tahun 2010 mencapai 85 jiwakm 2 . Pada tingkat kabupaten, kepadatan penduduk berkisar 30 jiwa per km 2 di Kabupaten Pohuwato sampai 2870 jiwakm 2 di Kota Gorontalo. Meskipun laju pertumbuhan tertinggi di Kabupaten Pohuwato tapi memiliki wilayah paling luas sehingga masih memiliki kepadatan penduduk yang rendah.