Prinsip Primary, Secondary and Tertiary Health Care

menjamin kesehatan penduduk dengan dana dari penghasilan pajak. Anggaran kesehatan ditetapkan melalui tawar-menawar dengan kebutuhan nasional yang lain, seperti pendidikan dan pertahanan keamanan. Setiap orang mempunyai akses yang sama untuk memperoleh pelayanan dari National Health Service NHS, tetapi untuk pelayanan subspesialistik misalnya transplantasi ginjal dibutuhkan waktu tunggu yang panjang. Kelebihan sistem di Inggris adalah pelayanan yang merata, efisien, terpadu antara pelayanan primer dan spesialistik, dan tiap orang bisa memilih dokter keluarga yang cocok. Pemerintah Inggris cukup berhasil mengendalikan biaya kesehatan. Akan tetapi, dana tidak cukup sehingga untuk mendapatkan pelayanan spesialistik, orang harus antre lama. 10. Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Kanada Kanada telah memiliki sistem perawatan kesehatan universal, sejak tahun 1940-an. Kanada menerapkan sistem berskala nasional, negara tidak langsung mengelola pelayanan kesehatan, tetapi menjamin semua penduduk melalui asuransi kesehatan nasional kecuali untuk pengobatan penyakit gigi dan biaya obat rawat jalan. Cakupan pelayanan bersifat universal, komprehensif, dan lintas wilayah. Untuk layanan yang tidak tercakup oleh sistem perawatan kesehatan universal, penduduk Kanada dapat memilih paket asuransi yang meliputi sebagian besar layanan premium seperti perawatan gigi. Selain itu, pemerintah Kanada melarang dokter mendirikan klinik swasta untuk kebutuhan perawatan dasar. Pasien bebas memilih dokter dan rumah sakit yang dipercaya. Tarif dokter ditetapkan oleh asosiasi medis di tingkat provinsi melalui tawar- menawar di antara para spesialis, sehingga dapat mencukupi anggaran menyeluruh yang ditetapkan global budget cap. Sistem yang diterapkan di Kanada ini menjamin pemerataan, efisien, dan tidak terlalu membebani administrasi, tetapi terancam inflasi biaya karena sistem asuransi fee for service. Dan terdapat loket untuk membiayai ongkos trasport pasien yang membutuhkan.

2.8 Prinsip Primary, Secondary and Tertiary Health Care

A. Primary Health Care Primary Health Care adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk 39 meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan ambulatoryout patient services. Adapun, tujuan umum dari PHC adalah mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masarakat yang menerima pelayanan. Sedangkan, tujuan khususnya antara lain : Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dialami 2. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani 3. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani 4. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Selain itu, Primary Health Care hendaknya memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Pemeliharaan kesehatan 2. Pencegahan penyakit 3. Diagnosis dan pengobatan 4. Pelayanan tindak lanjut Primary Health Care memliki 5 prinsip dasar, antara lain: 1. Pemerataan upaya kesehatan 2. Penekanan pada upaya preventif 3. Menggunakan teknologi tepat guna 4. Melibatkan peran serta masyarakat 5. Melibatkan kerjasama lintas sektoral Adapun, ciri-ciri Primary Health Care, yaitu: 1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat 2. Pelayanan yang menyeluruh 3. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat 4. Pelayanan yang berkesinambungan 5. Pelayanan yang progresif 6. Pelayanan yang berorientasi pada keluarga 7. Pelayanan yang terorganisasi 8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek 40 Sejatinya, Primary Health Care atau yang biasa dikenal dengan pelayanan kesehatan primer ini terdiri dari Puskesmas. Oleh karena itu, banyak sekali masyarakat yang menterjemahkan Primary Health Care sebagai Puskesmas. PUSKESMAS Definisi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat merupakan unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya berdasarkan asas tertentu untuk masyarakat dalam wilayah tertentu. Struktur Sumber: Kepmenkes No. 128 Tahun 2004 Fungsi Utama - pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah - membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat - memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya Kepala Urusan tata Unit Unit Polin Puskesmas 41 Asas - Pertanggungjawaban wilayah Bertanggung jawab terhadap kesehatan di wilayahnya. Bersifat aktif, memberikan penyuluhan tidak pasif, meliputi: 1. Menggerakan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan, sehingga berwawasan kesehatan 2. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya 3. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakn oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya - Peran serta masyarakat Melibatkan masyarakat dalam program kerja. Potensi masyarakat ditampung oleh Badan penyantun Puskesmas BPP 1. Upaya kesehatan ibu anak: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita BKB 2. Pengobatan: Posyandu, Pos Obat Desa POD 3. Perbaikan gizi: Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi Kadarzi 4. Kesehatan Sekolah: UKS, Pos Kesehatan Pesantren, dokter kecil 5. Kesehatan lingkungan: Kelompok pemakai Air Pokmair, Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan DPKL 6. Pembinaan pengobatan tradisional: TOGA, Pembinaan Obat Tradisional Batra 7. Pembiayaan Jaminan Kesehatan: Tabungan Ibu Bersalin Tabulin - Keterpaduan Keterpaduan lintas sektor, berupaya memadukan penyelenggaraan upaya puskesmas, wajib pengembangan dan inovasi dengan berbagai program dari sektor terkait ditingkat kecamatan – organisasi kemasyarakat LSM dan dunia usaha. - Rujukan rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan. Secara horizontal: antar sarana pelayanan kesehatan Secara vertikal: Strata pelayanan kesehatan 42 Rujukan Medis Rumah Sakit Rujukan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan - keperluan diagnostic, pengobatan, dan tindakan medik - bahan pemeriksaan - ilmu pengetahuan Rujukan upaya kesehatan masyarakat - sarana dan logistik - tenaga - opeasional Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni: A.1. Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Terdiri dari ‘Basic Six’: 1. Upaya promosi kesehatan 2. Upaya kesehatan lingkungan 3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB 4. Upaya perbaikan gizi masyarakat 5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Upaya pengobatan A.2. Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Terdiri dari: 1. Upaya kesehatan sekolah 2. Upaya kesehatan olah raga 3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat 43 4. Upaya kesehatan kerja 5. Upaya kesehatan gigi dan mulut 6. Upaya kesehatan jiwa 7. Upaya kesehatan mata 8. Upaya kesehatan usia lanjut 9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional B. Secondary Health Care 1. Pelayanan Kesehatan Sekunder Secondary Health Care Pelayanan kesehatan sekunder secondary health care adalah pelayanan kesehatan rujukan setelah dilakukan pelayanan kesehatan primer primary health care. Pelayanan ini dilaksanakan untuk permasalahan kesehatan yang memerlukan tindakan medis untuk organ yang spesifik dan tidak mampu diselesaikan pada pelayanan kesehatan primer primary health care. Beberapa pelayanan teraupetik dan diagnosis istimewa juga berada pada tahap pelayanan kesehatan sekunder secondary health care seperti tindakan biopsi dan dialisis. Tindakan pelayanan kesehatan sekunder dilaksanakan oleh dokter spesialis. Pelayanan kesehatan sekunder secondary health care terdiri dari pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan. Di Indonesia, pelayanan kesehatan masyarakat sekunder menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat primer dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, dan sumber daya manusia kesehatan serta didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat tersier. Pelayanan kesehatan masyarakat sekunder merupakan tanggung jawab Dinas Kesehatan tingkat KotaKabupaten atau Provinsi. Dinas Kesehatan tingkat KotaKabupaten atau Provinsi memiliki fungsi teknis yakni melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak sanggup atau tidak memadai dilakukan pada pelayanan kesehatan masyarakat primer. Dalam penanggulangan penyakit menular yang tidak terbatas pada suatu batas wilayah administrasi pemerintahan lintas kabupaten kota, maka tingkat yang lebih tinggi provinsi yang harus menanganinya. Pelayanan kesehatan perorangan sekunder adalah pelayanan kesehatan spesialistik yang telah menerima rujukan dari pelayanan kesehatan perorangan primer. Pelayanan ini dapat juga dijadikan sebagai wahana pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan pelatihan. Pelayanan kesehatan perorangan sekunder dilaksanakan di tempat kerja maupun fasilitas kesehatan baik 44 Rumah Sakit setara kelas C serta fasilitas kesehatan lainnya milik pemerintah, masyarakat, maupun swasta oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik Upaya Kesehatan. Pelayanan kesehatan perorangan sekunder yang bersifat tradisional dan komplementer dilaksanakan dengan berafiliasi dengan atau di rumah sakit pendidikan. 2.Rumah Sakit Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern yang semuanya terikat bersama - sama dalam maksud yang sama untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Penderita rawat tinggal di suatu rumah sakit pada umumnya dapat berasal dari rujukan, poliklinik, dan unit gawat darurat. Di negara Indonesia, rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan untuk puskesmas, terutama upaya penyembuhan dan pemulihan sebab rumah sakit memiliki fungsi utama untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi penderita. Hal ini diartikan bahwa pelayanan rumah sakit untuk penderita rawat jalan dan rawat tinggal hanya bersifat spesialistik atau subspesialistik, sedangkan pelayanan puskesmas merupakan pelayanan dasar dan 45 nonspesialistik. Rumah sakit mempunyai berbagai empat fungsi dasar yaitu sebagai berikut: • Pelayanan Penderita Pelayanan penderita yang langsung di rumah sakit terdiri atas pelayanan medis, pelayanan farmasi, dan pelayanan keperawatan. Pelayanan penderita melibatkan pemeriksaan dan diagnosis, pengobatan kesakitan atau luka, pengobatan pencegahan, rehabilitasi, perawatan, pemulihan, dan pelayanan tertentu lainnya • Pendidikan Pendidikan sebagai suatu fungsi rumah sakit terdiri atas dua bentuk utama: o Pendidikan danatau pelatihan profesi kesehatan, mencakup program formal kedokteran dan perawat, program in-service training personel profesional, dan program on the job training personel nonprofesional. o Pendidikan danatau pelatihan penderita, mencakup pendidikan umum bagi anak - anak yang terikat pada hospitalisasi jangka panjang, pendidikan khusus dalam bidang rehabilitasi, pendidikan khusus dalam perawatan kesehatan, dan pendidikan tentang obat. • Penelitian Bermaksud untuk memajukan pengetahuan medik tentang penyakit dan peningkatan atau perbaikan pelayanan rumah sakit. Selain itu bertujuan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi penderita. Contoh kegiatan penelitian adalah perencanaan prosedur diagnosis yang baru, perbaikan prosedur akuntansi untuk biaya distribusi pelayanan yang lebih wajar, dan mengevaluasi alat dan fasilitas baru untuk peningkatan pelayanan penderita. • Kesehatan Masyarakat. Peran rumah sakit dalam kesehatan masyarakat adalah membantu komunitas dalam mengurangi timbulnya kesakitan illness dan meningkatkan kesehatan umum penduduk. Contoh kegiatan tersebut adalah partisipasi rumah sakit dalam program deteksi penyakit. • Pelayanan Rujukan Upaya Kesehatan Suatu upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal kepada pihak yang mempunyai fasilitas lebih lengkap dan kemampuan yang lebih tinggi 46 i. Klasifikasi Rumah Sakit  Berdasarkan Kepemilikan  Rumah Sakit Pemerintah  Rumah Sakit Vertikal, langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan  Rumah Sakit Pemerintah Daerah  Rumah Sakit Militer  Rumah Sakit BUMN  Rumah Sakit Sukarela ♦ Rumah Sakit Hak Milik Rumah sakit bisnis yang tujuan utamanya mencari profit. ♦ Rumah Sakit Nirlaba Rumah sakit yang mencari laba sewajarnya untuk modal peningkatan sarana dan mutu pelayanan, umumnya rumah sakit ini merupakan hasil afiliansi dengan organisasi keagamaan  Berdasarkan Jenis Pelayanan  Rumah sakit umum Memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis kesakitan, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik  Rumah sakit khusus Memberikan pelayanan diagnosis dan pengobatan untuk penderita dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun nonbedah  Berdasarkan Lama Tinggal di Rumah Sakit  Rumah sakit perawatan jangka pendek Rumah sakit yang merawat penderita selama rata - rata kurang dari 30 hari  Rumah sakit perawatan jangka panjang Rumah sakit yang merawat penderita dalam waktu rata - rata 30 hari atau lebih, contohnya kondisi psikiatri  Berdasarkan Kapasitas Tempat Tidur  Di bawah 50 tempat tidur  50 - 99 tempat tidur  100 - 199 tempat tidur 47  200 - 299 tempat tidur  300 - 399 tempat tidur  400 - 499 tempat tidur  Lebih dari atau sama dengan 500 tempat tidur  Berdasarkan Afiliasi Pendidikan  Rumah sakit pendidikan Rumah sakit yang melaksanakan program pelatihan residensi dalam medik, bedah, pediatrik, dan bidang spesialis lain  Rumah sakit nonpendidikan Rumah sakit yang tidak memiliki program pelatihan residensi dan tidak ada afiliasi dengan universitas  Berdasarkan Status Akreditasi  Rumah sakit terakreditasi Rumah sakit yang telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui yang menyatakan bahwa rumah sakit tersebut memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu  Rumah sakit belum terakreditasi i. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah  Rumah Sakit Umum kelas A Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialitik luas dan subspesialitik luas  Rumah Sakit Umum kelas B Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang - kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas  Rumah sakit Umum kelas C Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar  Rumah sakit Umum kelas D Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar 48 ii. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Swasta Rumah sakit umum swasta adalah rumah sakit umum yang diselenggarakan oleh pihak swasta. Berikut klasifikasi rumah sakit umum swasta: • Rumah Sakit Umum Swasta Pratama Memberikan pelayanan medik bersifat umum • Rumah Sakit Umum Swasta Madya Memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang • Rumah Sakit Umum Swasta Utama Memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik, dan subspesialistik C. Tertiary Health Care Upaya kesehatan mencakup kesehatan fisik, mental, termasuk intelegensia dan sosial. Upaya kesehatan dilaksanakan dalam tingkatan upaya sesuai dengan kebutuhan medik dan kesehatan. Terdapat tiga tingkatan upaya, yaitu upaya kesehatan primer, upaya kesehatan sekunder, dan upaya kesehatan tersier. Upaya kesehatan diselenggarakan secara berkesinambungan, terpadu, dan paripurna melalui sistem rujukan. KEPMENKES. Upaya kesehatan sekunder dan tersier adalah upaya kesehatan tingkat rujukan maupun rujukan tingkat lanjut Upaya kesehatan tersier adalah upaya kesehatan rujukan unggulan yang terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan tersier dan pelayanan kesehatan masyarakat tersier. a Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier PKPT Menerima rujukan sub-spesialistik dari pelayanan kesehatan sekunder. Pelaksana pelayanan kesehatan perorangan tersier adalah dokter sub-spesialis atau dokter spesialis yang telah mendapatkan pendidikan khusus atau pelatihan dan mempunyai izin praktik dan didukung oleh tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan. Pelayanan kesehatan perorangan tersier dilaksanakan di Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus setara kelas A dan B, baik milik pemerintah maupun swasta yang mampu memberikan pelayanan kesehatan sub- spesialistik dan juga termasuk klinik khusus, seperti pusat radioterapi. 49 b Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier PKMT Menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat sekunder dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, sumber daya manusia kesehatan, dan rujukan operasional. Pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tersier adalah Dinas Kesehatan Provinsi, Unit kerja terkait di tingkat Provinsi, Departemen Kesehatan, dan Unit kerja terkait di tingkat nasional. Pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat tersier menjadi tanggung-jawab Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan yang didukung dengan kerja sama lintas sektor. Perawatan tersier memerlukan peralatan dan keahlian khusus seperti oprasi bypass pada arteri koroner, hemodialisis ginjal, beberapa oprasi plastik, perawatan luka bakar yang parah ataupun perawatan dan prosedur kesehatan yang kompleks lainnya. 50

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pelayanan kesehatan dibagi atas dua, yaitu sistem pembiayaan kesehatan dan sistem ketenagakerjaan kesehatan. Sistem pelayanan kesehatan akan berpadu dengan perencanaan program kesehatan. Dimana masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat akan dirumuskan, kebutuhan dan sumber daya yang tersedia akan ditentukan, penetapan tujuan program yang paling pokok serta penyusunan langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Semua ini dilakukan guna mencapai kesehatan. Sebagai pendekatan mencapai kesehatan, ditetapkan pula prinsip – prinsip Primary Health Care, Secondary Health Care, maupun Tertiary Health Care. 51