Tujuan dan Sasaran Tujuan Ruang Lingkup Kriteria

Kawasan hutan dan lahan yang perlu direhabilitasi dibedakan dalam 3 tiga kelompok disesuaikan dengan perlakuan treatment yang akan dilakukan dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Kegiatan RHL dapat berupa reboisasi, penghijauan, pemeliharaan, pengayaan tanaman, atau penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknik tergantung pada kelompok penutupan lahan tersebut. Sebagai kelengkapan dan penyempurnaannya, maka pada tahun 2002 dilakukan perhitungan luas areal yang akan direhabilitasi secara indikatif untuk Provinsi Papua, yang kemudian hasilnya disajikan dalam buku edisi 2003 ini. Penyempurnaan perhitungan juga dilakukan pada provinsi yang telah mengalami pemekaran secara administratif dan data digitalnya sudah tersedia di Badan Planologi. Hasil identifikasi adalah informasi luas kawasan hutan dan lahan yang perlu dilakukan rehabilitasi, serta informasi lokasi dan sebarannya yang disajikan dalam bentuk peta indikasi RHL. Hasil ini telah digunakan sebagai dasar penyusunan Master Plan Rehabilitasi Hutan dan Lahan serta diharapkan dapat menjadi acuan perencanaan kegiatan operasional rehabilitasi di daerah. B. Pengertian Umum 1. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap; 2. Penutupan Lahan land cover adalah kondisi permukaan bumi yang menggambarkan kenampakan vegetasi; 3. Daerah Aliran Sungai DAS adalah wilayah tangkapan air mulai dari hulu sampai dengan hilir yang merupakan satu kesatuan tata air sebagai penyangga kehidupan yang utuh 4. Reboisasi adalah kegiatan penanaman pohon di dalam kawasan hutan; 5. Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan perananannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga; 6. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang telah ditetapkan peruntukannya untuk memproduksi hasil hutan dan hasil hutan ikutan; 7. Hutan Produksi Terbatas adalah Hutan produksi yang hanya dieksploitasi dengan cara tebang pilih. 8. Hutan Lindung adalah Kawasan hutan yang karena sifat alamnya diperuntukkan guna mengatur tata air, pencegahan bencana banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. 9. Kawasan Konservasi adalah Kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di lautan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan dan pelestarian pemanfaatan sumberdaya alam hayati beserta ekosistemnya. 10. Sistem Informasi Geografis adalah teknologi pengelolaan input, updating, analisa, dan penyajian data spasialnon spasial yang modern, terintegrasi dengan menggunakan perangkat yang terkomputerisasi;

C. Tujuan dan Sasaran Tujuan

Melakukan identifikasi kawasan hutan dan lahan yang perlu dilakukan rehabilitasi dalam rangka penyusunan Master Plan Rehabilitasi Hutan dan Lahan MP-RHL Daerah serta perencanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan tingkat Provinsi dan Kabupaten. Sasaran Tersedianya data luas dan peta indikasi kawasan hutan dan lahan yang perlu dilakukan rehabilitasi berdasarkan kelompok penutupan lahan dan batas Daerah Aliran Sungai DAS pada unit manajemen administrasi Provinsi dan Kabupaten.

D. Ruang Lingkup

1. Kegiatan identifikasi kawasan hutan dan lahan yang perlu dilakukan rehabilitasi diarahkan pada areal di dalam dan di luar kawasan hutan di seluruh Indonesia. 2. Hasil identifikasi berupa data luas dan sebaran lokasi indikasi areal yang perlu dilakukan rehabilitasi yang disajikan dalam bentuk peta dalam satuan per pulau, per provinsi disertai perhitungan luas pada unit administrasi provinsi, kabupaten, dan DAS prioritas. 3. Luas dan peta indikasi kawasan hutan dan lahan yang perlu dilakukan rehabilitasi adalah merupakan hasil awal yang bersifat umum, indikatif dan masih perlu didetilkan sesuai kondisi ekosistem dan pengelolaan di daerah terkait. 4. Untuk mempermudah dalam implementasinya, indikasi kawasan hutan dan lahan yang perlu dilakukan rehabilitasi disajikan pada peta indikasi RHL pada format kertas F4 skala disesuaikan berdasarkan kelompok penutupan lahan.

E. Kriteria

Kegiatan identifikasi ini bersifat umum karena adanya keterbatasan data pendukung. Namun akan terus disempurnakan dengan data yang lebih akurat, terkini dan komprehensif. Memperhatikan ketersediaan data yang terbatas, untuk kegiatan ini dipergunakan kriteria sebagai berikut : 1. Kawasan Hutan dan Lahan : identifikasi kawasan hutan dan lahan yang perlu dilakukan rehabilitasi dilaksanakan pada kawasan hutan yang meliputi kawasan hutan lindung, hutan konservasi, hutan produksi HP, HPT, HPK, serta lahan diluar kawasan hutan APL 2. Penutupan lahan: identifikasi kawasan hutan dan lahan yang perlu dilakukan rehabilitasi diarahkan pada kawasan hutan dan lahan kurangtidak produktif dengan berdasarkan pada kelas penutupan lahan dari hasil penafsiran citra Landsat 19992000. 3. Kepekaan lahan : hasil identifikasi kawasan hutan dan lahan yang perlu dilakukan rehabilitasi didasarkan pada kriteria lahan kritis dengan tingkat erosi dan sedimentasi tinggi, digambarkan dan didekati dengan penggunaan data DAS dan DAS prioritas berdasarkan SK Menhut No. 284Kpts-II99 tanggal 7 Mei 1999. Ketiga kriteria tersebut di atas digunakan dengan pertimbangan bahwa RHL secara indikatif akan dilakukan pada kawasan hutan dan lahan yang tidak produktif dan peka terhadap erosi. BAB II METODOLOGI A. Data dan Sumber 1. Data Kawasan Hutan : Dipergunakan a Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan yang sudah ditetapkan dengan SK Menteri Kehutanan 23 provinsi dan b Peta TGHK untuk provinsi yang belum selesai proses penunjukannya 3 provinsi meliputi Sumatera Utara, Riau, dan Kalimantan Tengah c Untuk provinsi hasil pemekaran Bangka Belitung, Banten, Maluku Utara dan Maluku masih mengacu pada Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan pada provinsi awalnya. 2. Data Penutupan Lahan : Dipergunakan data penutupan lahan hasil interpretasi citra satelit Landsat 7 ETM+ seluruh Indonesia tahun 19992000. Hasil identifikasi dibedakan kedalam 3 tiga kelompok penutupan lahan yang disesuaikan dengan perlakuan treatment kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Ketiga kelompok tersebut meliputi : ƒ Kelompok I terdiri dari jenis penutupan tanah terbuka, semakbelukar, pertanian lahan kering bercampur semak. Kegiatan RHL yang dapat diarahkan pada kelompok ini adalah kegiatan reboisasi dan penghijauan. ƒ Kelompok II terdiri dari jenis penutupan hutan lahan kering sekunder, hutan rawa sekunder, hutan mangrove sekunder. Kegiatan RHL yang dapat diarahkan pada kelompok ini adalah rehabilitasi melalui kegiatan pengayaan tanaman. ƒ Kelompok III terdiri dari jenis penutupan pertanian lahan kering, transmigrasi, sawah, pertambangan, dan permukiman. Kegiatan RHL diasumsikan tidak dilakukan pada seluruh areal dan dapat dilakukan melalui kegiatan teknik konservasi tanah. 3. Data DAS : Dipergunakan data digital DAS dari Ditjen RLPS dengan pemilahan DAS prioritas berdasarkan SK Menhut No. 284Kpts-II99 tanggal 7 Mei 1999. Prioritas I : Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosek, investasi dan kebijaksanaan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas tertinggi untuk direhabilitasi. Prioritas II : Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosek, investasi dan kebijaksanaan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas kedua untuk direhabilitasi Prioritas III : Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosek, investasi dan kebijaksanaan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas ketiga untuk direhabilitasi DAS bukan prioritas : Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosek, investasi dan kebijaksanaan pembangunan wilayah tersebut tidak perlu diberikan prioritas dalam penanganannya. 4. 4. Data Administrasi : Dipergunakan batas administrasi pemerintahan propinsi dan kabupaten bersumber dari data BPS tahun 2000 yang kemudian disempurnakan berdasarkan masukan dari berbagai pihak .

B. Pengolahan dan Penyajian Data