dengan fungsi kejiwaan manusia, maka akan lebih jelas lagi bahwa agama mengenai manusia sebagai keseluruhan.
2
a. Kehidupan atau pengalaman dunia-dalam seseorang tentang ke-Tuhanan berhubungan erat dengan fungsi finalis motivasi dan emosi atau efektif dan konatif
b. Keimanan berhubungan erat dengan fungsi kognitif. c. Peribadatan berhubungan erat dengan sikap dan fungsi motorik sebagai pelaksanaan
dan realisasi kehidupan dunia-dalam seseorang.
B. Pengertian Psikoterapi
Istilah Psikoterapi Psychotherapy mempunyai pengertian cukup banyak dan kabur, terutama karena istilah tersebut digunakan dalam berbagai bidang operasional ilmu empiris
seperti psikiartri, psikologi, bimbingan dan penyuluhan, kerja sosial, pendidikan dan ilmu agama. Secara harfiah Psikoterapi berasal dari kata psycho = jiwa, dan therapy =
penyembuhan. Jadi, psikoterapi sama dengan penyembuhan jiwa.
3
Yang dimaksud dengan psikoterapi adalah pengobatan alam pikiran atau lebih tepatnya pengobatan alam psikis melalui metode psikologi. Dari pengertian tersebut dapat
diambil suatu pemahaman bahwa psikoterapi dipandang sebagai upaya kuratif dalam pengobatan orang yang sakit jiwa.
4
Psikoterapi kadang-kadang diidentikkan dengan psikoanalisis, yaitu suatu cara untuk menganalisis jiwa seseorang dengan menggunakan teknik-teknik tertentu. Psikoterapi juga
diartikan dengan penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri.
Menurut Lewis R. Wolberg. M.D. 1977 dalam buku The Technique of Psichotherapy menjelaskan bahwa psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-
alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional dengan pasien, yang
bertujuan: 1 menghilangkan, mengubah atau menurunkan gejala-gejala yang ada, 2 memperantarai perbaikan pola tingkah laku yang rusak, dan 3 meningkatkan pertumbuhan
serta perkembangan kepribadian yang positif.
2 Abdul Aziz Ahyani, Psikologi Agama, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995, hlm.165
3 Ibid, hlm.156
4
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004, hlm. 183
C. Agama sebagai Psikoterapi
5
Jiwa Manusia Membutuhkan Agama. Pada dasarnya bahwa manusia terdiri dari dua
substansi yang berbeda, yaitu tubuh yang bersifat materi dan jiwa yang bersifat immateri al- nafs. Yang menjadi hakekat manusia adalah al-nafs yang mempunnyai dua daya, yaitu daya
berpikir yang disebut rasio akal yang berpusat di kepala dan daya rasa yang berpusat di dada.
Cara pengembangan dua daya ini telah diatur oleh Islam sedemikian rupa. Daya pikir atau akal yang berpusat di kepala, dipertajam oleh ayat kaunniyat, ayat tentang kosmos yang
mengandung perintah agar manusia meneliti, merenung, berpikir, menganalisis dan menyimpulkan demi lahirnya gagasan-gagasan inovatif. Sementara daya rasa yang berpusat
di dada dipertajam melalui ibadat shalat, puasa, zakat, dan haji. Tanpa agama, jiwa manusia tidak mungkin dapat merasakan ketenangan dan
kebahagiaan dalam hidup. Jadi, agama dan percaya pada Tuhan adalah kebutuhan pokok manusia, yang akan menolong orang dalam memenuhi kekosongan jiwanya.
Fungsi Agama dalam Kehidupan. Setidaknya ada empat fungsi agama dalam
kehidupan, yaitu: a Agama memberi bimbingan dan petunjuk dalam hiduup. b Agama adalah penolong dalam kesukaran. c Agama menentramkan batin. d Agama
mengendalikan moral.
Langkah-langkah Terapi Religius. Ada beberapa cara untuk mencegah munculnya
penyakit kejiwaan dan sekaligus menyembuhkannya, melalui konsep-konsep dalam Islam. Adapun upaya tersebut, adalah: Pertama, menciptakan kehidupan yang islami dan
religius. Kedua, Mengintensifkan kualitas ibadah. Sembahyang, do’a dan permohonan ampun kepada Allah akan mengembalikan ketenangan dan ketentraman jiwa bagi orang yang
melakukannya. Ketiga,meningkatkan kualitas dan kuantitas dzikir. Keempat,melaksanakan rukun Islam, rukun Iman dan berbuat ikhsan.Kelima, menjauhi sifat-sifat tercela akhlak
mazmumah.Keenam, mengembangkan sifat-sifat terpuji akhlak mahmudah. Diharapkan dengan langkah-langkah tersebut dapat mewujudkan kondisi jiwa yang
benar-benar baik dan sehat.
5 Moh. Sholeh, Agama Sebagai Terapi, yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, hlm. 41
D. Metodologi Psikoterapi Islam