Konsepsi Tinjauan Yuridis Pengikatan Dan Pendaftaran Jaminan Kapal Laut (Studi Di Kotamedan-Belawan)

22 22 pihak yang dapat membatalkan kehendak untuk membuat perjanjian jaminan fidusia diancam dengan pidana kurungan dan denda Pasal 35 UUJF. Larangan mengalihkan, menggadaikan atau menyewakan benda yang menjadi objek jaminan fidusia yang dilakukan tanpa persetujuan tertulis dari penerima fidusia. Diancam pidana paling lama 2 dua tahun Pasal 36 UUJF. Jaminan ideal yang secara maksimal dapat menjamin bahwa kreditor dapat menerima kembali uang yang dipinjamkannya harus memenuhi semua syarat sebagai berikut: a. Tidak menyusahkan debitur dalam melakukan usahanya, sehingga memungkinkan debitur membayar kembali utangnya; b. Mudah diidentifikasikan; c. Setiap waktu tersedia untuk dieksekusi; d. Nilai yang tidak mudah merosot; e. Mudah direalisasikan sehingga kreditor dapat menerima dananya untuk melunasi utang; f. Mudah diketahui oleh pihak lain supaya tidak ada jaminan kedua dipasang atas agunan yang sama kecuali dengan sepengetahuan atau persetujuan pemegang jaminan; g. Tidak mahal untuk membuatnya dan untuk merealisasikan. 33

2. Konsepsi

Konsep adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara abstraksi dan relitas. 34 Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstrak yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan defenisi 33 Rachmadi Usman, Op cit, hal. xi. 34 Masri Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1989, hal. 34. Universitas Sumatera Utara 23 23 operasional. 35 Pentingnya defenisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan, pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. Konsepsi merupakan unsur pokok dalam usaha penelitian atau untuk membuat karya ilmiah. Sebenarnya yang dimaksud dengan konsepsi adalah suatu pengertian mengenai sesuatu fakta atau dapat berbentuk batasan atau defenisi tentang sesuatu yang akan dikerjakan. Jadi jika teori berhadapan dengan sesuatu hasil kerja yang telah selesai, sedangkan konsepsi masih merupakan permulaan dari sesuatu karya yang setelah diadakan pengolahan akan dapat menjadikan suatu teori. 36 Agar tidak terjadi penafsiran yang salah, maka diberikan konsepsi pengertian dari penelitian yang akan dilakukan: 1. Pengikatan adalah pengikatan objek jaminan kepada masing-masing lembaga jaminan yang diatur oleh peraturan perundang-undangan. 2. Pendaftaran adalah proses dan cara untuk mendaftarkan objek jaminan yang diperjanjikan. 3. Jaminan adalah hak een recht yang memberikan kepada kreditur kedudukan yang lebih baik daripada kreditur-kreditur lain. 37 4. Kapal laut adalah semua kapal yang dipakai untuk pelayaran dilaut atau yang diperuntukan untuk itu Pasal 310 KUH Dagang. menurut Undang-Undang Pelayaran, kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang 35 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo, Jakarta, 1998, hal. 3. 36 Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal. 5. 37 J. Satrio, Op cit, hal. 3. Universitas Sumatera Utara 24 24 digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah Pasal 1 butir 36. Kapal laut dalam hal ini dapat dibagi dua, yakni: a. Kapal laut sebagai benda tak bergerak yang dapat dijadikan jaminan hipotik yakni kapal laut yang berukuran diatas 7 GT; b. Kapal laut sebagai benda bergerak yang dapat dijadikan jaminan fidusia yakni kapal laut yang berukuran dibawah 7 GT. 5. Asas cabotage adalah hak untuk melakukan pengangkutan penumpang, barang dan pos secara komersial dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain di dalam wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Asas cabotage merupakan hak prerogratif Republik Indonesia sebagai Negara berdaulat. Hak tersebut diberikan kepada perusahaan angkutan laut nasional, dan tidak akan diberikan kepada perusahaan angkutan asing manapun, kecuali atas pertimbangan untuk kepentingan nasional negara yang bersangkutan. 38 Pada asasnya menurut Pasal 510 KUH Perdata, kapal-kapal, perahu-perahu, perahu tambang, gilingan-gilingan dan tempat-tempat pemandian yang dipasang 38 H.K. Martono dan Eka Budi Tjahjono, Opcit, hal. 14-16. Universitas Sumatera Utara 25 25 diperahu atau yang berdiri, terlepas dari benda sejenis itu adalah benda bergerak. Akan tetapi jika kapal-kapal itu didaftar, ia tidak mempunyai status benda bergerak. 39 Pasal 309 ayat 1 KUH Dagang mengatakan bahwa kapal adalah semua alat pelayaran dengan nama atau sifat apapun juga. Ayat 2 menentukan bahwa apabila tidak ditentukan lain atau tidak dijanjikan lain, maka kapal itu dianggap meliputi segala alat perlengkapannya. Ayat 3 mengatakan pula bahwa yang dimaksud dengan alat perlengkapan kapal ialah segala benda yang bukan suatu bagian dari kapal itu sendiri, namun diperuntukkan untuk selamanya dipakai tetap dengan kapal itu. Hal ini berarti bahwa rantai, sekoci, layar, jangkar termasuk dalam pengertian kapal. 40 Barang-barang yang tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bersifat bahan makanan, minyak solar, batu arang tidak termasuk dalam pengertian kapal. 41 Dari pasal 309 ayat 2 dan ayat 3 KUH Dagang ini dapat juga disimpulkan bahwa untuk pengertian kapal, berlaku juga azas accesie perlekatan dimana alat perlengkapan dianggap merupakan kesatuan dengan benda pokoknya, yaitu kapal. Hal ini menjamin kepastian hukum. 42 Menurut KUH Dagang, maka kapal Indonesia adalah setiap kapal laut yang telah memenuhi syarat menjadi kapal Indonesia, sehingga menjadi kapal 39 Mariam Darus Badrulzaman, Bab-Bab Tentang Hypotheek, Alumni, Bandung, 1986, hal.86. 40 Ibid. 41 Ibid. 42 Ibid, hal. 87. Universitas Sumatera Utara 26 26 berkebangsaan Indonesia. Syarat-syarat untuk menjadi kapal Indonesia adalah yang berkenaan dengan surat laut dan pas kapal. Kapal yang berukuran minimal 20 m 2 dua puluh meter kubik isi kotor dapat dibukukan dalam suatu register kapal dan atas kapal yang demikian dapat iikatkan dengan hipotik. 43

G. Metode Penelitian 1.

Sifat dan Jenis Penelitian Dalam kaitannya dengan permasalahan dan tujuan penelitian ini maka sifat penelitian ini adalah deskriftif analistis, yaitu menggambarkan semua gejala dan fakta yang terjadi dilapangan serta mengaitkan dan menganalisa semua gejala dan fakta tersebut dengan permasalahan yang ada dalam penelitian dan kemudian disesuaikan dengan keadaan yang terjadi dilapangan. Jenis penelitian ini dimaksudkan untuk melukiskan keadaan objek dan peristiwanya. Penelitian ini untuk menganalisa kaidah hukum tentang perundang- undangan jaminan fidusia dan hipotik serta perlindungan hukum kepada kreditor dan debitor, maka jenis penelitian yang digunakan adalah metode yuridis empiris yaitu mengungkap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian. Demikian juga hukum dalam pelaksanaannya didalam masyarakat yang berkenaan dengan objek penelitian. 44

2. Lokasi Penelitian