42
Menurut Davidson dan Warsham dalam Isjoni 2011:28, pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan
menciptakan pendekatan pembelajaran yang berefektifitas yang mengitegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik.
Slavin dalam Isjoni 2011:15 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang
dengan struktur kelompok heterogen. Jadi dalam model pembelajaran kooperatif ini, siswa bekerja sama dengan kelompoknya untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Dengan begitu siswa akan bertanggung jawab atas belajarnya sendiri dan berusaha menemukan inforamsi untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan pada mereka.
Model pembelajaran kooperatif harus menerapkan lima unsur menurut Lie 2004:
31 yaitu “Saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok”. Jika kelima
unsur tersebut dilaksanakan dengan baik, maka akan tercipta suasana kerja kelompok yang maksimal dan dapat memberikan semangat belajar yang tinggi,
sehingga kemungkinan hasil belajarpun akan meningkat. Menurut Agus Suprijono 2009: 65 terdapat enam langkah atau tahapan di dalam
pembelajaran yang menggunakan model kooperatif . Langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel bawah ini.
43
Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan siswa agar lebih siap menerima pelajaran.
Fase 2: Present information Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada siswa secara verbal.
Fase 3: Organize students into leraning teams.
Mengorganisasi siswa ke dalam tim- tim belajar.
Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata cara pembentukan tim
belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien.
Fase 4: Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar.
Membentu tim-tim belajar selama siswa mengerjakan tugas.
Fase 5: Test on the materials Mengevaluasi
Menguji pengetahuan siswa mengenai mengenai materi pelajaran atau
kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6: Provide Recognition Memberikan pengakuan atau
penghargaan Mempersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan prestasi individu maupun kelompok.
a. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Tujuan model pembelajaran kooperatif menurut Widyantini 2006:4 adalah hasil belajar siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari
temannya serta pengembangan keterampilan sosial. Johnson Johnson dalam Trianto 2010:57 menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah
memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Louisell dan
Descamps dalam Trianto 2010:57 juga menambahkan, karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara
para siswa dari latar belakang etnis dan kemmapuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses dan pemecahan masalah. Jadi inti dari tujuan
pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa dan
44
memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa lainnya.
b. Prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur dalam Widyantini 2006:4, prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1 Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya dan berpikir bahwa semua anggota kelompok memiliki tujuan yang sama.
2 Dalam kelompok terdapat pembagian tugas secara merata dan dilakukan
evaluasi setelahnya. 3
Saling membagi kepempininan antar anggota kelompok untuk belajar selama pembelajaran.
4 Setiap anggota kelompok bekerja sama atas semua pekerjaan kelompok.
Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif menurut Nur dalam Widyantini 2006:4
sebagai berikut : 1
Siswa dalam kelompok bekerja sama menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2 Kelompok dibentuk secara heterogen.
3 Penghargaan lebih diberikan kepada kelompok, bukan kepada individu.
Pada model pembelajaran kooperatif memang ditonjolkan pada diskusi dan kerja sama dalam kelompok. Kelompok dibentuk secara heterogen sehingga siswa
dapat berkomunikasi, saling berbagi ilmu, saling menyampaikan pendapat, dan saling menghargai pendapat teman sekelompoknya.
45
5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Dalam operasionalnya gambar-gambar dipasangkan
satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis. Dalam pelaksanaannya, teknik penggunaan dan pemanfaatan media picture and picture
turut memberikan andil yang besar dalam menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar, karena pada dasarnya media mempunyai dua fungsi utama yaitu
media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar bagi siswa Djamarah, 2002:137.
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan model pembelajaran kooperatif
menurut Istarani 2011:7 adalah sebagai berikut : 1
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang
menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus
dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator- indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
2 Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Penyajian materi sebagai
pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran
dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan
teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
3 Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan berkaitan dengan
materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang
ditunjukkan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar akan menghemat energi guru dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
Dalam perkembangan selanjutnya guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demonstrasi tentang suatu kegiatan
tertentu.
4 Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan
gambar-gambar yang ada. Di langkah ini guru harus bisa melakukan inovasi, kadang penunjukkan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa
46
merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankantugas yang telah diberikan.
5 Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan
urutan gambar. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah
sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
6 Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan
konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini, guru harus memberikan
penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mngetahui
bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan.
7 Guru menyampaikan kesimpulan. Di akhir pembelajaran guru bersama siswa
mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran. Sedangkan menurut Istarani 2011:8, kelebihan dan kekurangan picture and
picture adalah sebagai berikut. Kelebihan :
1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.
2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-
gambar mengenai materi yang dipelajari. 3.
Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa diminta guru untuk menganalisa gambar yang ada.
4. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan
siswa mengurutkan gambar. 5.
Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
Kekurangan : 1.
Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualiatas serta sesuai dengan materi pelajaran.
2. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi yang dimilki siswa. 3.
Baik guru dan siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
4. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-
gambar yang diinginkan.