Modul Tutorial TINJAUAN PUSTAKA

11

C. Permasalahan Kontektual

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, kontekstual berarti berhubungan dengan konteks dan konteks berarti bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna atau situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian. Dalam pembelajaran ada yang menggunakan pendekatan kontekstual yang berarti adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. II. ISI MODUL Kegiatan Pembelajaran 1 1. Tujuan 2. Uraian Materi 3. Latihan Tugas 4. Rangkuman 5. Tes Formatif 6. Kunci Jawaban Tes Formatif 7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 2 1. Tujuan 2. Uraian Materi 3. Latihan Tugas 4. Rangkuman 5. Tes Formatif 6. Kunci Jawaban 7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut II. DAFTAR PUSTAKA 12 Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan-pernyataan para ahli, diantaranya menurut Menurut Suryanto 2002: 20-21 pembelajaran kontekstual adalah: Pembelajaran yang menggunakan bermacam-macam masalah kontektual sebagai titik awal, sedemikian sehingga siswa belajar dengan menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memecahkan berbagai masalah, baik masalah nyata maupun masalah simulasi, baik masalah yang berkaitan dengan pelajaran lain di sekolah, situasi sekolah, maupun masalah di luar sekolah, termasuk masalah-masalah di tempat-tempat kerja yang relevan. Sedangkan menurut Nurhadi 2002: 1 pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pelajaran dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang mereka miliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka, sebagai anggota keluarga, masyarakat. Pendekatan Kontekstual atau CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Depdiknas, 2002: 5 Rusman 2010: 192-192 mengatakan bahwa sebelum melaksanakan pembelajaran dengan penggunaan CTL, tentu saja terlebih dahulu guru harus membuat desainskenario pembelajarannya, sebagai pedoman umum sekaligus alat kontrol dalam pelaksanaannya. Pada intinya pengembangan setiap komponen CTL tersebut dalam pembelajaran dapat diakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 13 1. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna. 2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan. 3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan. 4. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab dan lain sebagainya. 5. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 6. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa. Sehingga tugas guru dalam hal ini adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Oleh karena itu, tugas guru lebih berkaitan dengan perancangan strategi pembelajaran, bukan sekedar pemberi informasi mengenai materi pembelajaran. Guru secara profesional bertugas membimbing siswa untuk belajar mandiri, menemukan dan memperoleh komptensi-kompetensi baru yang berguna bagi mereka. Jadi yang dimaksud dengan permasalahan kontekstual dalam modul ini adalah permasalahan yang menggambarkan kejadian atau situasi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang dapat dianalisis oleh siswa sehingga siswa belajar secara mandiri dan menemukan solusi atau teori yang benar dalam cerita kontekstual tersebut. 14

D. Prior Knowledge

Prior knowledge PK juga bisa disebut dengan kemampuan awal. PK merupakan langkah penting di dalam proses belajar, dengan demikian setiap guru perlu mengetahui tingkat PK yang dimiliki para peserta didik. Dalam proses pemahaman, PK merupakan faktor utama yang akan mempengaruhi pengalaman belajar bagi para peserta didik. Dalam proses belajar, PK merupakan kerangka dimana peserta didik menyaring informasi baru dan mencari makna tentang apa yang sedang dipelajari olehnya. Proses membentuk makna melalui membaca didasarkan atas PK dimana peserta didik akan mencapai tujuan belajarnya. Gafur dalam Suryosubroto 2002: 31 mengemukakan bahwa, Kemampuan awal siswa adalah pengetahuan dan ketrampilan yang relevan termasuk latar belakang karakteristik yang dimiliki siswa pada saat akan mulai mengikuti suatu program pengajaran. Untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan awal siswa, teknik yang dapat dilakukan yaitu: 1. Menggunakan catatan atau dokumen seperti rapor 2. Menggunakan tes pra-syarat dan tes awal 3. Menggunakan komunikasi individual 4. Menyampaikan angket Cecco dalam Nashir 2004: 64 mengemukakan bahwa kemampuan awal adalah pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelum ia melanjutkan kejenjang berikutnya. Selanjutnya, Nurkancana dan Sumarta 1982: 206 mengungkapkan bahwa kemampuan awal dapat diartikan sebagai jumlah tingkat perkembangan yang dicapai seseorang untuk dapat menerima pelajaran baru, kesiapan belajar erat kaitannya dengan kematangan tertentu, maka ia siap untuk menerima pelajaran baru.