Gerak Melingkar beraturan Kimia SMAMA

Modul Fisika SMA ‐ Persiapan Sukses Ujian Nasional MGMP Fisika SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan Tim Penyusun: Rudinanto, S.Pd. ‐ Ida Farida Mutia, S.Pd. ‐ Reny Rosmiati, S.Pd. Persamaan Umum GLBB St = Vo.t + ½ at 2 Vt = Vo + a.t Vt 2 = Vo 2 + 2 as

2. Gerak Melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan adalah gerak melingkar dengan besar kecepatan tetap, arah kecepatan selalu berubah. Tinjauan Gerak Melingkar pada banyak roda 3.Gerak Parabola Gerak parabola gerak dengan lintasan berbentuk parabola. Gerak ini adalah perpaduan GLB dan GLBB. ώ ar = v 2 R atau ar = ώ 2 R ar = kecepatan sebtripental putaran det 2 ώ = kecepatan sudut putarandet rpm rotasi per menit 1 putaran = 2П radian. R = jari‐jari ώA = ώB A B A B A B VA = VB VA = VB h H vo X Y Persamaan gerak sumbu x Vx = Vo cos ά Sx = Vx.t Persamaa gerak sumbu y Vy = vo sin ά ‐ gt Sy = vo sin ά.t – ½ gt 2 Untuk mencapai titik tertinggi Vy = 0, t H = Vo sin άg h = Vo 2 sin 2 ά2g Untuk mencapai titik terjauh t = 2 t H = 2 Vo sin άg x = V0 2 sin 2 άg ά Modul Fisika SMA ‐ Persiapan Sukses Ujian Nasional MGMP Fisika SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan Tim Penyusun: Rudinanto, S.Pd. ‐ Ida Farida Mutia, S.Pd. ‐ Reny Rosmiati, S.Pd. Hukum ‐hukum pemantulan 1. sinar datang, sinar normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar. 2. sudut datang α = sudut pantul β Pemantulan pada Cermin Datar Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar 1. jarak bayangan ke cermin = jarak benda ke cermin 2. tinggi bayangan = tinggi benda 3. bayangannya tegak dan selalu maya Pemantulan pada Permukaa Seferis Cermin Lengkung terdiri dari cermin cekung dan cermin cembung. Persamaan cermin lengkung : S = Jarak benda ke cermin S 1 = Jarak Bayangan ke cermin R = jari‐jari kelengkungan lensa f = ½ Benda dikatakan benda nyata jika membentuk bayangan nyata, maka bayangannya selalu terbalik. Jika membentuk bayangan maya, maka bayangannya selalu tegak. Sinar datang Sinar pantul Sinar Normal Sinar bias α β Benda nyata didepan cermin : S positif Benda maya dibelakang cermin : S negative Bayangan Nyata didepan cermin : S 1 positif Modul Fisika SMA ‐ Persiapan Sukses Ujian Nasional MGMP Fisika SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan Tim Penyusun: Rudinanto, S.Pd. ‐ Ida Farida Mutia, S.Pd. ‐ Reny Rosmiati, S.Pd. Pembiasan Cahaya Pembiasan cahaya ialah pembelokan cahaya yang disebabkan kecepatan cahaya yang melalui dua medium yang berbeda. Kecepatan cahaya diruang hampa adalah 3 x 10 8 selain dipantulkan jika cahaya melalui medium chaya juga dibelokkan. Persamaan snellius menjelaskan teoritis pembiasan sbb : n 1 sin i = n 2 sin r Sudut kritis adalah sudut yang terbentuk karena sudut datang dan sudut bias = 90 o hal ini terjadi jika sinar datang dari zat optik lebih rapat ke optik kurang rapat. Pembiasan Pada Dua bidang Batas Lensa terletak diudara Sifat cermin cekung konkaf F dan R positif, bersifat mengumpulkan sinar Sifat cermin cembung konveks F dan R negatif, bersifat menyebarkan sinar, jika benda nyata bayangan selalu nyatadi belakang cermin, tegak dan diperkecil. Contoh kaca spion. Kekuatan lensa daya lensa D Dioptri = 1fm Sinar datang Sinar pantul Sinar Normal Sinar bias i r 1f = n‐1 1 R 1 + 1 R 2 indek bias lensa Lensaindek bias = n1 terletak dimedium yang indek biasnya = n m 1f = n 1 n m ‐1 1 R 1 + 1 R 2 Modul Fisika SMA ‐ Persiapan Sukses Ujian Nasional MGMP Fisika SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan Tim Penyusun: Rudinanto, S.Pd. ‐ Ida Farida Mutia, S.Pd. ‐ Reny Rosmiati, S.Pd. Interferensi dan Difraksi Cahaya Percobaan ini dilakukan oleh Young Dari percobaan didapat bahwa garis ‐garis terang didapat dari interferensi 2 gelombang yang fasanya sama. Garis ‐garis gelap didapat dari interferensi 2 gelombang yang fasanya berbeda. Difraksi adalah pembelokkan gelombang melalui rintangan atau celah sempit. Cahaya yang melewati kisi difraksi, akan mengalami interferensi pada layar, interferensi yang berbeda‐beda menyebabkan warna‐warna. Warna‐warna membuat garis terang yang berbeda‐beda di layar. Alat ‐alat Optik Mata dan Kacamata Jika bayangan tepat jatuh diretina, maka mata dapat melihat benda dengan jelas Apabila mata melihat benda‐benda dekat maka lensa mata dibuat lebih cembung dan sebaliknya untuk benda jauh lensa mata dibuat lebih cekung. Hal ini dapat terjadi dengan mengubah fokus lensa. kisi kisi Modul Fisika SMA ‐ Persiapan Sukses Ujian Nasional MGMP Fisika SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan Tim Penyusun: Rudinanto, S.Pd. ‐ Ida Farida Mutia, S.Pd. ‐ Reny Rosmiati, S.Pd. Mata normal titik dekatnya 25 cm Penyakit rabun dekat titik dekatnya lebih besar dari 25cm untuk mengatasinya harus menggunakan kacamata cembung. Penyakit rabun dekat. titik jauh : tidak di ~ hal ini disebabkan mata terlalu cembung untuk mengatasinya diperlukan lensa cekung. Lup Berbentuk lensa cembung tunggal. Cara pengamatan dengan lup 1. pengamatan tanpa akomodasi mata mengamati benda dalam keadaan relax tanpa akomodasi perbesaran M = Sn f Sn = jarak baca normal si pengamat f = panjang titik api lup 2. Pengamat dengan akomodasi maximum. Dalam hal ini bayangan terakhir berjarak sejauh jarak baca normal dari mata 1 S + 1 S 1 = i f ; S 1 = ‐ S n ; Sn : jarak baca normal si pengamat Mikroskop Terdiri dari dua lensa cembung yaitu lensa obyektif dekat dengan mata dan okuler dekat dengan benda Perbesaran M = S1 Ob S ob x S n f ok Modul Fisika SMA ‐ Persiapan Sukses Ujian Nasional MGMP Fisika SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan Tim Penyusun: Rudinanto, S.Pd. ‐ Ida Farida Mutia, S.Pd. ‐ Reny Rosmiati, S.Pd. Kalor panas : adalah bentuk energi yang dipindahkan melalui perbedaan temperatur. Panas akan berpindah dari suhu yang lebih panas ke suhu yang lebih dingin. Satuan kalor adalah kalori, joule, erg. Satu kalori adalah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 C Q = kalor yang diserap joule m = massa benda kg ∆t = perubahan temperature yang terjadi o C c = kalor jenis benda joulekg C C = kapasitas kalor kal o C Perubahan Zat Kalor Laten Kalor yang dibutuhkan untuk merubah bentuk 1 kg zat Q = m.L L = kalor laten joulkg Kalor lebur : kalor yang dibutuhkan untuk merubah 1 kg zat dari padat menjadi cair Q = m c ∆t C = m c Wujud Padat Wujud Cair Wujud gas melenyap menyublin melebur membeku menguap mengembun Modul Fisika SMA ‐ Persiapan Sukses Ujian Nasional MGMP Fisika SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan Tim Penyusun: Rudinanto, S.Pd. ‐ Ida Farida Mutia, S.Pd. ‐ Reny Rosmiati, S.Pd. Kalor beku : kalor yang dibutuhkan untuk merubah 1 kg zat dari cair menjadi padat Kalor penguapan : kalor yang dibutuhkan untuk merubah 1 kg zat dari cair menjadi uap Kalor Pengembunan : kalor yang dibutuhkan untuk merubah 1 kg zat dari uap menjadi cair. Kalor penguapan = kalor pengembunan Perpindahan Kalor 1. Konduksi Perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel cth : besi yang dipanaskan H = K.A. ∆t L H : Jumlah kalor yang merambat persatuan waktu K : Daya hantar kalor koeffisien konduksi termal A : Luas penampang L : Panjang ∆t : Beda temperature di ujung‐ujung benda

2. konveksi