2. Elektron ditembakkan dan akan melewati berbagai lensa yang ada menuju
kesatu titik di sampel.
3. Sinar electron tersebut akan dipantulkan kedetektor lalu ke amplifier untuk
memperkuat signal sebelum masuk ke computer untuk menampilkan gambar
atau image yang diinginkan.
H. Diagram Alir
Adapun diagram alir penelitian preparasi dan karakterisasi komposit hidroksiapatit-silika 5 yang berbahan dasar tulang sapi dan sekam padi dapat
dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini:
Direndam pada Larutan HCl 1 N 24 jam, Oven
100 3 jam
Direbus 8 jam, dioven 150
2 jam
Oven 100 3 jam, digerus
3 jam Dicuci dengan aquades,
direndam pada Larutan NaOH 1 N 24 jam
Tulang sapi Dibersihkan, dicuci dan
dioven 120 3 jam
Mulai Mulai
Sekam padi Dibersihkan, dicuci, dan
dijemur d bawah sinar matahari
Direndam dengan menggunakan air panas
selama 15 menit Oven suhu 110
2 jam Mengekstraksi sekam padi
1jam sol Menge-gel sol dan
memutihkan gel
Mencampur serbuk hidroksiapatit dan 5 serbuk silika
Furnace suhu 1200 °C 3 jam, karakterisasi SEM-EDS, XRD,
FTIR Oven 100 °C 10 jam, gerus 3 jam
Menambahkan larutan etanol, menstirrer 3 jam, aging
Ballmilling 2 jam, oven 100
2 jam dan di gerus 1 menit
Oven suhu 8 jam, digerus 3 jam silika
Gambar 6. Diagram alir penelitian.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian karakteristik komposit BHAp-SiO ₂ dari
sintesis HA berbahan dasar tulang sapi dengan metode solid state reaction dan SiO
₂ berbahan dasar sekam padi dengan metode sol gel dapat dilihat dari hasil analisis fungsional, mikrostruktur, dan fasa, maka didapat kesimpulan seagai
berikut : 1.
Hasil analisis FTIR kompsit hidroksiapatit-silika amorf 5 sintering 1200 °C hasil sintesis memiliki gugus fungsi yang mengindikasikasikan terbentuknya
Ca PO SiO , yakni gugus OH
ˉ
, CO
3 2
ˉ
, PO
4 3
ˉ
dan SiO
2
. 2.
Hasil analisis struktur mikro menggunakan SEM menunjukkan sampel komposit hidroksiapatit-silika amorf 5 sintering 1200 °C memiliki ukuran
butir yang lebih homogen, tersebar merata dan ukuran partikel yang sama. 3.
Hasil FTIR, XRD menunjukkan pengaruh komposit terhadap perubahan fasa yang terjadi akibat subtitusi dari silika amorf dan perlakuan termal yang
diberikan menyebabkan beberapa gugus fosfat dan OH hilang untuk menjaga keseimbangan muatan hidroksiapatit dan membentuk fasa kalsium fosfat
silikat.