Abu Sekam Padi Batu Bata

Tabel 2 . Kelas modul batu bata SII – 0021 - 78 Modul Tebal mm Lebar mm Panjangmm M-5a 65 90 190 M-5b 65 140 220 M-6 55 110 220 Sumber dari SII-0021-78 Penyimpangan ukuran maksimum batu bata yang diperbolehkan dalam SII-0021-78, adalah sebagai berikut : Tabel 3. Daftar Penyimpangan Ukuran Maksimum Batu Bata sesuai dengan SII-0021-78 Kelas Penyimpangan Ukuran Maksimum mm M-5a dan M-5b M-6 Tebal Lebar Panjang Tebal Lebar Panjang 25 50 100 150 200 250 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 5 5 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 5 5 4 4 4 4 Sumber : SII-0021-78 Penyimpangan ukuran standar batu bata terbesar yang diperbolehkan dalam SII-0021-78, yaitu 3 untuk panjang maksimum, lebar maksimum 4, dan tebal maksimum 5. Sedangkan selisih antara batu bata berukuran maksimum dengan batu bata berukuran minimum yang diperbolehkan, yaitu untuk panjang 10 mm, lebar 5 mm, dan tebal 4 mm. Seiring perkembangan zaman, batu bata yang beredar dipasaran memiliki ukuran yang bervariasi, seperti contohnya batu bata yang mempunyai ukuran 5 cm x 10 cm x 20 cm. Adapun syarat-syarat batu bata dalam SNI 15-2094-2000 meliputi beberapa aspek seperti : a. Sifat Tampak Batu bata harus berbentuk ptisma segi empat panjang, menpunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisanya harus datar, tidak menunjukan retak-retak. b. Ukuran dan Toleransi Standar batu bata merah di Indonesia oleh BSN Badan Standar Nasional nomor 15-2094-2000 menetapkan suatu ukuran standar untuk batu bata merah sebagai berikut : Tabel 4 .Ukuran Batu Bata Berdasarkan SNI 15-2094-2000 Modul Tebal mm Lebar mm Panjangmm M-5a 65±2 90±3 190±4 M-5b 65±2 100±3 190±4 Modul Tebal mm Lebar mm Panjangmm M-6a 52±3 110±4 230±4 M-6b 55±3 110±6 230±5 M-6c 70±3 110±6 230±5 M-6d 80±3 110±6 230±5 Sumber : SNI 15-2094-2000 c. Kuat Tekan Besarnya kuat tekan rata-rata dan koevisien variasi yang diijinkan untuk bata merah pasangan dinding sesuai yaitu : Table 5 .Nilai Kuat Tekan Kelas Kekuatan Tekan Rata-Rata Batu Bata Kgcm 2 Nmm 2 Koefisien Variasi Izin 50 50 5,0 22 100 100 10 15 150 150 15 15 Sumber : SNI 15-2094-2000 3. Kegunaan dan Keuntungan Batu bata Keberadaan batu bata disaat ini banyak mendantangkan keuntungan yang dimilikinya. Batu bata memiliki banyak kegunaan diantaranya sebagai bahan bangunan yang berkualitas dalam pembuatan bangunan sipil, seperti gedung, dinding penahan, rumah, dan lain-lain. Penggunaan batu bata memiliki beberapa keuntungan, yaitu : a. Dapat diproduksi secara massal b. Dapat diaplikasikan pada pembangunn gedung dengan tanpa memerlukan keahlian khusus. c. Pada kondisi pembebanan yang normal batu bata dapat digunakan selama masa-masa pelayanan dan batu bata tidak mudah rusak. d. Batu bata memiliki nilai estetika yang unik terutama jika didesain dengan pola dan warna yang indah. e. Perbandingan harganya lebih rendah dibanding dengan jenis batu bata konvensional yang lain. f. Pemasangannya cukup mudah dan biaya perawatannya pun murah. g. Dengan adanya lubang ditengah membuat proses pembakaran lebih sempurna, dan lebih cepat. 4. Tahapan atau Proses Pembakaran Batu bata Pembakaran Batu bata dapat dilakukan dengan menyusun batu bata secara bertingkat dan bagian bawah tumpukan itu diberi terowongan untuk kayu bakar. Bagian samping tumpukan di tutup dengan batu bata setengah matang dari proses pembakaran sebelumnya atau batu bata yang sudah jadi. Sedangkan bagian atasnya ditutup dengan batang padi dan lumpur tanah liat. Saat kayu bakar telah menjadi bara menyala, maka bagian dapur atau lubang tempat pembakaran tersebut di tutup dengan lumpur tanah liat. Tujuanya agar panas dan semburan api selalau mengangah dalam tumbukan bata. Proses pembakaran ini memakan waktu 1 hari tergantung jumlah batu bata yang dibakar. Proses ini ditata sedemikian rupa di atas tungku pembakaran, memakai kulit sekam padi untuk membakar batu bata ini. Saat musim hujan, proses pembakaran batu bata itu juga memerlukan waktu lebih lama dibanding sebelumnya. `

III. METODE PENELITIAN

A. Bahan Penelitian

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak soft cly yang berasal dari desa Sumber Agung Kecamatan Seputih Mataram Lampung tengah 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi. Pengambilan Abu sekam padi diambil dari industri pabrik padi di kecamatan Seputih Raman Lampung Tengah. 3 Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung

B. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung pipa paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa ditekan perlahan-lahan sampai kedalaman 50 cm, kemudian diangkat ke permukaan sehingga terisi penuh oleh tanah dan ditutup dengan plastik agar terjaga kadar air aslinya. Sampel yang sudah diambil ini selanjutnya digunakan sebagai sampel untuk pengujian awal, dimana sampel ini disebut tanah tidak terganggu. Sedangkan pengambilan sampel tanah untuk tanah terganggu, dilakukan dengan cara penggalian menggunakan cangkul dan dimasukan kedalam karung. Abu sekam padi diperoleh dari industri pembuatan batu bata di desa Rukti Harjo Kecamatan Seputih Raman Lampung Tengah. Pengambilan abu sekam padi dilakukan dengan mengunakan cangkul dan ember dimasukan didalam karung plastik.

C. Metode Pencampuran Sampel Tanah dengan Abu Sekam Padi

Metode pencampuran untuk masing-masing prosentasi abu sekam padi adalah : 1 Abu sekam padi di campur dengan sampel tanah yang telah tertahan saringan no.200 0.075 mm dengan variasi prosentase abu sekam padi antara lain 5, 10,15 dan 20 masing-masing sebanyak 5 sampel dengan kadar campuran yang berbeda-beda. 2 Pencampuran sampel dengan cara mengaduk tanah dengan abu sekam padi yang dicampur dalam wadah dengan memberi penambahan air. Sampel tanah memiliki kumulatif berat 100, maka variasi campuran pertama abu sekam padi dan 5 terdiri dari 95 tanah, variasi campuran kedua abu sekam padi 10 dan tanah 90,dan variasi campuran ketiga abu sekam padi 15 dan tanah 85, dan variasi campuran ketiga yaitu 20 abu sekam padi dan 80 tanah. 3 Tanah yang sudah tercampur dengan abu sekam padi siap untuk dicetak di cetakan batu bata, lalu diperam selama 14 hari, dibakar selama 2x24 jam dan pengujian porositas air selama 1 hari.

D. Pelaksanaan Pengujian

Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung. Adapun pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut: 1 Pengujian Sifat Fisik Tanah Antara lain : a. Pengujian Kadar Air b. Pengujian Berat Jenis c. Pengujian Batas Atterberg d. Pengujian Berat Volume e. Pengujian Analisa Saringan 2 Melakukan pengujian kuat tekan dan porositas air terhadap batu bata dengan komposisi campuran material tanah, dan abu sekam padi dengan kadar tertentu untuk mendapatkan kadar dan abu sekam padi optimum, nilai porositas dan kuat tekan optimum batu bata. Pada pengujian ini setiap sampel tanah dibuat campuran dengan kadar abu sekam padi 5, 10,15 dan 20 sebanyak 5 sampel dengan dilakukan masa pemeraman 7 hari lalu, pembakaran selama 2x24 jam dan pengujian porositas air selama 1 hari untuk sebagian sampel, sebagian sampel lagi diuji kuat tekannya.

E. Pengujian Sifat Fisik Tanah

Sifat-sifat fisik tanah sangat berhubungan erat dengan kelayakan pada banyak penggunaan yang diharapkan dari tanah. Kekuatan dan kekokohan pendukung, kapasitas penyimpanan air, plastisitas, semuanya secara erat berkaitan dengan kondisi fisik tanah. Hal ini berlaku apabila tanah akan dijadikan sebagai bahan struktural dalam pembangunan rumah, bendungan,pagar dan pondasi untuk sebuah gedung atau untuk suatu sistem pembuangan limbah. Pengujian sifat fisik tanah dilakukan berdasarkan Standar PB 0110 – 76 atau ASTM D-4318.

a. Uji Kadar Air

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui kadar air suatu sampel tanah yaitu perbandingan antara berat air dengan berat tanah kering. Cara Kerja berdasarkan ASTM D-2216.

b. Uji Berat Jenis

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah yang lolos saringan No. 200 dengan menggunakan labu ukur. Cara kerja berdasarkan ASTM D -854.

c. Uji Batas Atterberg

1 Batas Cair Liquid Limit Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair. Cara kerja berdasarkan ASTM D 4318. 2 Batas Plastis Plasic limit Tujuannya adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat.Cara kerja berdasarkan ASTM D 4318.

d. Uji Berat Volume

Sesuai dengan ASTM D-2937, pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat volume tanah basah dalam keadaan asli undisturb sample , yaitu perbandingan antara berat tanah dan volume tanah.

e. Uji Analisa Saringan

Tujuan pengujian analisis saringan adalah untuk mengetahui persentasi butiran tanah dan susunan butiran tanah gradasi dari suatu jenis tanah yang tertahan di atas saringan No. 200 Ø 0,075 mm.

f. Uji Kuat Tekan

Pengujian kuat tekan pada batu bata adalah untuk mendapatkan besarnya beban tekan maksimum yang bisa diterima oleh batu bata. Alat uji yang digunakan adalah mesin desak. Pengujian ini dapat dilakukan dengan meletakkan benda uji pada alat uji dimana dibawah dan diatas benda uji diletakkan pelat baja kemudian jalankan mesin desak dan dicatat gaya tekan maksimumnya. Kuat tekan batu bata dihitung dengan menggunakan persamaan : Kuat tekan = P L Dimana : P = beban hancur dengan satua KN L = Luas bidang tekan cm ²