a. Kendaraan berat HV
: Bus dan truk b.
Kendaraan Ringan LV : mobil pribadi, angkutan umum, taksi
c. Sepeda motor MC
: motor d.
Kendaraan tak bermotor : sepeda, becak, gerobak
3. Waktu Pelaksanaan Survei
Pelaksanaan survey dilakukan pada hari senin, sabtu, dan minggu. Dalam pemilihan hari penenliti mempertimbangkan bahwa hari senin dapat
mewakili hari kerja, dan sabtu minggu mewakili hari libur. Survei lalu lintas dilakukan pada jam-jam sibuk :
Jam sibuk pagi : 06.30
– 07.30 Jam sibuk sore
: 16.30 – 17.30
4. Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian : a.
Roll meter untuk mengukur jarak. b.
Stop watch untuk pencatatan waktu. c.
Alat tulis. d.
handcounter
5. Pengumpulan Data Geometri
Pengumpulan data geometri simpang dimaksudkan untuk mengetahui kapasitas jalan tersebut, survei dilakukan dengan melihat dan mengukur
untuk kondisi existing terhadap lebar jalan dan kelengkapan seperti rambu dll.
D. Analisis Data Survei
Dari data survei yang diperoleh dilakukan analisis dengn menggunakan
metode MKJI, yaitu : 1.
Menghitung rata-rata arus Q
kend
berdasarkan tipe dan arah laju kendaraan.
2. Menggambarkan geometrik, dan kondisi lingkungan yang ada pada
formulir UR-1 3.
Menghitung Kinerja jalan perkotaan kapasitas, derajat kejenuhan dengan formulir UR-2.
4. Melakukan perhitungan perbandingan dengan penambahan lebar jalan
yaitu penambahan lebar pendekat kiri dan kanan masing-masing 1 meter. 5.
Membandingkan kinerja jalan bersinyal kondisi existing terhadap kinerja simpang sebelum adanya pembangunan flyover dan juga membandingan
terhadap kinerja simpang dengan perubahan lebar pendekat atau penerapan oneway pada jam sibuk.
Gambar 1. Diagram alir penelitian
Identifikasi masalah dan studi Pustaka MULAI
Pengumpulan Data
Data Sekunder 1.
Jumlah penduduk kota Bandar Lampung
2. Data LHR sebelum
pembangunan flyover Data Primer
1. Arah arus kendaraan
2. Pengukuran
geometrik 3.
Volume kendaraan 4.
Data kondisi lingkungan
Analisis Data dan Pembahasan 1.
Menggambarkan geometrik, dan kondisi lingkungan. 2.
Menghitung kinerja ruas jalan Hos.Cokroaminoto 3.
Melakukan perhitungan perbandingan dengan penambahan lebar jalan 4.
Membandingkan kinerja simpang tak bersinyal pada kondisi eksisting terhadap kinerja jalan sebelum dilakukan pembangunan flyover dan juga
membandingkan terhadap kinerja dengan perubahan lebar jalan atau penerapan oneway pada jam sibuk.
Kesimpulan dan Saran Selesai
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil perhitungan dan analisis kinerja jalan perkotaan pada jalan Hos Cokroaminoto dan kinerja simpang tidak bersinyal pada jalan Perintis
kemerdekaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1.
Kondisi eksisting pada jalan Hos Cokroaminoto adalah lebar jalan 7 meter, dengan 2 jalur 2 arah, kondisi lingkungan adalah permukiman dan
pertokoan, dengan hambatan samping sedang, dengan kapasitas ruas jalan 2507,92 smpjam. Pada tanggal 09 september 2013 pagi hari didapat
derajat kejenuhan 1,00 pada arah Hos Cokroaminoto menuju kebon jeruk. Pada sore hari didapat nilai derajat kejenuhan 1,03 pada arah Hos
Cokroaminoto – kebon, hal ini menunjukan tingginya nilai Derajat
Kejenuhan pada ruas jalan ini. 2.
Kondisi simpang tidak bersinyal eksisting dengan kapasitas simpang 2110,032 smpjam, dengan lebar efektif jalan 7 meter. Didapat DS sebesar
0,94. Dengan tundaan geometrik simpang sebesar 4,1547 detsmp, dan
tundaan simpang sebesar 16,3547 detsmp, dan peluang antriannya 35-70.
3. Setelah dilakukan usulan untuk jalan Hos Cokroaminoto yaitu
penambahan lebar jalan 1 meter pada semua sisi ruas jalan, maka didapat kapasitas menjadi 3134,9 smpjam, derajat kejenuhan didapat 0,80 pada
tanggal 09 september 2019 pada ruas jalan Hos Cokroaminoto menuju Kebon Jeruk. Sedangkan arah sebaliknya didapat 0,58. Semua derajat
kejenuhan mengalami penurunan angka yang artinya terjadi peningkatan kinerja jalan.
4. Setelah dilakukan optimasi pada simpang tidak bersinyal dengan
penambahan lebar efektif pada semua sisi lengan maka didapatkan kapasitas sebesar 2282,67 smpjam, sehingga nilai DS menjadi 0,87.
Tundaan geometrik simpang sebesar 4,07 detsmp dan tundaan simpang menjadi 16,27 detsmp, kemudian peluan antrian turun menajdi 30-60.
5. Setelah dilakukan optimasi pada simpang tidak bersinyal dengan
pelarangan belok kanan pada jalan minor maka didapatkan kapasitas simpang yaitu 2840,017 smpjam, DS sebesar 0,70. Tundaan simpang
sebesar 11,86 detsmp. 6.
Parameter kinerja ruas jalan atau simpang ditinjau dari nilai derajat kejenuhan, nilai DS0,85 adalah nilai DS yang disyaratkan.
7. Analisis dengan penambahan lebar pendekat tidak cukup efektif untuk
memperbaiki kinerja jalam yang ada, sedangkan pengaturan atau rekayasa lalu lintas lebih efektif untuk mengatasi kemacetan.