Gambar 9. Diagram alir pembuatan roti tawar tepung ubi jalar substitusi terigu Sumber : Hardoko dkk. 2010 yang dimodifikasi
Terigu, ragi,gula, susu bubuk,
baking powder, pelembut
Pencampuran Air
Pengadonan
Pengistirahatan 10 menit
Penimbangan Adonan biang,
garam shortening
Pengistirahatan 10 menit
Pendinginan Pengovenan
170°C, 35 menit Fermentasi
1 jam Rolling
Roti tawar
E. Pengamatan Sifat Fisikokimia Tepung Ubi Jalar Modifikasi Fermentasi
1. Analisa Proksimat Tepung Fermentasi
a Kadar Air
Pengukuran kadar air berdasarkan metode AOAC 2000. Cawan kosong dikeringkan dalam oven selama 15 menit, lalu didinginkan dalam disekator dan
ditimbang. Sebanyak 4-5 g sampel ditimbang dalam cawan yang telah diketahui bobot kosongnya, lalu dikeringkan dalam oven pengering pada suhu 105°C
selama 6 jam. Cawan dengan isinya kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Pengeringan dilakukan kembali hingga diperoleh berat konstan. Kadar
air dihitung berdasarkan kehilangan berat yaitu selisih berat awal sampel sebelum dikeringkan dengan berat akhir setelah dikeringkan.
Kadar air = berat awal – berat akhir x 100
berat akhir
b Kadar Abu
Penghitungan kadar abu berdasarkan metode AOAC 2000 Cawan porselen dipanaskan dalam oven selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator dan
ditimbang. Sebanyak 3-5 g sampel dimasukkan dalam cawan porselen dan ditimbang, lalu dibakar sampai tidak berasap lagi dan diabukan dalam tanur
bersuhu 550°C sampai berwarna putih semua contoh menjadi abu dan beratnya konstan. Setelah itu, didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
Kadar abu = berat abu x 100 berat sampel
c Kadar Protein, Metode Semi Mikro-Kjeldahl
Penghitungan kadar protein berdasarkan metode AOAC 2000. Ditimbang sejumlah kecil sampel 0,2 g dalam labu kjeldahl 30 ml. Ditambahkan 1,9 ± 0,1 g
K
2
SO
4
, dan 2,0 ± 0,1 ml H
2
SO
4
pekat. Sampel didestruksi selama 1-1,5 jam sampai cairan menjadi jernih. Cairan didinginkan, ditambahkan 8-10 ml NaOH
– Na
2
S
2
O
3
dan dimasukkan ke dalam alat destilasi. Di bawah kondensor alat destilasi diletakkan erlenmeyer berisi 5 ml larutan H
3
BO
3
dan beberapa tetes indikator metil merah. Ujung selang kondensor harus terendam larutan untuk
menampung hasil destilai sekitar 15 ml. Distilat dititrasi dengan HCl 0.02 N sampai terjadi warna abu-abu. Prosedur yang sama juga dilakukan terhadap
blanko tanpa sampel. Jumlah titrasi sampel a dan titrasi blanko b dinyatakan dalam ml HCl 0.02 N.
Kadar N = a-b x N HCl x 14.007 x 100 mg
sampel Kadar protein = Kadar N x 6.25
d Kadar Lemak, Metode Soxhlet
Penghitungan kadar lemak berdasarkan metode AOAC 2000. Labu lemak dikeringkan dengan oven. Sampel ditimbang sebanyak 5 g dibungkus dengan
kertas saring dan ditutup kapas bebas lemak. Kertas saring berisi sampel tersebut diletakkan dalam alat ekstraksi soxhlet yang dirangkai dengan kondensor. Pelarut
heksana dimasukkan ke dalam labu lemak lalu direfluks selama minimal 5 jam. Sisa pelarut dalam labu lemak dihilangkan dengan cara dipanaskan dalam oven,
lalu ditimbang. Kadar lemak = berat lemak x 100
berat sampel
e Kadar Karbohidrat
Kadar karbohidrat pada sampel dihitung secara by difference, yaitu dengan cara mengurangkan 100 dengan nilai total dari kadar air, kadar abu, kadar protein
kadar lemak, dan kadar serat kasar. Kadar karbohidrat = 100
– kadar air + kadar abu + kadar protein + kadar lemak + kadar serat kasar
f Kadar Serat Kasar
Penghitungn serat kasar berdasarkan metode AOAC 2000. Sampel sebanyak 1 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 300 ml kemudian ditambah dengan H
2
SO
4
0.3 N di bawah pendingin balik kemudian dididihkan selama 30 menit dengan kadang-kadang digoyang-goyangkan. Suspensi disaring dengan kertas saring, dan
residu yang didapat dicuci dengan air mendidih hingga tidak bersifat asam lagi diuji dengan kertas lakmus. Residu dipindahkan ke dalam erlenmeyer,
sedangkan yang tertinggal di kertas saring dicuci kembali dengan 200 ml NaOH mendidih sampai semua residu masuk ke dalam erlenmeyer. Sampel dididihkan
kembali selama 30 menit dan disaring sambil dicuci dengan larutan K
2
SO
4
10. Residu dicuci dengan 15 ml alkohol 95, kemudian kertas saring dikeringkan
pada 110°C sampai berat konstan lalu ditimbang. Serat kasar = berat kertas saring + residu
– berat kertas saring kosong x100 berat sampel
2. Pengamatan Sifat Fisikokimia Tepung Fermentasi
a Nilai pH
Nilai pH diukur dengan menggunakan metode AOAC 2000. Sampel ditimbang sebanyak 5 g, dan dimasukkan ke dalam 10 ml aquades, dikocok sampai
homogen. Sebelum digunakan, pH meter dinyalakan, dibiarkan stabil selama 15 sampai 30 menit dan distandarisasi dengan buffer fosfat pH 4 dan pH 7.
Elektroda dibilas dengan aquades dan dikeringkan dengan kertas tisu. Setelah elektroda dicelupkan ke dalam sampel, pengukuran pH diset. Elektroda dibiarkan
tercelup beberapa saat saampai diperoleh pembacaan yang stabil.
b Swelling Power Kekuatan pembengkakan granula dan Solubility Kelarutan
Pengukuran swelling power dan solubility mengikuti prosedur yang ditulis oleh Odedeji dan Adeleke 2010. Sebanyak 1 g sampel dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan 15 ml aquades, kemudian dikocok selama 15 menit dengan shaker menggunakan kecepatan rendah. Selanjutnya dipanaskan dalam
water bath selama 40 menit dengan suhu 60
o
C dan 90
o
C, kemudian didinginkan selama 30 menit. Kemudian dipindahkan ke tabung sentrifus yang sudah diketahui
beratnya dan dilakukan pembilasan dari tabung awal dengan menambahkan 7,5 ml aquades. Setelah itu, disentrifus pada kecepatan 2.200 rpm selama 20 menit,
sehingga dihasilkan supernatan dan pelet. Supernatan dan pelet ditempatkan pada wadah yang berbeda supernatan pada cawan porselin steril, pelet pada tabung
sentrifus untuk dikeringkan pada suhu 100°C hingga konstan. Swelling power dihitung dengan cara sebagai berikut :
Swelling power = Berat endapan pelet Sampel awal 100-solubility