Analisis Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi

pada 0,05 yang berati kita mempercayai 95 bahwa secara bersama-sama variabel bebas diatas mempengaruhi variabel Y.

4.2.4.4 Analisis Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan antara variabel X dan variabel Y secara bersamaan. Dari hasil perhitungan diatas dengan menggunakan SPSS 13 for Window, maka persamaan hubungan regresi bergandanya adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Dasar analisis diatas maka didapat koefisien korelasi sebesar 0,992 yang termasuk kedalam korelasi yang sangat kuat. Korelasi yang terjadi adalah korelasi positif, yaitu berada diantara 0,800 - 1,000.

4.2.4.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang menyatakan besar pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Pada permasalahan yang sedang diteliti yaitu pengaruh perputaran aktiva tetap dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT.Bank Mandiri Persero Tbk, diperoleh koefisien determinasi sebagai berikut. Setelah diketahui nilai R sebesar 0,992, maka koefisien determinasi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Model Summary b .992 a .984 .976 .05568 1.977 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, X2, X1 a. Dependent Variable: Y b. KD = R 2 X 100 = 0,992 2 X 100 = 98,41 Dengan demikian, maka diperoleh nilai KD sebesar 98,41 yang menunjukkan arti bahwa Modal kerja dan Risiko Kredit memberikan pengaruh simultan bersama-sama sebesar 98,41 terhadap Profitabilitas ROA. Sedangkan sisanya sebesar 1,59 dipengaruhi oleh faktor lain yang diabaikan penulis. Koefisien Beta x Zero-order : 1. Variabel X 1 = 0,291 x 0,400 = 0,116 = 11,64 2. Variabel X 2 = 0,914 x 0,949 = 0,867 = 86,74 Dari hasil uji individu diatas diketahui bahwa variabel Modal kerja terhadap variabel Profitabilitas ROA memiliki pengaruh sebesar 0,116 atau 11,64 dan Risiko Kredit X 2 terhadap variabel Profitabilitas ROA memiliki pengaruh sebesar 0,867 atau 86, Model Summary b .992 a .984 .976 .05568 1.977 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, X2, X1 a. Dependent Variable: Y b. Coefficients a -.039 .140 -.280 .793 .354 .077 .291 4.578 .010 .400 .916 .289 .986 1.014 .238 .017 .914 14.384 .000 .949 .990 .908 .986 1.014 Constant X1 X2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Zero-order Partial Part Correlations Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Y a.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Modal Kerja dan Risiko Kresit Non Performing Loan terhadap Profitabilitas ROA pada PT.Bank Mandiri Persero, Tbk. maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Modal kerja pada PT.Bank Mandiri Persero Tbk, pada tahun 2003-2009 setiap tahunnya mengalami peningkatan, dan hanya di tahun 2004 modal kerja mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar Rp. 23.219.103. Modal kerja tertinggi yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp.35.298.263 dan paling rendah pada tahun 2003 yaitu sebesar Rp. 20.398.698. 2. Perkembangan risiko kredit Non Performing Loan pada PT.Bank Mandiri Persero Tbk, periode 2003-2009 cenderung mengalami fluktuatif dan rata-rata masih diatas standar yagn telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5. Kenaikan risiko kredit Non Preforming Loan yang paling tinggi terjadi pada tahun 2005 meningkat sebesar 256,02 dari tahun sebelumnya yaitu dari 16,36 menjadi 8,64. Profitabilitas ROApaling tinggi pada tahun 2004 yaitu sebesar 3,03, dan paling rendah pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp.0,34. 3. Perkembangan profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset ROA pada PT.Bank Mandiri Persero Tbk, periode 2003-2009 cenderung mengalami fluktuasi. Kenaikan ROA yang paling tinggi terjadi pada tahun 2006, meningkat sebesar 126,09 dari tahun sebelumnya yaitu dari 0,47 menjadi 1,06. Kenaikan tersebut disebabkan oleh laba