L.Uji Validitas
1.Uji Validitas
Yang dimaksud dengan validitas adalah pertanyaan sampai mana data yang akan ditampung pada suatu kuisioner dapat mengukur apa yang ingin diukur.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid.
Menurut Arikunto 2006:168 validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Dalam penelitian ini
uji validitas untuk mengukur tingkat validitas kuesioner yang penulis gunakan dalam memperoleh nilai atau skor jawaban responden pada kuisioner.
Menurut Sugiyono 2002:124 uji validitas data adalah teknik korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid. Untuk mencari nilai korelasinya penulis menggunakan rumus Pearson Product Moment :
Keterangan: x
: Variabel independen Faktor-faktor Penyebab rendahnya Partisipasi y
: Variabel dependen n
: banyaknya sampel
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukakan dengan menggunakan alat bantu program SPSS.
M. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji chi square dengan bantuan program spss v17. Uji chi square yaitu dengan membandingkan frekuensi
observasi Fo yang benar-benar terjadi dengan frekuensi yang diharapkan Fe.
Fo nilainya didapat dari hasil percobaan. Sedangkan Fe nilainya didapat dari penghitungan secara teoritis. Sebelumnya kita tentukan terlebih dahulu
hipotesisnya yaitu Ho dan Ha. Ho berati tidak terdapat hubungan sedangkan Ha berarti terdapat hubungan. Syarat menentukan hipotesis, jika chi square hitung
χ
2
hitung ≤chi square tabel χ
2
tabel maka Ho diterima, Ha ditolak. Jika chi square hitung
χ
2
hitung chi square tabel χ
2
tabel maka Ho ditolak, Ha diterima.
Cara menentukan chi square hitung menggunakan bantuan program spss v17,
sedangkan chi square tabel dengan terlebih dahulu menentukan df derajat kebebasan dan
α alpha sebesar 5. Derajat kebebasan df dicari dengan menggunakan rumus :
Df= jumlah baris-1 jumlah kolom-1
Kesimpulan pada bab ini adalah penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif eksplanasi yaitu dengan menghubungkan faktor-faktor penyebab rendahnya
partisipasi dengan partisipasi masyarakt dalam pembangunan, kemudian mendeskripsikan hasil penelitian menggunakan kata-kata. Analisis data
menggunakan skala likert dan chi square dengan bantuan program spss v17. Skala likert digunakan untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat,
kemudian chi square digunakan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab srendahnya partisipasi dengan partisipasi masyarakat.
IV.GAMBARAN UMUM PENELITIAN
Langkah selanjutnya setelah menentukan cara-cara untuk memperoleh data penelitian adalah memberikan gambaran umum penelitian. Pada bab ini penulis
akan memberikan gambaran mengenai objek penelitian. Gambaran umum penelitian berisi tentang informasi dari objek penelitian.
Tujuan dari bab ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai objek penelitian penulis yaitu segala sesuatu yang berhubungan mengenai partisipasi
masyarakat di desa Kembang Gading. Gambaran umum mengenai objek penelitian dituliskan dalam bab ini, yaitu
sebagai berikut :
A.Gambaran Umum Desa Kembang Gading
Kembang Gading adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara. Desa Kembang Gading merupakan desa
pemekaran yang berasal dari desa Candi Mas Kecamatan Abung Selatan. Desa Luas desa Kembang Gading adalah 700 ha, dengan batas wilayah sebelah utara
berbatasan dengan desa Candi Mas, sebelah selatan berbatasan dengan desa Sinar Ogan, sebelah barat berbatasan dengan desa Sinar Mas Alam serta
sebelah timur berbatasan dengan desa Candi Mas. Kembang Gading baru berdiri menjadi sebuah desa sendiri sejak tahun 2010. Sebelumya, desa
Kembang Gading menjadi salah satu daftar desa tertinggal yang ada di wilayah kabupaten Lampung Utara. Masyarakat di desa Kembang Gading adalah salah
satu cerminan masyarakat yang kehidupannya masih tertinggal dibandingkan desa lainnya. Beberapa faktor yang menyebabkan desa Kembang Gading
menjadi salah satu cerminan kehidupan tertinggal adalah : 1.Keadaan geografis
Letak desa Kembag Gading yang jauh dari pusat kota menjadi salah satu faktor yang menjadikan kehidupan masyarakatnya masih tertinggal. Untuk
menuju kota, masyarakat harus melewati kebun karet. Bahkan di antara satu dusun ke dusun lainnya, masyarakatpun harus melewati kebun karet.
2. Akses Transportasi Kondisi jalan di desa Kembang Gading menjadi kendala bagi masyarakat
untuk mendapatkan akses transportasi. Saat hujan, jalanan menuju desa Kembang Gading akan sangat sulit untuk dilalui karena kondisi jalan yang
masih merupakan jalanan tanah merah. Keadaan seperti ini membuat desa Kembang Gading rawan untuk dilalui, hingga memberikan kesempatan bagi
pelaku kejahatan. Kemudian, pada tahun 2005 barulah Desa Kembang Gading mulai dapat
tersalur listrik. Keadaan desa Kembang Gading menjadi sedikit lebih baik. Pada tahun 2008 mulai ada program-program pembangunan untuk
memperbaiki keadaan desa Kembang Gading. Program pembangunan yang