FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA (Studi Desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara)

(1)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA TAHUN 2014

(Studi Desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara)

(Skripsi)

Oleh EKA MALA SARI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

ABSTRACT

THE FACTORS THAT CAUSE THE LOW PUBLIC PARTICIPATION IN THE CONSTRUCTION OF VILLAGE

(Study Desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara)

By

EKA MALA SARI

In Perda Lampung Utara no 8 in 2007 about the formation of 29 village in Kabupaten Lampung Utara , one of which became the village of extraction is desa Kembang Gading. As a village who experienced segregation, societies should be excieted to do repairs on their village, one of them with high community participation. But, pre based in the results of research public participation in planning development is low. Then, supported by the results of previous studies that the cause of similar research can be formulated a hypothesis which said the low participation the internal factor caused by low education and of its external factor caused by the head of the village non active. So, the purpose of research is to test the hypothesis.

A method of this research using eksplanasi with approach quantitative research through program assistance spss v17. The population in this research is the community is oblyed to present the sample with 56 people given the question in the form of kuisioner distributed randomly on the sample. Data analysis in this research using data analysis likert scale, chi square and table frequency distribution with program spss v17.

Based of the results of research that the level of participation of the village community is quite high. It is because the intenal and external factors. The internal factor affecting the public derived from the loe level of education and external factor that affects derive from mobilizaton of the village head. The low of education the community make the community easy mobilized.


(3)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA

(Studi Desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara)

Oleh

EKA MALA SARI

Berdasarakan Perda Kabupaten Lampung Utara No 8 tahun 2007 tentang pembentukan 29 desa di Kabupaten Lampung Utara, salah satu yang menjadi desa pemekaran adalah desa Kembang Gading. Sebagai sebuah desa yang mengalami pemekaran, masyarakat seharusnya bersemangat untuk melakukan perbaikan terhadap desanya, salah satunya dengan tingginya partisipasi masyarakat. Namun, berdasarkan hasil pra riset partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan masih rendah. Kemudian, didukung dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi terdiri dari faktor internal dan eksternal. Dari hasil penenlitian sejenis, dapat dirumuskan hipotesis yang menyatakan rendahnya partisipasi faktor internal disebabkan oleh pendidikan yang rendah dan eksternalnya disebabkan oleh kepala desa yang non aktif. Sehingga tujuan penelitian adalah untuk menguji hipotesis tersebut.


(4)

masyarakat wajib hadir musrenbang dengan sampel 56 orang yang diberikan pertanyaan dalam bentuk kuisioner yang dibagikan acak terhadap sampel. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data Skala Likert, Chi Square dan tabel distribusi frekuensi dengan bantuan program SPSS v17.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat partisipasi masyarakat desa Kembang Gading cukup tinggi. Hal ini karena adanya faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi masyarakat berasal dari rendahnya pendidikan masyarakatnya kemudian faktor eksternal yang mempengaruhi berasal dari mobilisasi kepala desa. Rendahnya pendidikan masyarakat, membuat masyarakat mudah dimobilisasi partisipasinya.


(5)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PARTISIPASI

MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA

(Studi Desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara)

Oleh

EKA MALA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bentuk Sumbangan Pikiran dalam Musrenbang ... 61

2. Bentuk Sumbangan Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan ... 63

3. Bentuk Sumbangan Pikiran dalam Evaluasi Pembangunan ... 65

4. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

5. Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 72

6. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 73

7. Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 73


(7)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

I.PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D.Manfaat Penelitian ... 8

II.TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A.Tinjauan tentang Masyarakat Desa ... 11

1.Pengertian Masyarakat Desa... 11

2. Ciri-Ciri Masyarakat Desa ... 12

B. Tinjauan tentang Kepala Desa ... 13

1.Pengertian Kepala Desa ... 13

2. Wewenang Kepala Desa ... 14

3. Tugas Kepala Desa ... 15

C. Partisipasi ... 16

1. Pengertian Partisipasi... 16

2. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi ... 17

3. Bentuk-Bentuk Partisipasi` ... 18

4. Upaya Meningkatkan Partisipasi ... 19

5.Partisipasi Masyarakat Desa ... 20

D. Pembangunan Desa ... 22

1. Pengertian Pembangunan Desa... 22

2. Pembangunan Partisipatif ... 23

3. Pembangunan Non Partisipatif ... 24

E. Kerangka Pikir ... 26

G. Hipotesis ... 27

III.METODE PENELITIAN ... 28

A.Definisi Konseptual ... 28


(8)

F. Populasi dan Sampel ... 40

G. Sumber Data ... 42

H. Teknik Pengumpulan Data ... 43

I. Alat Pengumpul Data ... 45

J. Teknik Pengolahan Data ... 46

K. Teknik Analisis Data ... 47

L. Uji Validitas ... 49

M. Uji Hipotesis ... 50

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN ... 52

A. Gambaran tentang Desa Kembang Gading ... 52

B. Gambaran tentang Partisipasi Masyarakat ... 53

C. Gambaran tentang Faktor-Faktor Penyebab Partisipasi ... 54

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat ... 60

1. Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat ... 60

2. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat ... 65

B. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Partisipasi ... 69

1. Faktor Internal ... 70

2. Faktor Eksternal ... 97

C. Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal dengan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan...105

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 116

A. Kesimpulan ... 116

B. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel Definisi Operassional Variabel ...

2. Tabel Distribusi Frekuensi Kehadiran dalam Musrenbang desa... 58

3. Distribusi Frekuensi Bentuk Sumbangan Pikiran dalam Musrenbang .... 61

4. Distribusi Frekuensi Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan ... 62

5. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Evaluasi terhadap Hasil Pembangunan ... 64

6. Perhitungan Skor Tingkat Partisipasi dengan Skala Likert... 65

7. Identitas Responden ... 70

8. Jenis Kelamin dalam TahapPerencanaan Pembangunan ... 74

9. Jenis Kelamin dalam Tahap Pelaksanaan Pembangunan ... 77

10. Jenis Kelamin dalam Tahap Evaluasi Pembangunan ... 78

11. Usia Responden dalam Tahap Perencanaan Pembangunan ... 80

12. Usia Responden dalam Tahap Pelaksanaan Pembangunan ... 81

13. Usia Responden dalam Tahap Evaluasi Pembangunan ... 82

14. Pendidikan dalam Tahap Perencanaan Pembangunan ... 84

15. Pendidikan dalam Tahap Pelaksanaan Pembangunan... 85

16. Pendidikan dalam Tahap Evaluasi Pembangunan... 86

17. Pekerjaan dalam Tahap Perencanaan Pembangunan ... 89

18. Pekerjaan dalam Tahap Pelaksanaan Pembangunan ... 91

19. Pekerjaan dalam Tahap Evaluasi Pembangunan ... 91

20. Penghasilan dalam Tahap Perencanaan Pembangunan ... 93

21. Penghasilan dalam Tahap Pelaksanaan Pembangunan ... 94

22. Penghasilan dalam Tahap Evaluasi Pembangunan ... 95

23. Peran Pemerintah Daerah dalam Pembangunan ... 98

24. Peran Pemerintah Desa dalam Pembangunan ... 99

25. Peran Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan ... 99

26. Peran Konslt/fasilitator dalam Pembangunan ... 100

27. Chi Square Faktor Internal ... 105


(10)

MOTO

Yakinlah bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia, semua akan indah

pada waktunya

(Eka Mala Sari)

Kesabaran memang penuh ujian, jika anda lulus, kemenangan itu

akan permanen selamanya

(Mario Teguh)

Jika Anda memiliki sebuah mimpi yang sangat indah, maka ingatlah

bahwa Tuhan memberikanmu kekuatan untuk membuatnya menjadi

nyata

(Hitam Putih)


(11)

(12)

(13)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada

Ayah dan Ibu Tercinta, serta keluarga besar yang telah

mendoakan dan menyayangiku sepenuh hati serta

mendukung dengan penuh keikhlasan

Adikku tersayang, Een Sholawiah dan Elsa Tri Anjani

Sahabat-sahabat yang selalu menghadirkan

kebahagiaan, terimakasih karena kalian telah menjadi

bagian dari kehidupanku

Almamater tercinta tempatku menimba ilmu

UNIVERSITAS LAMPUNG


(14)

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bumi, Lampung Utara pada tanggal 27Juni 1992. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Yaya Suryana dan Ibu Sukiah. Penulis menempuh pendidikan formal di SDNegeri 4Gunung Madu Plantation pada tahun 1998 dan menyelesaikan studinya pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah SMP Satya Dharma Sudjana yang diselesaikan pada tahun 2007 dan melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 4 KotaBumi yang selesai pada tahun 2010.

Tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Ilmu pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri. Pada awal tahun 2013 penulis mengikuti pengabdian kepada masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rajabasa Lama II, Kabupaten Lampung Timur.


(16)

SANWACANA

Bismillahirohmanirohim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian perkuliahan di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang

ditutup dengan penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor

Penyebab Rendahnya Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas Lampung.

Penulis menyadari banyak kesulitan yang dihadapi dari awal pengerjaan hingga penyelesaian skripsi ini, namun berkat bantuan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut:

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan selaku Dekan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas lampung.

2. Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Lampung.


(17)

memberikan motivasi dan saran yang sangat berguna bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Budi Kurniawan, S.IP, M.PP selaku dosen pembimbing kedua yang yang telah bersedia membantu dalam proses bimbingan serta memberikan saran-saran yang sangat berguna bagi penulis untuk mencapai gelar sarjana bagi penulis.

6. Bapak Drs. Sigit Krisbintoro, M.IP selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Seluruh dosen pengajar di Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan.

8. Staf Akademik, Staf Kemahasiswaan dan Petugas Ruang Baca.

9. Seluruh informan yang telah bersedia memberikan informasi sehingga penulis dapat melaksanan penelitian ini.

10. Teristimewa untuk Ayahku Yaya Suryana dan Ibuku Sukiah, yang telah mendoakan, mendidik, mendukung serta memberikan kasih sayang dan mendoakanku dengan sepenuh hati. You are my everything. I love you moree 11. Adik-adikku Een Sholawiah dan Elsa Tri Anjani, yang telah memberiku

semangat yang luar biasa, penghibur dikala sedih. I loveee youuu .. ^^

12. My second family, Uwa Ti, Uwa Sardi, Mba Lilis, Wahyudi, Kak Iwan, Toet,

Mas’ud. Terima kasih sudah memberikan kenyamanan selama aku tinggal di


(18)

Retno Mahdita Putri, Edo Putra, Ahlan Fahriadi, Yurike Pratiwi S, Dinda Nindika, Dwi Rosa Evaliani, Yosita Manara. Terimakasih atas canda, tawa, suka, duka, pelajaran serta perjuangan hidup yang masih kita perjuangkan bersama.

14. Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP UNILA angkatan 2010.Novi Nurhana Putri, Agus Priyadi (Sule), Putra, Ali, Riska Ersi, Fitri, Ferdita, Heidy, Anggi, Betty, Syarif, Cakra. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Serta rekan-rekan yang telah berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung, terima kasih sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT selalu memberikan balasan yang lebih besar untuk Bapak, Ibu dan teman-teman semua. Hanya ucapaan terima kasih dan doa yang bisa penulis berikan. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Februari 2015

Penulis


(19)

I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan salah satu hal penting yang menjadi permasalahan di Indonesia, terutaman di pedesaan. Masyarakat desa dinilai lebih membutuhkan pembangunan dilihat dari faktor ekonomi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2005 pasal 63,pemerintahan desa wajib memilikiRencana Pembangunan Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa(RKP). RPJM-Desa merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah desaselama 5 (lima) tahun. RPJM-Desa tersebut memuat arah kebijakan pembangunan desa,arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum, dan program Satuan KerjaPerangkat Desa (SKPD), lintas SKPD dan program prioritas kewilayahan dengan disertai rencana kerja. Kepala desa yang terpilih akan membuat rencana pembangunan desa bersama dengan perangkat desa lainnya.

Untuk keberhasilan pelaksanaan pembangunan dibutuhkan partisipasi seluruh masyarakat desa. Partisipasi masyarakat merupakan kunci keberhasilan dari suatu pembangunan. Keterlibatan masyarakat dalam suatu proses pembangunan sangat penting karena masyarakat yang mengetahui segala


(20)

permasalahan yang ada serta cara untuk mengatasi permasalahan tesebut. Keterlibatan masyarakat diharapakan dalam setiap tahapan pelaksanaan pembangunan dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan pembangunan.

Salah satu tahapan pelaksanaan pembangunan dimulai dari tahap perencanaan pembangunan. Pada tahap perencanaan pembangunan, pemerintah mengupayakan adanya partisipasi masyarakat dengan diadakannya musrenbang.Musrenbang dilakukan secara berjenjang mulai dari desa/kelurahan, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi hingga nasional. Musrenbang desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan desa untuk menyepakati Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP) tahun anggaran yang direncanakan. Di dalam musrenbang tersebut masyarakat dapat mengajukan usulan atau pendapatnya dalam perumusan rencana pembangunan desa.

Partisipasi masyarakat dalam perumusan rencana pembangunan desa akan memiliki tiga dampak penting yaitu 1) masyarakat akan terhindar dari peluang masnipulasi. Keterlibatan masyarakat secara langsung akan memperjelas apa yang sebenarnya dikehendaki masyarakat, 2) memberikan nilai tambah pada legitimasi rumusan perencanaan, semakin banyak yang terlibat maka semakin baik, 3) meningkatkan kesadaran dan ketrampilan plitik masyarakat (Dea Deviyanti, 2013: 380-394 vol 2).


(21)

Berdasarkan hasil pra riset penulis, desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara merupakan sebuah desa pemekaran dari desa Candimas Kecamatan Abung Selatan.Desa Kembang Gading baru berdiri sendiri sejak tahun 2010 lalu. Sebagai desa yang baru mekar seharusnya masyarakat desa Kembang Gading bersemangat untuk memajukan desanya. Salah satunya dengan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan di desa kembang Gading. Namun, partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan masih rendah. Hal itu dapat terlihat dari data daftar hadir masyarakat pada saat rapat mengenai perencanaan pembangunan desa. Dalam musrenbang tersebut, terdapat 40 orang yang hadir dalam rapat dari 128 orang undangan. Jadi baru sekitar 30% - 40% partisipasi masyarakat di desa Kembang Gading.

Pembangunan desa Kembang Gading dapat dikatakan masih belum berjalan baik. Pembangunan tidak hanya dari pembangunan fisik tetapi ada juga pembangunan non fisik. Pembangunan fisik seperti jalan, jembatan dan infrastrukur lainnya. Kurangnya pembangunan fisik terlihat dari keadaan jalan di desa Kembang Gading yang masih jalan tananh merah, kurangnya fasilitas penunjang kehidupan masyarakat seperti sekolah yang masih tidak layak dari sarana dan prasarana yang ada (foto terlampir). Sedangkan pembangunan non fisik seperti pemberdayaan masyarakatnya. Terlihat dari kondisi masyarakat di desa tersebut. Tingkat pendidikan masyarakatnya masih rendah. Sehingga masyarakat perlu meningkatkan pembangunan desa.


(22)

Kurangnya partisipasi masyarakat seperti yang dikatakan oleh Ridwan pada wawancara tanggal 14 Februari 2014, Sekretaris Desa Kembang Gading bahwa kurangnya partisipasi masyarakat salah satunya adalah masalah waktu pelaksanaan rapat yang dianggap warga bukan waktu yang tepat. Pelaksanaan rapat di Desa Kembang Gading dilaksanakan pada malam hari, dengan alasan sebagian besar matapencaharian warga bekerja sebagai petani. Masyarakat harus bekerja dari pagi hari hingga sore hari, kemudian malam hari warga lebih banyak memilih untuk beristirahat daripada menghadiri rapat.

Desa kembang Gading baru berdiri sendiri menjadi sebuah desa sejak 3 tahun lalu. Maka program-program pembangunan yang ada di desa Kembang Gading juga belum berjalan dengan baik. Salah satu program pembangunan yang ada di desa Kembang Gading adalah program PNPM-MP. PNPM mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Tujuan umum PNMPM-MP adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di pedesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Sedangkan tujuan khusus dari program ini adalah untuk meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, termasuk kelompok masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang sering diabaikan dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan (petunjuk operasional PNPM-MP, 2007 :6).


(23)

Menurut Ridwan, sekretaris desa Kembang Gading mengatakan bahwa program PNPM-MP sudah masuk ke desa Kembang Gading. Namun, pelaksanaannya belum maksimal. Hal tersebut karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai program PNPM-MP tersebut. Sedangkan menurut salah seorang warga kurangnya partisipasi masyarakat mengenai program tersebut karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Kepala Desa mengenai program tersebut. Peranan Kepala Desa yang seharusnya mempunyai pengaruh penting dalam pembangunan ke arah lebih baik menjadi tidak penting apabila Kepala Desa tidak menjalankan peranannya dengan baik. Sehingga masyarakat pada akhirnya memilih pasif.

Berdasarkan ketentuan dasar PNPM mandiri, setiap desa dapat mengajukan 3 (tiga) usulan untuk dapat didanai dengan BLM PNPM Mandiri Perdesaan. Setiap usulan harus merupakan 1 (satu) jenis kegiatan / satu paket kegiatan yang secara langsung saling berkaitan. Ketiga usulan tersebut adalah usulan kegiatan sarana prasarana dasar atau kegiatan peningkatan kualitas hidup masyarakat (kesehatan atau pendidikan) atau peningkatan kapasitas / ketrampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan, Usulan kegiatan simpan pinjam bagi Kelompok Perempuan (SPP) yang ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan. Alokasi dana kegiatan SPP ini maksimal 25% dari BLM kecamatan. Tidak ada batasan alokasi maksimal per desa namun harus mempertimbangkan hasil verifikasi kelayakan kelompok dan usulan kegiatan sarana prasarana dasar, kegiatan peningkatan kualitas hidup masyarakat (kesehatan atau pendidikan) dan


(24)

peningkatan kapasitas / ketrampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh musyawarah perencanaandesa

Desa Kembang Gading juga memiliki salah satu usulan program PNPM-MP untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan yaitu SPP (Simpan Pinjam Perempuan). Program SPP merupakan program pengembangan usaha kecil yang dilakukan oleh perempuan. Syarat dari penerima program SPP di desa Kembang Gading adalah perempuan-perempuan janda yang tidak mampu menghidupi kebutuhan sendiri, perempuan miskin yang tidak memiliki penghasilan tetap.

Hasil penelitian sejenis yang dilakukan oleh Imam Luqmana di desa Ketangirejo Kecamatan godong Kabupaten Grobogan, pada tahun 2013 didapatkan bahwa partisipasi masyarakat dalam program PNPM-Pedesaan masih rendah. Faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat di Desa Ketangirejo adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari usia, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Faktor eksternal adalah manajemen program dari para stakeholder yaitu pemerintah daerah, pemerintah desa, tokoh masyarakat dan konsultan/fasilitator.( jurnal Luqmana, vol 2 no 1, 2013)

Kemudian hasil penelitian sejenis yang lainnya yang dilakukan oleh Ramli di desa Mantang Lama tahun 2012 partisipasi masyarakat dalam program PNPM-MP sangat tinggi. Partisipasi masyarakat dalam penelitian ini dibedakan dalam 5 tahap yaitu tahap inisiasi, perencanaan, desain, konstruksi, operasional dan


(25)

pemeliharaan. Pada Tahap Inisiasi, pada tahap ini partisipasi masyarakat sangat tinggi.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Khayrul di desa Lodaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa masih rendah. Hal ini karena pemerintah desa belum memberikan ruang kepada masyarakat untuk memberikan partisipasinya. Keputusan masih didominasi oleh pemerintah desa serta orang-orang tertentu saja yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat di desa Kembang Gading masih rendah. Maka, peneliti tertarik untuk meneliti “Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Partisipasi Masyarakat Desa dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalahnya adalah apa faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat? (studi kasus di desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara)


(26)

C.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa rendah? (studi kasus di desa Kembang Gading

Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara)

D.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Manfaat Teoritis

Membuktikan teori yang dikemukan oleh Watson bahwa faktor penyebab rendahnya partisipasi adalah faktor internal (faktor individu) dan faktor eksternal (orang-orang yang berkepentingan dalam pembangunan). Faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat dengan melihat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Imam Luqmana di desa Ketangirejo bahwa faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah faktor internal (umur, status warga di kelurahan, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan pendapatan.) dan faktor eksternal adalah manajemen program yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan dalam pembangunan (pemerintah daerah, pengurus kelurahan (RT/RW), tokoh masyarakat dan fasilitator). Faktor internal yang paling mempengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat adalah pekerjaan masyarakat. Faktor pekerjaan yang tidak bisa mereka tinggalkan. Masyarakat lebih memilih untuk berpartisipasi yang dapat memberikan keuntungan


(27)

terhadap kebutuhan ekonomi mereka dibandingkan bekerja untuk kepentingan bersama.

Faktor internal lain yang ikut berperan dalam mempengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat adalah pendidikan, status warga dan pendapatan. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Ketangirejo menjadi salah satu penyebab rendahnya partisipasi masyarakat. Faktor pendidikan mempengaruhi seseorang terhadap kemajuan cara berfikir. Cara berfikiryang kurang maju karena rendahnya tingkatpendidikan tersebut menimbulkan sifat apatisterhadap tindakan-tindakan dan pemikiranyang maju lewat program-program yangdisediakan oleh pemerintah, salah satunyaadalah program-program PNPM Mandiri. Masyarakat desa Ketangirejo umumnya berpenghasilan rendah. Pendapatan yang rendah tersebut mengakibatkan masyarakat lebih memilih fokus pada pemenuhan hidup pribadi dan keluarganya.

Selain faktor pendapatan dan pendidikan masyarakat yang rendah, status warga desa Ketangirejo menjadi salah satu penyebab rendahnya partisipasi. Status warga yang dimaksud adalah masyarakat yang dilibatkan dalam program PNPM Mandiri. Pengurus PNPM-Mandiri hanya melibatkan masyarakat yang berkepentingan dalam pelaksanaan proyek pembangunan, karena hal ini dianggap lebih efisien dan cepat serta tidak memerlukan keterlibatan masyarakat dalam jumlah besar.

Faktor ekternal yang menjadi penyebab rendahnya partisipasi masyarakat adalah kurangnya peran dari faktor eksternal dalam sosialisasi program. Baik pemerintah desa maupun pengurus RT/RW tidak menginformasikan


(28)

mengenai program PNPM secara intensif, sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui program-program apa saja yang akan direncanakan dalam PNPM-mandiri. Selain itu pengurur PNPM Mandiri tidak melibatkan seluruh masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan masukan kepada perangkat desa dan warga desa Kembang Gading untuk lebih meningkatkan peranannya agar desa menjadi lebih baik lagi. Hal ini terlihat dari hasil pra riset peneliti bahwa partisipasi masyarakat dalam membuat rencana pembangunan masih rendah. Perencanaan pembangunan dilakukan dengan mengadakan rapat musrenbang. Berdasarkan daftar hadir musrenbang, partisipasi masyarakat desa Kembang Gading masih rendah.

Keterbukaan dan kejelasan dalam memberikan informasi kepada masyarakat harus lebih diperjelas lagi agar masyarakat mengerti mengenai rencana-rencana program pembangunan yang akan dilaksanakan. Keberhasilan program pembangunan dimulai dari perencanaan pembangunan. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan menjadi awal keberhasilan pembangunan. Pemerintah desa harus lebih terbuka lagi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. penyampaian informasi juga harus jelas sesssshingga masyarakat tertarik untuk mengikuti alur pembangunan.


(29)

II.TINJAUAN PUSTAKA

Setelah merumuskan latar belakang masalah yang menjadi alasan dalam mengambil masalah penelitian, pada bab ini penulis akan merumuskan konsep-konsep yang akan berkaitan dengan objek penelitian melalui tinjauan pustaka.

Tinjauan pustaka berisi tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan objek penelitian. Tujuannya untuk membantu dalam menghubungkan hasil penelitian dengan teori-teori yang telah dikemukakan oleh ahli.

Untuk menghubungkan hasil penelitian dengan teori yang dikemukakan oleh ahli, di bawah ini akan dijelaskan teori atau konsep yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu :

A.Tinjauan Tentang Masyarakat Desa

1. Pengertian Masyarakat Desa

Menurut Soekanto (2006:26) masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja cukup lama sehingga meraka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka suatu kesatuan sosial dengan batasan-batasan yang dirumuskan.


(30)

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang hidup bersama yang memiliki tata cara hidup dengan aturan-aturan yang sudah disepakati bersama.

Menurut Koentjaraningrat (2005)berpendapat bahwa masayarakat desa adalah

“masyarakat desa merupakan sebuah komunitas kecil yang memiliki ciri-ciri yang khusus dalam pola tata kehidupan, ikatan pergaulan dan seluk beluk masyarakat pedesaan, yaitu 1) para warganya saling mengenal dan bergaul secara intensif, 2) karena kecil, maka setiap bagian dan kelompok khusus yang ada di dalamnya tidak terlalu berbeda antara satu dan lainnya, 3) para warganya dapat menghayati lapangan kehidupan mereka dengan baik. Selain itu masyarakat pedesaan memiliki sifat solidaritas yang tinggi, kebersamaan dan gotong royong yang muncul dari prinsip timbal balik. Artinya sikap tolong menolong yang muncul pada masyarakat desa lebih dikarenakan hutang jasa atau kebaikan.”

Jadi dapat diartikan bahwa masyarakat desa menurut Koentjaraningrat adalah kelompok masyarakat yang hidup saling mengenal satu sama lain dengan mengedepankan rasa kebersamaan dan gotong royong.

Menurut Shahab (2007), secara umum ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1)Mempunyai sifat homogen dalam mata pencaharian, nilai-nilai dalam kebudayaan serta dalam sikap dan tingkah laku

2)Kehidupan desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi yang berarti semua anggota keluarga turut bersama-sama memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga

3)Faktor geografi sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada. Misalnya, keterikatan anggota keluarga dengan tanah atau desa kelahirannya, 4)Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet dari pada kota.

Jadi masyarakat desa menurut Shahab dapat diartikan sekelompok orang yang tinggal dalam suatu wilayah yang memiliki berbagai kesamaan dan memiliki hubungan yang dekat satu sama lain.


(31)

Berdasarkanbeberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat desa adalah sekelompok manusia yang hidup jadi satu yang memiliki persamaan baik kebiasaan atau tradisi yang sama maupun mata pencaharian dengan mengedepankan kebersamaan dan gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat dan dekat satu sama lainnya.

2.Ciri-ciri masyarakat desa :

Menurut Soerjono Soekanto (2007) menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut :

1. Kehidupan masyarakat sangat erat dengan alam 2. Kehidupan petani sangat bergantung pada musim 3. Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja 4. Struktur perekonomian bersifat agraris

5. Hubungan antar anggota masyarakat desa berdasar ikatan kekeluargaan 6. Perkembangan sosial relatif lambat

7. Kontrol sosial ditentukan oleh moral dan hukum informal 8. Norma agama dan adat masih kuat

B. Tinjauan Tentang Kepala Desa

1. Pengertian Kepala Desa

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menyebutkan bahwa Kepala desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 202 ayat (1) adalah orang atau seseorang yang dipilih langsung oleh dan dari penduduk


(32)

desa warga negara Repablik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur dengan Perda yang berpedoman kepada Peraturan Pemerintah.

Menurut PP Nomor 72 Tahun 2005 dalam pasal 1 ayat 7 menyatakan bahwa kepala desa adalah unsur penyelenggara pemerintahan desa. Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Utara Nomor 04 tahun 2000 kepala desa adalah orang yang berkedudukan sebagai alat pemerintah, alat pemerintah daerah dan alat desa yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian Kepala Desa adalah orang atau seseorang yang dipilih langsung oleh masyarakat yang ada di daerah atau wilayah tertentu untuk dijadikan sebagai pemimpin dalam desa tersebut.

2. Wewenang Kepala Desa

Menurut PP Nomor 72 Tahun 2005 disebutkan bahwa wewenang Kepala Desa adalah:

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Perwakilan Desa (BPD).

2. Mengajukan rancangan Peraturan Desa.


(33)

4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai Anggaran 5. Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD.

6. Membina kehidupan masyarakat desa. 7. Membina perekonomian desa.

8. Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.

9. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakili sesuai dengan peraturan perundang undangan. 10. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang undangan.

3. Tugas Kepala Desa

Menurut PP Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa disebutkan bahwa tugas Kepala Desa adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasayarakatan. Dalam penelitian ini tugas Kepala Desa lebih dilihat dalam urusan pembangunan, terutama dalam proses perencanaan pembangunan. Seberapa jauh keterlibatan Kepala Desa dalam menjalankan tugasnya dalam pembangunan desa seperti yang disebutkan dalam PP Nomor 72 Tahun 2005 tersebut.


(34)

C.Partisipasi

1. Pengertian Partisipasi

Partisipasi berarti peran serta seseorang atau sekelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal atau materi serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil pembangunan (I Nyoman Sumaryadi, 2010:46).

Jadi partisipasi menurut Nyoman Sumaryadi dapat diartikan sebagai peran seseorang dalam pembangunan yang diberikan dalam bentuk tenaga, masukan pikiran, keahlian atau modal.

Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi Supriadi, (2001: 201-202) dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa.

Jadi dapat diartikan partisipasi sebagai suatu bentuk keterlibatan masyarakat dalam suatu proses pembuatan keputusan.

Conyer dalam Soetomo (2006:312), mengemukakan partisipasi masyarakat adalah keikutsertaaan masyarakat secara sukarela yang didasari oleh kesadaran diri masyarakat itu sendiri dalam program pembangunan.


(35)

Jadi partisipasi dapat diartikan sebagai keikutsertaan seseorang yang didasari atas kemauan diri sendiri.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok masyarakat dengan memberikan masukan berupa pikiran, tenaga, maupun uang untuk mempengaruhi atau membuat suatu keputusan atau kebijakan tertentu.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Menurut Watson (dalam Soetomo, 2008:214) mengatakan bahwa ada beberapa kendala (hambatan) yang dapat menghalangi terjadinya suatu perubahan antara lain kendala yang berasal dari kepribadian individu salah satunya adalah ketergantungan. Ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan merupakan hambatan dalam mewujudkan partisipasi masyarakat secara aktif, karena rasa ketergantungan ini masyarakat tidak memiliki inisiatif untuk melaksanakan pembangunan. Faktor-faktor yang menghambat partisipasi masyarakat tersebut dapat dibedakan dalam faktor internal dan faktor eksternal, dijelaskan sebagai berikut :

a. Faktor internal

Menurut Slamet (2003:137-143) faktor-faktor internal adalah berasal dari dalam kelompok masyarakat sendiri, yaitu individu-individu dan kesatuan kelompok didalamnya. Tingkah laku individu berhubungan erat atau ditentukan oleh ciri-ciri sosiologis seperti umur, jenis kelamin, pengetahuan, pekerjaan atau penghasilan. Secara teoritis, terdapat hubungan antara ciri-ciri


(36)

individu dengan tingkat partisipasi, seperti usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lamanya menjadi anggota masyarakat, besarnya pendapatan, keterlibatan dalam kegiatan pembangunan akan sangat berpengaruh pada partisipasi.

b. Faktor eksternal

Menurut Sunarti (dalam jurnal Loka, 2003:9), faktor-faktor eksternal ini dapat dikatakan petaruh (stakeholder), yaitu Dalam hal ini stakeholder yang mempunyai kepentingan dalam program ini adalah pemerintah daerah, pemerintah desa, tokoh masyarakat/adat dan konsultan/fasilitator.

Setiap orang memiliki alasan dalam berpartisipasi Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan seseorang dalam berpartisipasi menurut Putnam (1993), adalah berkaitan dengan situasi saling ketergantungan, kepercayaan dan jaringan organisasi sosial yang memfasilitasi kerjasama untuk manfaat bersama.

3. Bentuk-Bentuk Partisipasi

Menurut Holil dalam Isbandi ( 2007:21) mengemukakan adanya beberapa bentuk partisipasi antara lain :

a. Partisipasi dalam bentuk tenaga adalah partisipasi masyarakat yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program.

b. Partisipasi dalam bentuk uang adalah bentuk partisipasi masyarakat yang diberikan untukmemperlancar usaha-usaha bagi pencapaian suatu program


(37)

pembangunan. Partisipasi ini dapat berupa sumbangan berupa uang tetapi tidak dipaksakan yang diberikan oleh sebagian atau seluruh masyarakat untuk suatu kegiatan atau program pembangunan.

c. Partisipasi dalam bentuk harta benda adalah partisipasi masyarakat yang diberikan dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas.

Menurut Sundariningrum dalam Sugiyah (2001:38) mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua) berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu :

a. Partisipasi Langsung

Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.

b. Partisipasi tidak langsung

Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya

4. Upaya untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

Menurut Ndraha (1987 : 27-28), upaya yang dilakukan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat antara lain :

1. Memberi stimulasi kepada masyarakat dengan mengharapkan timbulnya respon yang dikehendaki

2. menyesuaikan program pemerintah dengan kebutuhan (keinginan) yang telah lama dirasakan oleh masyarakat desa yang bersangkutan.


(38)

3. menumbuhkan dan menanamkan kesadaran akan kebutuhan dan atau perlunya perubahan di dalam masyarakat dan dalam diri anggota masyarakat sedemikian rupa sehingga timbul kesediaan berpartisipasi.

Dalam upaya membangkitkan partisipasi masyarakat, komunikasi mempunyai peranan penting dalam memelihara hubungan secara timbal balik, di satu pihak pemerintah menyampaikan kebijakan kepada masyarakat, sedangkan di lain pihak masyarakat menyampaikan gagasan, keinginan atau kebutuhannya kepada pemerintah. Oleh Bryant dan White (1987 : 172) disebutkan bahwa komunikasi yang diperlukan dalam pembangunan desa adalah Komunikasi dari atas kebawah, komunikasi dari bawah keatas dan komunikasi searah. Artinya komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah harus seimbang.

Rolalisasi (2008) mengatakan bahwa partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan melalui peningkatan modal sosial yang ada di masyarakat. Partisipasi masyarakat akan meningkat seiring meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap permukiman di sekitarnya serta meningkatnya keterlibatan dalam organisasi sosial.

5. Partisipasi Masyarakat Desa

Menurut Tjokroamidjojo (1996:207) mengemukakan bahwa ada 3 tahap partisipasi masyarakat dalam pembangunan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pemeliharaan hasil pembangunan. Menurut Uphoff dalam Endang (2003:37) mengatakan bahwa partisipasi pembangunan dapat dilakukan melalui keikutsertaan masyarakat dalam memberikan kontribusi


(39)

guna menunjang pelaksanaan pembangunan yang berwujud tenaga, uang, barang material, ataupun informasi yang berguna bagi pelaksanaan pembangunan.. Sedangkan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam rencana pembangunan desa dapat terlihat dari kehadiran masyarakat dalam musyawarah rencana pembangunan desa (musrenbang desa). Berdasarkan Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 66 tahun 2007 dalam pasal 1 ayat 11 disebutkan bahwa

”musrenbang adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara

partisipatif oleh para pemangku kepentingan desa (pihak berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa dan pihak yang akan terkena dampak

hasil musyawarah)”.

Secara umum ada 2 (dua) jenis definisi partisipasi yang ada di dalam masyarakat. Menurut Soetrisno (1995:221), yaitu:

1. Partisipasi rakyat dalam pembangunan sebagai dukungan masyarakat terhadap rencana/proyek pembangunan yang dirancang dan ditentukan tujuan oleh perencana. Ukuran tinggi rendahnya partisipasi masyarakat dalam defenisi ini pun diukur dengan kemauan masyarakat ikut menanggung biaya

pembangunan, baik berupa uang maupun tenaga dalam melaksanakan pembangunan.

2. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan kerja sama erat antara perencana dan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Ukuran tinggi dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak hanya diukur dengan kemauan masyarakat untuk menanggung biaya pembangunan, tetapi juga dengan ada tidaknya hak masyarakat untuk ikut menentukan arah dan tujuan proyek yang akan dibangun di wilayah mereka. Ukuran lain yang dapat digunakan adalah ada tidaknya kemauan masyarakat untuk secara


(40)

Dalam penelitian ini, partisipasi masyarakat dalam pembangunan dibagi menjadi 3 tahap yaitu dalam perencanaan, pelasanaan dan evaluasi pembangunan. Hal ini didukung oleh pendapat Cohen dan uphoff bahwa partisipasi masyarakat dibedakan dalam :

1. perencanaan pembangunan diwujudkan dengan : a. Keikutsertaan dalam rapat

b. Keaktifan masyarakat dalam memberikan sumbangan pemikiran dalam bentuk saran

2. pelaksanaan pembangunan diwujudkan dengan bentuk partisipasi. Wujud nyata partisipasi dapat berupa tenaga, uang, dan harta benda.

3. Evaluasi pembangunan diwujudkan dalam bentukkeikutsertaan masyarakat dalam menilai serta mengawasi kegiatan pembangunanserta hasil-hasilnya. Penilaian ini dilakukan secara langsung, misalnya denganikut serta dalam mengawasi dan menilai atau secara tidak langsung, misalnyamemberikan saran-saran, kritikan atau protes.

D. Pembangunan Desa

1. Pengertian Pembangunan Desa

Menurut Taliziduhu (1987 : 54 ) Pembangunan desa sebagai suatu proses dengan upaya masyarakatdesa yang bersangkutan dipadukan dengan wewenang pemerintah untukmeningkatkan kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat dankemukinan mereka diberi sumbangan penuh kepada kemajuan nasional


(41)

Dari pengertian Taliziduhu di atas, pembangunan desa dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menciptakan masyarakat desa yang sejahtera dengan campur tangan pemerintah yang memiliki wewenang untuk meningkatkan kondisi ekonomi,sosial dan budaya masyarakat desa agar lebih maju.

Menurut Agusthoa Kaswata (1985 : 24) pembangunan desa adalah suatu pembangunan yang diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dan didasarkan pada tugas dan kewajiban masyarakat desa.

Dari pendapat Agusthoa di atas, pembangunan desa dapat diartikan sebagai suatu perubahan yang diarahkan kepada masyarakat desa untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan didasarkan pada tugas dan kewajiban masyarakat desa sendiri.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunandesa adalah suatu proses perubahan yang ditujukan kepada masyarakat desa untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat desa sendiri.

2. Pembangunan Partisipatif

Partisipasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan ( Oakley, 1991 : 14 ). Menurut Bintoro Tjokroamidjojo (1976 : 222-224) ciri-ciri pembangunan partisipatif adalah :


(42)

1. Terlibatnya dan ikut sertanya masyarakat sesuai dengan mekanisme proses politik dalam suatu negara , turut menentukan arah, strategi, dan kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah.

2. Meningkatnya kemampuan untuk merumuskan tujuan-tujuan dan terutama cara-cara dalam merencanakan tujuan itu

3. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang konsisten dengan arah, strategi dan rencana yang telah ditentukan dalam proses politik

4. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program partisipatif dalam pembangunan yang terencana

Menurut Parwoto ( 1997 : 103) ciri-ciri pembangunan yang partisipatif adalah : 1. proaktif atau sukarela (tanpa disuruh)

2. adanya kesepakatan yang diambil bersama oleh semua pihak yang terlibat dan yang akan terkena akibat kesepakatan tersebut

3. adanya tindakan mengisi kesepakatan tersebut

4. adanya pembagian kewenangan dan tanggungjawab dalam kedudukan yang setara antar unsur/pihak yang terlibat.

3. Pembangunan Non Partisipatif

Menurut Kartasasmita (1997) pembangunan non partisipatif dapat terjadi sebab a. pembangunan hanya menguntungkan segolongan kecil masyarakat dan

tidak menguntungkan rakyat banyak

b. pembangunan meskipun dimaksudkan menguntungkan rakyat, tetapi banyak yang kurang memahami maksud itu

c. pembangunan dimaksudkan untuk menguntungkan rakyat dan rakyat memahaminya, tetapi cara pelaksanaannya tidak sesuai dengan pemahaman tersebut.

d. pembangunan dipahami akan menguntungkan rakyat tetapi rakyat tidak diikutsertakan

Menurut Conyers (1991 : 154) menyebutkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan menjadi kunci keberhasilan


(43)

pembangunan. Ada tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat mempunyai sifat yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan, yaitu: 1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi

mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal. 2. Bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program

pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaan, karena akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut.

3. Kepercayaan semacam ini adalah penting khusunya bila mempunyai tujuan agar dapat diterima oleh masyarakat.

4. Merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Dapat dirasakan mereka pun mempunyai hak untuk turut (memberikan saran) dalam menetukan jenis pembangunan yang akan dilaksanakan di daerah mereka.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan non partisipatif adalah pembangunan yang tidak melibatkan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan. Dalam hal ini keputusan yang dimaksud adalah keputusan dalam menentukan program-program pembangunan yang akan dilaksanakan di desa. Tidak adanya partisipasi atau peran serta dari masyarakat, maka program-program pembangunan yang akan dijalankan tidak dapat terealisasi dengan baik. Sehingga, dalam desa tersebut tidak memiliki perubahan ke arah yang lebih baik.


(44)

E. Kerangka Pikir

---

Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Rendahnya Partisipasi Masyarakat Desa

Partisipasi

Masayarakat Desa dalam Pembangunan

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Perencanaan Pembangunan

Pelaksanaan pembangunan

Evaluasi Pembangunan


(45)

G.Hipotesis

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Sugiyono bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah :

1. Ho : faktor internal disebabkan oleh tingginya pendidikan masyarakat dan faktor eksternal disebabkan oleh kepala desa yang aktif

2. Ha : faktor internal disebabkan oleh rendahnya pendidikan masyrakat dan faktor eksternal disebabkan oleh kepala desa yang non aktif

Kesimpulan pada bab ini yaitu penulis menggunakan konsep partisipasi yang dikemukakan oleh I Nyoman Sumaryadi yang mengatakan bahwa partisipasi pembangunan adalah peran serta seseorang dalam proses pembangunan. Proses pembangunan yang dimaksud adalah proses pembangunan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan. Peran serta masyarakat dalam tahap-tahap pembangunan dapat dibedakan melalui bentuk sumbangan yang diberikan antara lain berupa uang, materi atau tenaga.

Selain konsep partisipasi, konsep lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat yang dikemukakan oleh Watson yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Sementara faktor eksternal meliputi stakeholder yang terlibat dalam proses pembangunan yaitu pemerintah daerah, pemerintah desa, tokoh masyarakat dan konsultan/fasilitator.


(46)

III. METODE PENELITIAN

Setelah merumuskan teori dan konsep dari para ahli, langkah selanjutnya adalah merumuskan cara untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan.

Metode penelitian merupakan bab yang berisi tentang metode atau cara untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Tujuan dari bab ini adalah untuk mempermudah penulis dalam memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan.

Berikut cara-cara yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan dalam penelitian :

A. Definisi Konseptual

Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah tingkat partisipasi masyarakat desa dan faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Tingkat partisipasi masyarakat desa adalah rendah.

Faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah faktor internal (umur, jenis kelamin, pengetahuan, pekerjaan dan penghasilan) dan faktor eksternal ( pemerintah daerah, pemerintah desa, tokoh


(47)

masyarakat/adat dan konsultan/fasilitator). Sebagaimana yang sudah dirumuskan dalam bab 2 pada halaman 16-17.

B. Definisi Operasional

Penelitian ini dimulai dengan analisis setiap pengertian atau konsep-konsep yang digunakan untuk menjelaskan tujuan penelitian ini, agar penelitian yang luas dapat dijadikan pengertian yang terbatas dan dapat dinyatakan dalam konsep-konsep operasional. Definisi operasional tersebut adalah faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat di Desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara dalam Pembangunan meliputi faktor internal (umur, jenis kelamin, pengetahuan, pekerjaan dan penghasilan) dan faktor eksternal eksternal ( pemerintah desa, pengurus desa(RT/RW), tokoh masyarakat/adat dan konsultan/fasilitator).

Faktor internal, indikatornya adalah : 1. Umur

2. Jenis kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Penghasilan

Penjabaran indikator faktor internal:

1. Usia responden pada saat penelitian yang dinyatakan dalam tahun. Usia dapat mempengaruhi responden dalam memberikan bentuk partisipasinya. Klasifikasi umur menurut WHO antara lain:


(48)

2. masa anak-anak = 6-11 tahun 3. masa remaja = 12-17 tahun 4. masa dewasa = 18- 40 tahun 5. masa tua = 41-65 tahun

Menurut Prof Koesoemanto klasifikasi umur digolongkan : 1. Usia dewasa muda ( 18/20-25 tahun)

2. Usia dewasa tua (25-60/65 tahun) 3. Lanjut usia ( > 65 tahun)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kategorisasi umur remaja ( 12-17 tahun), dewasa (18-40 tahun), dan tua (41-65 tahun). perbedaan usia juga mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Dalam masyarakat terdapat pembedaan kedudukan dan derajat atas dasar senoritas, sehingga akan memunculkan golongan tua dan goongan muda, yang berbeda-beda dalam hal-hal tertentu, misalnya menyalurkan pendapat dan mengambil keputusan, Soedarno et.al (1992) dalam Yulianti (2000:34). Usia berpengaruh pada keaktifan seseorang untuk berpartisipasi (Slamet, 1994:142). Dalam hal ini golongan tua yang dianggap lebih berpengalaman atau senior, akan lebih banyak memberikan pendapat dalam hal menetapkan keputusan.

2. Jenis kelamin

Faktor jenis kelamin mempengaruhi keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi. Biasanya pemikiran laki-laki dan perempuan mengenai suatu permasalahan berbeda sudut pandangnya (Plumer dalam Suryawan, 2004 : 27). Menurut Soedarno et.al (1992) dalam Yulianti (2000:34), bahwa di


(49)

dalam sistem pelapisan atas dasar seksualitas ini, golongan pria memiliki hak istimewa dibandingkan golongan wanita. Dengan demikian maka kecenderungannya, kelompok pria akan lebih banyak berpartisipasi.

Klasifikasi jenis kelamin : 1. Laki-laki

2. perempuan

3. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan suatu kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Kategori pendidikan menurut Arikunto : 1. Pendidikan rendah (SD-SMP)

2. Pendidikan tinggi (SMA-Perguruan tinggi)

Tingkatan pendidikan menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 adalah: 1. Pendidikan dasar/rendah ( SD-SMP/MTs)

2. Pendidikan Menengah (SMA/SMK) 3. Pendidikan Tinggi (D3/S1)

Dalam penelitian ini, tingkatan pendidikan yang digunakan adalah tingkatan pendidikan menurut UU No 20 Tahun 2003 yaitu pendidikan dasar/rendah, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Menurut Ramlan Surbakti, pengetahuan masyarakat terhadap proses partisipasi akan menentukan corak dan arah suatu keputusan yang akan diambil (1992 : 196).


(50)

4. Penghasilan atau pendapatan

Penghasilan atau pendapatan adalah semua penghasilan yang didapat oleh keluarga baik berupa uang ataupun jasa.

Menurut Badan Pusat Statisitik (BPS) 2008 pendapatan digolongkan menjadi 4 yaitu :

1. Golongan pendapatan sangat tinggi (> Rp 3.500.000 per bulan)

2. Golongan pendapatan tinggi ( Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 per bulan) 3. Golongan pendapatan sedang ( Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 per

bulan)

4. Golongan pendapatan rendah (< Rp 1.500.000 )

Menurut Fatah, kemampuan ekonomi masyarakat desa akan menentukan tingkat partisipasinya dalam pembangunan (2006 : 346). Sehingga dapat disimpulkan masyarakat dengan tingkat kemampuan ekonomi yang tinggi, partisipasinya tinggi. Sedangkan masyarakat dengan tingkat kemampuan ekonomi yang rendah partisipasinya juga rendah, karena mereka akan memilih untuk . mencari nafkah sehingga partisipasinya kurang.

5. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh informasi (Depkes RI, 2001). Hal ini berkaitan dengan tingkat penghasilan seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mata pencaharian dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal ini disebabkan pekerjaan akan


(51)

berpengaruh terhadap waktu luang seseoarang untuk terlibat alam pembangunan.

Menurut Notoatmodjo (2012) jenis pekerjaan dibagi menjadi 1) Pedagang, 2) Buruh/tani, 3) PNS, 4) TNI/Polri, 5) Pensiunan, 6)Wiraswasta dan 7) IRT. Menurut ISCO (International Standard Clasification of Oecupation) pekerjaan diklasifikasikan :

1. Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis, pemimpin ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta, tenaga administrasi tata usaha

2. Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan jasa

3. Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat angkut/bengkel

Faktor pekerjaan akan mempengaruhi partisipasi seseorang Dalam penelitian ini, klasifikasi pekerjaan diambil berdasarkan pekerjaan yang berstatus tinggi, sedang dan rendah.

Faktor eksternal, indikatornya adalah : 1. Pemerintah daerah

Pemerintah daerah menurut Misdyanti dan Kartasapoetra ( 1993:17) adalah “Pemerintah Daerah adalah penyelenggara pemerintahan di daerah. Dengan kata lain, Pemerintah Daerah adalah pemegang kemudi di dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan daerah”.


(52)

Berdasarkan Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Pemerintah Desa bahwa pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah.

Keberhasilan suatu pembangunan tidak terlepas dari kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat. Dalam hal ini peranan pemerintah daerah juga penting dalam mewujudkan keberhasilan suatu pembangunan. Pemerintah daerah berusaha mengelola sumber daya yang ada di daerahnya untuk kemajuan daerah harus ada kerjasama dengan masyarakat. Untuk menciptakan partisipasi masyarakat, pemerintah daerah harus menjalankan peranannya dengan baik. Selain itu, pemerintah daerah juga dapat memberikan sarana dan prasarana yang baik agar masyarakat dapat melaksanakan pembangunan dengan baik pula.

2. Pemerintah desa

Menurut Sumber Saparin pemerintah desa adalah merupakan simbol dari kesatuan masyarakat desa. Pemerintah desa diselenggarakan di bawah pimpinan seorang kepala desa beserta para pembantunya (perangkat desa), mewakili masyarakat desa guna hubungan ke luar maupun ke dalam masyarakat yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini, pemerintah desa yang dimaksud terdiri dari kepala desa, sekretaris desa, kepala urusan umum, kepala urusan keuangan, seksi pemerintahan, seksi ketertiban, seksi ekonomi dan pembangunan, seksi kesejahteraan rakyat, kepala dusun serta BPD.

Pembangunan di desa menjadi tanggungjawab kepala desa sebagaimana diatur dalam pasal 14 ayat 1 PP Nomor 72 tahun 2005 bahwa Kepala Desa mempunyai tugas menyelesaikan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Kepala desa menjadi pemimpin dalam desa tersebut bertanggungjawab atas penyelenggaraan pemerintahan desa. Peranan kepala


(53)

desa untuk keberhasilan pembangunan menjadi sangat penting. Kepala desa harus memaksimalkan peranannya agar masyarakat dapat aktif ikut serta dalam pembangunan.

3. Tokoh masyarakat

Tokoh masyarakat dalam penelitian ini adalah tokoh agama (imam masjid/pendeta) serta tokoh adat (ketua adat).

4. Konsultan/fasilitator

Konsultan/fasilitator dalam penelitian ini adalah orang yang berperan dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang rencana program-program pembangunan yang akan dilaksanakan.

Tabel Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Faktor-faktor

penyebab brendahnya partisipasi masyarakat

Faktor Internal 1.Usia

2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Penghasilan Faktor eksternal 1.Pemerintah daerah

2. Pemerintah desa 3.Tokoh masyarakat 4.Konsultan/fasilitator Partisipasi masyarakat dalam Pembangunan Desa Perencanaan pembangunan desa Musrenbang desa Pelaksanaan pembangunan desa

Bentuk partisipasi masyarakat desa

Evaluasi

pembangunan desa

Bentuk keikutsertaan masyarakat dalam menilai dan mengawasi hasil pembangunan


(54)

Indikator Tingkat Partisipasi dalam Pembangunan Tahap Pembangunan Indikator

Perencanaan Pembangunan 1. Pemberian informasi tentang rencana pembangunan

2. Pemahaman masyarakat dalam menyerap informasi

3. Kehadiran dalam musrenbang 4. Keaktifan dalam perencanaan pembangunan

Pelaksanaan Pembangunan 1. Keaktifan dalam pelaksanaan pembangunan

2. Bentuk sumbangan yang diberikan Evaluasi Pembangunan 1. Mengadakan rapat evalusai

pembangunan

2. Kehadiran dalam rapat evaluasi 3. Keaktifan dalam rapat evaluasi

C. Tipe Penelitian

Tipe-tipe penelitian dibagi menjadi 3 yaitu 1. Eksploratif

Penelitian yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai suatu fenomena tertentu

2. Deskriptif

Penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena tertentu sesuai dengan keadaan faktual di lapangan

3. Eksplanatif

Penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya hubungan sebab akibat antara variabel yang diteliti

Menurut Sugiyono (2003:11) penelitian berdasarkan eksplanasi (tingkat kejelasan) dapat digolongkan sebagai berikut :


(55)

1. Penelitian deskriptif

Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

2. Penelitian komparatif

Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Disini variabelnya masih sama dengan variabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.

3. Penelitian asosiatif

Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

Menurut Sukmadinata (2006:72) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya

Tipe penelitian dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dan eksplanasi. Peneliti tidak menggunakan tipe penelitian eksploratif karena penelitian ini tidak untuk membandingkan atau memperdalam penelitian yang sudah ada . Alasan peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dan


(56)

eksplanasi adalah bahwa hasil penelitian akan dideskripsikan atau digambarkan dengan kata-kata dan juga menggambarkan hubungan antara variabel independen (faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat dengan variabel dependen (partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa). Penulis menggunakan penelitian survei dengan menggunakan kuisioner berupa pertanyaan tertutup. Penulis berusaha melihat fenomena-fenomena yang terjadi kemudian menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena yang terjadi sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan.

D. Pendekatan Penelitian

Menurut Sugiyono (2003:14) terdapat 2 jenis pendekatan penelitian yaitu : 1.Penelitian kualitatif

Penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk kata, skema dan gamabar 2. Penelitian kuantitatif

Penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka

Menurut (Sugiyono, 2009:14), penelitian kualitatif adalah

“metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivsime, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Menurut Sukmadinata (2009:530) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.


(57)

Menurut Arikunto (2006:12) penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasil lainnya. pengertian di Pendekatan penelitian yang digunakan dalan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:12). Dimana penelitian ini akan menggunakan akan menggunakan angka-angka mulai dalam pengumpulan data hingga hasil penelitian nantinya akan dibuat dalam bentuk angka.

E. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara. Alasan peneliti memilih Desa Kembang Gading sebagai lokasi penelitian adalah karena Desa Kembang Gading merupakan salah satu desa yang pernah menjadi desa tertinggal di Kabupaten Lampung Utara yang juga merupakan sebuah desa pemekaran dari desa Candimas ( Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Utara Nomor 08 Tahun 2007 tentang Pembentukan 29 Desa dalam daerah Kabupaten Lampung Utara).

Peneliti tertarik melakukan penelitian di Desa Kembang Gading untuk melihat seberapa besar partisipasi masyarakat di Desa Kembang Gading dalam Pelaksanaan Pembangunan serta apa saja faktor yang menjadi penyebab rendahnya partisipasi masyarakat di desa Kembang Gading. Karena Desa Kembang Gading merupakan sebuah desa pemekaran sehingga seharusnya masyarakat memiliki kemauan untuk memajukan desanya.


(58)

F. Populasi dan Sampel

1.Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Menurut Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Margono (2004:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah undangan rapat musrenbang desa yaitu 128 orang. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006:130) bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dimana subjek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah peserta undangan rapat musrenbang desa.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:116) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Arikunto (2009:11) sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).


(59)

Menurut Margono (2004:121) sampel adalah sebagai bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus slovin, yaitu :

n

= N 1 + Ne2 Keterangan :

n = Ukuran sampel N = ukuran populasi

e = nilai ketelitian yang diinginkan (10%)

n = __ N_____ 1 + Ne2 n = 128

1 + 128 (0,1)2 n = 128

2,28 n = 56

Berdasarkan rumus tersebut maka didapat jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 56 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 128, sedangkan sampelnya 56. Peneliti mengambil sampel sebanyak 56 dari setiap dusun, dimana di desa Kembang Gading terdapat 4 dusun sehingga masing-masing dusun diambil sampel sebanyak 14 orang.


(60)

G. Sumber Data

Menurut Arikunto (2006:129) sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan data melalui wawancara, dokumentasi sera obesevasi. Untuk mengumpulkan data-data tersebut, peneliti harus memiliki sumber data. Sumber data dalam penelitian ini ada 3 yaitu :

1. Masyarakat

Narasumber adalah orang yang dapat memberikan informasi mengenai objek penelitian. Dalam penelitian ini narasumbernya adalah perangkat desa dan masyarakat desa Kembang Gading yang diundang dalam rapat musrenbang desa. Pengambilan sampel narasumber diambil dengan menggunakan teknik random samplingdengan jumlah sampel 38 orang (perangkat desa dan masyarakat desa).

2. Tempat atau lokasi

Lokasi yang berkaitan dengan penelitian dapat digunakan sebagai sumber data untuk mendukung hasil pengamatan peneliti. Dalam penelitian ini lokasi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah tempat-tempat yang dapat digunakan sebagai gambaran dari hasil pembangunan desa misalnya untuk mengetahui pembangunan desa, peneliti melihat kondisi balai desa dan bangunan-bangunan penting lainnya yang menjadi pusat kegiatan masyarakat desa.


(61)

Dokumen merupakan sumber data tertulis yang berkaitan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini sumber data penelitian berupa dokumen adalah daftar hadir masyarakat desa Kembang Gading dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa (musrenbang) dan hasil dari musrenbang. Untuk mengetahui hasil musrenbang, peneliti akan melakukan wawancara kepada narasumber sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai hasil musrenbang.

H. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2002:136) teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

Menurut Sugiyono (2013:62) teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Menurut Gulo (2002:110) teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah : a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipasi pasif, yaitu peneliti datang ke lokasi penelitian tetapi tidak ikut terlibat


(62)

dalam kegiatan tersebut. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah mengamati hasil-hasil pembangunan yang ada di desa Kembang Gading. Alasan peneliti mengamati hasil pembangunan desa adalah bahwa hasil pembangunan desa merupakan gambaran partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

b. Kuisioner

Pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan. Jenis pertanyaan yang dibuat penulis dalam kuesioner berupa pertanyaan tertutup. Menurut Heimemann (2008 : 11 ) pada soal tertutup prosedur yang digunakan untuk menyelesikannya sudah tertentu, dan soal ini hanya memiliki satu jawaban yang benar.Pertanyaan yang biasanya dapat dijawab dengan jawaban ya atau tidak, pertanyaan tertutup membatasi pilihan responden untuk merespon. Tujuannya untuk mendapatkan jawaban atau informasi yang spesifik.

c. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006:158) dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan memanfaatkan dokumentasi berupa arsip-arsip yang dapat menunjang data penelitian.


(63)

I. Alat Pengumpul Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:265), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Sumadi Suryabrata (2008:52) menyatakan bahwa instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis.

Menurut Sugiyono (2013:59) instrumen penelitian dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi dan kuesioner. Berdasarkan pendapat Sugiyono, alat pengumpul data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuisioner. Peneliti akan membuat daftar pertanyaan yang akan peneliti tanyakan kepada narasumber. Pertanyaan dibuat pertanyaan tertutup, dimana peneliti akan membatasi jawaban atau respon dari responden. Selain meggunakan kuisioner, peneliti juga membuat pedoman observasi.


(64)

J. Teknik Pengolahan Data

Dalam mengolah data yang sudah terkumpul peneliti akan melakukan beberapa tahap dengan cara sebagai berikut :

1. Editing

Peneliti mengolah data dengan tahap editing data, tahap dimana peneliti memeriksa kembali data yang telah terkumpul untuk mengetahui apakah data yang terkumpul sudah baik.

2. Koding

Dalam tahap ini, penulis memberikan kode pada data untuk menterjemahkan data ke dalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka.

3. Tabulasi

Dalam tahap ini peneliti mengolah data dengan memasukan data dalam sebuah tabelagar mudah dibaca. Dalam membuat tabulasi data, penulis menggunakan tabel silang. Tabel silang digunakan untuk mempermudah menggambarkan pengaruh faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

4. Interpretasi data

Membuat definisi dengan menjalankan data-data yang terdapat dalam tabel untuk mencari maknanya secara lebih luas dengan menghubungkan jawaban dari responden dengan hasil data yang lain


(65)

K.Teknik Analisis Data

Setelah mengolah data, penulis kemudian menganalisis data. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan skala likert, distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Analisis data dalam penelitian ini diuraikan dalam penjelasan di bawah ini:

1. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat

Dalam menganalisis tingkat partisipasi masyarakat menggunakan skala likert. Skala likert berisi pernyataan yang sistematis untuk menunjukkan sikap seseorang responden terhadap pernyataan. Dengan menggunakan skala likert, setiap variabel dalam penelitian yang memiliki indikator dapat diukur.Indikator-indikator ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen berupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Kategorinya memiliki urutan yang jelas. Setiap pertanyaan dalam kuisioner akan diberi lima alternatif jawaban yaitu (a), (b), (c), (d) dan (e). Skor jawaban kuisioner dalam penelitian ini adalah :

Jawaban a diberi skor 5 Jawaban b diberi skor 4 Jawaban c diberi skor 3 Jawaban d diberi skor 2 Jawaban e diberi skor 1

Diketahui bahwa terdapat 10 indikator dengan skala masing-masing antara 1 sampai dengan 5, dengan jumlah sampel 56 responden, maka dapat diketahui


(66)

skor minimum untuk tingkat partisipasi secara keseluruhan (56x10x1) adalah 560. Sedangkan skor maksimum (56x10x5) adalah 2800.

Penghitungan menggunakan rumus interval ( Arikunto, 2009:173) yaitu: Nilai Maksimum = 2800

Nilai Minimum = 560

Jarak Interval = [nilai maksimum – nilai minimum] : kategori jawaban = (2800-560) : 5

= 448

Berdasarkan rumus di atas, didapatkan kriteria untuk faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat adalah sebagai berikut:

Sangat tinggi dengan skor : 2356-2804 Tinggi dengan skor : 1907-2355 Cukup tinggi dengan skor : 1458-1906 Rendah dengan skor : 1009-1457 Sangat rendah dengan skor : 560-1080

2. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Partisipasi Masyarakat Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat yang meliputi faktor internal (jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) serta faktor eksternal (pemerintah daerah, pemerintah desa dan konsultan/fasilitator) menggunakan analisis tabel silang. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor penyebab rendahnya partisipasi dengan tingkat partisipasi masyarakat. Data-data yang diperoleh disajikan dalam tabel dengan bantuan program SPSS v16.


(67)

L.Uji Validitas

1.Uji Validitas

Yang dimaksud dengan validitas adalah pertanyaan sampai mana data yang akan ditampung pada suatu kuisioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid.

Menurut Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Dalam penelitian ini uji validitas untuk mengukur tingkat validitas kuesioner yang penulis gunakan dalam memperoleh nilai atau skor jawaban responden pada kuisioner.

Menurut Sugiyono (2002:124) uji validitas data adalah teknik korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Untuk mencari nilai korelasinya penulis menggunakan rumus Pearson Product Moment :

Keterangan:

x : Variabel independen (Faktor-faktor Penyebab rendahnya Partisipasi) y : Variabel dependen


(68)

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukakan dengan menggunakan alat bantu program SPSS.

M. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji chi square dengan bantuan program spss v17. Uji chi square yaitu dengan membandingkan frekuensi observasi (Fo) / yang benar-benar terjadi dengan frekuensi yang diharapkan (Fe).

Fo nilainya didapat dari hasil percobaan. Sedangkan Fe nilainya didapat dari penghitungan secara teoritis. Sebelumnya kita tentukan terlebih dahulu hipotesisnya yaitu Ho dan Ha. Ho berati tidak terdapat hubungan sedangkan Ha berarti terdapat hubungan. Syarat menentukan hipotesis, jika chi square hitung (χ2hitung) ≤chi square tabel (χ2tabel) maka Ho diterima, Ha ditolak. Jika chi square hitung (χ2hitung) >chi square tabel (χ2tabel) maka Ho ditolak, Ha diterima.

Cara menentukan chi square hitung menggunakan bantuan program spss v17, sedangkan chi square tabel dengan terlebih dahulu menentukan df (derajat kebebasan) dan α (alpha) sebesar 5%. Derajat kebebasan (df) dicari dengan menggunakan rumus :


(69)

Kesimpulan pada bab ini adalah penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif eksplanasi yaitu dengan menghubungkan faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi dengan partisipasi masyarakt dalam pembangunan, kemudian mendeskripsikan hasil penelitian menggunakan kata-kata. Analisis data menggunakan skala likert dan chi square dengan bantuan program spss v17. Skala likert digunakan untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat, kemudian chi square digunakan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab srendahnya partisipasi dengan partisipasi masyarakat.


(1)

120

peraturan bahwa seluruh masyarakat wajib berpartisipasi dalam proses pelaksanaan pembangunan. Hal ini sama saja dengan partisipasi masyarakat masih dimobilisasi oleh kepala desa.

c. Tokoh masyarakat

Tokoh masyarakat dalam menggerakkan partisipasi masyarakat memiliki peranan yang paling berpengaruh. Hal ini berdasarkan hasil penghitungan skala likert yaitu dengan skor total 1108. Keberadaan tokoh masyarakat di dalam desa Kembang Gading cukup memberikan pengaruh dalam membuat keputusan. Tokoh masyarakat menjadi orang yang cukup dihormati pendapatnya.

d. Konsultan/fasilitator

Peran fasilitator dalam hal ini adalah dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai program pembangunan yang akan dilaksanakan.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, saran peneliti terhadap pemerintah daerah, pemerintah desa maupun masyarakat desa Kembang Gading adalah : 1. Informasi terhadap suatu program harus jelas, sehingga masyarakat

tergerak untuk melakukan partisipasi.

2. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, sebaiknya seluruh masyarakat dilibatkan dalam proses pembuatan rencana pembangunan. Sehingga seluruh aspirasi masyarakat dapat tersalurkan dalam rapat musrenbang


(2)

121

3. Masyarakat desa Kembang Gading hendaknya lebih meningkatkan tingkat pendidikannya agar partisipasi dapat bergerak dari diri sendiri, bukan karena paksaan atau mobilisasi dari orang lain.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

---. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta

Gulo. 2002. Metode Penelitian. Jakarta : PT Grasindo

Isbandi Rukminto Adi. 2007. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP IU Press.

Kartasasmita. 1997. Administrasi Pembangunan. Jakarta : LP3ES.

Koentjraningrat. 2005. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:Gramedia.

Misdyantidan Kartasapoetra. 1993. Fungsi Pemerintah Daerah dalam Pembuatan Peraturan Daerah. Jakarta: Bumi Aksara Murtadho

Ndraha, Taliziduhu. 1987. Pembangunan Masyarakat: Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta: Bina Aksara

Parwoto. 1997. Pembangunan Partisipatif, Makalah pada Lokakarya Penerapan Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Perumahan Permukiman.BKPAN. Jakarta.

Prasetyo Bambang dan Lina Miftahul 2005.Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta : PT Grafindo Persada.


(4)

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Soetomo. 2006. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: PustakaPelajar.

---. 2008.Strategi-strategiPembangunan Masyarakat. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Soetrisno, Loekman, 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Sugiyah. 2001. Partisipasi Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di Sekolah Dasar (SD) Negeri IV Wates , Kabupaten Kulon Progo. Tesis. PPs – UNY.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Pendekatan Kualitatif dan R&D) Bandung : Alfabeta

---. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta

Sukmadinata, 2006. Metode Penelitian Tindakan. Bandung : Remaja Rodsakarya Sumaryadi, I Nyoman, 2010, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan

Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Citra Utama

Sunarti. 2003. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Perumahan secara Kelompok. Jurnal Tata Loka. Semarang: Planologi UNDIP.

Suryabrata, Sumaryadi. 2008. Metode Penelitian Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1996. Teori dan Strategi Pembangunan Nasional, Jakarta: CV.Haji Mas Agung


(5)

Yulianti, Yoni. (2012). Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Di Kota SolokArtikel Ekonomi. Program Pasca Sarjana Universitas Andalas Padang, Padang, Sumatra Barat.

Perundang-Undangan

Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2005 tentang desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Utara Nomor 04 tahun 2000

Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Utara Nomor 08 Tahun 2007 tentang Pembentukan 29 Desa di Kabupaten Lampung Utara

Petunjuk Operasional Pelaksanaan PNPM-MP

Jurnal

Deviyanti, Dea. 2013. Studi Tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan.di KelurahanKarang jati Kecamatan Balik Papan Tengah. Volume 2. Nomor 1

Luqman, Imam. 2013. Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Partisipasi Masyarakat dalam Program PNPM-MP di desa Ketangirejo Kecamatan godong Kabupaten Grobogan. Volume 1. Nomor 2


(6)

Ramli. 2012. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program PNPM-MP di desa Mantang Lama. Volume 2. Nomor 1

Khayrul. 2012. Faktor Pendorong dan Penghambat Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (di desa Lodaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang). Volume 2 Nomor 1