67 Universitas Sumatera Utara
BAB VI UNHABITATED ISLAND
Setelah mempresentasikan hasil rancangan, diadakan pengujian terhadap rancangan tersebut. Ada beberapa masukansaran pada saat pengujian. Salah satu
masukan pada saat tahap pengujian akhir rancangan terkait kemudahan aksesbilitas menuju ke cottage untuk difable. Mengingat sasaran pengunjung hotel
yang akan menginap ialah orang-orang yang berasal dari Malaysia didominasi oleh suku Melayu, maka ruang harus mengikuti kebutuhan pengunjung. Orang
Malaysia umumnya berpergian dalam group dengan membawa sanak-saudara ikut serta termasuk manula. Maka dari itu, kemudahan aksesbilitas untuk manula
harus dipikirkan dengan matang. Salah satu akibatnya ialah penyediakan ram untuk menuju ke cottage lampiran 5b dan lampiran 6a. Gambar penambahan
ram pada cottage dapat dilihat pada gambar 6.1 dan 6.2.
Gambar 6.1: Penambahan Ram pada Cottage Standart Plus
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Universitas Sumatera Utara Gambar 6.2: Penambahan Ram Pada Cottage Deluxe
Hal ini juga berpengaruh pada layout kamar hotel lampiran 5a. Kamar hotel menggunakan connecting door gambar 6.3. Connecting door berfungsi
sebagai penghubung antara 2 dua kamar yang bersebelahan. Pintu penghubung ini dapat dibuka untuk mempermudah komunikasi anggota keluarga tanpa harus
keluar kamar hotel. Disediakan juga 2 dua kamar suite pada hotel gambar 6.4.
Gambar 6.3 : Kamar hotel dengan Gambar 6.4: Kamar suite pada hotel
connecting door
Sementara itu, karena sasaran pengunjung sering datang dalam group. Maka harus ada tempat parkir bus sementara untuk antar-jemput pengunjung
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Universitas Sumatera Utara gambar 6.5. Setelah antarjemput pengunjung hotel, bus akan parkir di parkir
terpusat di depan stasiun. Selain itu, kolam teratai pada perancangan tapak dinilai kurang cocok oleh
sebab itu kolam teratai diganti dengan taman. Jadi cottage standar plus menghadap ke view taman gambar 6.5.
Gambar 6.5: Perbaikan Groundplan
Bangunan gedung pada umumnya merupakan bangunan yang digunakan oleh manusia untuk melakukan kegiatan. Agar supaya bangunan gedung yang
dibangun dapat dipakai, dihuni, dan dinikmati oleh penggunapenghuni, perlu
Universitas Sumatera Utara dilengkapi dengan prasarana lain yang disebut prasarana bangunan atau utilitas
bangunan. Utilitas bangunan merupakan kelengkapan dari suatu bangunan gedung,
agar bangunan gedung tersebut dapat berfungsi secara optimal. Disamping itu penghuninya akan merasa nyaman, aman, dan sehat. Sistem utilitas bangunan
sendiri terbagi menjadi beberapa lingkup, yaitu sistem elektrikal, sistem plumbing, sitem persampahan, sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran, Sistem pengkondisian udara, sistem transportasi vertikal dan sistem telekomunikasi. Sistem utilitas pada bangunan hotel dapat dilihat pada lampiran
8a. Salah satu utilitas bangunan ialah sistem elektrikal. Rencana
elektrikallistrik merupakan penjelasan bagaimana pendistribusian listrik yang berasal dari PLN ke ruang-ruang di dalam suatu bangunan. Pada umumnya, aliran
listrik diawali dari PLN sebagai sumber utama lalu didistribusikan ke Mini Circuit Breaker MCB. Pada MCB, aliran listrik dibagi menjadi dua bagian yaitu
aliran listrik langsung dan aliran listrik yang akan disalurkan ke generator. Lalu dari MCB disalurkan ke panel utama yang nantinya akan menyalurkan ke dalam
ruang masing-masing. Skema dan rencana pendistribusian listrik pada hotel dapat dilihat pada gambar 6.6.
Universitas Sumatera Utara Gambar 6.6: Skema Pendistribusian Listrik pada Hotel
Sistem plumbing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan suatu gedung. Oleh sebab itu, perencanaan dan perancangan sistem
plumbing harus dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri, dengan memperhatikan secara
seksama hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung serta peralatan lainnya yang ada di dalam gedung tersebut seperti pendingin udara, peralatan
listrik, dan lain-lain. Secara umum, pendistribusiansistem sanitasi suatu bangunan dapat dilihat pada gambar 6.7.
Universitas Sumatera Utara Gambar 6.7: Skema Pendistribusian Air pada Bangunan
Pembagian zona privasi tiap ruangan, rencana elektrikal, rencana sanitasi, rencana sirkulasi, rencana telekomunikasi, dan rencana struktur dibuat dalam
bentuk aksonometri agar orang dapat mengetahui sistem bangunan secara keseluruhan dengan hanya melihat rencana aksonmetri tersebut.
Berikut merupakan diagram aksonometri pembagian zona berdasarkan keintimannya hotel. Bagian zona publik berwarna biru, sementara zona private
berwarna merah dan servise berwarna kuning. Zona private ini merupakan kamar- kamar yang diperuntukkan untuk tamu hotel gambar 6.8. keluar dari kamar,
tamu hotel akan melewati koridor yang merupakan sirkulasi horizontal. Jalur sirkulasi horizontal pada zona private, dapat dilihat pada gambar 6.9.
Universitas Sumatera Utara Gambar 6.8: Aksonometri Zona Keintiman Hotel
Gambar 6.9: Aksonometri Jalur Sirkulasi pada Zona Private
Pada aksonometri sirkulasi vertikal bangunan, warna biru ialah lift penumpang, sementara warna kuning ialah lift barang, dan warna ungu untuk
tangga gambar 6.10. Zona secara vertikal warna kuning = servis, warna biru = publik, warna merah = kamar hotel dan abu-abu = sirkulasi bangunan gambar
6.11, ruangan kamar hotel pada bangunan butik hotel gambar 6.12. Sistem elektrikal yang digunakan pada bangunan. Pada bagian vertikal
berwarna merah merupakan shaft elektrikal dimana setiap lantai akan terdapat sub-panel yang akan didistribusikan pada tiap ruangan kamar hotel. Hal ini
Universitas Sumatera Utara memudahkan teknisi ketika pengecekan pada kamar atau ruangan jika terjadi
kerusakan aliran listrik gambar 6.13.
Gambar 6.10: Sistem Sirkulasi Vertikal Hotel
Gambar 6.11: Zona Vertikal Hotel
Gambar 6.12: Peletakan Kamar Hotel
Universitas Sumatera Utara Gambar 6.13: Pendistribusian Listrik
Untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 8 lantai ≤25 meter,
tangga sirkulasi dapat dipergunakan sebagai tangga kebakaran, sedangkan bangunan di atas delapan lantai 25meter perlu dilengkapi dengan tangga
kebakaran dan persyaratan evakuasi darurat lainnya Juwana, 2005. Mengingat hotel hanya terdiri dari 4 lantai dan semi basement maka tidak diperlukan tangga
kebakaran. Tangga sirkulasi diletakkandiujung kanan-kiri bangunan gambar: 6.10.
Sistem sanitasi pada bangunan warna biru = air bersih dan warna merah = air panas. Pengaliran air yang akan masuk kedalam bangunan menggunakan
pompa. Sumber air berasal dari PDAM dan GWT Ground Water Tank yang ada di semi basement. Air yang telah ditampung dalam tangki bawah dipompakan ke
dalam suatu bejana tangki tertutup, sehingga air yang ada di dalam tangki tertutup tersebut dalam keadaan terkompresi. Air dan tangki tertutup tersebut
dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor tekanan, yang menutupmembuka saklar motor
Universitas Sumatera Utara listlik penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan dalam tangki
telah mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan, dan bekerja kembali setelah tekanan dalam tangki mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan
yaitu 1,50 kgcm2. Antar tiap kamar hotel terdapat satu shaft gambar 6.12.
Gambar 6.14: Sistem Plumbing
Struktur bangunan menggunakan rigid frame atau rangka kaku baja WF yang dibalut dengan beton gambar 6.15 untuk menghemat ruang dan
menimalisir ketinggian akibat balok yang tinggi. Balok induk WF 500 dan balok anak WF 300.
Gambar 6.15: Sistem Struktur Hotel
Universitas Sumatera Utara Potongan prinsip hotel dapat dilihat pada gambar 6.16 dan gambar 6.17.
Tinggi plafond sekitar 95cm. Plafond menggunakan bahan Glassfibre Reinfoced Cement GRC dengan ketinggian dari lantai ke lantai floor to floor ialah sekitar
3.6 m.
Setelah melakukan pengujian, rancangan diperbaiki seseuai dengan sasaran pasar dan kenyamanan pengunjung hotel. Skema utilitas dibuat untuk
mengetahui secara sistematis sistem bangunan. Gambar 6.16: Potongan
Prinsip pada Kamar Hotel Gambar 6.17: Potongan Prinsip
pada Lantai Dasar
78 Universitas Sumatera Utara
BAB VII TREASURE CHEST