mungkin dapat mempengaruhi hal tersebut, salah satu diantaranya: guru belum memanfaatkan model pembelajaran paikem. Sehubungan dengan hal tersebut,
untuk mencapai tuntutan target kurikulum yang harus diselesaikan oleh guru, kiranya guru perlu memaparkan model pembalajaran paikem untuk dapat
membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar, khususnya pada mata pelajaran matematika. Metode STAD dapat digunakan untuk meningkatkan
prestasi belajar matematika.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka secara umum masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Aktivitas siswa kelas V SDN 1 Kupang Teba tahun pelajaran 20112012 kurang terlibat aktif dalam mengikuti pelajaran matematika di kelas.
b. Prestasi siswa kelas V SDN 1 Kupang Teba tahun pelajaran 20112012 masih rendah.
c. Siswa menganggap bahwa pelajaran matematika masih sulit, tidak menarik dan menakutkan.
d. Penyampaian materi oleh guru masih menggunakan metode konvensional monoton
e. Konsep matematika perlu dipahami dengan baik oleh siswa
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
tif tipe STAD Student Teams Achivement Division dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran matematika di kelas V SD NEGERI 1 kupang teba
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah: a. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD NEGERI 1 kupang teba
dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan oleh penulis adalah dapat bermanfaat bagi semua pihak sebagai berikut:
1.5.1 Bagi Guru
1 Dengan menggunakan metode dan sumber belajar tepat, dapat
membantu guru dalam mengefektifkan proses pembelajaran. 2
Dengan menggunakan metode diskusi guru dapat menilai keaktifan masing-masing siswa.
3 Dengan
menggunakan metode
mengajar yang
tepat, dapat
menyelesaikan materi tepat waktu. 4
Membantu guru berkembang secara profesional.
5 Dapat meningkatkan rasa percaya diri guru.
1.5.2 Bagi Siswa
1. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran matematika. 3. Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan suatu
permasalahan. 4. Membina hubungan dan kerjasama yang baik antar siswa.
1.5.3 Bagi Sekolah
1. Sebagai bahan informasi terhadap guru-guru yang lain dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Sebagai pertimbangan dan perbandingan dalam menggunakan sarana dan metode pembelajaran yang tepat.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian tindakan kelas ini adalah: 1.6.1
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengacu pada perkembangan kognitif siswa SD MI yang masih berada pada tahap operasional kongkrit
sehingga masih memerlukan contoh nyata untuk dapat memahami konsep yang abstrak dan rumit, utamanya dengan mempraktikkan dengan sendiri
upaya menemukan konsep tersebut.
1.6.2 Peningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata
yang diperoleh dalam pembelajaran pada setiap siklusnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1.1 Kajian Teori 1.1.1
Pengertian Belajar
Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R. Hilgard dalam Sumardi Suryabrata, 1984:252 belajar merupakan proses
perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh
lainnya.
Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti
perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. Sedangkan pengertian belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of
Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum
individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Moh. Surya 1981:32, definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua
pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
1.1.2 Prestasi
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok Djamarah, 1994:19.
Abdul Dahar dalam Djamarah 1994:21 bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil
yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Dari pengertian yang dikemukakan tersebut diatas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil
yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan yang
menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Menurut Nurkencana 1986: 62 mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata
pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Setelah menelusuri uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai
yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
1.1.3 Hasil Belajar
Darmansyah 2006:13 menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani
proses pembelajaran. Cece Rahmat, dalam Zainal Abidin. 2004:1
atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang
telah diberikan. Nana Sujana 1989:9 belajar didefinisikan sebagai proses interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan
wawasan baru atau merubah sesuatu yang lama.
Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Nasrun Harahab dalam Zainal Abidin,
tentang kemajuan belajar siswa setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu
tertentu. b. Untuk mengetahui keberhasilan komponen komponen
pengajaran dalam rangka mencapai tujuan. c. hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan atau
melanjutkan pada program pengajaran berikutnya. d. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam
suatu program bahan pembelajaran. e. Untuk keperluan supervise bagi kepala sekolah dan pemilik agar guru lebih berkompeten. f. Sebagai bahan dalam
memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan dalam mengambil
1.1.4 Pembelajaran kooperatif tipe STAD
Student Terms Achievement Division STAD merupakan salah satu model atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru
yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang efektif.
Menurut Apriani, 2010:11 STAD Student Terms Achievement Division merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok
kecil. Adapun langkah-langah yang dapat di tempuh dalam model pembelajaran diantaranya: a Peserta didik diberikan tes awal dan diperoleh skor awal. b
Peserta didik dibagi ke dalam kelompok kecil 4-5 tahun secara heterogen menurut prestasi, jenis kelamin, ras atau suku. c Peserta didik menyampaikan
tujuan dan memotivasi peserta didik. d Guru menyajikan bahan pelajaran dan peserta didik bekerja dalam team. e Guru membimbing kelompok peserta didik.
f Peserta didik diberi tes tentang materi yang telah diajarkan. g Memberi penghargaan.
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lie 2007:12 pembelajaran kooperatif atau pembelajaran gotong royong adalah sistem pengajaran yang diberikan kepada anak didik untuk berbaik dengan
sesama siswa dalam tugas terstruktur dimana dalam sistem ini guna bertindak sebagai fasilitator.
Menurut Panen, Mustafa, dan Sekar Winahyu 2001:69 mengemukakan bahwa kolaboratif merupakan proses konstruktivisme sosial yang
menjadi salah satu proses konstruksi pengetahuan yang relatif dominan dalam diri
Menurut Abdurrahman dan Bintaro dalam Nurhadi, dkk 2004:60 pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling
mencerdaskan, saling menyayangi dan saling tenggang rasa antar sesama siswa sebagai latihan untuk hidup dalam masyarakat nyata sehingga sumber belajar
bukan hanya dari guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends 2001 yang
dikutip dalam http:www.scribd.comdoc29412918Model-Pembelajaran, yaitu: Menurut Ibrahim 2004:6 pembelajaran yang menggunakan model kooperatif
dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda.
d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
1.2 Kerangka Pikir Siklus Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran kooperatif tikpe STAD Student Teams Achievement Division dengan penekanan terhadap proses pembelajaran
matematika siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Kupang Teba kurang berminat belajar matematika. Hal ini berdampak pada perolehan hasil belajar siswa masih
rendah. Berdasarkan masalah tersebut disusun perencanaan pembelajaran tentang konsep bangun ruang dengan menggunakan model Student Teams Achievement
Division STAD. Model ini memungkinkan siswa akan lebih mengerti dan memahami suatu konsep
atau rumus matematika, karena siswa lebih aktif berdiskusi dalam berkelompok. Dengan demikian siswa tidak mudah lupa dengan konsep-konsep yang ia
diskusikan dalam kelompok dan dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan sehingga siswa akan mendapat hasil prestasi belajar yang maksimal.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menpresentasikan di depan kelas hasil yang diperoleh dari diskusi masing-masing kelompok, dan mengoreksi kesalahan-
kesalahan siswa. Pembelajaran dengan model ini membuat siswa menjadi lebih terpacu
semangatnya dan rasa ingin tahu siswa lebih besar terhadap materi yang dipelajari dan pembelajaran terpusat pada siswa, sehingga siswa akan lebih dalam proses
pembelajaran.
Dengan demikian, diharapkan dengan menerapkan model Student Terms Achievement Division STAD dalam proses pembelajaran siswa akan menjadi
aktif dan hasil belajar siswa akan meningkat.
Adapun skema kerangka pikir disajikan pada Gambar 1.
ORIENTASI LAPANGAN SIKLUS I
RENCANA I
PELAKSANAAN TINDAKAN I
OBSERVASI I SIKLUS II
ANALISIS REFLEKTIF II
OBSERVASI II PELAKSANAAN
TINDAKAN II
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
1.3 Hipotesis