laki sebagai penerus keluarga maka keluarga tersebut boleh mengadopsi anak dengan ketentuan-ketentuan tertentu dan memperlakukannya selayaknya anak
kandung.
4.2 Saran
Berdasarkan atas kesimpulan yang penulis uraikan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan sebagai berikut :
1. Pihak - pihak yang terkait dalam syarat - syarat pembagian harta waris ini
tetap menggunakan dan berpegang teguh terhadap adat istiadat yang ada, serta tetap berteguh terhadap sistem kekerabatan patrilinial yaitu system
kekerabatan yang menarik garis keturunan bapak. 2.
Diharapkan kepada para orang tua apabila akan menetapkan siapa yang akan dijadikan pewaris sebagai penerus keturunan, agar dapat melakukan
musyawarah terlebih dahulu. Supaya tidak terjadi kesalah pahaman di antara kerabat keluarga yang lain.
3. Untuk menjaga kelestarian adat dan budaya khas yang diwarisi nenek
moyang, diperlukan kesadaran dan rasa tanggung jawab dari masyarakat adat Lampung sendiri, agar tetap menjunjung tinggi adat istiadat nenek moyang
dengan cara mempelajari, memelihara dan mengembangkan semua peninggalan nilai-nilai adat dan budaya yang positif sesuai dengan perkemban
gan kemajuan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Moh. 1985. Penelitian Pendidikan dan Strategi. Ghalia Indonesia Jakarta Jumlah Halaman 142.
Afandi, Ali. 1986. Hukum Waris, Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian. Rineka Cipta: Jakarta. Jumlah Halaman 350
Boestami. 1988. Kedudukan dan Peranan Anak dalam Budaya. Proyek Inverintasi Jakarta Jumlah Halaman 350.
Hadikusuma, Hilman. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia. Mandar Maju: Bandung. Jumlah Halaman 156
Hadari. Nawawi dan Martini. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada Universitas: Yogyakarta. Jumlah Halaman 267
Hadari. Nawawi dan Martini. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta Gajah Mada Press. Jumlah Halaman 73
Imron, Ali. 2005. Pola Perkawinan Saibatin. Universitas Lampung: Bandar Lampung. Jumlah Halaman 149.
J. Satrio. 2005. Hukum Keluarga Tentang Kedudukan Anak Dalam Undang- Undang. PT Citra Aditya Bakti. Bandung. Jumlah Halaman 304
Koentjaraningrat. 1982. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Djambatan: Jakarta. Jumlah Halaman 355.
Muhammad, Bushar. 2004. Pokok-Pokok Hukum Adat. PT Pradnya Paratama. Jakarta. Jumlah Halaman 131.
Oemarsalim. 2006. Dasar-Dasar Hukum Waris di Indonesia. Rineka Cipta: Jakarta. Jumlah Halaman 198.
P. Joko Subagyo, 1997. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta: Jakarta. Jumlah Halaman 92
Suryabrata, Sumardi. 2000. Metode Penelitian. Rajawali: Jakarta. Jumlah Halaman 178.
Syarifudin, Amir. 2004. Hukum Kewarisan Islam. Prenada Media: Jakarta. Jumlah Halaman 344.
Singarimbun, Masri. 1987. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Yogyakarta. Jumlah Halaman 333
Sayuti, Thalib. 1974. Hukum Kekeluargaan Indonesia. Y.P: Universitas Indonesia Jumlah Halaman 275.
. 2003. Hukum Perkawinan Adat dengan Adat Istiadat dan Upacara Adat. PT Citra Aditya Bakti. Bandung. Jumlah Halaman 210
.1980. Hukum Waris Adat. Alumni:. Bandung. Jumlah Halaman 164 . 1990. Masyarakat dan Adat Budaya Lampun. Mandar Maju:
Bandung. Jumlah Halaman 180 Perangin Effendi. 2006. Hukum Waris. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Jumlah
Halaman 232. Profil Pekon Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit. 2013. Jumlah Halaman 53