ANALISIS KEBIJAKAN DALAM USAHA MENINGKAT
Abstrak
Industri logam merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi untuk dapat dikembangkan serta memiliki kontribusi besar bagi kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat. Era globalisasi yang ditandai dengan dibukanya pasar global, memberikan peluang pasar yang lebih luas sekaligus tantangan yang lebih besar bagi industri logam dalam persaingan usaha. Daya saing menjadi salah satu faktor penting yang berperan dalam perkembangan industri. Selama ini klaster industri yang direncanakan pemerintah sebagai suatu bentuk pembangunan jangka panjang dianggap sebagai suatu pendekatan yang dipercaya dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing industri. Jejaring kemitraan yang terbentuk dalam sebuah klaster disertai dengan adanya interaksi yang kuat pada hubungan rantai produksi akan memberikan peluang yang lebih besar dalam membuka akses pasar, hingga tataran pasar global. Dengan semakin luasnya kesempatan yang dimiliki akan semakin memacu pembelajaran dan pengembangan usaha serta meningkatkan daya hidup suatu klaster. Dalam kajian ini, dilakukan permodelan dengan pendekatan dinamika sistem karena obyek dan permasalahan yang terjadi bersifat makro dan strategis. Selain itu, analisa kondisi diperlukan untuk mengetahui dampak skenario atau kebijakan dalam jangka pendek, menengah dan panjang, dimana hal tersebut akan dapat diperoleh melalui sebuah simulasi. Dalam kajian ini terdapat beberapa skenario yang digunakan, meliputi peningkatan kontribusi pelaku pendukung dalam aspek legalitas usaha, pengembangan SDM, teknologi produksi, dan finansial, serta dengan memberikan bea impor sebesar 5% dan 10%. Berdasarkan kajian yang dilakukan, skenario yang memberikan dampak paling signifikan terhadap peningkatan pangsa pasar suku cadang otomotif lokal adalah scenario keenam dengan memberikan bea impor 10% terhadap produk asing yang masuk.
Kata kunci : industri suku cadang otomotif, klaster industri, sistem dinamis, pangsa pasar
Abstract
Metal industry is one of many sectors that is potentials to be developed, and highly contributes employment opportunities and incomes. Occurrence of a globalization era marked by the opening of national global markets provides wider market opportunities and greater challenges for creative industries in metal business competition. Competitiveness becomes one of important factors in an industry’s development. Industrial cluster has been planned by the government as a long-term development planned and is believed as a good approach to improve productivity and industrial competitiveness. A defined network in a cluster, together with a strong interaction among the production chain will provide bigger opportunities in accessing the market including global market. Better opportunities will lead to development and business learning as well as improving a cluster lifestyle. In this research modeling is conducted with system dynamics approach because the object and the problems are in macro and strategic level. In addition, analysis is needed to know further about the impact of different scenarios or short term, medium and long term policies, of which can be obtained from the result of simulation. Several scenarios are used in this research by increasing contribution of supporting institutions in several business aspects, including human resource development, production technology, financial, and the implementation of 5% and 10% import duties. Based on this research, the most significant impact is resulted from the sixth scenario in which the market share of local automotive parts is increasing as we include 10% of import duties.
Keywords : automotive parts, industrial cluster, system dynamic, market share
Click to buy NOW! w .docu-track. co m Click to buy NOW! w .docu-track. co m
Click to buy NOW! mw w w co Click to buy NOW! co m .docu-track.
.docu-track.
seperti informasi, teknologi, kapital, sumber Sentra industri logam di Ngingas terdiri dari
1. Pendahuluan
daya manusia, atau sember daya lainnya dapat sekitar 10 pelaku UKM yang bergerak dalam
mampu beberapa jenis bidang usaha. Diantara beberapa
mengurangi biaya transaksi (Djamhari, 2006). jenis usaha yang ada di sentra industri tersebut,
Keberhasilan, keberlanjutan pengembangan industri suku cadang otomotif merupakan sektor
(sustainabilitas), serta kemampuan daya saing yang memiliki akses ke pasar global. Dalam
klaster juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan- bidang produksi suku cadang otomotif,
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Indonesia memegang 0,37% pasar dunia
Djamhari (2006) menyebutkan bahwa faktor (Ridwan, 2007). Nilai tersebut sebenarnya
eksternal yang menonjol dalam mempengaruhi memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat
daya hidup klaster meliputi faktor stabilitas ditingkatkan. Ridwan (2007) juga menyebutkan
ekonomi makro, kelangsungan order, pelaku bahwa rendahnya pangsa pasar suku cadang
pemerintah. otomotif yang dimiliki Indonesia terjadi karena
Permasalahan yang terjadi, yaitu mengenai tidak adanya standardisasi kualitas pada
bagaimana mengontrol faktor-faktor eksternal industri-industri
tersebut melalui sebuah kebijakan yang dapat otomotif. Jawa Timur yang memiliki salah satu
meningkatkan sentra industri logam di daerah Ngingas
kekuatan klaster industri dalam jaringan rantai memiliki kontribusi sebesar 5% dalam
pasok global. Maka, kajian tugas akhir ini penjualan suku cadang orisinil di Indonesia
dilakukan untuk menganalisis implementasi (Ridwan, 2007) dengan omzet rata-rata
yang mencapai Rp 791.153.846,15 per tahun
memproduksi suku cadang otomotif di Ngingas (Hidayati, 2009).
kaitannya dengan persaingan global, sehingga Terjadinya era globalisasi yang ditandai dengan
diharapkan adanya suatu perumusan kebijakan dibukanya pasar global memberikan dampak
yang efektif.
positif dan negatif. Pada satu sisi, pasar global Dalam melakukan analisis kebijakan untuk berarti memberikan peluang pasar yang lebih
meningkatkan pangsa pasar suku cadang luas, namun di sisi lain pasar global juga
otomotif lokal digunakan pendekatan dinamika mengakibatkan persaingan industri menjadi
sistem. Pemilihan penggunaan dinamika sistem lebih ketat. Dalam era dimana produk asing
dikarenakan obyek dan permasalahan yang dapat diperdagangkan secara bebas, UKM
terjadi bersifat makro dan strategis. Selain itu, dituntut untuk mampu
analisa kondisi diperlukan untuk mengetahui memperebutkan pasar, baik pasar lokal maupun
bersaing dalam
dampak kebijakan dalam jangka pendek, global. Namun, dalam beberapa hal produk yang
menengah dan panjang, dimana hal tersebut dihasilkan oleh UKM di Indonesia belum
akan dapat diperoleh melalui sebuah simulasi. memiliki keandalan sebaik produk-produk
Dengan pendekatan dinamika sistem, dapat asing. Selain itu, berbagai permasalahan
antara ekonomi yang terjadi, turut menambah
terhadap tantangan dalam pergolakan UKM. Hal tersebut
performansi industri dalam rantai pasok, dapat berakibat pada penurunan nilai omzet
pangsa UKM hingga terkikisnya beberapa kelompok
UKM yang tidak mampu bertahan. Untuk Adapun tujuan dari kajian ini meliputi, menjawab tantangan tersebut, UKM harus
menentukan jenis produk suku cadang otomotif digalang untuk mampu bersaing melalui
yang dapat dijadikan sebagai andalan sentra peningkatan efisiensi dan produktivitas serta
industri logam Ngingas, merancang skenario mampu menghasilkan produk-produk yang
peningkatan pangsa pasar suku cadang otomotif kreatif.
lokal, dan menentukan usulan kebijakan yang Selama ini, klaster industri yang direncanakan
efektif untuk meningkatkan pangsa pasar suku oleh
pemerintah
sebagai suatu
bentuk
cadang otomotif dalam persaingan global.
pembangunan jangka panjang dianggap sebagai Manfaat yang dapat diperoleh dari kajian ini suatu pendekatan yang dipercaya dapat
antara lain, memberikan usulan produk yang meningkatkan produktivitas dan daya saing
dapat dijadikan sebagai produk andalan sentra industri. Dengan adanya klaster, kebutuhan
industri logam Ngingas, memberikan gambaran UKM dalam mengakses sumber daya efektif,
mengenai pengaruh yang dapat diakibatkan oleh mengenai pengaruh yang dapat diakibatkan oleh
pemerintah, syarat dan kondisi pasar global berada di luar kendali kebijakan pemerintah, dan skenario dumping dari industri-industri sejenis di luar Indonesia diabaikan.
2. Metodologi
Pada bagian ini akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai metode kajian, yang meliputi kerangka berpikir atau prosedur kajian, instrumen kajian atau perangkat, serta langkah- langkah yang kami gunakan dalam melakukan kajian ini. Tahap identifikasi merupakan tahap peneliti untuk mengetahui objek kajian dan literatur penunjang, meliputi pemahaman terhadap kondisi existing di sentra industri logam di Ngingas, perumusan masalah, perumusan
pengumpulan data. Tahap identifikasi kondisi existing dilakukan melalui observasi langsung dan melalui kajian-kajian yang pernah ada sebelumnya untuk membangun pemahaman awal mengenai obyek yang akan diteliti. Dalam studi literatur dilakukan pengkajian terhadap literatur buku, jurnal dan kajian terdahulu yang berkaitan dengan konsep klaster industri, klaster industri logam, permodelan sistem dinamis, dan beberapa metode lain yang mendukung. Pada tahap pengumpulan data, langkah yang dilakukan meliputi identifikasi sistem klaster idustri suku cadang otomotif di Ngingas, identifikasi sistem rantai pasok, identifikasi kompetensi industri dan produk unggulan, serta penggalian data primer dan sekunder yang berkaitan dengan variabel di dalam sistem.
Tahap berikutnya yang dilakukan adalah tahap permodelan sistem. Secara umum, tahap ini terbagi menjadi tahap penyusunan model konseptual dan model dinamis. Penyusunan model konseptual dilakukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai simulasi sistem dinamis yang akan dilakukan. Sedangkan untuk tahap permodelan sistem dinamis, beberapa langkah yang dilakukan meliputi penyusunan stock and flow maps, formulasi model simulasi, pengujian, dan simulasi skenario. Penyusunan stock and flow maps merupakan tahap pengembangan terhadap variabel-variabel yang telah disusun dalam model konseptual menjadi model sistem yang benar-benar disesuaikan dengan perilaku sistem aktual. Formulasi model simulasi meliputi langkah-langkah
yang
terkait dengan penggambaran model secara metodologis yang digunakan untuk me-replikasi permasalahan dari sistem klaster industri logam di Ngingas. Setelah seluruh variable dalam model sistem dinamis diformulasikan, selanjutnya dilakukan uji verifikasi dan validasi untuk memastikan bahwa model simulasi yang dibuat telah benar secara logis dan dapat merepresentasikan kondisi riil sistemnya. Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah diperoleh hasil dari simulasi kondisi existing adalah melakukan simulasi untuk skenario pengembangan yang telah dirancang. Skenario dalam simulasi sistem dinamis ini dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan nilai dari beberapa variabel yang menunjukkan adanya hubungan antara klaster industri dengan rantai pasok dan diperkirakan akan dapat meningkatkan pangsa pasar. Hasil pengolahan data kemudian dianalisa dan diintepretasikan lebih mendalam. Dengan analisa dan interpretasi ini akan diketahui konsep skenario pengembangan yang paling efektif untuk klaster industri suku cadang di Ngingas agar mampu meningkatkan pangsa pasarnya dalam persaingan global. Selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan dan pemberian saran untuk kajian selanjutnya.
3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
3.1 Identifikasi Sistem Klaster Industri
Suku Cadang Otomotif Ngingas
Dalam pendekatan sistem dinamis, untuk dapat menghasilkan
model
yang mampu mengakomodasi kondisi riil sistem, maka diperlukan suatu pemahaman yang mendalam
Click to buy NOW! w .docu-track. co m Click to buy NOW! w .docu-track. co m
w Click to buy NOW! m w Click to buy NOW! .docu-track. m co .docu-track. co
mengenai sistem yang akan diamati. Dalam
2. Industri pendukung merupakan industri tahap ini akan dilakukan identifikasi untuk
mendukung proses produksi industri inti, mengetahui kondisi dan keterkaitan dari
baik dalam hal penyediaan bahan baku beberapa elemen yang memiliki kontribusi
maupun dalam proses pemasaran produk dalam perkembangan klaster industri suku
industri cadang otomotif.
pendukung dalam klaster industri suku cadang otomotif dibagi menjadi sebagai
3.1.1 Deskripsi Sistem Klaster Industri
berikut:
Industri penyedia bahan baku (supplier) Sentra industri logam Ngingas merupakan salah
Suku Cadang Otomotif Ngingas
Industri yang bergerak dalam bidang satu sentra industri logam yang terbesar di Jawa
distribusi dan pemasaran
Timur. Sentra industri tersebut menghasilkan
Industri otomotif yang menggunakan berbagai jenis barang dari logam yang
hasil produksi suku cadang untuk proses diklasifikasikan dalam 10 jenis produk. Dalam
produksinya
kajian ini, jenis usaha yang menjadi fokus hanya
3. Pemerintah merupakan institusi yang banyak industri komponen otomotif. Pemilihan industri
berperan dalam perumusan kebijakan yang komponen otomotif sebagai fokus dari kajian ini
dapat mempengaruhi keberlangsungan dan didasarkan pada peluang industri tersebut untuk
perkembangan klaster. Instansi pemerintahan memasuki pasar global lebih besar dibandingkan
yang banyak berhubungan dengan klaster jenis usaha lain yang ada di sentra industri
otomotif di Ngingas, yaitu Ngingas. Selain itu, usaha ini memiliki proporsi
industri
Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang cukup besar, yaitu sekitar 21% dari
(Disperindag) Jawa Timur.
4. Institusi pendukung selain pemerintahan Ngingas.
keseluruhan UKM yang ada di sentra industri
terhadap Dengan adanya klaster industri, diharapkan
keberlangsungan dan perkembangan klaster UKM suku cadang otomotif akan lebih mampu
industri suku cadang otomotif di Ngingas bersaing dibandingkan dengan produk impor
antara lain:
sejenis. Dalam kajian ini akan dilakukan analisis · Lembaga keuangan yang berperan dalam mengenai bagaimana pengaruh kontribusi atau
penyediaan dana investasi untuk industri- peran dari masing-masing stakeholder di dalam
industri di dalam klaster yaitu koperasi klaster dalam peningkatkan pangsa pasar suku
Waru Buana Putra, Bank Mandiri Tbk., cadang otomotif lokal.
dan Bank BUKOPIN. · Lembaga Kajian dan Perguruan Tinggi
3.1.2 Pelaku dalam Klaster Industri Suku
yang berperan dalam pengembangan
teknologi produksi maupun peningkatan Identifikasi terhadap pelaku klaster merupakan
Cadang Otomotif Ngingas
kualitas produk yaitu Balai Kajian tahap yang penting untuk dilakukan dalam
Logam, Institut Teknologi Sepuluh mengidentifikasi sebuah klaster industri karena
Nopember, Universitas Kristen Petra, dan klaster industri merupakan kesatuan dari
Universitas Negeri Surabaya.
beberapa industri dan elemen-elemen lain yang berkomitmen
· Lembaga Pelatihan yang banyak berperan
dan meningkatkan daya saingnya. Secara umum,
pengembangan SDM untuk industri inti pelaku di dalam sebuah klaster industri terdiri
Lembaga dari pelaku inti/industri inti, industri pendukung,
Pengembangan Bisnis (LPB) Astra Waru. pemerintah,
masyarakat sekitar. Masing-masing pelaku · Asosiasi yang menghimpun para pelaku
industri suku cadang otomotif di Ngingas tersebut memiliki peranan dan fungsi yang
yaitu Asosiasi Pengusaha Industri Logam penting
(ASPILOW) dan Himpunan kemajuan suatu klaster.
Waru
Pengusaha Sidoarjo (HIMPISDA).
1. Pelaku inti dalam klaster merupakan industri
5. Masyarakat sekitar industri merupakan pengolah yang mengubah bahan baku komunitas yang merasakan secara langsung menjadi produk jadi. Dalam kajian ini, dampak positif dan negatif dari proses industri yang menjadi pelaku inti merupakan
beroperasinya industri.
UKM suku cadang otomotif di Ngingas.
Click to buy NOW! mw w w co Click to buy NOW! co m .docu-track.
.docu-track.
permodalan usaha. Namun, besarnya Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan,
keuangan maka dapat digambarkan model stakeholder
dipengaruhi oleh kebijakan kredit UMKM klaster industri suku cadang otomotif yang
yang diberikan oleh pemerintah.
ditunjukkan pada Gambar 3.1.
3. Lembaga pelatihan Kontribusi lembaga pelatihan memberikan
arti yang cukup besar dalam hal pengembangan SDM. Kontribusi tersebut diwujudkan melalui program pelatihan SDM baik yang ditujukan untuk perbaikan keterampilan manajemen maupun skill untuk dapat menghasilkan produk yang memiliki kualitas lebih baik.
Industri pendukung
4. Lembaga kajian dan Perguruan Tinggi Kontribusi
dan perguruan tinggi diberikan dalam bentuk melakukan
mensosialisasikannya Gambar 3.1 Model Stakeholder Klaster Industri
produksi
dan
terhadap industri terkait, sehingga dapat
Suku Cadang Otomotif Ngingas
meningkatkan efisiensi produksi, kualitas SDM, dan kualitas produk yang dihasilkan.
3.1.3 Kontribusi Pelaku Pendukung dalam
5. Asosiasi
Asosiasi yang merupakan organisasi yang Berdasarkan identifikasi yang dilakukan melalui
Klaster
dibentuk sebagai kumpulan dari beberapa wawancara terhadap beberapa pelaku di dalam
pelaku industri yang sejenis, diharapkan klaster dan referensi dari kajian sebelumnya
dapat mnejadi wadah untuk dapat saling diperoleh informasi mengenai kontribusi dari
bertukar informasi dan dan pengetahuan. masing-masing pelaku pendukung. Secara
Saat ini, ASPILOW yang dibentuk oleh umum, dalam kajian ini kontribusi dari pelaku
para pengusaha logam Waru memiliki pendukung dikelompokkan menjadi empat
sebuah mesin uji logam yang dapat aspek, yaitu aspek legalitas usaha, finansial,
digunakan bersama oleh para anggota teknologi produksi, dan pengembangan SDM.
untuk menguji kualitas produknya.
1. Pemerintah Kontribusi pemerintah terhadap klaster
3.1.4 Analisis Produk Unggulan
industri suku cadang otomotif berada pada Produk komponen otomotif yang dihasilkan aspek legalitas usaha, finansial, dan
oleh UKM di Ngingas sangat beraneka ragam pengembangan
baik jenis maupun ukurannya. Saat ini terdapat pemerintah
SDM.
Kontribusi
lebih dari 200 jenis komoditas produk dilakukan melalui berbagai program
terhadap legalitas
usaha
komponen otomotif yang dapat diproduksi oleh sosialisasi dan uji kelayakan usaha, seperti
UKM. Namun, tidak semua jenis komponen program Q-Seal yang diselenggarakan oleh
otomotif tersebut diproduksi secara rutin setiap Disperindag Jatim. Kontribusi pemerintah
bulannya. Hal tersebut juga didukung oleh terhadap pengembangan SDM diwujudkan
fleksibilitas UKM dalam berproduksi. Beberapa melaui
berbagai program pelatihan,
jenis produk hanya dibuat jika ada pesanan.
Produk yang akan dijadikan amatan dalam manajemen untuk UKM. Sedangkan
kajian ini merupakan jenis produk yang kontribusi pemerintah terhadap aspek
memiliki tingkat permintaan cukup tinggi finansial diwujudkan melalui kebijakan
dibandingkan produk lainnya serta merupakan pemberian kredit UMKM.
jenis produk yang relatif stabil diproduksi.
2. Lembaga keuangan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, Lembaga keuangan banyak memberikan
diperoleh enam jenis produk unggulan yang kontribusi dalam hal finansial, khususnya
cukup rutin diproduksi dan memiliki tingkat permintaan cukup tinggi, yaitu Hanger Spring cukup rutin diproduksi dan memiliki tingkat permintaan cukup tinggi, yaitu Hanger Spring
.docu-track.
BLK, Tutup As Roda, Pedal Gas FE, Tatakan perlu ditingkatkan kinerjanya adalah bagian inti Stokbaker, Ayunan Shakel + Bosh, dan Engsel
tersebut. Namun, untuk meningkatkan kinerja Bagasi Kupu-Kupu. Dengan menggunakan
dari inti proses bisnis tersebut tidak cukup amatan keenam produk tersebut diharapkan
hanya dilakukan oleh masing-masing industri akan mampu merepresentasikan kemampuan
yang ada di dalamnya, melainkan diperlukan daya saing produk komponen otomotif yang
kontribusi dari institusi pendukung lain yang dihasilkan oleh UKM di Ngingas.
ada di dalam klaster. Wujud nyata dari kontribusi institusi pendukung tersebut akan
3.2 Identifikasi Rantai Pasok Suku Cadang
menjadi suntikan untuk inti klaster agar mampu
meningkatkan pangsa pasar suku cadang Secara umum, aliran rantai pasok dari keenam
Otomotif
otomotif lokal.
produk amatan ditunjukkan pada Gambar 3.2. Namun, dalam kajian ini, aliran rantai pasok yang dimati dan disimulasikan dalam model hanya dibatasi pada aliran yang dimulai dari supplier hingga pasar. Hal ini disebabkan karena belum adanya kerja sama yang dibentuk di dalam klaster dengan produsen bahan baku seperti PT. Krakatau Steel, sehingga model yang akan dibuat juga hanya akan menggambarkan kondisi sistem riil di dalam klaster.
Gambar 3.3 Konsep Keterkaitan Klaster
Terhadap Rantai Pasok
3.3.2 Input Output Diagram
untuk mendeskripsikan variabel input dan output dari sistem secara skematis. Dalam diagram input output , variabel yang ada diklasifikasikan menjadi input terkendali, input tak terkendali, output terkendali, output tak terkendali, dan
Diagram
input
output disusun
Gambar 3.2 Aliran Rantai Pasok
lingkungan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.4 Input Output Diagram.
3.3 Konseptualisasi Model
Setelah dilakukan identifikasi terhadap sistem amatan, baik sistem klaster industri maupun rantai pasoknya, selanjutnya dibuat model konseptual untuk memberikan gambaran secara umum mengenai simulasi sistem dinamis yang akan dilakukan. Konseptualisasi model ini akan ditunjukkan dalam bentuk big picture mapping, input output diagram , dan causal loop diagram.
3.3.1 Big Picture Mapping
Big picture mapping yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 merupakan gambaran umum mengenai keterkaitan klaster industri terhadap
Gambar 3.4 Input Output Diagram
rantai pasok produk suku cadang otomotif. Jaringan rantai pasok suku cadang otomotif
3.3.3 Causal Loop Diagram
merupakan inti dari proses bisnis yang ada di
dibuat untuk dalam klaster. Untuk dapat meningkatkan daya
Causal loop
diagram
menunjukkan variabel-variabel utama yang akan saing dari sebuah klaster, bagian utama yang
digambarkan dalam model. Dalam causal loop
Click to buy NOW! mw w w co Click to buy NOW! co m .docu-track.
.docu-track.
diagram juga akan ditunjukkan hubungan sebab
digambarkan dengan anak panah.
akibat yang terjadi antar variabel yang
kendaraan roda 4 penjualan
kendaraan roda 2 penjualan
kontribusi lembaga penelitian dan
<kontribusi
kontribusi
jumlah program +
pelatihan dan +
biaya invetory supplier
demand regional +
pemerintah
pengembangan
kontribusi institusi penelitian
industri
supply bahan baku
supply bahan supplier
demand lokal +
efisiensi produksi
Kontribusi lembaga
komponen
inventory supplier + -
keuangan
demand nasional +
aksesoris otomotif permintaan
prosentase usaha legal
kualitas SDM +
permintaan industri
kualitas produk +
kapasitas produksi +
terhadap bahan baku -
permintaan + +
lokal
<peningkatan teknologi>
komponen otomotif - +
produksi komponen -
harga komponen
+ otomotif
otomotif impor
inventory industri komponen -
kualitas produk
impor
harga komponen otomotif lokal +
kebutuhan
inflasi
bea impor
produksi
inventory komponen
distribusi komponen + otomotif
proporsi pasar
yang diharapkan
dikehendaki distributor nilai tambah yang
dikehendaki industri + nilai tambah yang
<Harga bahan
biaya bahan baku
baku>
jumlah biaya + + produksi
jumlah biaya
sebelum distributor harga komponen
biaya transportasi industri
distribusi
pesanan distributor komponen
<distribusi
biaya tenaga kerja
jumlah tenaga kerja
komponen otomotif>
distributor inventory +
komponen otomotif> <permintaan
cadang otomotif lokal pangsa pasar suku -
otomotif tanpa distributor pemasaran komponen
komponen otomotif + pemasaran
komponen otomotif + konsumen
Gambar 3.5 Causal Loop Diagram
3.4 Permodelan Sistem
3.4.1 Sub Model Demand
Permodelan sistem yang dibuat dalam kajian ini Sub model demand yang ditunjukkan pada bertujuan untuk melihat pengaruh dari adanya
perilaku suatu sistem klaster terhadap rantai pasok suku
Gambar
3.6 menggambarkan
permintaan pasar terhadap produk komponen cadang otomotif sehingga mampu meningkatkan
otomotif. Dengan mengetahui pola peningkatan pangsa pasar produk suku cadang otomotif
permintaan pasar terhadap komponen otomotif, lokal. Untuk memudahkan dalam mengamati
maka dapat diketahui jumlah permintaan perilaku dari masing-masing variabel, maka
terhadap keenam produk yang menjadi objek simulasi sistem dinamis dalam kajian ini dibagi
amatan dalam kajian ini, khususnya yang menjadi beberapa sub model, antara lain: i) sub
merupakan hasil produksi lokal. Dalam sub model demand, ii) kontribusi stakeholder, iii)
variabelnya bahan baku, iv) pangsa pasar, dan v) harga. Sub
model
ini, sebagian
besar
merupakan variabel eksogen yang berada di luar model pangsa pasar dan harga, akan
kontrol sistem, namun menjadi sumber disimulasikan untuk keenam jenis produk yang
informasi penting bagi pelaku di dalam rantai berbeda.
pasok untuk memenuhi jumlah produk yang
diminta oleh pasar.
<inflasi>
Harga Tutup As +
<bea impor>
<Harga jual Tutup
As Roda>
<bulan>
<Harga jual Hanger Spring BLK>
Roda Impor
Harga Tutup As
Roda lokal
kualitas produk
Spring BLK lokal Harga Hanger
impor
Fraksi pengali demand
<inflasi>
+ - Demand Tutup As + Roda lokal
Fraksi pengali demand
Pedal Gas FE
<bulan>
<kualitas produk
Tutup As Roda
lokal>
Demand Tutup As +
Harga Pedal Gas
<bea impor>
fraksi pengali demand
Demand Hanger + + + +
<Prosentase usaha legal
dan tersertifikasi>
Roda
FE impor
Demand Pedal
inflasi
Hanger Spring BLK
Spring BLK
Gas FE
+ Demand Pedal +
Harga Pedal Gas
Harga Hanger
lokal
Gas FE lokal +
FE lokal
<Harga jual Pedal
Spring BLK impor +
Demand Hanger
Gas FE>
Spring BLK
komponen otomotif Permintaan
<kualitas produk
<Prosentase usaha legal dan tersertifikasi>
bea impor
impor>
Demand Ayunan
<kualitas produk
Shakel + Bosh
Demand Lokal
lokal>
bulan
Demand Nasional
<Harga jual Tatakan
Stokbaker>
Fraksi pengali demand
Demand Ayunan +
Demand Tatakan +
Harga Ayunan Shakel +
Ayunan Shakel + Bosh
Shakel + Bosh
Stokbaker lokal
Harga Tatakan
+ lokal
+ Demand Regional +
Demand Tatakan
Stokbaker lokal
+ Bosh impor
Harga Ayunan Shakel
kendaraan roda 2 penjualan
kendaraan roda 4
penjualan
Stokbaker
<Harga jual Ayunan
+ Bosh lokal
aksesoris otomoif permintaan
Bagasi Kupu-Kupu Demand Engsel
Fraksi pengali demand
Shakel + Bosh>
Demand Engsel
Tatakan Stokbaker
<Prosentase usaha legal
Bagasi Kupu-Kupu lokal
+ Stokbaker impor Harga Tatakan
dan tersertifikasi>
Fraksi pengali Engsel Bagasi Kupu-Kupu
<inflasi>
<kualitas produk impor>
Harga Engsel Bagasi
<bea impor>
Kupu-Kupu lokal
<bulan>
<kualitas produk
Harga Engsel Bagasi
lokal>
<Prosentase usaha legal
Kupu-Kupu impor
dan tersertifikasi>
Bagasi Kupu-Kupu> <Harga jual Engsel
Gambar 3.6 Sub Model Demand Gambar 3.6 Sub Model Demand
.docu-track.
3.4.2 Sub Model Kontribusi Stakeholder
dibagi ke dalam empat aspek, yaitu aspek
legalitas usaha, pengembangan SDM, teknologi ditunjukkan pada Gambar 3.7 menggambarkan
Sub model kontribusi stakeholder yang
produksi, dan keuangan. Kontribusi yang peranan yang diberikan oleh institusi pendukung
diberikan dalam keempat aspek tersebut akan terhadap kinerja rantai pasok suku cadang
nyata otomotif. Sesuai dengan penjelasan pada sub
mempengaruhi peningkatan kualitas SDM, bab kontribusi pelaku pendukung dalam klaster,
kualitas produk, kapasitas produksi, dan kontribusi stakeholder pada model simulasi juga
kesempatan pasar.
lembaga litbang Kontribusi
Kontribusi pemerintah
dalam pengembangan
penelitian/perguruan Kontribusi lembaga
Kontribusi lembaga
SDM
penelitian/perguruan tinggi
Kontribusi
dalam legalitas
pemerintah dalam
Kontribusi lembaga litbang
pengembangan SDM tinggi dalam
dalam teknologi produksi
dalam pengembangan
Kontribusi asosiasi
legalitas
SDM
+ Aspek legalitas dan
sertifikasi usaha
Aspek pengembangan SDM
lookup teknologi +
Aspek teknologi
thd kualitas
produksi
Peningkatan legalitas
dan sertifikasi usaha
Program
Peningkatan +
kualitas produk
lokal
pengembangan SDM
kualitas produk
Prosentase usaha legal
lookup kualitas SDM
dan tersertifikasi
Kualitas SDM
thd kualitas produk
+ Peingkatan efisiensi produksi
Kontribusi pemerintah
multiplier satuan 2
dalam permodalan
Peluang peningkatan
efisiensi produksi
investasi
Peningkatan
+ kapasitas produksi
Aspek keuangan
investasi industri
Kapasitas -
Kontribusi lembaga
Keuntungan
produksi total
keuangan
industri
Gambar 3.7 Sub Model Kontribusi Stakeholder
model bahan baku 1 (sheet metal) dan sub Sub model bahan baku menggambarkan aliran
3.4.3 Sub Model Bahan Baku
model bahan baku 2 (plat standar). Kedua bahan material dari supplier ke industri pengolah serta
baku yang disimulasikan merupakan bahan baku informasi permintaan bahan baku yang
utama yang diperlukan untuk memproduksi dibutuhkan oleh industri pengolah. Sub model
keenam jenis produk amatan.
bahan baku dalam kajian ini dibagi menjadi sub
<Rata-rata produksi
<Produksi Tatakan
Engsel Bagasi
Safety stock
Kebutuhan bahan baku 1
<Produksi Tutup
Stokbaker>
Kupu-Kupu>
bahan baku
untuk Tutup As Roda
As Roda>
Rata-rata produksi
produksi Hanger produk lain <Rata-rata
baku 1 untuk Ayunan Kebutuhan bahan
<Produksi Pedal
Shakel + Bosh
Gas FE>
<Rata-rata produksi
Total kebutuhan bahan + + + tatakan Stokbaker> +
Spring BLK>
Kebutuhan bahan baku
Kebutuhan bahan
Stokbaker 1 untuk Tatakan
baku 1 untuk 6 produk +
<Rata-rata produksi
baku 1 untuk Engsel
bagasi Kupu-Kupu
unggulan
<Produksi Hanger Spring BLK>
Pedal Gas FE>
Permintaan bahan +
baku 1
Kebutuhan bahan
<bulan>
<Rata-rata produksi
Hanger Spring BLK
baku 1 untuk
<Produksi Engsel
Ayunan Shakel + Bosh>
Bagasi Kupu-Kupu>
Kebutuhan bahan baku 1
<Produksi Ayunan
Inventory
- untuk Pedal Gas FE
Shakel + Bosh>
bahan baku 1 Input supplier
bahan baku 1 Distribusi bahan baku 1
supplier
Persediaan Penerimaan bahan Bahan Baku 1 Penggunaan bahan
ke Industri di Ngingas
baku 1
produk unggulan baku 1 untuk 6
Distribusi bahan baku
<bulan>
1 selain ke Ngingas
Kebutuhan bahan baku
Penggunaan bahan baku
1 untuk produk lain
1 untuk produk lain
<Rata-rata produksi
+ Jumlah produksi
produk lain>
- produk lain
Gambar 3.8 Sub Model Bahan Baku 1
yang didistribusikan ke pasar. Nilai pangsa Sub
3.4.4 Sub Model Pangsa Pasar
pasar produk lokal diperoleh dari hasil menggambarkan jumlah produk yang diproduksi
perbandingan produk yang didistribusikan ke oleh industri pengolah setiap bulan dan jumlah
pasar dengan total permintaan produk tersebut.
w Click to buy NOW! m w co Click to buy NOW! co m .docu-track.
.docu-track.
Kebutuhan produksi +
Hanger Spring BLK +
Kapasitas produksi
Perkiraan Permintaan
distributor Hanger Spring BLK
pemasaran Hanger Spring Rata-rata kecepatan
Hanger Spring BLK
BLK
Spring BLK Hanger
safety stock
Spring BLK distributor safety stock Hanger
<bulan>
Spring BLK distributor Backorder Hanger
<bulan>
produksi total>
<Kapasitas
Inventory Hanger
Inventory Hanger Hanger Spring + Pemasaran -
Hanger Spring Pasokan
Spring BLK
distributor
industri pengolah Spring BLK
Distribusi Hanger Spring +
BLK
BLK
Produksi Hanger
distributor Hanger Spring <Fraksi pengali
waktu rata-rata
Spring BLK
BLK ke distributor +
Fraksi pengali distributor Hanger Spring BLK
BLK>
Permintaan distributor
Spring BLK lokal> <Demand Hanger
Hanger Spring BLK Rata-rata produksi -
Spring BLK ke pasar Distribusi Hanger -
Hanger Spring BLK
Spring BLK lokal> <Demand Hanger
konsumen Hanger Spring Perkiraan permintaan
pengolah Hanger Spring Fraksi pengali industri BLK
<waktu rata-rata>
BLK
Backorder Hanger Spring -
Rata-rata pemasaran Hanger Spring BLK
Spring BLK lokal> <Demand Hanger
BLK industri pengolah -
+ Hanger Spring BLK + Rata-rata demand
Pangsa pasar Hanger
<Demand Hanger
Spring BLK
Spring BLK>
<Distribusi Hanger Spring BLK ke
distributor>
<Permintaan distributor Hanger Spring BLK>
Gambar 3.9 Sub Model Pangsa Pasar Hanger Spring BLK
bahan baku dan elemen biaya yang lain Sub model harga Hanger Spring BLK akan
3.4.5 Sub Model Harga
terhadap harga jual produk di pasar.
menunjukkan pengaruh dari fluktuasi harga
<Produksi Pedal
Hanger Spring <Distribusi
Biaya manufaktur
<Kebutuhan bahan baku 1
<Jumlah produksi
Gas FE>
<Distribusi Hanger
BLK ke pasar>
Hanger Spring BLK per
untuk Hanger Spring
produk lain>
Spring BLK ke distributor>
unit
<Produksi Hanger
BLK>
<Produksi Ayunan
<Produksi Hanger
Spring BLK>
Spring BLK>
<Kebutuhan bahan baku 2
Shakel + Bosh>
Total produksi + + + +
Biaya transportasi per unit industri pengolah + Biaya transportasi +
+ Hanger Spring BLK Biaya manufaktur
untuk Hanger Spring
BLK>
Bagasi Kupu-Kupu> <Produksi Engsel
Hanger Spring BLK industri pengolah
++ <Harga bahan
tenaga kerja untuk Hanger Prosentase penggunaan
Hanger Spring BLK Biaya bahan baku +
baku 1>
<Produksi Tatakan
Stokbaker>
<Produksi Tutup
Spring BLK
Jumlah biaya produksi + +
<Harga bahan
As Roda>
Hanger Spring BLK
baku 2>
<Jumlah tenaga kerja
Biaya tenaga kerja +
keuntungan Hanger Spring BLK
Rata-rata total
<inflasi>
industri pengolah>
Hanger Spring BLK +
Spring BLK dikehendaki + Nilai tambah Hanger + +
<UMR>
Rata-rata biaya produksi
industri
<waktu rata-rata>
Hanger Spring BLK
<bulan>
Hanger Spring BLK> <Rata-rata produksi
Harga jual Hanger Spring BLK
Harga jual Hanger
industri pengolah - +
+ Spring BLK
Gambar 3.10 Sub Model Harga Hanger Spring BLK
bahwa tidak ada error dalam formulasi dan Setelah simulasi dilakukan dan diperoleh hasil
3.5 Pengujian
model dapat disimulasikan dalam 60 bulan ke dari simulasi, tahap yang selanjutnya harus
depan. Sedangkan unit check dilakukan untuk dilakukan adalah uji verifikasi dan validasi.
memastikan kesetaraan satuan pada saat Verifikasi dan validasi perlu dilakukan untuk
melakukan formulasi.
memastikan bahwa simulasi yang dilakukan telah benar secara logis dan mampu
3.5.2 Validasi
menggambarkan kondisi existing secara tepat. Setelah dilakukan verifikasi, tahap yang selanjutnya dilakukan adalah validasi untuk
memastikan bahwa model yang dibuat benar- Verifikasi merupakan tahap untuk memastikan
3.5.1 Verifikasi
benar dapat merepresentasikan kondisi riil bahwa model simulasi yang dibuat telah benar
sistemnya. Validasi terhadap model dilakukan secara logis. Untuk memastikan hal tersebut,
dengan melakukan pengujian terhadap harga maka dilakukan dua bentuk pengecekan yaitu
hasil simulasi yang dibandingkan dengan harga dengan melakukan check model dan unit check
actual menggunakan One-Sample T pada pada software Ventana Simulation yang
software Minitab. Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk melakukan simulasi dinamis.
digunakan untuk melakukan uji validasi adalah Check model dilakukan untuk memastikan
Click to buy NOW! mw w w Click to buy NOW! .docu-track. co
.docu-track. co m
Harga rata-rata Hanger Spring BLK saat ini
· Skenario 2 : pengembangan SDM
adalah Rp 72.380,00, maka
Untuk skenario pengembangan SDM, nilai Hipotesa untuk uji validasi ini, yaitu:
ditingkatkan adalah
H 0 : m d = m 0 (tidak ada perbedaan data)
H 1 : m d m 0 (terdapat perbedaan data)
pengembangan, serta lembaga kajian dan perguruan tinggi. Kontribusi pemerintah
Tabel 3.1 Harga Hanger Spring BLK Hasil dan lembaga kajian yang semula bernilai 2
Simulasi
ditingkatkan menjadi 4 dalam skenario ini. Sedangkan kontribusi lembaga pelatihan
Bulan Harga Hanger Spring BLK Bulan Harga Hanger Spring BLK
dan pengembangan yang semula bernilai 3
ditingkatkan menjadi 5. · Skenario 3 : teknologi produksi
1 Rp 65.366,00
7 Rp 71.928,00
Untuk skenario ketiga yang berkaitan
2 Rp 67.744,00
8 Rp 74.513,00
dengan teknologi produksi, kontribusi
3 Rp 68.609,00
9 Rp 74.694,00
lembaga kajian dan perguruan tinggi yang semula bernilai 3 ditingkatkan menjadi 5,
4 Rp 68.902,00
10 Rp 76.318,00
dan kontribusi asosiasi yang semula bernilai
5 Rp 71.342,00
11 Rp 77.389,00
2 ditingkatkan menjadi 4.
6 Rp 71.625,00
12 Rp 77.547,00
· Skenario 4 : finansial
Pada skenario untuk aspek finansial, kontribusi pemerintah yang semula bernilai
2 ditingkatkan menjadi 4, dan kontribusi lembaga keuangan yang semula bernilai 5 ditingkatkan menjadi 5.
· Skenario 5 : bea impor 10%
Gambar 3.11 Output Software Minitab untuk Penetapan bea impor sebesar 10%
Validasi Harga Hanger Spring BLK
merupakan salah satu wujud nyata dari kontribusi pemerintah yang diwujudkan
Berdasarkan hasil output dari software Minitab dalam bentuk kebijakan. Skenario kelima diperoleh nilai P-value = 0,832. Karena nilai P-
ini dilakukan dengan mengubah nilai bea value >
impor yang semula bernilai 0 menjadi dinyatakan bahwa rata-rata harga simulasi
=0,05, maka terima Ho dan
dibebankan sebesar 10% dari harga produk tidak berbeda dengan harga aktual.
impor yang akan masuk ke dalam negeri. · Skenario 6 : bea impor 5%
Seperti halnya dengan skenario kelima, Skenario dalam simulasi sistem dinamis ini
3.6 Desain Skenario
skenario keenam ini juga dilakukan dengan dilakukan
mengubah angka pada variabel bea impor. perubahan nilai dari beberapa variabel yang
Hanya saja nilai bea impor yang menunjukkan adanya hubungan antara klaster
dibebankan diubah menjadi sebesar 5% dari industri dengan rantai pasok. Dalam kajian ini
harga produk impor yang akan masuk ke terdapat enam bentuk skenario yang digunakan
dalam negeri.
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap peningkatan pangsa pasar produk suku cadang
4. Analisis dan Interpretasi Data
otomotif lokal.
4.1 Analisis Kondisi Klaster Industri dan
· Skenario 1 : legalitas usaha
Rantai Pasok Suku Cadang Otomotif
Dalam skenario ini dilakukan peningkatan
di Ngingas
Waru, Sidoarjo berperan dalam aspek legalitas usaha.
nilai kontribusi dari para pelaku yang
Kawasan
Ngingas di
merupakan wilayah yang dikenal sebagai Kontribusi pemerintah yang semula bernilai
sentra industri logam di Jawa Timur. Sentra
industri tersebut merupakan sebuah klaster skenario ini. Seperti halnya pemerintah,
3 ditingkatkan menjadi 5 dalam simulasi
industri yang masih berada pada fase embrio kontribusi lembaga litbang yang semula
atau awal pembentukan. Sebuah asosiasi usaha bernilai 3 juga ditingkatkan menjadi 5.
sudah dibentuk untuk mewadahi para pelaku
untuk melakukan kerjasama horizontal. Namun dalam praktiknya, asosiasi tersebut belum dapat berfungsi secara efektif. Saat ini asosiasi memang telah memiliki sebuah mesin uji logam yang dapat dimanfaatkan bersama oleh para anggotanya sebagai salah satu bentuk kerjasama dalam bidang teknologi produksi. Namun, kerjasama dalam bidang lain seperti pengadaan bahan baku dan pemasaran masih belum terwujud dengan baik. Hingga saat ini, meskipun berada pada lokasi geografis yang berdekatan, para pelaku industri masih melakukan pemesanan bahan baku secara individu. Hal tersebut menyebabkan UKM di Ngingas belum memiliki akses langsung ke produsen bahan baku, sehingga pembelian bahan baku masih harus dilakukan melalui supplier. Namun, beberapa industri bahkan masih belum memiliki supplier tetap untuk memasok bahan bakunya. Kondisi tersebut juga terjadi dalam hal pemasaran, dimana beberapa pelaku masih melakukan pemasaran secara individu. Dengan menyadari kondisi tersebut, maka peningkatan peran dan fungsi asosiasi dalam perkembangan klaster sangat diperlukan dan akan memberikan manfaat yang cukup besar. Pemerintah sebagai pihak perumus kebijakan juga memiliki peranan yang cukup penting terhadap perkembangan klaster industri suku cadang
merupakan salah satu pihak pemerintah yang banyak berhubungan dengan pelaku industri suku cadang otomotif. Berbeda dengan beberapa
pemerintah menggalakkan program kredit UKM untuk membantu meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah, saat ini pemerintah daerah, khususnya Disperindag Jatim lebih memfokuskan pada aspek pengembangan SDM. Pemerintah berpendapat bahwa pemberian kemudahan kredit kurang efektif dalam upaya peningkatan daya saing UKM. Sedangkan melalui program-program pengembangan SDM, diharapkan akan dapat menjadi modal bagi UKM untuk mampu berkembang secara mandiri. Lembaga keuangan yang berperan dalam hal pendanaan usaha terbagi menjadi dua jenis, yaitu bank dan koperasi. Untuk para pelaku UKM di Ngingas, koperasi dirasa memiliki peranan yang lebih besar dibandingkan lembaga keuangan yang lain. Selain memiliki logasi geografis yang lebih dekat, koperasi
memiliki akses pinjaman dana yang lebih mudah bagi anggotanya. Selain membantu dalam hal pendanaan, koperasi juga membantu dalam hal pemasaran melalui e-business yang dimilikinya. Klaster industri suku cadang otomotif di Ngingas sebenarnya juga membutuhkan dukungan berupa hasil-hasil kajian, baik dari lembaga kajian maupun perguruan tinggi. Saat ini sudah ada beberapa kajian yang berkaitan dengan klaster industri suku cadang otomotif. Namun, akan lebih efektif apabila terjalin komunikasi yang baik antara lembaga kajian dan perguruan tinggi dengan para pelaku di dalam klaster. Sehingga kajian yang dihasilkan selaras dengan kebutuhan pelaku di dalam klaster. Permasalahan utama yang saat ini dihadapi oleh industri di dalam klaster adalah mengenai peluang pasar. Sebagian besar produk suku cadang otomoif lokal seringkali kalah bersaing dengan produk impor yang memiliki harga lebih murah. Meskipun dari segi kualitas sebenarnya produk lokal masih lebih baik dibandingkan produk impor tersebut. Dalam hal ini pelaku industri mengeluhkan efek dari diberlakukannya perdagangan bebas yang membiarkan produk impor masuk ke Indonesia tanpa dikenai pajak atau bea impor. Sehingga diharapkan pemberian bea impor untuk beberapa komoditas tertentu dapat menjadi salah satu langkah nyata yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri.
4.2 Analisis Hasil Simulasi
Hasil simulasi yang ditunjukkan pada Gambar
4.1 menggambarkan besar proporsi pasar keenam jenis produk yang diamati selam 60 bulan ke depan. Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa jenis produk yang saat ini memiliki proporsi pangsa pasar terbesar adalah Pedal Gas FE. Namun, setelah bulan ke-10 produk yang memiliki proporsi pangsa pasar terbesar adalah Engsel Bagasi Kupu-Kupu. Hal ini menunjukkan bahwa Engsel Bagasi Kupu- Kupu memiliki kemampuan bersaing yang lebih baik diandingkan kelima produk yang lainnya. Kelima jenis produk lainnya memiliki proporsi pangsa pasar yang relatif tetap, tidak mengalami
peningkatan
signifikan sebagaimana yang terjadi pada produk Engsel Bagasi Kupu-Kupu.
Click to buy NOW! w .docu-track. co m Click to buy NOW! w .docu-track. co m
w Click to buy NOW! co m w Click to buy NOW! .docu-track. m .docu-track. co
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada variabel pangsa pasar dan total
keuntungan, maka dapat disimpulkan bahwa produk yang menjadi unggulan dari klaster
0 industri ini adalah Engsel Bagasi Kupu-Kupu,
0 6 12 18 24 Time (Month) 30 36 42 48 54 60 karena memiliki daya saing produk lokal yang
lebih besar dibandingkan jenis produk lainnya
Pangsa pasar Hanger Spring BLK : existing "Pangsa pasar Ayunan Shakel + Bosh" : existing
Dmnl Dmnl
"Pangsa pasar Engsel Bagasi Kupu-Kupu" : existing Pangsa pasar Pedal Gas FE : existing
Dmnl
Pangsa pasar Tatakan Stokbaker : existing
Dmnl Dmnl
dan dapat memberikan kontribusi yang cukup
Pangsa pasar Tutup As Roda : existing
Dmnl
besar untuk industri.
Gambar 4.1 Hasil Simulasi Pangsa Pasar
4.3 Analisis Desain Skenario
Berbeda dengan proporsi pangsa pasar yang Dalam Gambar 4.3 tampak bahwa untuk telah dijelaskan sebelumnya, dimana produk
produk Hanger Spring BLK, skenario yang yang menjadi unggulan adalah Engsel Bagasi
memiliki dampak paling besar adalah dengan Kupu-Kupu, Gambar 4.2 menunjukkan bahwa
memberikan bea impor sebesar 10% untuk produk
produk impor yang masuk. Namun setelah 43 keuntungan kotor terbesar untuk industri
bulan berlalu penerapan bea impor sebesar 5% pengolah adalah Tutup As Roda. Hal ini
menjadi tidak begiru berbeda dengan bea disebabkan karena nilai keuntungan per unit
impor 10%. Di bawah skenario yang berkaitan yang diambil oleh industri pengolah untuk
dengan bea impor, skenario yang memiliki produk Engsel Bagasi Kupu-Kupu lebih sedikit
dampak cukup besar adalah meningkatkan dibandingkan
kontribusi stakeholder dalam aspek teknologi besarnya volume penjualan produk yang dapat
produksi dan pengembangan SDM. Kedua dihasilkan oleh Engsel Bagasi Kupu-Kupu
jenis skenario tersebut memberikan dampak membuat produk ini, dalam jangka panjang
yang sama besar, sehingga grafik pangsa pasar akan berada pada urutan kedua dalam hal
yang ditunjukkan sebagai hasil penerapan pemberian keuntungan kotor terhadap industri.
kedua kebijakan tersebut berhimpit. Dan Peningkatan
setelah bulan ke-36 grafik pangsa pasar yang ditunjukkan pada grafik tidak seutuhnya
skenario menunjukkan
peningkatan kontribusi stakeholder dalam diperoleh industri akan meningkat dan
aspek teknologi produksi dan pengembangan memperbaiki kondisi ekonominya. Hal ini
SDM meningkat cukup signifikan, sehingga terjadi karena dalam jangka waktu panjang,
pada bulan ke-60 kondisi pangsa pasar yang terdapat faktor inflasi yang dapat membuat
diakibatkan oleh penerapan kedua skenario peningkatan keuntungan yang terjadi dalam
tersebut menjadi sama dengan skenario jangka waktu panjang menjadi setara dengan
pemberian bea impor. Sedangkan skenario nilai
aspek legalitas usaha dan finansial tidak keuntungan yang terjadi pada satu tahun
memberikan dampak yang signifikan terhadap pertama mengindikasikan adanya penurunan
kondisi aktual.
volume penjualan yang tidak disertai dengan
peningkatan nilai tambah yang diperoleh industri.
80 M
Time (Month) 30 36 42 48 54 60 40 M
P angsa pasar Hanger Spring BLK : skenario 5: bea impor 5% P angsa pasar Hanger Spring BLK : skenario 6: bea impor 10%
Dmnl Dmnl
Dmnl
P angsa pasar Hanger Spring BLK : skenario 1:legalit as usaha P angsa pasar Hanger Spring BLK : skenario 2:pengembangan SDM Dmnl Dmnl P angsa pasar Hanger Spring BLK : exist ing Dmnl Dmnl
P angsa pasar Hanger Spring BLK : skenario 3: t eknologi produksi P angsa pasar Hanger Spring BLK : skenario 4: finansial
0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 Gambar 4.3 Hasil Simulasi Skenario untuk
Time (Month)
Hanger Spring BLK
"Rata-rata total keuntungan Ayunan Shakel + Bosh" : existing
"Rata-rata total keuntungan Hanger Spring BLK" : existing "Rata-rata total keuntungan Engsel Bagasi Kupu-Kupu" : existing "Rata-rata total keuntungan Tutup As Roda" : existing "Rata-rata total keuntungan Tatakan Stokbaker" : existing "Rata-rata total keuntungan Pedal Gas FE" : existing
rupiah
rupiah rupiah rupiah rupiah rupiah
Grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4.4 Gambar 4.2 Hasil-Simulasi Rata-Rata Total
memiliki perilaku yang hampir sama dengan
Keuntungan
perilaku pangsa pasar yang dialami oleh produk Hanger Spring BLK akibat penerapan perilaku pangsa pasar yang dialami oleh produk Hanger Spring BLK akibat penerapan
.docu-track.
keenam bentuk skenario yang diusulkan. Cina yang memiliki harga lebih murah. Hanya Namun terdapat sedikit perbedaan untuk