ASPEK SUBSTANSI DAN TEKNIK PEMBENTUKAN D

ASPEK SUBSTANSI
DAN
TEKNIK PEMBENTUKAN DOKUMEN HUKUM
(LEGAL DRAFTING )
Ali Rido
Eastparc Hotel, Yogyakarta, 14-15 November 2017
Materi disiapkan untuk pelatihan Teknik Pembuatan Dokumen Hukum yang
diselenggarakan oleh Fresh Consulting.

Pengantar
Dokumen
Penilaian Hukum

• Legal audit
dan legal

opinion
• Legal
memorandum
• MoU dan MoA


Anatomi
Perjanjian
• Karakteristik Bahasa
• Cara menyelesaikan
masalah
• Kekuatan hukum
suatu perjanjian dan
kekuatan memaksa
(Negative dan

affirmative
covenant,
Representation dan
warranties)

Gugatan

• Teknik
pembuatan
jawaban

gugataan
(Replik,
Duplik,
Pembuktian,
dan
kesimpulan)

Negosiasi
• Menciptakan

win-win
solution
• Bargain over
position
• Persiapan
sebelum
negosiasi
• Brainstorming

DOKUMEN PENILAIAN

HUKUM

Penilaian Hukum
■ Legal audit: pemeriksaan data dan fakta oleh perusahaanlegal risk aspect safety.
■ Legal opinion: pendapat hukum dari hasil pemeriksaan hukum (legal audit) analisis
permasalahan hukumnya..
■ Legal memorandum: Umumnya untuk tugas akademikisinya nasehat atau rekomendasi
hukum dan pemecahan masalah hukumhukum yang belum mempunyai kekuatan
hukum tetap (inkracht).


MoU: dokumen legal yang menjelaskan persetujuan antara dua belah pihak.-->tidak
seformal kontrak.

■ MoA: umumnya tindaklanjut atas MoU atau dokumen persetujuan atas suatu item
kesepakatan.

Aspek dan Langkah Yang Diperlukan
Legal Audit








Anggaran dasar instansi (sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2007 ttg PT).
Perjanjian yang telah dibuat dengan pihak ketiga.
Dokumen perizinan instansi.
Dokumen terkait permasalahan instansi.
Dokumen mengenai asuransi instansi.
Dokumen terkait/tidaknya tuntutan kepada instansi.

Legal Opinion
 Identifikasi fakta hukum
1.Identifikasi fakta hukum dan bukan fakta hukum.
2.Fakta hukum menjadi dasar/obyek analisis kasus.
 Identifikasi Masalah Hukum (legal issue)
1.Identifikasi seluruh permasalahan hokum
2.Permasalahan hukum diklasifikasi untuk memberikan fokus dan arah analisis hukum.

3.Masalah atau isu hukum dirumuskan secara tepat.
 Inventarisasi Aturan sebagai Dasar Hukum Analisis
1.Mengumpulkan aturan2 yang diterapkan untuk analisis dan pemecahan masalah hukum.
2.Jika ada pertentangan atau ketidaksesuaian antara aturan yang ada, tentukan aturan yang berlaku
berdasarkan prinsip-prinsip hukum.

Lanjutan Legal Opinion
Legal Opinion
 Membuat analisis Hukum
1.Permasalahan dianalisis dengan menggunakan dan mengacu fakta hukum dan aturan yang
telah diidentifikasi.
2.Analisa juga dilengkapi dengan pendapat dan putusan-putusan pengadilan untuk
memahami makna dari setiap aturan.
3.Setiap kemungkinan jawaban harus dibahas dan dianalisis argumentasi yang paling kuat.
 Pendapat Hukum
1.Uraikan pendapat hukum peluang dan tidaknya suatu kasus yang dianalisis.
 Kesimpulan
1.Kesimpulan harus menjawab pertanyaan permasalahan hukum, bertentangan atau tidak,
diperbolehkan atau tidak, berdasar hukum atau tidak.
2.Berikan kesimpulan tentang posisi klien.

3.Rumuskan sejumlah rekomendasi yang harus dilakukan klien
4.Rumuskan rekomendasi strategi yang bisa dijalankan dalam penanganan perkara kedepan.
5.Harus dihindari memberikan janji-janji.

Teknik Membuat MoU dan MoA
Penentuan Judul
1.- Memuat instansi para
pihak, nomor, tahun, dan
nama MoU.
2.- Singkat dan
mencerminkan isi MoU
3.- Ditulis capital dan
posisi margin tengah

Pembukaan
- Pencantuman hari, tanggal,
bulan, tahun, dan tempat
penandatanganan saat dibuat.
- Jabatan para pihak
- Konsiderans atau

pertimbangan (filososfis,
sosiologis, yuridis).

Batang Tubuh
- Maksud atau Tujuan,
- Ruang Lingkup Kegiatan,
- Realisasi Kegiatan,
- Jangka Waktu,
- Biaya Penyelenggaraan
Kegiatan

Penutup
1. Aturan Peralihan: perubahan yang mungkin terjadi, yang hanya dapat dilakukan atas persetujuan kedua belah
pihak.
2. Keabsahan MoU atau Nota Kesepakatan: ditandatangani para pihak di atas materai yang cukup.
3. Rumusan Itikad Baik: Rumusan: “Demikian MoU ini dibuat dengan itikad baik untuk dipatuhi dan
dilaksanakan oleh kedua belah pihak”.
4. Penandatangan

ANATOMI PERJANJIAN


Karakteristik Bahasa
 Redudent atau berlebihan. Contoh, “untuk dan atas nama dirinya sendiri….” Tujuannya adalah:
a. mempertegas makna; b. memberikan sebanyak mungkin perlindungan.
 Gunakan kata yang “menggigit”. Contoh: “mutlak”, “tidak dapat diganggu gugat”, dan lainnya.
 Acuan yang jelas. Setiap kata mengacu ke kata/kaliman lain, harus jelas kata tersebut
mengacu ke kata/kalimat yang mana.
 Permudah operasionalisasi, contoh, tentang ganti rugi diformulasikan ” ……denda

keterlambatan sebesar Rp …………. per hari).

ISI PERJANJIAN





Titel kontrak, diikuti nomor kontrak.
Para pihak yang membuat kontrak.
Kesepakatan para pihak.

Objek kontrak.







Hak dan kewajiban para pihak.
Pola-pola penyelesaian sengketa.
Domisili.
Biaya hukum.
Tempat ditandatangani kontrak (locus
contractus)

Asas dan Kekuatan Hukum Perjanjian
■ Asas-asas Perjanjian
1. Asas Konsensualitas: Perjanjian lahir setelah lahir sejak detik tercapainya
kesepakatan, selama para pihak dalam perjanjian tidak menentukan lain (Pasal
1320 KUH Perdata)

2. Asas Kebebasan Berkontrak: bebas untuk menentukan materi/isi dari perjanjian
sepanjang tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan
kepatutan (Pasal 1338 KUH Perdata).

Kekuatan Hukum Perjanjian
OTENTIK

BAWAH TANGAN

Sempurna (tidak memerlukan bukti lainya), dan • Sempurna sepanjang diakui oleh Para Pihak
mengikat (baik bagi para pihak maupun pihak • Tetapi jika tidak diakui oleh salah satu pihak,
lain, termasuk hakim)
kekuatan hukumnya menjadi turun karena
membutuhkan bukti lainya (saksi)
• Dalam hal disangkal kebenaranya oleh salah
satu pihak, kekuatan hukum pembuktianya
turun menjadi petunjuk saja

Penyelesaian Masalah


NonLitigasi

Litigasi
Membawa ke pengadilan

Arbitrasi: diselesaikan oleh
pihak ketiga dan pihak netral
atau arbiter yang secera
khusus ditunjuk.

Upya non-litigasi tidak
ketemu (sesuaikan
dengan isi perjanjain)

Mediasi, negosiasi, dan
konsiliasi
(mempertemukan untuk
mencapai kesepakatan)

TEKNIK MEMBUAT GUGATAN

Membuat Jawaban Gugatan
■ Tahap Persiapan
1. Penguasaan hukum keperdataan dan hokum lainnya.

2. Menyiapkan dan membaca kronologis kejadian perkara yang sebenarnya.

■ Tahap Pembuatan
1. Analisis: apakah gugatan penggugat telah memenuhi syarat formal suatu gugatan?
2. Perhatikan dan analisis:
a. Apakah persona standi (identitas para pihak) Surat Kuasa Penggugat sama dengan
gugatannya?
b. Apakah memang benar penggugat dalam menentukan kompetensi pengadilan
dengan para pihak yang digugat ?
c. Apakah diantara para pihak ada hubungan hukum sebelumnya dalam bentuk
suatu perjanjian ?
d. Apakah ada konsistensi antara persona standi, posita (dalil gugatan) maupun
petitum (pokok tuntutan) gugatan penggugat ?

e. Apakah ada konsistensi tuntutan dalam posita dengan petitum gugatan ?

■ Tahap Membuat Jawaban
Hasil dari analisis tahap pembuatan, kemudian dituangkan dalam susuna surat jawaban sebagai berikut:
a. Dalam eksepsi. Isinya bantahan yang disesuaikan dengan tuntutan. Misalnya: 1. Gugatan diajukan
kepada pengadilan yang tidak berwenang; 2. Gugatan salah orang, karena tidak ada hubungan
hokum; 3. Penggugat tidak berkualitas sebagai penggugat (tidak mempunyai hubungan hukum); 4.
Tergugat tidak lengkap; 5. Penggugat telah memberi penundaan pembayaran.
b. Dalam pokok perkara.
Merupakan bantahan terhadap dalil-dalil / Fundamentum petendi yang diajukan penggugat. Untuk
mempermudah penyusunan, maka sistematika penulisan menyesuaikan dengan gugatan lawan.
c. Petitum
Dibuat yang menguntungkan tergugat. Contoh:
Petitum Primer: Primer : 1. Agar gugatan ditolak seluruhnya; 2Agar hakim menerima seluruh jawaban
tergugat.
Petitum Subsider: Apabila hakim berpendapat lain, maka tergugat mohon agar hakim memberikan
putusan seadil-adilnya.

NEGOSIASI

Beberapa Teknik Negosiasi

Tahap Persiapan
■ Mempersiapkan dan menyepakati waktu dan tempat yang dianggap baik.
■ Melakukan riset: a. Mempelajari keinginan, kelemahan dan keunggulan lawan
negosiasi; b. Bekerjalah sendiri untuk mengetahui semua informasi dari lawan
negosiasi; c. Mencari bukti yang cukup banyak tentang lawan negosiasi tersebut; d.
Membuat riset yang efektif untuk mengetahui semua yang ada pada lawan
negosiasi.
■ Menyusun target pencapaian negosiasi.

Tahap Pelaksanaan
■ Minimalisisr percakapan basa-basi.
■ Menjaga emosi sangat tepat untuk mencapai tujuan Bersama.
■ Bersikap kepala dingin dan tidak egois atau beriskap adil terhadap lawan negosiasi.
■ Menyampaikan dan membicarakan tujuan utama tanpa harus berbelit-belit.

■ Jaga kata-kata. Bicara denga hati-hati dan tejaga dan bicara yang sekiranya perlu saja.
■ Lakukan permainan "kentang pana". Memegang kentang panas akan reflek dilempar.
Jadi, beri kean kalau anda sedang tergesa-gesa dan siap dengan segera melempar
materi bisnis Anda.
■ Biarkan lawan membuat penawaran terlebih dahulu.

■ Berikan Beberapa Pilihan Terbatas. Contoh, negosiasi Steve Job pada kasus negosiasi
dengan Murdoch. Ia memberikan tiga opsi terbatas yaitu 1. Menerima termin Apple
dengan segala manfaat yang ditawarkan atau, 2. Mendistribusikannya melalui #Amazon
saja (dengan ancaman bahwa Amazon mungkin akan menyiasati Murdoch), 3. Atau
menarik e-books dari kedua store (dan menghadapi pembajakan yang membabi buta).
■ Gunakan Pendapat Pihak Lain yang menguntungkan instansi Anda. Misal yang
digunakan Steve Job saat bernegosiasi dengan Murdoch: “Apple is the only other
company [besides Amazon] currently capable of making a serious impact [with e-books],
and we have 4 of the 6 big publishers signed up already,”.

TERIMA KASIH
Wallahua’lam