BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian Kriptografi
Kriptografi cryptography berasal dari Bahasa Yunani “cryptos” yang artinya rahasia, sedangkan “graphein” artinya tulisan. Jadi, kriptografi berarti tulisan
rahasia. Secara umum, kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan pesan dengan cara menyandikannya ke dalam bentuk yang tidak
dapat dimengerti lagi maknanya Munir, 2006.
2.1.2 Sejarah Kriptografi
Kriptografi mempunyai sejarah yang panjang. Informasi yang lengkap mengenai sejarah kriptografi dapat ditemukan di dalam buku David Kahn yang berjudul The
Codebreakers. Buku yang tebalnya 1000 halaman ini menulis secara rinci sejarah kriptografi, mulai dari penggunaan kriptografi oleh Bangsa Mesir 4000 tahun
yang lalu hingga penggunaan kriptografi abad ke – 20. Sejarah kriptografi sebagian besar merupakan sejarah kriptografi klasik,
yaitu metode enkripsi yang menggunakan kertas dan pensil atau menggunakan alat bantu mekanik sederhana. Kriptografi klasik secara umum dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu algoritma transposisi transposition cipher dan algoritma substitusi substitution cipher. Algoritma transposisi adalah algoritma
yang mengubah susunan – susunan huruf di dalam pesan, sedangkan algoritma
substitusi yaitu mengganti setiap huruf atau kelompok huruf dengan sebuah huruf atau kelompok huruf yang lain.
Penggunaan algoritma transposisi yaitu oleh tentara Sparta di Yunani pada permulaan tahun 400 SM. Mereka menggunakan alat yang namanya scytale.
Scytale terdiri dari sebuah kertas panjang dari daun papyrus yang dililitkan pada sebuah silinder dengan diameter tertentu diameter silinder merupakan kunci dari
penyandian. Pesan ditulis baris per baris dan secara horizontal. Apabila kertas dilepas, maka setiap huruf akan tersusun secara acak membentuk pesan rahasia.
Agar pesan tersebut dapat dibaca, maka kertas harus kembali dililitkan ke silinder yang diameternya sama dengan diameter silinder pengirim.
a b
Gambar 2.1 a Sebuah scytale; b Pesan ditulis secara horizontal, baris per baris. Sedangkan algortima substitusi paling awal dan paling sederhana adalah
Caesar cipher, yaitu digunakan oleh raja Yunani kuno, Julius Caesar. Caranya adalah dengan mengganti setiap karakter di dalam alfabet dengan karakter yang
terletak pada tiga posisi berikutnya di dalam susunan alfabet. Pada perang dunia ke II, Pemerintah Nazi Jerman membuat mesin enkripsi yang dinamakan dengan
Enigma. Mesin ini melakukan proses enkripsi yang sangat rumit. Namun Enigma cipher berhasil dipecahkan oleh pihak Sekutu dan keberhasilan memecahkan
Enigma sering dikatakan sebagai faktor yang memperpendek perang dunia ke – 2.
Perkembangan kriptografi modern. De
menghasilkan cipher ya klasik yang mengenkrip
pada string biner. Cip Encryption Standard da
dunia kriptografi Munir
2.1.3 Terminologi dan K