Analisis Ragam ANAVA PENDAHULUAN

2.3 Analisis Ragam ANAVA

Analisa Ragam Analysis of Variance merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis atau menguraikan keragaman total data menjadi komponen-komponen sumber keragaman. Dalam analisis variansi yang paling sederhana, dipergunakan satu peubah tak bebas. Persyaratan utama yang harus dipenuhi berkaitan erat dengan skala pengukuran. Peubah tak bebas paling tidak harus dapat diukur dalam bentuk skala interval. Sedangkan peubah bebas dapat berupa peubah nonmetrik peubah yang tidak dapat diukur atau sebagai gabungan antara peubah nonmetrik dengan peubah metrik peubah yang dapat diukur. Peubah bebas yang nonmetrik lebih dikenal sebagai faktor, sementara peubah metrik disebut sebagai kofaktor. Bila keseluruhan peubah bebas tersebut hanya terdiri atas kofaktor, maka analisa yang dipakai adalah Analisa Regresi. Analisa Regresi sederhana memecahkan permasalahan yang hanya mengandung satu kofaktor saja. Bila lebih dari satu kofaktor, pemecahan tersebut ditangani oleh Analisa Regresi Ganda Multiple Regression Analysis. Akan tetapi bila keseluruhan peubah bebas adalah faktor, maka analisa yang digunakan pada dasarnya adalah Analisa Variansi Analysis of Variance. Jika yang menjadi perhatian utama terletak pada apakah ada kemungkinan pengaruh satu faktor terhadap peubah tak bebas, maka pembahasan ini disebut dengan Analisa Variansi Satu Arah One - Way Classification Analysis of Variance, jika pada dua faktor analisanya dilakukan dengan Analisa Variansi Dua Arah Two - Way Classification Analysis of Variance. 2.3.1 Analisis Variansi Klasifikasi Satu Arah Di dalam klasifikasi satu arah melibatkan sebuah faktor penentu. Populasi yang berbeda ini diklasifikasikan menurut perlakuan atau grup yang berbeda dan dianggap saling bebas dan berdistribusi normal dengan rataan I µ µ µ = = = ... 2 1 dan variansi 2 σ . Istilah perlakuan digunakan secara umum dengan arti berbagai klasifikasi, apakah itu kelompok, adukan, penganalisis, pupuk yang berbeda, atau berbagai daerah disuatu negara. dan variansi Universitas Sumatera Utara Ingin dicari metode yang sesuai untuk menguji hipotesis: H : I µ µ µ = = = ... 2 1 H 1 : tidak semua = i µ Misalkan ij y menyatakan pengamatan ke j dalam perlakuan ke i dan T i menyatakan jumlah semua pengamatan dalam sampel dari perlakuan ke i, i y menyatakan rataan semua pengamatan dalam sampel dari perlakuan ke i, T .. jumlah semua nI pengamatan, dan .. y rataan semua nI pengamatan. Tiap pengamatan dapat ditulis dalam bentuk ij i ij y ε µ + = , ….2.6 Tabel 2.2 k sampel acak Perlakuan 1 2  I n y y y 1 12 11  n y y y 2 22 21     In I I y y y  2 1 Jumlah T 1 . T 2 .  T I . T.. Rataan . 1 y . 2 y  . I y .. y Dengan ij ε menyatakan penyimpangan ke j pada sampel ke i dari rataan perlakuan padanannya. Suku ij ε menyatakan galat acak yang peranannya sama dengan suku galat dalam model regresi. Bentuk lain dari persamaan 2.6 diperoleh dengan mengganti i i α µ µ + = , dengan kendala ∑ = I i i 1 α = 0 dipenuhi. Jadi dapat ditulis : ij i ij y ε α µ + + = Universitas Sumatera Utara Bila µ menyatakan rataan keseluruhan dari semua i µ ; yakni I I i i ∑ = = 1 µ µ Dengan: i α disebut sebagai efek atau pengaruh perlakuan ke i. Hipotesis nol bahwa rataan populasi sama dan lawan tandingan bahwa paling sedikit dua dari rataan ini tidak sama diganti dengan hipotesis yang setara, H : I α α α = = = ... 2 1 = 0 H 1 : tidak semua = i α . Uji yang dipakai didasarkan pada perbandingan dua taksiran bebas dari kesamaan variasi populasi 2 σ . Kedua taksiran tersebut diperoleh dengan menguraikan total variasi data, diusahakan oleh penjumlahan ganda ∑∑ = = − I i n j ij y y 1 1 2 .. menjadi dua komponen. Teorema 2.1 Identitas Jumlah Kuadrat ∑ ∑∑ ∑∑ = = = = = − + − = − I i I i n j i ij i I i n j ij y y y y n y y 1 1 1 2 2 1 1 2 . .. . .. . Bukti . . . .. . 2 .. . ] . . .. . 2 .. . [ .] .. . [ .. 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 ∑∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑ = = = = = = = = = = = = − + − − + − = − + − − + − = − + − = − I i n j I i n j I i n j i ij i ij i i I i n j i ij i ij i i I i n j I i n j i ij i ij y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y Universitas Sumatera Utara Suku yang ditengah sama dengan nol, karena . . . 1 1 1 1 = − = − = − ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = n y n y y n y y y n j ij n j n j n j ij i ij i ij Jumlah yang pertama tidak mengandung indeks j, jadi dapat ditulis . .. . .. . 2 1 1 1 2 ∑∑ ∑ = = = − = − I i n j I i i i y y n y y Sehingga ∑∑ ∑∑ ∑ = = = = = − + − = − I i n j i ij I i n j I i i ij y y y y n y y 1 1 2 2 1 1 1 2 . .. . .. Agar memudahkan penggunaannya maka suku identitas jumlah kuadrat akan ditandai dengan lambang berikut: JKT = = − ∑∑ = = I i n j ij y y 1 1 2 .. jumlah kuadrat total JKA = ∑ = − I i i y y n 1 2 .. . = jumlah kuadrat perlakuan JKG = ∑∑ = = − I i n j i ij y y 1 1 2 . = jumlah kuadrat galat Identitas jumlah kuadrat dapat dituliskan: JKT = JKA + JKG. Identitas jumlah kuadrat menyatakan bahwa variasi antar perlakuan dan dalam perlakuan dijumlahkan menjadi jumlah kuadrat total. Akan tetapi, pemahaman lebih mendalam dapat diperoleh dengan menyelidiki nilai harapan dari JKA dan JKG. Kemudian akan diturunkan taksiran variasi yang merumuskan rasio yang akan digunakan untuk menguji kesamaan dari rataan populasi. Universitas Sumatera Utara Perlu dibandingkan ukuran variansi antara perlakuan yang sesuai dengan variansi dalam perlakuan agar dapat ditemukan perbedaan yang berarti dalam pengamatan akibat pengaruh perlakuan. Perhatikan nilai harapan jumlah kuadrat perlakuan. Teorema 2.2 EJKA = I-1 ∑ = + I i i n 1 2 2 α σ Bukti Bila JKA dipandang sebagai peubah acak yang nilai-nilainya berubah bila percobaan diulang beberapa kali, maka dapat ditulis: JKA = ∑ = − I i i y y n 1 2 .. . . Dari model : ij i ij E y + + = α µ Diperoleh . . i i i E y + + = α µ .., .. E y + = µ karena . 1 = ∑ = I i i α Jadi JKA = ∑ = − + I i i i E E n 1 2 .. . α dan EJKA = ∑ ∑ ∑ = = = + − + I i I i I i i i i i E E n E nIE E E n n 1 1 1 2 2 2 . 2 .. . α α Karena E ij merupakan peubah bebas dengan rataan nol dan variansi 2 σ , maka diperoleh : , . 2 2 n E E i σ = , .. 2 2 nI E E σ = . = i E E ∑ ∑ = = + − = − + = I i i I i i n I I n JKA E sehingga 1 2 2 1 2 2 2 1 α σ σ σ α Universitas Sumatera Utara Salah satu taksiran 2 σ yang didasarkan pada I-1 derajat kebebasan diberikan oleh Rataan Kuadrat Perlakuan 1 2 1 − = I JKA s . Bilo H benar dan tiap i α pada teorema 2.2 sama dengan nol, maka 2 1 σ =       − I JKA E Dan 2 1 s merupakan taksiran 2 σ yang tak bias. Akan tetapi, bila H 1 yang benar, maka 1 1 1 2 2 − + =       − ∑ = I n I JKA E I i i α σ dan 2 1 s menaksir 2 σ ditambah suatu suku tambahan mengukur variasi akibat pengaruh yang sistematik. Taksiran 2 σ yang kedua dan bebas dari hipotesis, didasarkan pada In-1 derajat kebebasan, ialah rumus yang dikenal, yaitu Rataan Kuadrat Galat 1 2 − = n I JKG s Identitas jumlah kuadrat tidak saja menguraikan keragaman total data, tetapi juga jumlah semua derajat kebebasan. Dengan perkataan lain nI - 1 = I – 1 + In-1. Bila H benar, rasio 2 2 1 s s f = Merupakan suatu nilai peubah acak F yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan I-1 dan In-1. Karena 2 1 s menaksir lebih 2 σ bila H salah, maka diperoleh uji ekasisi dengan daerah kritis selutuhnya terletak disebelah ujung kanan fungsi distribusi. Universitas Sumatera Utara Hipotesis nol ditolak pada taraf keberartian α bila ] 1 , 1 [ − − n I I f f α Perhitungan masalah analisis varianasi diringkas dalam bentuk tabel seperti pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Analisis Variansi untuk klasifikasi satu arah Sumber Jumlah Derajat Rataan f Variasi Kuadrat Kebebasan Kuadrat Hitungan Perlakuan JKA I-1 1 2 1 − = I JKA s 2 2 1 s s Galat JKG In-1 1 2 − = n I JKG s Total JKT nI-1 2.3.2 Analisis Variansi Klasifikasi Dua Arah Analisis Variansi klasifikasi dua arah merupakan pengembangan atau perluasan dari analisa dengan satu arah. Anava klasifikasi dua arah membahas tentang keragaman dalam satu peubah tidak bebas Y yang ditimbulkan oleh keragaman dua faktor. Seperti digambarkan dalam tabel 2.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4 Klasifikasi dua arah Perlakuan Blok 1 2 ... J Jumlah Rataan 1 11 y 12 y … J y 1 T 1 . . 1 y 2 21 y 22 y … J y 2 T 2 . . 2 y       I 1 I y 2 I y ... IJ y T I . . I y Jumlah T. 1 T. 2 … T. J T.. Rataan 1 . y 2 . y … J y. .. y Dengan: = . i y rataan pengamatan untuk perlakuan ke i = j y. rataan pengamatan dalam blok ke j .. y = rataan keseluruhan ij pengamatan T i . = jumlah pengamatan untuk perlakuan ke i T. j = jumlah pengamatan dalam blok ke j .. T = jumlah keseluruhan ij pengamatan. Rata-rata rataan populasi perlakuan ke i, i µ , didefenisikan sebagai J J j ij i ∑ = = 1 . µ µ Rata-rata rataan populasi blok ke j, j . µ , didefenisikan sebagai I I i ij j ∑ = = 1 . µ µ Universitas Sumatera Utara Dan rata-rata rataan keseluruhan µ , didefenisikan sebagai IJ I i J j ij ∑∑ = = = 1 1 µ µ Untuk menentukan apakah ada bagian variasi dalam pengamatan yang diakibatkan oleh perbedaan dalam perlakuan, dilakukan uji semua tidak : ... . . : i. 1 . 2 1 = = = = = µ µ µ µ µ H H I dan untuk menentukan apakah ada variasi yang diakibatkan oleh perbedaan blok dilakukan uji semua tidak : , . ... . . : .j 1 2 1 = = = = = µ µ µ µ µ H H J Tiap pengamatan dapat dituliskan dalam bentuk ij ij ij y ε µ + = dengan ij ε mengukur penyimpangan nilai amatan ij y dari rataan populasi ij µ . Bentuk persamaan yang lebih disukai diperoleh dengan penggantian j i ij β α µ µ + + = Dengan i α menyatakan pengaruh perlakuan ke i dan j β menyatakan pengaruh blok ke j. Dianggap bahwa pengaruh perlakuan dan blok aditif. Jadi dapat ditulis ij j i ij y ε β α µ + + + = Model ini mirip dengan klasifikasi satu arah, perbedaan utamanya adalah adanya pengaruh blok j β . Konsep dasarnya mirip sekali dengan klasifikasi satu arah kecuali disini pengaruh tambahan akibat blok harus diperhitungkan dalam analisis karena sekarang variasi dikendalikan secara sistematis dalam dua arah. Universitas Sumatera Utara Bila sekarang dikenakan pembatasan bahwa ∑ = = I i i 1 α dan 1 = ∑ = J j j β Maka, i J j j i i J α µ β α µ µ + = + + = ∑ =1 . dan j I i j i j I β µ β α µ µ + = + + = ∑ =1 . Hipotesis nol bahwa i rataan perlakuan i µ . sama, dan karena itu sama dengan µ dengan menguji hipotesis semua tidak : , ... : i 2 1 = = = = = α α α α i I H H Begitu juga hipotesis nol bahwa j rataan blok j . µ sama, setara dengan menguji hipotesis semua tidak : ... : j 1 2 1 = = = = = β β β β H H J Tiap uji pada perlakuan akan didasarkan pada perbandingan taksiran-taksiran bebas untuk variasi populasi bersama 2 σ . Taksiran ini diperoleh dengan memisahkan jumlah kuadrat total data menjadi tiga bagian dengan menggunakan identitas berikut. Teorema 2.3 Identitas Jumlah Kuadrat ∑∑ ∑ ∑ = = = = − + − = − I i J j I i J j j i ij y y I y y J y y 1 1 1 1 2 2 2 .. . .. . .. ∑∑ = = + − − + I i J j j i ij y y y y 1 1 2 .. . . Universitas Sumatera Utara Bukti ∑∑ ∑∑ = = = = + − − + − + − = − I i J j I i j i ij j i J j ij y y y y y y y y y y 1 1 1 2 1 2 ..] . . .. . .. . [ .. ∑ ∑∑ ∑∑ ∑ = = = = = = + − − + − + − = I i I i J j I i J j j i ij j J j i y y y y y y y y 1 1 1 1 1 2 2 1 2 .. . . .. . .. . ∑∑ = = − − + I i J j j i y y y y 1 1 .. . .. . 2 ∑∑ = = + − − − + I i J j j i ij i y y y y y y 1 1 .. . . .. . 2 ∑∑ = = + − − − + I i J j j i ij j y y y y y y 1 1 .. . . .. . 2 . Suku perkalian silang semuanya sama dengan nol. Jadi ∑∑ ∑ ∑ = = = = − + − = − I i J j I i J j j i ij y y I y y J y y 1 1 1 1 2 2 2 .. . .. . .. ∑∑ = = + − − + I i J j j i ij y y y y 1 1 2 .. . . Identitas jumlah kuadrat dapat dituliskan dengan lambang persamaan JKT = JKA + JKB + JKG Dengan : JKT = ∑∑ = = − I i J j ij y y 1 1 2 .. = jumlah kuadrat total JKA = ∑ = − I i i y y J 1 2 .. . = jumlah kuadrat perlakuan JKB = ∑ = − J j j y y I 1 2 .. . = jumlah kuadrat blok JKG = ∑∑ = = + − − I i J j j i ij y y y y 1 1 2 .. . . = jumlah kuadrat galat Universitas Sumatera Utara Dengan mengikuti cara kerja seperti diuraikan pada teorema 2.2 yaitu bila jumlah kuadrat tersebut ditafsirkan sebagai fungsi peubah acak bebas, maka dapat IJ y y y ,..., , 12 11 ditunjukkan bahwa nilai harapan jumlah kuadrat perlakuan, blok, dan galat adalah, EJKA = ∑ = + − I i i J I 1 2 2 1 α σ EJKB = J-1 ∑ = + J j j I 1 2 2 β σ EJKG = I-1J-1 . 2 σ Salah satu taksiran 2 σ didasarkan pada I-1 derajat kebebasan, adalah 1 2 1 − = I JKA s Bila pengaruh perlakuan ... 2 1 = = = = I α α α , maka 2 1 s merupakan taksiran tak bias dari 2 σ . Akan tetapi, bila pengaruh perlakuan tidak semuanya nol, maka 1 1 1 2 2 − + =       − ∑ = I J I JKA E I i i α σ dan 2 1 s akan secara berlebihan menaksir 2 σ . Taksiran kedua 2 σ , didasarkan atas J-1 derajat kebebasan, diberikan oleh 1 2 2 − = J JKB s . Taksiran 2 2 s merupakan taksiran tak bias dari 2 σ bila pengaruh blok . ... 2 1 = = = = J β β β Bila pengaruh blok tidak semuanya nol, maka: 1 1 1 2 2 − + =       − ∑ = J I J JKB E J j j β σ Universitas Sumatera Utara Dan 2 2 s akan secara berlebihan menaksir 2 σ . Taksiran ketiga dari 2 σ , didasarkan pada I-1J-1 derajat kebebasan dan bebas dari 2 s , diberikan oleh 1 1 2 − − = J I JKG s , Yang tidak bias, terlepas apakah kedua hipotesis nol benar atau salah. Untuk menguji hipotesis nol bahwa pengaruh perlakuan semuanya sama dengan nol, dengan menghitung rasio: 2 2 1 1 s s f = , Yang merupakan nilai peubah acak F 1 yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan I-1 dan I-1J-1 bila hipotesis nol benar. Hipotesis nol ditolak pada taraf keberartian α bila ]. 1 1 , 1 [ 1 − − − J I I f f α Untuk menguji hipotesis nol bahwa pengaruh blok semuanya sama dengan nol, dengan menghitung rasio: 2 2 2 2 s s f = , Yang merupakan nilai peubah acak F 2 yang berdistibusi F dengan derajat kebebasan J-1 dan I-1J-1 bila hipotesis nol benar. Perhitungan Anava untuk klasifikasi dua arah disajikan dalam tabel 2.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5 Analisis Variansi Klasifikasi Dua Arah Sumber Variasi Jumlah Kuadrat Derajat Kebebasan Rataan Kuadrat F Hitunga n Perlakuan Blok Galat JKA JKB JKG I-1 J-1 I-1J-1 1 2 1 − = I JKA s 1 2 2 − = J JKB s 1 1 2 − − = J I JKG s 2 2 1 1 s s f = 2 2 2 2 s s f = Jumlah JKT IJ-1 2.3.3 Analisis Variansi Klasifikasi Dua Arah dengan Interaksi Klasifikasi dua arah dengan interaksi mencakup uji hipotesa tentang pengaruh baris, kolom dan interaksi antara baris dan kolom. Untuk menentukan rumus klasifikasi dua arah dengan pengamatan yang berulang dalam rancangan acak lengkap, pandang K sebagai replikasi pada tiap kombinasi perlakuan faktor A diamati pada I taraf dan faktor B pada J taraf. Pengamatan dapat disajikan dalam suatu matriks yang barisnya menyatakan taraf faktor A sedangkan kolomnya menyatakan taraf faktor B. Tiap kombinasi perlakuan menentukan suatu sel dalam matriks. Jadi terdapat IJ sel, masing-masing berisi K pengamatan. Seluruh IJK pengamatan diperlihatkan pada tabel 2.6. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.6 Klasifikasi Dua Arah dengan Interaksi Faktor A baris Faktor B kolom 1 2 … J Jumlah Rataan 1 2  I 111 y 121 y … 1 1J y 112 y 122 y … 2 1J y    K y 11 K y 12 … JK y 1 211 y 221 y … 1 2 J y 212 y 222 y … 2 2 J y    K y 21 K y 22 … JK y 2    11 I y 21 I y … 1 IJ y 12 I y 22 I y … 2 IJ y    K I y 1 K I y 2 … IJK y .. 1 y .. 2 y  .. I y .. 1 y .. 2 y  .. I y Jumlah . 1 . y . . 2 y … . . J y y… Rataan 1 . y . 2 . y . … . . J y y … Pengamatan pada sel ij membentuk sampel acak berukuran n dari suatu populasi yang dianggap berdistribusi normal dengan rataan ij µ dan variansi 2 σ . Semua populasi yang banyaknya IJ dianggap mempunyai variansi yang sama. Tiap pengamatan dalam tabel 2.6 dapat ditulis dalam bentuk ijk ij ijk y ε µ + = , Universitas Sumatera Utara Dengan ijk ε mengukur penyimpangan pengamatan nilai ijk y pada sel ke ij dari rataan populasi ij µ . Bila ij γ menyatakan pengaruh interaksi antara faktor A taraf ke i dan faktor B taraf ke j, i α pengaruh faktor A, j β pengaruh faktor B dan µ rataan keseluruhan, maka dapat ditulis ij j i ij γ β α µ µ + + + = sehingga ijk ij j i ijk y ε γ β α µ + + + + = Yang akan dikenakan pembatasan ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = = = = = J j ij I i ij J j j I i i 1 1 1 1 , , , γ γ β α Ketiga hipotesis yang akan diuji adalah: semua tidak : ... : i 1 2 1 = = = = = α α α α H H I semua tidak : ... : j 1 2 1 = = = = = β β β β H H J semua tidak : ... : 1 12 11 = = = = = ij IJ H H γ γ γ γ Tiap uji ini akan didasarkan pada perbandingan taksiran 2 σ yang bebas diperoleh dengan menguraikan jumlah kuadrat data menjadi empat bagian dengan menggunakan kesamaan identitas berikut. Teorema 2.4 Identitas Jumlah Kuadrat ∑∑ ∑ ∑ ∑ = = = = = − + − = − I i J j I i J j j i ijk K k y y IK y y JK y y 1 1 1 1 2 2 2 1 ... . . ... .. ... . . ... . . .. . 1 1 1 2 1 1 2 ∑∑∑ ∑∑ = = = = = − + + − − + I i J j K k ij ijk I i J j j i ij y y y y y y K Universitas Sumatera Utara Identitas jumlah kuadrat dapat dituliskan dengan lambang persamaan JKT = JKA + JKB +JKAB + JKG Derajat kebebasannya menurut kesamaan IJK - 1 = I-1 + J-1 + I-1J-1 + IJK-1. Bila tiap jumlah kuadrat pada sebelah kanan kesamaan jumlah kuadrat dibagi dengan derajat kebebasannya, maka diperoleh keempat statistik yaitu , 1 2 1 − = I JKA s , 1 2 2 − = J JKB s , 1 1 2 3 − − = J I AB JK s 1 2 − = K IJ JKG s Semua taksiran variansi ini adalah taksiran 2 σ yang bebas dengan syarat bahwa tidak ada pengaruh ij dan , γ β α j i . Bila jumlah kuadrat dipandang sebagai fungsi dari peubah acak bebas Y 111 , Y 112 , …, Y IJK maka 1 1 1 2 2 2 1 − + =     − = ∑ = I JK I JKA E S E I i i α σ 1 1 1 2 2 2 2 − + =     − = ∑ = J IK J JKB E S E J i j β σ 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 − − + =     − − = ∑∑ = = J I K J I AB JK E S E I i ij J j γ σ 2 2 1 σ =     − = K IJ JKG E S E Dari rumus dengan mudah dapat disimpulkan bahwa keempat taksiran 2 σ tidak bias bila H hipotesis nol benar. Universitas Sumatera Utara Untuk menguji hipotesis nol bahwa pengaruh perlakuan semuanya sama dengan nol, dengan menghitung rasio: 2 2 1 1 s s f = , Yang merupakan nilai peubah acak F 1 yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan I-1 dan IJK-1 bila hipotesis nol benar. Hipotesis nol ditolak pada taraf keberartian α bila ]. 1 , 1 [ 1 − − K IJ I f f α Untuk menguji hipotesis nol bahwa pengaruh blok semuanya sama dengan nol, dengan menghitung rasio: 2 2 2 2 s s f = , Yang merupakan nilai peubah acak F 2 yang berdistibusi F dengan derajat kebebasan J-1 dan IJK-1 bila hipotesis nol benar. Hipotesis ini ditolak pada taraf keberartian α bila ]. 1 , 1 [ 2 − − K IJ J f f α Untuk menguji hipotesis H bahwa pengaruh interaksi semuanya nol, maka: 2 2 3 3 s s f = yang merupakan nilai peubah acak F 3 yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan I-1 J-1 dan IJK-1 bila H benar. Adanya interaksi bila ]. 1 , 1 1 [ 3 − − − K IJ J I f f α Perhitungan mengenai masalah Anava untuk klasifikasi dua arah dengan interaksi disajikan dalam tabel 2.7. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.7 Analisis Variansi untuk klasifikasi dua arah dengan interaksi Sumber Variasi Jumlah Kuadrat Derajat Kebebasan Rataan Kuadrat f hitung Pengaruh utama A baris B kolom Interaksi AB Sisa JKA JKB JKAB JKG I-1 J-1 I-1J-1 IJK-1 1 2 1 − = I JKA S 1 2 2 − = J JKB S 1 1 2 3 − − = J I AB JK S 1 2 − = K IJ JKG S 2 2 1 1 S S f = 2 2 2 2 S S f = 2 2 3 3 S S f = Total JKT IJK-1 Jumlah Kuadrat diperoleh dengan membentuk tabel jumlah berikut: Tabel 2.8 A B 1 2 … J Jumlah 1 2  I . 11 y . 12 y … . 1 j y . 21 y . 22 y … . 2 j y    . 1 I y . 1 I y … IJ y .. 1 y .. 2 y  .. I y Jumlah . . 1 y . . 2 y … . . J y y… Universitas Sumatera Utara

BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL