Penerjemahan Teks Film TEORI PENERJEMAHAN

Terjemahannya : kita tumbuh dari mani, lalu segumpal darah, dan kemudian segumpal daging. 20

II.2. Penerjemahan Teks Film

Film pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat pada akhir abad 19. film pada masa itu masih berbentuk film bisu, yaitu film yang hanya menampilkan gambar tapi tidak ada dialognya. Film dan bioskop pertama lahir di Perancis yang kemudian menyebar dan terus berkembang keseluruh dunia. Dampak terjemahan karya-karya tertulis dari zaman ke zaman sudah kita lihat. Kita pun dapat merasakan dampak itu, baik dalam kehidupan biasa sehari-hari, kehidupan kesenian, maupun kehidupan intelektual. Akan tetapi, memang diperlukan waktu berabad-abad bukan sekedar beberapa tahun saja untuk terjadinya dampak itu. Kemajuan dibidang percetakan, komunikasi, informasi, dan transportasi telah menyebabkan penyebaran hasil penerjemahan terjadi dalam waktu yang cepat. Pengaruh buku terjemah dan film terjemahan pada masyarakat kita tentunya makin cepat terjadi. 21 Stasiun televisi maupun bioskop-bioskop yang bertebaran di setiap penjuru kota memiliki program acara yang terdiri dari program acara lokal dan program acara bahasa asing. Untuk membantu penonton memahami suatu film yang ditayangkan maka sudah tentu diperlukan seorang penerjemah. Penerjemah berfungsi mengalihbahasakan isi film bahasa sumber bahasa asing yang bersangkutan ke bahasa sasaran bahasa Indonesia sehingga pemirsa dapat menangkap isi yang disampaikan oleh sebuah film. 20 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 5. 21 Beni Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, Bandung: Pustaka Jaya. 2006.h.101. Penerjemahan televisi berbeda dengan penerjemahan pada umumnya. Televisi adalah media audio-visual, karena itu penerjemahan film televisi bertumpu kepada audio dan visual. Pada dasarnya, penerjemahan film televisi terbagi atas dua, yaitu subtitling dan dubbing sulih suara. Subtitle adalah teks terjemahan yang muncul di bagian bawah layar televisi. Dubbing adalah sulih suara, mengganti audio bahasa sumber dengan audio bahasa sasaran. 22 II.2.1. Subtitling Subtitel, yaitu memberikan sebuah terjemahan dari dialog bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dalam bentuk disinkronkan keterangannya, biasanya di bagian bawah layar, Subtitling sebagai bentuk foreignisasi merupakan pendekatan untuk penerjemahan yang dapat digambarkan sebagai mengirim pembaca ke luar negeri. Subtitle dapat membawa penonton ke dalam suasana budaya dan cita rasa bahasa asing tanpa harus pergi ke negara yang bersangkutan tapi cukup dengan melihat dan menonton film asing tersebut. Selain itu, dalam dunia industri film, penerjemahan cara subtitle menjadi pilihan karena secara finansial lebih ekonomis dan praktis. 23 Prinsip subtitling adalah membantu pemirsa memahami isi film, bukan membuat pemirsa sibuk membaca. Oleh karena itu, bahasa subtitling haruslah merupakan bahasa yang singkat, padat dan tepat sasaran. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dibawah ini akan 22 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 92. 23 Agnieszka Szarskowska, “The Power of Film Translation” artikel diakses pada 01 Januari 2010 dari http:www.accurapid.comjournal32film.html. disebutkan hal-hal yang harus diperhatikan oleh penerjemah film metode subtitle yaitu : 1. Nama sutradara, produser, aktor dan tim kru yang muncul di opening dan ending title tidak perlu diterjemahkan. 1. Lirik lagu hanya diterjemahkan jika merupakan bagian dari isi film. Kalau sekedar merupakan musik ilustrasi, tidak perlu diterjemahkan. 2. Kalau ada repetisi kata, cukup satu yang diterjemahkan. 3. Kalau kalimatnya tidak jelas, cukup menerjemahkan kalimat yang jelas. 4. Tulisan di papan nama, surat, email, dll. yang ada kaitannya dengan isi cerita harus diterjemahkan. 5. Ungkapan dan peribahasa jangan diterjemahkan secara harafiah, namun dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. 6. Tidak perlu menerjemahkan semua detil. Kalimat boleh disederhanakan dengan tetap menganut pola Subyek-Predikat- Obyek. Dalam subtitling, yang harus diperhatikan adalah dalam timeframe pemunculan subtitle yang didasarkan pada time code ukuran waktu dalam hh:mm:ss:ff. pemunculan subtitle amat ditentukan oleh penentuan in-point dan out-point time code. Waktu pemunculan subtitle adalah antara 2-7 detik. Satu subtitle maksimal terdiri dari 2 baris dan satu baris maksimal 35 karakter. Pemenggalan kalimat perlu diperhatikan, dengan mempertimbangkan tatabahasa dan logika dalam satu kalimat. 24 24 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 93. II.2.2. Dubbing Sulih Suara Dubbing sulih suara diketahui menjadi metode yang memodifikasi sebagian besar teks sumber sehingga menjadikannya biasa dan familiar dengan penonton melalui domestifikasi. Ini adalah sebuah metode dimana dialog bahasa asing disesuaikan dengan pergerakan mulut aktor yang terdapat di film tersebut dengan menggunakan bahasa sasaran penonton, yang bertujuan untuk membuat para penonton merasa jika mereka benar-benar mendengarkan aktor berbicara dengan bahasa target. 25 Ditinjau dari segi ideologi, kebijakan sulih suara ini merupakan ideology domestication. Sulih suara film tidak dapat dilepaskan dari soal penerjemahan, penyelarasan naskah, dan pengarahan dialog. 26 Dalam proses sulih suara ada kegiatan pengisian suara yang merupakan bagian yang memberikan hasil akhir yang ditonton dan didengarkan oleh penonton. Dalam kenyataan, proses ini dilakukan di bawah arahan pengarah dialog yang juga harus menguasai segi kebahasaannya. Secara teknis sinematografis suara harus sesuai dengan karakter suara tokoh yang disulih. Pengisi suara harus memahami benar tokoh dan situasi sosial budaya yang melatarinya. Dalam hubungan ini, kemampuan mengatur artikulasi sangat penting. Ia harus seperti seorang dalang yang dapat menuturkan kalimat- kalimatnya dengan karakter sosial dan intonasi serta tekanan yang tepat. Inilah segi kebahasaan yang harus diterapkan dalam proses pengisian suara. 25 Agnieszka Szarskowska, “The Power of Film Translation” 26 Beni Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, h.99. Pengawasan dan pengarahan proses pengisian suara dilakukan oleh pengarah dialog. 27 Dalam sulih suara, bahasa Indonesia yang dipergunakan adalah bahasa Indonesia yang luwes, baik dan benar. Dalam sulih suara, bahasa Indonesia yang baik dan benar bukanlah berarti menggunakan bahasa Indonesia yang formal, tapi menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi, kondisi, konteks film dan jenis film dengan tetap mengacu kepada kaidah yang berlaku. Secara garis besar, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Panjang pendek terjemahan sama dengan panjang pendek kalimat bahasa sumber. 1. Kalimat terjemahan lip-sync dengan kalimat bahasa sumber. 2. Hubungan antar kalimat tidak terputus. 3. Mengikuti tatabahasa bahasa Indonesia. 4. Kalimatkata sesuai dengan gambar. 5. Bahasa terjemahan mampu menunjukkan strata sosial pemeran. 28 II.2.3. Unsur Naratif dan Unsur Sinematik Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk yakni, unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah film. Masing-masing unsur tersebut tidak akan dapat membentuk film jika hanya berdiri sendiri. Bisa 27 Beni Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan,h.108-109. 28 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah…, h. 93. kita katakan bahwa unsur naratif adalah bahan materi yang akan diolah, sementara unsur sinematik adalah cara gaya untuk mengolahnya. 29 Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif. Setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur naratif secara keseluruhan. Elemen-elemen tersebut saling berinteraksi serta berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan. Seluruh peristiwa tersebut terikat sebuah aturan hukum kausalitas logika- sebab-akibat. Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu adalah elemen-elemen pokok pembentuk naratif. 30 Mise en scene Sinematografi Editing Suara Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah film. Mise-en-scene adalah segala hal yang berada di depan kamera. Mise-en- 29 Rana Biru, “Film Psychodelic,” artikel diakses pada tanggal 16 Maret 2010 dari http:ranabiru.blogspot.com201002unsur-unsur pembentuk-film.html 30 Himawan Pratista, Memahami Film Yogyakarta: Homerian Pustaka,2008, h. 2 FILM Unsur Sinematik : Unsur Naratif scene memiliki empat elemen pokok yakni, setting atau latar, tata cahaya, kostum dan make up, serta akting dan pergerakan pemain. Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan obyek yang diambil. Editing adalah transisi sebuah gambar shot ke gambar shot lainnya. Sedangkan suara adalah segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melaui indra pendengaran. 31

II.3. Jenis-jenis Film