sumber. Sebagai input, pin port D yangsecara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pullup diaktifkan. Pin Port D adalah tri-stated
manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis. 7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
8. XTAL1 Input Oscillator dan XTAL2 Output Oscillator merupakan pin masukan clock ekstenal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. 10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
2.3. Arsitektur Mikrokontroller AT MEGA 8535
SISTEM MINIMUM AT MEGA 8535
Gambar 2.2. Arsitektur Mikrokontroller ATMEGA 8535
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian sebagai berikut:
1. Saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D. 2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
Universitas Sumatera Utara
3. Tiga buah TimerCounter dengan kemampuan pembandingan. 4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal. 6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write. 8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antarmuka SPI. 10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog. 12. Port USART untuk komunikasi serial.
Fitur ATMega8535 Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut:
1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 Mhz. 2. Kapabilitas memory flash 8KB,SRAM sebesar 512 byte,dan EEPROM
Electrically Erasable Programmable Read Only Memory sebesar 512 byte. 3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
4. Portal komunikasi serial USART dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. 5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Sistem Minimum AT MEGA 8535
Gambar 2.3. Sistem Minimum AT Mega 8535
Universitas Sumatera Utara
Sistem diatas bekerja sebagai berikut: Kapasitor C1 dan Resistor R1 digunakan untuk sistem Reset, saat pertama
suplay diberikan ke mikrokontroler maka kaki 9 akan berlogika 1, selama 2 siklus mesin. Setelah itu pin 9 akan berlogika 0 kembali. Proses seperti ini bisa terjadi
berdasarkan proses pengisian dan pengosongan kapasitor. Kapasitor C2 dan C3, dipasang bersamaan dengan keramik resonator x-tal untuk
menghasilkan Clock internal. Nilai dari clok ini tergantung dari keramik resonator x-tal yang diberikan.
2.5. Sistem Clock
Mikrokontroler, mempunyai sistem pewaktuan CPU, 1 siklus clock. Artinya setiap 1 siklus yang dihasilkan oleh ceramic resonator maka akan menghasilkan
satu siklus mesin. Nilai ini yang akan menjadi acuan waktu operasi CPU. Untuk mendesain sistem mikrokontroler kita memerlukan sistem clock, sistem ini bisa di
bangun dari clock eksternal maupun clock internal. Untuk clock internal, kita tinggal memasang komponen seperti di bawah ini:
Gambar 2.4. Sistem Clock
Universitas Sumatera Utara
2.6. Organisasi Memori AVR ATMega8535