Debt to Asset Ratio DAR Debt to Equity Ratio DER Net Income to Sales NIS

b. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Van Horne dan Wachowicz 2005 : 204 Rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan pada dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek dari “kondisi keuangan” perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio-rasio ini disebut rasio rasio neraca balance sheet ratio, karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio-rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi income statement ratio atau rasio laba rugineraca income statementbalance sheet ratio. Menurut Munawir 2002 : 238 ada 4 kelompok rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. a Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan membiayai operasi dan memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. b Rasio aktivitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas perusahaan sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalam penjualan, penagihan piutang maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki. c Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil. d Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.

2. Debt to Asset Ratio DAR

Debt to asset ratio yaitu rasio total kewajiban terhadap asset. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rasio ini juga menyediakan Universitas Sumatera Utara informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditor Darsono, 2005:54. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi pada akhirnya akan mengurangi pembayaran dividen. Rumus untuk menghitung debt to asset ratio adalah sebagai berikut:

3. Debt to Equity Ratio DER

Menurut Darsono 2005: 54, “Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukan persentase penyedian dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman”. Semakin tinggi rasio, semakin endah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung Debt to Equity Ratio DER adalah sebagai berikut:

4. Net Income to Sales NIS

Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga bisa diinterpretasikan Universitas Sumatera Utara sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya ukuran efisiensi di perusahaan pada periode tertentu Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2003. Perusahaan yang sehat seharusnya memiliki net profit margin positif yang menandakan bahwa perusahan tersebut menghasilkan laba bersih Jopie Jusuf, 2000. Kemampuan NIS dalam memprediksi perubahan laba sangat dimungkinkan karena rasio ini berhubungan dengan efisiensi perusahaan dalam memproduksi, administrasi, pemasaran, pendanaan dan penentuan harga sehingga rasio ini layak untuk dijadikan predikor laba. Pengaruh rasio net income to sales terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin tinggi nilai rasio ini maka laba bersih yang dihasilkan juga akan semakin meningkat, karena penjualan bertambah lebih besar dari pada biaya usahanya Agus Endro Suwarno, 2004. Rumus untuk menghitung NIS adalah sebagai berikut:

5. Pertumbuhan Laba a. Pengertian Laba