Akibat Hukum Konsinyasi. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

bahwa “Dengan adanya penawaran yang diikuti dengan penitipan berarti kreditur telah berada dalam keadaan lalai”. 181 Sekalipun kemudian nanti kreditur menerima penawaran dan konsinyasi, penerimaan itu tidak menghapuskan kelalaian kreditur. Karena itu penerimaan penawaran dan penitipan sama sekali tidak menghapuskan beban pembayaran ongkos penawaran dan penitipan. 182

3. Akibat Hukum Konsinyasi.

Debitur yang telah melakukan penawaran pembayaran dan kemudian diikuti oleh penitipan, menimbulkan akibat hukum bahwa debitur dibebaskan dari pemaksaan pembayaran. Akibat-akibat hukum lain karena pembebasan debitur dalam penawaran dan diikuti penitipan adalah : 183 a. Apabila perjanjian timbal balik, dengan adanya konsinyasi debitur dapat menuntut pemenuhan perjanjian, dapat menuntut ganti rugi atau pembatalan perjanjian dengan alasan wanprestasi. b. Dengan adanya konsinyasi, berakibat debitur harus dibebaskan dari pembayaran bunga terhitung sejak tanggal hari konsinyasi. c. Semenjak adanya konsinyasi, debitur dibebaskan dari kewajiban pemeliharaanpenjagaan benda terhitung mulai hari, tanggal penitipan dan beralih menjadi tanggung jawab kreditur. d. Pada perjanjian timbal balik debitur dapat menuntut tegen prestasi atau prestasi balasan sejak konsinyasi dilakukan. Namun demikian pembebasan debitur dari pemaksaan pembayaran bukan bersifat definitif. Sebab sesuai dengan sifat konsinyasi itu sendiri yaitu bersifat dapat dicabut kembali. Hal ini dapat dipahami dari pasal 1408 KUHPerdata yang menyatakan “Selama 181 Yahya Harahap. Op cit. Hal : 142. 182 Ibid. 183 Yahya Hrp. Op cit. Hal : 139. Universitas Sumatera Utara apa yang dititipkan tidak diambil oleh kreditur, debitur dapat mengambilnya kembali, dalam hal itu orang-orang yang turut berutang dan para penanggung utang tidak dibebaskan”. Dalam hal seperti tersebut di atas, maka sesungguhnya telah melahirkan kembali perikatan yang serupa dengan perikatan yang dihapuskan dengan perbuatan penawaran dengan penitipan oleh debitur tersebut. 184 Hak debitur untuk mengambil kembali benda yang dititipkan menjadi gugur, apabila kemudian sudah ada putusan yang tetap dari Hakim dan dengan putusan penawaran yang dilakukan debitur telah dinyatakan sah, meskipun kreditur menyetujuinya. 185 Hal ini penting dilakukan utuk melindungi kepentingan kawan-kawan debitur yang secara tanggung menanggung bertanggung jawab atas pemenuhan perikatan, dan para penanggung utang yang beriktikad baik. Mereka ini tidak lagi dapat dimintakan pertanggungjawabannya untuk memenuhi kewajiban debitur sebagai akibat dari maksud debitur untuk mengambil kembali barang yang ditawarkan yang diikuti dengan penitipan atau penyimpanan tersebut. Pembebasan rekan debitur dan para penjamin ini dapat terjadi sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam pasal 1410 KUHPerdata yang menyatakan “Jika penitipan sudah berjalan dalam tempo 1 satu tahun sejak penitipan diberitahukan secara resmi kepada kreditur, tanpa adanya bantahan keabsahan konsinyasi, maka rekan debitur dan para penjamin telah memperoleh kebebasan yang definitif dari perjanjian perhutangan”. 184 Gunawan Wijaya dan Kartini Muljadi. Op cit. Hal : 78. 185 Pasal 1409 KUHPerdata. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pasal 1411 KHUPerdata menyatakah lebih lanjut bahwa “Kreditur yang telah mengizinkan barang yang dititipkan itu diambil kembali oleh debitur setelah penitipan dikuatkan dengan putusan Hakim yang telah memperoleh kekuatan mutlak, tidak dapat lagi untuk mendapat pembayaran piutangnya, menggunakan hak-hak istimewanya atau hipotik-hipotik yang melekat pada piutang tersebut”. Dari ketentuan tersebut di atas jelaslah bahwa pihak-pihak yang memberikan jaminan kebendaan bagi pemenuhan kewajiban debitur pada kreditur, barhak untuk menuntut penghapusan hak jaminan kebendaan dari kreditur.

B. Konsinyasi Dalam Pengadaan Tanah.