Evaluasi Program Penyuluhan Yang Mendukung Usaha Tani Di Kecamatan Pancur Batu

EVALUASI PROGRAM PENYULUHAN YANG MENDUKUNG
USAHA TANI DI KECAMATAN PANCUR BATU
( Studi kasus: WKPP Namorih dan Bintang Meriah Kecamatan Pancur Batu)

SKRIPSI
Oleh:
AGINTA MARLINA S.
050309011
SEP/PKP

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

EVALUASI PROGRAM PENYULUHAN YANG MENDUKUNG
USAHA TANI DI KECAMATAN PANCUR BATU
( Studi kasus: WKPP Namorih dan Bintang Meriah Kecamatan Pancur Batu)


SKRIPSI

Oleh:
AGINTA MARLINA S.
050309011
SEP/PKP

Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing

Ketua

Anggota

(IR. M. JUFRI, MSi)

(Ir. LILY FAUZIA, MSi)

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
AGINTA MARLINA SIPAHUTAR (050309011), dengan judul skripsi
“EVALUASI PROGRAM PENYULUHAN YANG MENDUKUNG USAHA
TANI DI KECAMATAN PANCUR BATU.” Studi kasus: WKPP (Wilayah Kerja
Penyuluh Pertanian) Namorih dan Bintang Meriah. Penelitian ini dibimbing oleh
Ibu Ir. Hj. Lily Fauzia, MSi , selaku Ketua Komisi Pembimbing dan
Bapak Ir. M. Jufri, MSi, selaku Anggota Komisi Pembimbing.
Program kerja penyuluhan pertanian yang baik adalah program kerja yang
dibuat dengan memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran-gambaran yang
ada, terutama kondisi dan situasi serta masalah-masalah yg dihadapi petani, peranan
dan kemampuan penyuluh serta kesulitan atau hambatan yang mungkin timbul selama
pelaksanaannya.
Dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksaan program

penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian, untuk mengetahui keberhasilan
program penyuluhan penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian, untuk
mengetahui jarak WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian) terhadap pelaksanaan
program penyuluhan di daerah penelitian, untuk mengetahui masalah yang dihadapi
dalam melaksanakan penyuluhan pertanian di daerah penelitian, dan untuk
mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi di daerah penelitian. Dengan metode penentuan daerah yang dilakukan
secara purposive dan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan
metode CIPP (Context, Input, Procces, Product).
Dari hasil penelitian diperoleh hal-hal sebagai berikut:
1. Program penyuluhan pertanian di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian)
Namorih dan Bintang Meriah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
merupakan perpaduan antara program dari pemerintah dan masyarakat yang
dilakukan dengan mengembangkan potensi yang ada.
2. Pelaksanaan program penyuluhan di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian)
Namorih dan Bintang Meriah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
telah dapat dikategorikan berhasil. Pada indikator konteks (context) persentase
ketercapaiaan sebesar 82,59 % dengan nilai 7,5. Pada indikator masukan (input)
persentase ketercapaian yang diperoleh sebesar 84,81 % dengan nilai 7.66. Pada
indikator proses (process) persentase ketercapaian sebesar 80 % dengan nilai 7.2.

Pada indikator produk (product) persentase ketercapaian sebesar 83.70 % dengan
nilai 7.53. Nilai tingkat keberhasilan program program penyuluhan didaerah
penelitian adalah 28.98 dengan persentase ketercapai sebesar 80.05%.
3. Jauh dekatnya jarak WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian) yang ditempuh
oleh penyuluh tidak mempengaruhi penyuluh dalam menjalankan tugasnya untuk
tetap membantu petani.
4. Masalah-masalah yang dihadapi penyuluh di daerah penelitian biasanya muncul
dari masalah yang dihadapi oleh petani. Masalah tersebut meliputi kelangkaan
pupuk, lemahnya permodalan, hama dan penyakit yang menyerang serta rendahnya
harga hasil produksi pertanian.

Universitas Sumatera Utara

5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi adalah mengatasi
masalah-masalah di daerah penelitian adalah petani melalui GAPOKTAN bekerja
sama dengan penyuluh pertanian untuk mengajukan permohonan pupuk bersubsidi
serta benih unggul yang cukup dan untuk membahas masalah modal,petani dapat
meminjam uang dari Bank atau lembaga keungan yang ada di daerah penelitian
serta mengelola dana PUAP yang telah diberikan pemerintah.


Kata Kunci: evaluasi, program penyuluhan, metode CIPP

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 12 Januari 1988
dari Bapak Alm. Marthin Luther dan Ibu Erlina bt Tarigan. Penulis merupakan anak
kedua dari tiga bersaudara.
Pendidikan yang pernah ditempuh Penulis adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1999 menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Santo
Thomas 5 Medan.
2. Tahun 2002 menyelesaikan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
di SLTP Putri Cahaya Medan.
3. Tahun 2005 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Umum di SMU
Negeri 17 Medan.
4. Tahun 2005 diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi Penyuluhan
dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
melalui jalur SPMB.
5. Tahun 2009 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa
Pardomuan, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, Kabupaten Dairi dari

tanggal 15 Juni sampai 16 Juli 2009.
6. Tahun 2010 melakukan penelitian skripsi di Desa Namorih dan Bintang
Meriah, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
Selama masa perkuliahan, penulis mengikuti organisasi yaitu :
1. Pengurus Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) Fakultas
Pertanian USU tahun 2007.
2. Majelis

Permusyawaratan

Mahasiswa

Fakultas

(MPMF)

Fakultas

Pertanian USU periode 2009 – 2010.


Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
yang memberikan kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Adapun judul skripsi ini adalah ” Evaluasi Program Penyuluhan Yang
Mendukung Usaha Tani di Kecamatan Pancur Batu”, Studi kasus: WKPP
Namorih dan Bintang Meriah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang,
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Ibu Hj. Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku ketua komisi pembimbing

dan

Bapak Ir. M. Jufri, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS

selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Seluruh Staff Pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara
Dalam kesempatan ini penulis memberikan penghargaan yang setinggitingginya kepada Ibunda tercinta Erlina br Tarigan atas dukungan semangat, motivasi,
materi dan doa yang diberi pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan kepada
abangnda Coky Marlino S, Ss. dan adinda Enos Syahputra S yang terus mendoakan
dan memberikan semangat kepada penulis. Juga ucapan terima kasih kepada keluarga

Universitas Sumatera Utara

besar penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini, yang telah memberikan
dukungan dan motivasi kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat tercinta Harry
Hasibuan, SP, Orchida Indahwaty, SP, Era Elfrida Tarigan, SP, Posma Ulinita
Sibarani, SP, Wisnu Tri Ari, SP, Wenny Kurnia Sari, SP, Bida Sari Lubis, SP, Irma
Suriyani, SP, Ali Rabani, SP dan semua rekan-rekan mahasiswa angkatan 2005,

angkatan 2007, angkatan 2008 Program Studi Agribisnis serta para pengurus PEMA
FP USU yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini, untuk persahabatan selama
ini yang senantiasa mendukung penulis dalam doa dan pemikiran, serta teristimewa
buat sahabat sepermainan Elysa Apriani Sembiring, Adithia Tarigan, Ssos, Alexander
Siregar, ST, Benedict Yan, ST dan Jeff Kawijaya atas segala perhatian, doa, kasih dan
semangat yang menguatkan dan meneguhkan penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dalam
penyusunannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan,

Juni 2011

Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ...........................................................................................................

i

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................

x

PENDAHULUAN
Latar Belakang.......................................................................................................
Identifikasi Masalah..............................................................................................
Tujuan Penelitian................................................................................................ ..
Kegunaan Penelitian..............................................................................................


1
5
6
6

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka.................................................................................................... 7
Landasan Teori................................................. ................................................. 9
Kerangka Pemikiran.............................................................................................. 23
Hipotesis Penelitian............................................................................................... 24
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian ..............................................................25
Metode Penarikan Sampel................................................................................ 25
Metode Pengumpulan data............................................................................... 27
Metode analisis data......................................................................................... 27
Defenisi dan Batasan Operasional.................................................................... 29
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
Deskripsi Daerah Penelitian.......................................................................... 31
Luas dan Letak Geografis Namorih.................................................... 31
Keadaan Penduduk Namorih................................................................31
Sarana dan Prasarana Namorih........................................................... 33
Luas dan Letak Geografis Bintang Meriah........................................ . 34
Keadaan Penduduk Bintang Meriah.................................................... 34
Sarana dan Prasarana Bintang Meriah................................................ 36
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Program Penyuluhan.................................................................. 37
Keberhasilan Program Penyuluhan di Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian
Namorih dan Bintang Meriah......................................................................... 40

Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Jarak Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian terhadap Pelaksanaan
Program Penyuluhan...................................................................................... 43
Masalah yang Terjadi dalam Menjalani Program Penyuluhan di Daerah
Penelitian........................................................................................................ 44
Upaya yang dihadapi dalam Mengatasi Masalah di Daerah Penelitian.......... 44

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..................................................................................................... 46
Saran................................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
Hal
No
1

Judul
: Data Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) berdasarkan Jarak dari
Kantor Kecamatan Pancur Batu..................................................................

26

: Data populasi dan sampel penelitian Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian
(WKPP) Kecamatan Pancur Batu tahun 2009..............................................

26

: Pelaksanaan Program Penyuluhan di Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian
(WKPP) Namorih dan Bintang Meriah.. ......................................................

28

4

: Skor Pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian......................................

29

5

: Pengklasifikasian penduduk Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP)
Namorih Kecamatan Pancur Batu menurut Kelompok Umur tahun 2009.....

32

2

3

6

: Banyaknya Penduduk Menurut Agama di Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian
(WKPP) Namorih tahun 2009........................................................................
32

7

: Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi yang Tersedia di Wilayah Kerja
Penyuluh Pertanian (WKPP) Namorih tahun 2009.........................................

33

: Pengklasifikasian penduduk Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP)
Bintang Meriah menurut Kelompok Umur tahun 2009..................................

35

8

9

: Banyaknya Penduduk Menurut Agama di Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian
(WKPP) Bintang Meriah tahun 2009.............................................................
35

10

: Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi yang Tersedia di Wilayah Kerja
Penyuluh Pertanian (WKPP) Bintang Meriah tahun 2009..............................

36

11

: Pelaksanaan Program Penyuluhan di Kecamatan Pancur Batu....................

40

12

: Hasil Transformasi Nilai Pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian di
Kecamatan Pancur Batu..................................................................................

41

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
Hal
No
1

Judul
: Skema Kerangka Pemikiran........................................................................... 23

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
Hal
No
1
2
3
4
5

Judul
: Karakteristik Petani Sampel yang Mengikuti Program Penyuluhan............
: Jawaban Responden atas Pelaksanaan Program Penyuluhan (Context).......
: Jawaban Responden atas Pelaksanaan Program Penyuluhan (Input)...........
: Jawaban Responden atas Pelaksanaan Program Penyuluhan (Proces)........
: Jawaban Responden atas Pelaksanaan Program Penyuluhan (Product).......

51
52
54
56
58

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
AGINTA MARLINA SIPAHUTAR (050309011), dengan judul skripsi
“EVALUASI PROGRAM PENYULUHAN YANG MENDUKUNG USAHA
TANI DI KECAMATAN PANCUR BATU.” Studi kasus: WKPP (Wilayah Kerja
Penyuluh Pertanian) Namorih dan Bintang Meriah. Penelitian ini dibimbing oleh
Ibu Ir. Hj. Lily Fauzia, MSi , selaku Ketua Komisi Pembimbing dan
Bapak Ir. M. Jufri, MSi, selaku Anggota Komisi Pembimbing.
Program kerja penyuluhan pertanian yang baik adalah program kerja yang
dibuat dengan memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran-gambaran yang
ada, terutama kondisi dan situasi serta masalah-masalah yg dihadapi petani, peranan
dan kemampuan penyuluh serta kesulitan atau hambatan yang mungkin timbul selama
pelaksanaannya.
Dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksaan program
penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian, untuk mengetahui keberhasilan
program penyuluhan penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian, untuk
mengetahui jarak WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian) terhadap pelaksanaan
program penyuluhan di daerah penelitian, untuk mengetahui masalah yang dihadapi
dalam melaksanakan penyuluhan pertanian di daerah penelitian, dan untuk
mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi di daerah penelitian. Dengan metode penentuan daerah yang dilakukan
secara purposive dan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan
metode CIPP (Context, Input, Procces, Product).
Dari hasil penelitian diperoleh hal-hal sebagai berikut:
1. Program penyuluhan pertanian di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian)
Namorih dan Bintang Meriah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
merupakan perpaduan antara program dari pemerintah dan masyarakat yang
dilakukan dengan mengembangkan potensi yang ada.
2. Pelaksanaan program penyuluhan di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian)
Namorih dan Bintang Meriah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
telah dapat dikategorikan berhasil. Pada indikator konteks (context) persentase
ketercapaiaan sebesar 82,59 % dengan nilai 7,5. Pada indikator masukan (input)
persentase ketercapaian yang diperoleh sebesar 84,81 % dengan nilai 7.66. Pada
indikator proses (process) persentase ketercapaian sebesar 80 % dengan nilai 7.2.
Pada indikator produk (product) persentase ketercapaian sebesar 83.70 % dengan
nilai 7.53. Nilai tingkat keberhasilan program program penyuluhan didaerah
penelitian adalah 28.98 dengan persentase ketercapai sebesar 80.05%.
3. Jauh dekatnya jarak WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian) yang ditempuh
oleh penyuluh tidak mempengaruhi penyuluh dalam menjalankan tugasnya untuk
tetap membantu petani.
4. Masalah-masalah yang dihadapi penyuluh di daerah penelitian biasanya muncul
dari masalah yang dihadapi oleh petani. Masalah tersebut meliputi kelangkaan
pupuk, lemahnya permodalan, hama dan penyakit yang menyerang serta rendahnya
harga hasil produksi pertanian.

Universitas Sumatera Utara

5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi adalah mengatasi
masalah-masalah di daerah penelitian adalah petani melalui GAPOKTAN bekerja
sama dengan penyuluh pertanian untuk mengajukan permohonan pupuk bersubsidi
serta benih unggul yang cukup dan untuk membahas masalah modal,petani dapat
meminjam uang dari Bank atau lembaga keungan yang ada di daerah penelitian
serta mengelola dana PUAP yang telah diberikan pemerintah.

Kata Kunci: evaluasi, program penyuluhan, metode CIPP

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam rangka membangun pertanian tangguh para pelaku pembangunan
pertanian perlu memiliki kemampuan dalam memanfaatkan segala sumber daya
secara optimal, mengatasi segala hambatan dan tantangan, menyesuaikan diri
dalam pola dan struktur produksi terhadap perubahan yang terjadi serta berperan
aktif dalam pembangunan nasional dan pembangunan wilayah. Untuk
mewujudkan pertanian tangguh tersebut diperlukan aparat pertanian dan tangguh
di bidang pengaturan. Pelayanan dan penyuluhan sesuai kualifikasi dan
spesialisasi yang diperlukan bagi kelangsungan proses pembangunan pertanian
tangguh tersebut (Soedijanto, 1996).

Seorang

penyuluh membantu para petani di dalam usaha mereka

meningkatkan produksi dan mutu hasil produksinya guna meningkatkan
kesejahteraan mereka. Para penyuluh berperan sebagai agen pembaruan yang
membantu petani mengenal masalah-masalah yang mereka hadapi dan mencari
jalan keluar yang diperlukan (Suhardiyono, 1992).

Penyuluhan tidak mungkin dilakukan begitu saja tanpa adanya pengenalan
daerah terlebih dahulu dan program kerja penyuluhan yang harus dilaksanakan
bagi daerah pertanian tersebut. Pengenalan daerah pertanian harus menghasilkan
survey dalam bentuk monografi wilayah dan kemudian dapat ditentukan program
penyuluhan yang memadai dengan tingkatan dan kepentingan di wilayah
pertanian tersebut (Kartasapoetra, 1987).

Universitas Sumatera Utara

Program kerja penyuluhan pertanian dibuat setelah penyuluh mengetahui
gambaran-gambaran tentang kondisi dan situasi usaha tani yang tengah dilakukan
di pedesaan itu, terutama mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapi
petani. Program kerja penyuluhan pertanian yang baik adalah program kerja yang
dibuat dengan memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran-gambaran
yang ada, terutama kondisi dan situasi serta masalah-masalah yg dihadapi petani,
peranan dan kemampuan penyuluh serta kesulitan atau hambatan yang mungkin
timbul selama pelaksanaannya (Kartasapoetra, 1987).

Dalam proses perencanaan program penyuluhan terdapat lima langkah
yang diuraikan sebagai berikut:
a) Perumusan keadaan dan masalahnya. Pada tahap ini dilakukan analisis
terhadap situasi. Untuk itu diperlukan fakta-fakta yang menyangkut
seluruh aspek dari situasi dalam jumlah yang besar. lnformasi yang
diperlukan adalah berkaitan dengan sasaran penyuluhan seperti minat,
pendidikan, kebutuhan, adat-istiadat, kebiasaan dan tradisinya. Kemudian
diperlukan pula fakta mengenai situasi fisik seperti keadaan tanah, tipe
usahatani, pemasaran, skala usahatani, pola tani, kondisi rumah, pelayanan
masyarakat, dan saluran komunikasi.
b) Pemecahan masalah dan tujuan. Pada tahap kedua ini, pemecahan masalah
dan perumusan tujuan ditetapkan. Untuk kepentingan psikologis sasaran
penyuluhan itu harus dilibatkan dalam penetapan tujuan dan sasaran
penyuluhan. Sasaran dalam perencanaan penyuluhan paling tidak harus
mengkondisikan perubahan perilaku orang sebagaimana keluaran sosial
maupun ekonomi yang diinginkan.

Universitas Sumatera Utara

c) Perencanaan pendidikan. Pada tahap yang ketiga ini merupakan tahap
mengajar yang meliputi:
1. Materi yang perlu diajarkan.
2. Cara yang harus dilakukan untuk mengajar.
Pada dua tahap pertama, adalah dengan menciptakan kesempatan
mengajar, pada tahap ini tugasnya adalah menciptakan situasi
belajar. Penggunaan beberapa metode komunikasi yang berbeda
disengaja untuk merangsang tindakan belajar. Dapat dipilih berbagai
metode

seperti

media

massa,

kelompok

dan

interpersonal.

Kemampuan untuk memilih dan menggunakan metode yang paling
baik untuk tujuan-tujuan khusus merupakan ukuran keberhasilan
seorang penyuluh.
d) Evaluasi. Tahap keempat ini adalah mengevaluasi tindakan mengajar
tersebut. Hal ini juga akan menjadi ujian mengenai cara yang secara akurat
dan jelas tujuan dipilih dan dikondisikan. Perencanaan untuk evaluasi
perlu

dibangun

menjadi

perencanaan

kerja

selama

tahap-tahap

sebelumnya. Perbedaan dibuat antara prestasi yang hanya dicatat saja dan
perbandingan hasil dengan tujuan asli. Proses evaluasi dapat dilakukan
secara sederhana dan informal atau dapat pula secara formal dan
kompleks.
e) Rekonsiderasi. Tahap kelima adalah mempertimbangkan perencanaan
penyuluhan setelah evaluasi dilakukan. Tahap ini memuat suatu tinjauan
upaya-upaya

yang

dilakukan

sebelumnya

dan

hasil-hasil

yang

menampakkan situasi baru. Apabila situasi baru menunjukkan kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

akan kegiatan lebih lanjut, selanjutnya proses keseluruhan akan dimulai
lagi dengan tujuan baru maupun tujuan yang dimodifikasi, maka proses
tersebut akan bersambung. Situasi baru mungkin berbeda, hal ini dapat
disebabkan karena:
1. Orang-orang telah berubah.
2. Telah terjadi perubahan secara fisik, ekonomis dan sosial.
3. Penyuluh disiapkan dengan lebih baik daripada sebelumnya
4. Adanya kebutuhan maupun minat yang baru dari kliennya.
(Ginting, 1995).

Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan pengembangan
suatu penyuluhan, sangat diperlukan adanya suatu sistem pelaporan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pengembangan di dalam proses
penyuluhan yaitu evaluasi program. Evaluasi program sangat diperlukan untuk
dapat mengetahui adanya tanda-tanda keberhasilan ataupun hambatan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi penyuluhan (Sinar Tani, 2001).

Evaluasi program adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengkaji kembali
draft/usulan program yang sudah dirumuskan sebelum program itu dilaksanakan.
Kegiatan evaluasi seperti ini selain bertujuan untuk mengkaji kembali
keberhasilan program untuk mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan
pedoman/patokan-patokan yang diberikan, juga dimaksudkan agar semua pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan program tersebut merasa ikut bertanggung jawab
terhadap keberhasilan program yang mereka rumuskan itu (Mardikanto. T, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Suatu program penyuluhan dilakukan berdasarkan kebutuhan masyarakat yang
ada di desa tersebut (sistem bottom up). Pemerintah harus mengetahui apa yg
menjadi kebutuhan masyarakat lalu kemudian menentukan program apa yang
cocok dilakukan di desa tersebut. Untuk mengetahui keberhasilan program
penyuluhan, maka diperlukan penelitian secara ilmiah.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dapat diidentifikasikan beberapa
masalah yang berhubungan dengan penelitian sebagai berikut :
1) Bagaimana pelaksanaan program penyuluhan pertanian yang ada di
daerah penelitian?
2) Bagaimana keberhasilan program penyuluhan pertanian yang ada
di daerah penelitian?
3) Apakah

jarak

WKPP (wilayah kerja penyuluh pertanian)

mempengaruhi penyuluh dalam pelaksanaan program penyuluhan
di daerah penelitian?
4) Apa saja masalah yang dihadapi dalam melaksanakan program
penyuluhan pertanian di daerah penelitian?
5) Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi masalah
yang dihadapi di daerah penelitian?

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Berdasarkan

identifikasi

masalah,

maka

tujuan

penelitian

dapat

dirumuskan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pelaksanaan program penyuluhan pertanian yang ada di
daerah penelitian.
2) Untuk mengetahui keberhasilan program penyuluhan pertanian yang ada
di daerah penelitian.
3) Untuk mengetahui pengaruh jarak WKPP (wilayah kerja penyuluh
pertanian) terhadap pelaksanaan program penyuluhan di daerah penelitian.
4) Untuk

mengetahui

masalah

yang

dihadapi

dalam

melaksanakan

penyuluhan pertanian di daerah penelitian.
5) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalahmasalah yang dihadapi di daerah penelitian.

Kegunaan Penelitian
1) Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam
mengambil kebijakan, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan
penyuluhan.
2) Sebagai

bahan

informasi

dan

referensi

bagi

pihak-pihak

yang

membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Tinjauan Pustaka
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan
kepada petani beserta keluarganya yang hidup di pedesaan dengan membawa dua
tujuan utama yang diharapkannya. Untuk jangka pendek adalah menciptakan
perubahan perilaku termasuk di dalamnya sikap, tindakan dan pengetahuan, serta
untuk jangka panjang adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan jalan
meningkatkan taraf hidup mereka (Sastraadmadja, 1993).

Tujuan penyuluhan pertanian adalah mengubah perilaku (behavior) petani
dan

anggota

keluarganya

keterampilannya.

Perubahan

yaitu

mengubah

pengetahuan,

pengetahuan,

sikap,

serta

sikap,

serta

keterampilannya.

Perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilani ini akan merupakan “pintu
gerbang” terjadinya penghayatan (Characterization, habitually) dan penerapan
(adopsi) dari inovasi (pembaharuan) pertanian yang disuluhkan atau yang menjadi
misinya. Tanpa terjadi perubahan perilaku ini tidak akan terjadi proses
penghayatan atau penerapan dalam diri petani dan anggota keluarganya. Adapun
misi atau pesan penyuluh pertanian adalah bertani lebih baik (better farming),
berusahatani lebih menguntungkan (better business), hidup lebih sejahtera (better
living) dan membentuk masyarakat tani yang lebih sejahtera (better community)
(Padmowiharjdjo. S, 2001).

Sasaran penyuluhan pertanian dapat berupa individu, kelompok, maupun
organisasi. Sasaran individu atau perorangan dalam penyuluhan pertanian dapat

Universitas Sumatera Utara

dicapai dengan menggunakan metode khusus yaitu melakukan pendekatan secara
individu. Sasaran kelompok dalam penyuluhan pertanian dapat dicapai dengan
melakukan pendekatan secara kelompok, sedangkan untuk mencapai sasaran
dalam organisasi yang lebih besar dapat dilakukan dengan pendekatan massal.
Penggunaan metode ini selain didasarkan pada jumlah sasaran yang ingin dicapai,
perlu juga mempertimbangkan situasi dan kondisi sasaran penyuluhan pertanian.
Peningkatan pengetahuan dilakukan dengan pendekatan massal agar lebih efisien.
Untuk mengubah sikap, pendekatan kelompok dapat memberikan motivasi yang
kuat bagi para petani untuk melaksanakan suatu inovasi, sedangkan untuk
meningkatkan

keterampilan,

pendekatan

perorangan

akan

lebih

efektif

(Mardikanto, 1993).

Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian (pengkomunikasian)
hal-hal yang disuluhkan adalah amat penting karena itu penyuluh menuntut
dipersiapkannya lebih dahulu suatu disain secara terperinci dan spesifik, yang
menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut :
1. Masalah yang dihadapi?
2. Siapa yang akan disuluh?
3. Apa tujuan yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan?
4. Apa pendekatan yang dipakai?
5. Metode atau saluran apa yang dipakai?
6. Sistem evaluasi apa yang ada di dalam rencana keseluruhan kegiatan yang
dimaksud? (Nasution. Z, 1990).

Universitas Sumatera Utara

Landasan Teori
Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai sejarah yang cukup
panjang, yang dimulai sejak awal abad 20 di masa penjajahan. Penyuluhan
bermula dari adanya kebutuhan untuk meningkatkan hasil pertanian, baik untuk
kepentingan penjajah maupun untuk mencukupi kebutuhan pribumi. Penyuluhan
dilandadi pula oleh kenyataan adanya kesenjangan yang cukup jauh antara
praktek-praktek yang dilakukan para petani di satu pihak dan adanya teknologteknologi yang lebih maju dilain pihak. Kebutuhan peningkatan produksi
pertanian diperhitungkan akan dapat dipenuhi seandainya teknologi-teknologi
maju yang ditemukan oleh para ahli dapat dipraktekkan oleh para petani sebagai
produsen primer (Margono. S, 2003).

Secara umum, peran penyuluh hanya dibatasi pada kewajibannya untuk
menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran penyuluhan melalui metoda
dan teknik-teknik tertentu sampai sasaran penyuluhan itu dengan kesadaran dan
kemampuannya sendiri mengadopsi inovasi yang disampaikan. Akan tetapi,
dalam pengembangannya, peran penyuluh tidak hanya terbatas pada fungsi
menyampaikan iinovasi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh sasaran penyuluhannya, akan tetapi, ia harus mampu menjadi
jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga penyuluhan yang
diwakilinya dengan masyarakat sasaran, maupun untuk menyampaikan umpan
balik atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah/lembaga penyuluhan yang
bersangkutan. Sebab, hanya dengan menempatkan diri pada kedudukan atau posisi
seperti

itulah

ia

akan

mampu

melaksanakan

tugasnya

dengan

baik

(Mardikanto. T, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Dengan adanya jalinan keterkaitan antara penyuluh pertanian dengan
petani maka pada suatu saat nanti didalam menghadapi masala-masalah
penyuluhan tidak tergantung kepada program dari pemerintah semata-mata tetapi
merupakan kemandirian petani itu sendiri. Dengan adanya suatu program yang
direncanakan oleh petani dan terjaminnya dukungan operasional dari aparaturaparatur penyuluhan pertanian, penyediaan sarana produksi, pemasaran,
pengolahan hasil, permodalan maka dengan demikian produktivitas usaha tani
terus menerus meningkat dan permintaan pasar terpenuhi dengan kata lain mampu
memanfaatkan

setiap

peluang

ekonomi

yang

melintas

dihadapannya

(Suryadi. A, 1995).
Ada tiga model penyuluhan pertanian yang dapat digunakan untuk lesson
learned yang pernah dilaksanakan di indonesia yaitu sebagai berikut:
1. Sistem kerja LAKUSUSI (Latihan Kunjungan dan Supervisi)
2. Sekolah Lapangan, dan
3. FMA (Farmers Manage Activities)
Ada berbagai masalah penyuluhan pertanian yang kita jumpai sampai saat ini
yaitu adalah:
1. Kelembagaan
2. Ketenagaan
3. Kompetisi Penyuluhan
4. Kesadaran penyuluh terhadap perubahan budaya petani
5. Kebiasaan (habit) penyuluh
6. Penyusunan program
7. Sarana

Universitas Sumatera Utara

8. Sikap petani
9. Kepemimpinan petani
10. Kelembagaan petani
11. Pembiayaan
12. Intensitas kegiatan
13. Perubahan keterkaitan penelitian dan penyuluhan
14. Inovasi
15. Kerjasama SDM
(Soedijanto, 2004).

Program penyuluhan yang baik sebaiknya dilakukan berdasarkan
kebutuhan masyarakat yang ada di daerah tersebut (sistem bottom up). Pemerintah
harus mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat lalu kemudian
menentukan program apa yang cocok dilakukan di daerah tersebut. Untuk
mengetahui keberhasilan program penyuluhan, maka diperlukan penelitian secara
ilmiah.
Ada beberapa kegunaan evaluasi dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu
sebagai berikut:
1. Kegunaan bagi kegiatan penyuluhan itu sendiri, yakni:
a) Untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan yang telah dicapai.
b) Untuk mencari bukti apakah sekuruh kegiatan telah dilaksanakan seperti
yang direncanakan.
c) Untuk mengetahui segala masalah yang muncul/dijumpai yang berkaitan
dengan tujuan yang diinginkan.

Universitas Sumatera Utara

d) Untuk mengukur efektifitas dan efesiensi sistem kerja dan metoda-metoda
penyuluhan yang telah dilaksanakan.
e) Untuk menarik simpati aparat dan warga masyarakat bahwa program
tersebut memang mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sehingga
diharapkan mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan
berikutnya.
2. Kegunaan bagi aparat penyuluhan, yakni meliputi:
a) Penyuluh merasa diperhatikan dan tidak dilupakan, sehingga memberikan
kepuasan psikologis yang akan mendorong aktivitas penyuluhannya di
masa mendatang.
b) Melalui evaluasi, seringkali juga digunakan untuk melakukan penilaian
terhadap aktivitas atau mutu kegiatan penyuluhan itu sendiri, sehingga
berpengaruh dalam menentukan masa depan bagi pengenbangan karier
penyuluh yang bersangkutan.
c) Dengan adanya evaluasi maka penyuluh akan selalu mawas diri dan
berusaha agar kegiatannya berjalan dengan baik sehingga membiasak diri
untuk selalu rajin, tekun dan bertanggung jawab.
3. Kegunaan bagi pelaksana evaluasi, yakni meliputi:
a) Kebiasaan untuk mengemukakan pendapat berdasarkan data atau fakta dan
bukan didasarkan kepada asumsi atau praduga semata.
b) Kebiasaan bekerja sistematis, sesuai dengan prosedur dan pedoman yang
telah ditetapkan.
c) Memperolah peningkatan pengetahuan dan keterampilan.
(Mardikanto.T, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan
cara mencapai tujuan yang disusun dalam bentuk dan sistematika yang teratur.
Program

dapat

dihasilkan

melalui

proses

perencanaan

program

yang

diorganisasikan secara sadar dan terus menerus, untuk memilih kriteria yang
terbaik dalam mencapai tujuan. Rencana kerja adalah pernyataan tertulis yang
memuat secara lengkap tentang apa, mengapa, bagiamana, siapa, bilamana,
dimana, dan berapa biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan penyuluhan.
(Mardikanto dan Sutarni, 1990).

Efektifitas suatu program penyuluhan pertanian harus memenuhi beberapa
persyaratan, persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Peyuluhan pertanian haruslah diberikan di tempat petani berada.
b) Materi penyuluhan bersifat khusus sesuai dengan perhatian dan kebutuhan
petani, contohnya adalah bagaimana menaikkan produksi, bagaimana
memperbesar

selisih

antara

biaya

dan

penerimaan,

bagaimana

meningkatkan taraf hidup keluarganya dan sebagainya.
c) Mempertimbangkan kenyataan bahwa petani adalah orang dewasa,
sehingga penyuluhan pertanian harus menggunakan metode yang khusus
untuk orang dewasa.
d) Setiap teknologi baru yang disampaikan haruslah memungkinkan secara
teknis untuk dilakukan didalam usaha taninya dan secara ekonomi layak
untuk diterapkan serta secara sosial dapat diterima oleh masyarakat
setempat (Sinar Tani, 2001).

Universitas Sumatera Utara

Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Pertanian adalah upaya penilaian atas
sesuatu kegiatan oleh evaluator melalui pengumpulan dan penganalisaan
informasi secara sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan dan dampak
kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas dan efisiensi pencapaian hasil
kegiatan untuk pengembangan selanjutnya.
Tujuan evaluasi pertanian adalah untuk menentukan arah penyempuranaan
kegiatan penyuluhan, memberikan gambaran kemajuan pencapaian tujuan,
perbaikan program dan rencana kerja, mengukur efektifitas metode penyuluhan
yang digunakan. Bagian-bagian program dan rencana kerja yang dapat dievaluasi
yaitu :
a) Penetapan Program yang meliputi pengumpulan data situasi, perumusan
kebutuhan, perumusan masalah, perumusan tujuan, penetapan prioritas alternatif
pencapaian tujuan dan partisipasi petani/kontak tani.
b) Pelaksanaan Program yaitu meliputi metode dan proses belajar-mengajar,
proses pembinaan sasaran, informasi dan rekomendasi yang diberikan penyuluh,
proses dan kualitas pelaporan serta respon dan partisipasi sasaran penyuluhan.
c) Hasil Program yang meliputi kualitas perubahan perilaku yang diharapkan,
yakni: pengetahuan, keterampilan, sikap, penerapan inovasi, dan peningkatan
kesejahteraan petani.
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data evaluasi adalah
wawancara langsung menggunakan kuesioner terstruktur untuk data kuantitatif
dan atau menggunakan kuesioner terbuka untuk data kualitatif, angket (diisi oleh
petani sendiri), observasi (pengamatan langsung) untuk mengukur pembentukan
kebiasaan atau keterampilan (Ban dan Hawkins, 1999).

Universitas Sumatera Utara

Evaluasi dan penelitian merupakan tindakan yang dilakukan untuk
menentukan apakah program telah mencapai sasarannya, dan apakah sasaran
tersebut dapat dicapai lebih efektif dengan menggunakan cara lain. Hal ini
memungkinkan semua yang terlibat dalam program penyuluhan dapat berjalan
lebih efektif dari pengalaman dengan melakukan pengamatan yang sistematis
serta analisis terhadap pengalamannya (Ban dan Hawkins, 1999).

Sesungguhnya yang menjadi titik berat dalam kegiatan evaluasi adalah
mengetahui apakah jenis kegiatan penyuluhan telah memberi perubahan baru yang
positif pada pengelolaan usaha tani atau tidak perubahan yang positif dalam
pengelolaan usaha tani meliputi perubahan yang mengarah ke arah perbaikan cara
bercocok tanam, cara pemungutan hasil, termasuk perubahan sarana pertanian
yang telah atau sedang dipakai oleh petani (Kartasapoetra, 1994).

Menurt Stephen Isaac dan William B. Michael seperti yang dikutip oleh
Lababa (2008), model-model evaluasi dapat dikelompokkan menjadi enam,
yaitu :
1. Goal Oriented Evaluation
Dalam model ini, seorang evaluator secara terus-menerus melakukan
pantauan terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian yang terus-menerus ini
menilai kemajuan-kemajuan yang dicapai peserta program serta efektifitas
temuan-temuan yang dicapai oleh sebuah program. Salah satu model yang bisa
mewakili model ini adalah discrepancy model yang dikembangkan oleh Provus.
Model ini melihat lebih jauh tentang ada kesenjangan ( Discrepancy) yang ada
dalam setiap komponen yakni apa yang seharusnya dan apa yang secara riil telah
dicapai.

Universitas Sumatera Utara

2. Decision Oriented Evaluationram.
Dalam model ini, evaluasi harus dapat memberikan landasan berupa
informasi-informasi yang akurat dan obyektif bagi pengambil kebijakan untuk
memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan program. Evaluasi CIPP yang
dikembangkan oleh stufflebeam merupakan salah satu contoh model evaluasi ini.
Model CIPP merupakan salah satu model yang paling sering dipakai oleh
evaluator. Model ini terdiri dari 4 komponen evaluasi sesuai dengan nama model
itu sendiri yang merupakan singkatan dari Context, Input, Process dan Product.
3. Transactional Evaluation
Dalam model ini, evaluasi berusaha melukiskan proses sebuah program
dan pandangan tentang nilai dari orang-orang yang terlibat dalam program
tersebut.
4. Evaluation Research
Sebagaimana disebutkan diatas, penelitian evaluasi memfokuskan
kegiatannya pada penjelasan dampak-dampak pendidikan serta mencari solusisolusi terkait engan strategi instruksional.
5. Goal Free Evaluation
Model yang dikembangkan oleh Micheal Scriven ini yakni Goal Free
Evaluation Model justru tidak memperhatikan apa yang menjadi tujuan program
sebagaimana model Goal Oriented Evaluation. Yang harus diperhatikan justru
adalah bagaimana proses pelaksanaan program, dengan jalan mengidentifikasi
kejadian-kejadian yang terjadi salama pelaksanaannya, baik hal-hal yang positif
maupun hal-hal yang negatif.
6. Adversary Evaluation
Model ini didasarkan pada prosedur yang digunakan oleh lembaga hukum.
Dalam prakteknya, model adversary terdiri atas empat tahapan yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Mengungkapkan rentangan isu yang luas dengan cara melakukan survey
berbagai kelompok yang terlibat dalam satu program untuk menentukan
kepercayaan itu sebagai isu yang relevan.
2. Mengurangi jumlah isu yang dapat diukur.
3. Membentuk dua tim evaluasi yang berlawanan dan memberikan kepada
mereka kesempatan untuk berargumen.
4. Melakukan sebuah dengar pendapat yang formal. Tim evaluasi ini
kemudian

mengemukakan

argumen-argumen

dan

bukti

sebelum

mengambil keputusan.
Salah satu contoh Model Evaluasi Decision Oriented Evaluation adalah
Model CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan oleh
Stufflebeam. Model ini melihat kepada empat dimensi yaitu Dimensi Konteks,
dimensi Input, dimensi Proses, dan dimensi Produk. Keuniakan model ini adalah
pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil keputusan (decission)
yang menyangkut perencanaan dan operasional sebuah program. Keunggulan
model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komprehensif pada setiap
tahapan evaluasi yaitu tahap konteks, masukan, proses dan produk.
Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan
lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang
analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Stufflebeam menyatakan
evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan
menilai kebutuhan. Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan
(discrepancy view) kondisi nyata (reality) dengan kondisi yang diharapkan

Universitas Sumatera Utara

(ideality). Dengan kata lain evaluasi konteks berhubungan dengan analisis
masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang akan atau sedang
berjalan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi pengambil keputusan
dalam perencanaan suatu program yang akan on going. Selain itu, konteks juga
bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program. Analisis ini akan membantu
dalam merencanakan keputusan, menetapkan kebutuhan dan merumuskan tujuan
program secara

lebih

terarah dan demokratis.

Evaluasi konteks

juga

mendiagnostik suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga tidak
menimbulkan kerugian jangka panjang.
Evaluasi input meliputi analisis personal

yang berhubungan dengan

bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif strategi
yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program. Mengidentifikasi
dan menilai kapabilitas sistem, alternatif strategi program, desain prosedur untuk
strategi implementasi, pembiayaan dan penjadwalan. Evaluasi masukan
bermanfaat

untuk

membimbing

pemilihan

strategi

program

dalam

menspesifikasikan rancangan prosedural. Informasi dan data yang terkumpul
dapat digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang
ada. Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana rencana penggunaan sumbersumber yang ada sebagai upaya memperoleh rencana program yang efektif dan
efisien.
Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan
dalam praktek implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalah
prosedur baik tata laksana kejadian dan aktivitas. Setiap aktivitas dimonitor
perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan aktivitas

Universitas Sumatera Utara

harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk
menentukan tidak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna
untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan
keluaran yang ditemukan. Tujuan utama evaluasi proses seperti yang
dikemukakan oleh Worthen dan Sanders, yaitu :
1.

Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan termasuk hal-hal yang baik
untuk dipertahankan.

2.

Memperoleh informasi mengenai keputusan yang ditetapkan.

3.

Memelihara catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal penting saat
implementasi dilaksanakan.
Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan judgement outcomes

dalam hubungannya dengan konteks, input, proses kemudian diinterpretasikan
harga dan jasa yang diberikan. Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur
keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil
dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi. Aktivitas evaluasi
produk adalah mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai. Pengukuran
dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan teliti. Keakuratan analisis
akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan pengajuan saran sesuai standar
kelayakan. Secara garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi kegiatan
penetapan tujuan operasional program, kriteria-kriteria pengukuran yang telah
dicapai, membandingkannya antara kenyataan lapangan dengan rumusan tujuan,
dan menyusun penafsiran secara rasional.

Universitas Sumatera Utara

Analisis produk ini diperlukan pembanding antara tujuan, yang ditetapkan
dalam rancangan dengan hasil program yang dicapai. Hasil yang dinilai berupa
skor tes, presentase, data observasi, diagram data, sosiometri dll, yang dapat
ditelesuri kaitannya dengan tujuan-tujuan yang lebih rinci. Selanjutnya dilakukan
analisis kualitatif tentang mengapa hasilnya seperti itu.
Keputusan-keputusan yang diambil dari penilaian-penilaian implementasi
pada setiap tahapan evaluasi program diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu
rendah, moderat dan tinggi. Model CIPP merupakan model yang berorientasi
kepada pemegang keputusan. Model ini membagi evaluasi dalam empat macam,
yaitu :
1. Evaluasi konteks melayani keputusan perencanaan, yaitu membantu
merencanakan pilihan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan
dicapai dan merumuskan tujuan program.
2. Evaluasi masukan (input) untuk keputusan strukturiasi yaitu menolong
mengatur keputusan menentukan sumber-sumber yang tersedia, alternatifalternatif yang diambil, rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan,
serta prosedur kerja untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
3. Evaluasi proses melayani keputusan implementasi, yaitu membantu
keputusan sampai sejauh mana program telah dilaksanakan.
4. Evaluasi produk untuk melayani daur ulang keputusan.
(Isaac and Michael, 1981).

Universitas Sumatera Utara

Kerangka Pemikiran
Tujuan dari penyuluhan pertanian adalah melakukan perubahan pada
petani dan keluarganya yaitu perubahan sikap serta prilaku yang berhubungan
dengan masalah-masalah sosial ekonomi diantaranya berusaha tani yang lebih
baik (better farming), usaha tani yang lebih menguntungkan (better business),
kehidupan keluarga yang lebih layak (better living), masyarakat tani yang lebih
sejahtera (better community) dan lingkungan yang lebih mendukung (better
environment).

Program

penyuluhan

pertanian

dibuat

dan

disusun

berdasarkan

kepentingan petani, karena petani memiliki gambaran mengenai program yang
mereka

inginkan

disesuaikan

dengan

kondisi

sosial

ekonomi

mereka

(sistem bottom up). Program penyuluhan pertanian juga dibuat dengan melihat
potensi desa ada.

Petani tergabung

dalam

kelompok

tani

yang

merupakan

suatu

kelembagaan yang dibentuk berdasarkan kepentingan dan kesepakatan bersama
guna mencapai tujuan bersama. Setiap desa terdiri dari satu kelompok tani dan
seluruhnya tergabung dalam satu GAPOKTAN atau gabungan kelompok tani
yang ada di setiap WKPP.

Penyuluh dalam menjalankan tugasnya haruslah memiliki acuan yang
menjadi pedoman dalam menjalankan tugasnya di lapangan. Acuan yang menjadi
pedoman ini disusun secara sistematis dan memiliki tujuan, baik itu tujuan jangka
pendek maupun tujuan jangka panjang yang akan dicapai setiap pelaksanaan

Universitas Sumatera Utara

tugasnya. Acuan sistematis yang dijadikan pedoman inilah yang selanjutnya
disebut dengan program penyuluhan pertanian.

Dalam pelaksanaan program penyuluhan pertanian terdapat berbagai
masalah yang dihadapi oleh petani maupun PPL sendiri sehingga diperlukan
upaya-upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani
maupun PPL tersebut.

Untuk melihat apakah sebuah program yang telah disusun tersebut masih
efektif dilakukan dan sesuai dengan kondisi daerah, maka diperlukan kegiatan
evaluasi terhadap suatu program tersebut. Evaluasi ini sangat diperlukan untuk
menilai apakah program tersebut perlu penambahan, sehingga program yang
disusun selanjutnya benar-benar efektif dan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan dengan baik. Evaluasi juga diperlukan untuk menentukan apakah
program penyuluhan pertanian berhasil atau tidak berhasil dalam pelaksanaannya.

Universitas Sumatera Utara

Secara Skematis Kerangka Pemikiran dapat dilihat pada skema di bawah ini
Anggota
Kelompok
Tani/Petani

Gapoktan

Dinas Pertanian

Penyuluh Pertanian Lapangan
(PPL)

Program Penyuluhan Pertanian

Pelaksanaan Program
Penyuluhan

Masalah

Upaya

Evaluasi

Berhasil

Tidak Berhasil

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan :
: Adanya hubungan

Universitas Sumatera Utara

Hipotesis Penelitian
1. Pelaksanaan program penyuluhan didaerah penelitian berhasil.

Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive), yaitu
daerah dipilih dengan cermat sehingga sesuai dengan tujuan penelitian. Daerah
yang dipilih adalah Kecamatan Pancur Batu yang terletak di Kabupaten Deli
Serdang dengan alasan karena di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang ini merupakan salah satu kecamatan yang memiliki jumlah WKPP
(Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) terbanyak dengan luas daerah 12.253Ha
yang terdiri dari 25 desa dan 108 dusun.

Metode Penarikan Sampel
Dalam penelitian ini, Kecamatan Pancur Batu terdiri dari 9 Wila