asuransi  masih  dibutuhkan  penekanan  atas  itikad  baik  sebagaimana  diminta oleh Pasal 251 KUH Dagang.
4. Subrogasi Perwalian
Prinsip  subrogration  perwalian  ini  berkaitan  dengan  suatu  keadaan dimana  kerugian  yang  dialami  tertanggung  merupakan  akibat  dari  kesalahan
pihak  ketiga  orang  lain.  Prinsip  ini  memberikan  hak  perwalian  kepada penanggung  oleh  tertanggung  jika  melibatkan  pihak  ketiga.  Asas  ini  diatur
dalam Pasal 284 KUH Dagang adalah suatu asas yang menrupakan konsekuensi logis dari asas idemnitas keseimbangan.
Dengan  kata  lain,  apabila  tertanggung  mengalami  kerugian  akibat kelalaian  atau  kesalahan  pihak  ketiga,  maka  XYZ,  setelah  memberikan  ganti
rugi  kepada  tertanggung,  akan  mengganti  kedudukan  tertanggung  dalam mengajukan  tuntutan  kepada  pihak  ketiga  tersebut.  Adapun  mekanisme
Aplikasi subrogasi adalah : 1
Tertanggung  harus  memilih  salah  satu  sumber  pengantian  kerugian,  dari pihak ketiga atau dari asuransi;
2 Kalau tertanggung sudah menerima penggantian kerugian dari pihak ketiga,
ia  tidak  akan  mendapatkan  ganti  rugi  dari  asuransi,  kecuali  jumlah penggantian dari pihak ketiga tersebut tidak sepenuhnya;
3 Kalau  tertanggung  sudah  mendapatkan  penggantian  dari  asuransi  ia  tidak
boleh  menuntut  pihak  ketiga.  Karena  hak  menuntut  tersebut  sudah dilimpahkan ke perusahaan asuransi.
Universitas Sumatera Utara
Selain keempat asas tersebut juga dapat ditambahkan dua asas lainnya yaitu,
5.   Asas Kontribusi
Asas  lain  yang  juga  terdapat  dalam  perjanjian  asuransi  adalah  asas kontribusi.  Asas  ini  terdapat  dalam  Pasal  278  KUHD,  asas  ini  menyatakan
bahwa apabila terdapat beberapa penanggung dalam satu polis dengan melebihi harga, maka masing-masing penanggung memberikan imbangan menurut harga
yang sebenarnya.
70
6.
Asas Proximate Cause
Proximate  cause  adalah  peristiwa  yang  langsung  menyebabkan  kerugian pada  diri  tertanggung  yang  dapat  diberi  ganti  kerugian  oleh  penanggung.
Menurut  asas  ini,  yang  dapat  ditanggung  oleh  penanggung  adalah  peristiwa yang  utama  yang  ditanggung  dalam  polis  yang  menyebabkan  rusak  atau
musnahnya  suatu  objek  pertanggungan  yang  mendapat  ganti  rugi  dari  pihak penanggung.
71
Suatu  prinsip  yang  digunakan  untuk  mencari  penyebab  kerugian  yang aktif  dan  efisien  adalah:  Unbroken  Chain  of  Events  yaitu  suatu  rangkaian
mata  rantai  peristiwa  yang  tidak  terputus.  Sebagai  contoh,  kasus  klaim kecelakaan  diri  berikut  ini:  “Seseorang  mengendarai  kendaraan  diajalan  tol
dengan  kecepatan  tinggi  sehingga  mobil  tidak  terkendali  dan  terbalik.  Korban
70
Lihat Pasal  278 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
71
Dwi  Endah  Ernawati,  Penerapan  Asas-Asas  Hukum  Asuransi  Dalam  Perjanjian  Asuransi Kendaraan  Bermotor  Di  PT.  Asuransi  Raksa  Pratikara  Di  Wilayah  Surakarta
,  Tesis  Pascasarjana Undip, Semaran, 2009, hal 15.
Universitas Sumatera Utara
luka parah dan dibawa kerumah sakit. Tidak lama kemudian korban meninggal dunia.
Dari  peristiwa  tersebut  diketahui  bahwa  kausa  proksimalnya  adalah korban  mengendarai  kendaraan  dengan  kecepatan  tinggi  sehingga  mobil  tidak
terkendali dan terbalik.  Melalui kausa proksimal inilah, akan diketahui  apakah penyebab  terjadinya  musibah  atau  kecelakaan  tersebut  dijamin  dalam  kondisi
polis asuransi ataukah tidak.
72
C.
Penggunaan  Telemarketing  Pengikatan  Asuransi  Jiwa  pada  BNI  Life  dan kaitannya dengan Asas Itikad Baik
Asuransi Jiwa BNI Life adalah perusahaan asuransi kerjasama Bank Negara Indonesia  Persero,  Tbk    dan  PT.  Asuransi  Jiwasraya.  Dengan  demikian,
nama    PT.  Asuransi  Jiwa  BNI  Jiwasraya  –  BNI  Life  Insurance,  merupakan perpaduan  antara  dua  nama  besar  dan  profesional  dari    Bank  Negara  Indonesia
Persero,  Tbk    dan  PT.  Asuransi  Jiwasraya.  Asuransi  Jiwa  BNI  Life  ini  berdiri tanggal  28  November  1996  yang  merupakan  anak  perusahaan  dari  perusahan
perbankan  PT. Bank Negara Indonesia  Persero Tbk yang berkedudukan sebagai Divisi Unit Penyelia Perusahaan Anak.
73
Dalam  dunia  bisnis  termasuk  bisnis  asuransi  pemasaran  adalah  salah  satu aspek  penting  dalam  kesuksesan  suatu  perusahaan.  Kelemahan  utama  yang
72
Ibid .. hal 15
73
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
biasanya terjadi pada perusahaan  Indonesia adalah dalam bidang pemasaran  yang merupakan  aspek  penting  di  dunia  bisnis.  Pengusaha  kita  dapat  menghasilkan
produk yang cukup bagus dengan biaya yang rendah, karena Indonesia kaya akan bahan  baku  dan  tenaga  kerja  yang  murah.  Akan  tetapi,  setelah  produk  itu  jadi,
pada umumnya mereka kesulitan untuk memasarkannya. Penerapan  strategi  pemasaran  yang  tepat  harus  dilakukan  oleh  perusahaan
agar  mendapat  hasil  yang  optimal.  Dalam  marketing  mix  terdapat  4  bauran  yang dapat menjadi salah satu pedoman dalam melaksanakan pemasaran 4P. keempat
bauran  4P  tersebut  adalah  :  product,  price,  promotion,  place.  Masing-masing bauran  mempunyai  tujuan  tersendiri  dalam  pemasran.  Untuk  mencapai  tujuan
perusahaan  yaitu  mencapai  laba  yang  optimal  dan  untuk  bertahan  perusahaan menggunakan  kegiatan  pemasarannya  sebagai  ujung  tombak  keberhasilan
perusahaan.  Oleh  karena  itu  perusahaan  harus  dapat  mengorganisasi  tiap-tiap bauran pemasaran tersebut agar teratur dengan baik sehingga nantinya perusahaan
mendapatkan hasil yang optimal. Kegiatan  pemasaran  sangat  menentukan  sampai  atau  tidaknya  produk  yang
dihasilkan  perusahaan  kepada  konsumen  sehingga  kegiatan  pemasaran  sangat penting  dan  para  pelaku  bisnis  harus  bisa  menetapkan  bauran  pemasaran  yang
tepat  yang  dapat  digunakan  untuk  memenuhi  keinginan  konsumen.  Pada  zaman dahulu  ketika  perekonomian  masuh  bersifat  kerajinan  rumah  tangga,  seseorang
dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang produk yang dihasilkan oleh tetangganya.  Akan  tetapi,  sekarang  zaman  sudah  berubah,  begitu  banyaknya
Universitas Sumatera Utara
produk  yang dihasilkan oleh pelaku bisnis untuk memenuhi kebutuhan konsumen membuat  konsumen  sulit  untuk  mencerna  banyaknya  informasi  tentang  produk
yang  dihasilkan  oleh  pelaku  bisnis  sehingga  pelaku  bisnis  harus  bisa menginformasikan produk mereka kepada konsumen dengan baik.
74
Kepuasan  pelanggan  selalu  diutamakan  untuk  memberikan  rasa  aman  dan terlindungi,  secara  terus-menerus  dan  sungguh-sungguh  berupaya  meningkatkan
kualitas  pelayanan  kepada  pelanggan  atau  tertanggung  BNI  Life.  Dari  tahun  ke tahun perusahaan asuransi BNI Life ini melakukan kegiatan pemasaran 4P dalam
menginformasikan  produknya  kepada  konsumen  yang  bertujuan  agar  konsumen mengetahui  dengan  jelas  produk  yang  ditawarkan  dan  mampu  bersaing  dengan
perusahaan  asuransi  lainnya.  Untuk  memperoleh  hasil  yang  optimal  BNI  Life melakukan  beberapa  tindakan  yang  berbeda  dalam  penawaran  produknya  dengan
perusahaan asuransi lainnya dan melakukan penetapan harga yang bebeda dengan perusahaan  asuransi  lainnya,  karena  dalam  menyampaikan  informasi  produk  atau
harga  kepada  konsumen  BNI  Life  menjelaskan  semua  tanpa  ada  yang  ditutup- tutupi.  Komitmen  yang  tinggi  untuk  membangun  SDM  berkualitas,  inovasi  dan
diferensiasi produk, pelayanan yang optimal dengan dukungan teknologi informasi yang  andal,  diharapkan  dapat  meningkatkan  kepercayaan  dan  loyalitas  stake
holder terhadap perusahaan.
74
Hasil Wawancara dengan Peri Akri, General Manager  BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.Tanggal 28 Januari 2011.
Universitas Sumatera Utara
Kepercayaan  dan  loyalitas  stakeholder  terhadap  perusahaan  akan menghasilkan  manfaat  yang  saling  menguntungkan,  bukan  hanya  dinikmati  oleh
share  holder ,  tetapi  juga  oleh  pemegang  polis,  karyawan  dan  semua  pihak  yang
berkepentingan  terhadap  perusahaan.  Hal  ini  juga  dilakukan  oleh  perusahaan asuransi jiwa BNI Life dalam memasarkan produk asuransinya yaitu asuransi jiwa.
Sebagaimana  layaknya  sebuah  produk  dipasarkan  melalui  berbagai  jalur pemasaran  demikian  pula  halnya  dengan  asuransi.  Asuransi  adalah  suatu  produk
yang  berbentuk  jasa  saat  ini  tidak  hanya  ditawarkan  melalui  direct  selling  lewat agen asuransi tapi juga mulai ditawarkan melalui kerjasama bank bancassurance
sebagai jalur distribusinya.
75
Dari  uraian  di  atas  diketahui  bahwa  system  pemasaran  yang  menggunakan metode 4P tersebut merupakan metode pamasaran konvensional yang sampai saat
ini  masih  digunakan  oleh  perusahaan  asuransi.  BNI  Life  saat  ini  dalam memasarkan produk asuransi tertentu juga telah menggunakan 2 cara yaitu :
1. Sales Representatif, yang siap sedia di tempat. Biasanya mereka menempatkan
sales representatif ini di dalam bank di mana bisa berinteraksi langsung dengan calon nasabah secara konvensional.
2. Telemarketing.  Marketing  menarwarkan  produk  lewat  telephone  dengan  data
calon nasabah dari bank tersebut atau dari si marketingnya sendiri.
76
75
Hasil Wawancara dengan Staf Wiraniaga BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
76
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
Untuk meningkatkan layanan kepada nasabah dengan penyediaan keragaman produk,  BNI  luncurkan  Telemarketing  Bancassurance,  yaitu  channeling
pemasaran Bancassurance dalam memasarkan portofolio asuransi kepada nasabah BNI.  Layanan  ini  merupakan  komitmen  BNI  untuk  mempermudah  nasabah
mendapatkan  perlindungan  asuransi  dengan  mudah,  harga  premi  terjangkau  dan dapat memanfaatkan layanan BNI dalam berasuransi, seperti pembayaran melalui
electronic banking . Untuk layanan telemarketing bancassurance ini, BNI menjalin
kerjasama dengan 3 perusahaan asuransi, yaitu PT Asuransi CIGNA, PT Sun Life Financial Indonesia, dan PT AIG LIFE.
77
Melalui  pemasaran  produk  asuransi  jiwa  melalui  telemarketing  ini  akan mendapat  hasil  yang  baik  mengingat  BNI  memiliki  customer  based  sebanyak
9  juta  nasabah.  Ditambah  dengan  proses  aplikasi  dan  persyaratannya  yang cukup  ringan.  Selain  itu,  BNI  Life,  selama  ini  juga  telah  memiliki  produk-
produk bancassurance,  yang  merupakan  bagian  dari  layanan wealth  management BNI.
Telemarketing yang  dimaksud  di  atas  adalah  metode  pemasaran  yang
langsung  dilakukan  oleh  tele  marker  dengan  calon  nasabah  tertanggung, telemarketing
menggunakan  telepon  dengan  tidak  bertemu  muka  dengan  agen
77
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
asuransi  dengan  calon  tertangung  merupakan  hal  yang  di  luar  kebiasaan permasalahan asuransi jiwa  pada umumnya.
Dalam  perjanjian  asuransi  pada  umumnya  merupakan  perjanjian  yang mengikat  tertanggung  dan  penanggung  yang  dinyatakan  dalam  polis.  Ketentuan
yang  terdapat  di  dalam  polis  merupakan  ketentuan  dalam  perjanjian  asuransi termasuk  dalam  perjanjian  asuransi  BNI  Life.  Namun  demikian  ada  perusahaan
asuransi  yang  melakukan  perubahan  atas  syarat-syarat  umum  polis  yang disesuaikan dengan kepentingan perusahaan masing-masing.
Pada  Asuransi  Jiwa  BNI  Life  merupakan  pihak  yang  mengikatkan  dirinya dalam  perjanjian  asuransi,  baru  dinyatakan  sah  perjanjian  tersebut  apabila  pihak
tertanggung  telah  mengajukan  permohonan  menjadi  peserta  dan  setuju  untuk melaksanakan pembayaran premi walaupun penanggung belum menerbitkan polis.
Polis  biasanya  baru  diserahkan  setelah  jangka  waktu  tiga  bulan  karena  harus terlebih dahulu mendapat pengesahan dari kantor pusat.
78
Apabila  kedua  belah  pihak  telah  sepakat  untuk  mengikatkan  diri  dalam perjanjian  asuransi,  pihak  tertanggung  berkewajiban  membayar    premi  kepada
pihak  penanggung.    Hal  ini  secara  tegas  dinyatakan  dalam  Polis,    di  mana
78
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
perjanjian    asuransi    mulai    berlaku  pada  tanggal  yang  dinyatakan  di  dalam  polis dan jika premi pertama sudah dibayar.
79
Dengan demikian, jelas bahwa keterikatan hubungan tertanggungpemegang polis  dengan  pihak  perusahaan  asuransi  jiwa  sebagai  penanggung  muncul  sejak
adanya  kata  sepakat  dari  kedua  pihak  dengan  polis  sebagai  bukti  autentiknya. Secara  umum  inilah  yang  disebut  sebagai  perjanjian  konsensual.  Keterikatan  itu
dibuktikan dengan diterbitkannya polis asuransi jiwa. Substansi polis tunduk pada ketentuan-ketentuan  tentang  pertanggungan  asuransi  yang  diatur  dalam  Kitab
Undang-undang  Hukum  Dagang  KUHD,  dalam  hal  ini  Pasal  302-308  KUHD, serta  ketentuan-ketentuan  instansi  pembina  peransuransian  instumen  hukum
administrasi negara, yaitu Menteri Keuangan RI. Namun  demikian,  dalam  pelaksanaannya  metode  telemarketing  yang
dipraktekkan  oleh  BNI  Life  ini  berdasarkan  keterangan  Finansial  Consultant BNI  Life,  kesepakatan  antara  nasabah  dengan  wiraniaga  atau  tele  marker  yang
bertugas  melakukan  pemasaran  produk  asuransi  dengan  jalan  telemarketing belum  merupakan  suatu  bentuk  perjanjian  yang  berlaku  sah.  Persetujuan  yang
diberikan  oleh  calon  tertanggung  hanya  merupakan  kesepakatan  awal  dan  tidak mengikat kedua pihak.
80
79
Lihat Polis Asuransi Jiwa BNI LIfe
80
Hasil Wawancara dengan   Peri Akri, General Manager  BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dikatakan tidak mengikat karena untuk terlaksananya suatu perjanjian asuransi  pada  Asuransi  BNI  Life  didahului  dengan  adanya  Surat  Permohonan
Asuransi  Jiwa  SPAJ.  SPAJ  adalah  surat  bukti  tentang  identitas  diri  dan  bukti pengungkapan  fakta-fakta  material  mengunakan  objek  pertangungan  tentang  diri
tertangung  dan  ahli  waris  yang  nantinya  akan  memperoleh  manfaat  asuransi. Sedangkan pengikatan melalui telemarketing tidak dibuat suatu permohonan tetapi
hanya data awal dari tertanggung. Selanjutnya setelah ada kesepakatan baru calon tertanggung  diundang  ke  kantor  atau  agen  asuransi  mengunjungi  calon
tertanggung.
81
Berdasarkan  keterangan  tersebut,  jelaslah  bahwa  pengikatan  asuransi  yang dilakukan  melalui  telemarketing  bukanlah  pengikatan    asuransi  pada  umumnya,
tetapi  hanya  merupakan  suatu  kesepakatan  prakontrak.    Kesepakatan  prakontrak tersbeut  merupakan  persetujuan  dari  calon  tertanggung  atau  calon  nasabah
asuransi untuk menjadi peserta asuransi  yang diselenggarakan oleh Asuransi BNI Life.
Setelah  adanya  kesepakatan  tersebut,  maka  pihak  perusahaan  asuransi  akan mengundang  calon  tertanggung  atau  mengunjungi  calon  tertanggung  untuk
selanjutnya  dibuat  kesepakatan  untuk  melanjutkan  dengan  pengajuan  Surat Permohonan  Asuransi  Jiwa  SPAJ  oleh  tertanggung  dan  penandatanganan
perjanjian serta penerbitan polis asuransi atas nama tertanggung.
81
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
Walaupun  pengikatan  asuransi  jiwa  melalui  telemarketing  ini  bukan merupakan perjanjian asuransi pada umumnya, namun keberadaannya merupakan
jalan  bagi  terciptanya  atau  terjadinya  suatu  kesepakatan  awal  antara  tertanggung dengan penanggung atau perusahaan asuransi.
Adapun  keunggulan  dan  kelemahan  dari  telemarketing  ini  merupakan  hal yang sudah biasa di dalam suatu bisnis telemarketing itu sendiri dan suatu hal yang
wajar  dan  setiap  penjualan  pasti  ada  titik  kelemahanya  dan  keungulannya berbicara  tentang  keungulannya telemarketing  itu  sendiri  ataupun  penjualan  jarak
jarak jauh tidak perlu diutarakan, karena pasti ada dan banyak sebab berdasarkan pertimbangan itulah adanya keungulan-keungulan penjualan model ini dipraktekan
ataupun  dilakukan  dan  yang  perlu  diungkap  adalah  kelemahan-kelemahan penjualan dari telemarketing ini antara lain :
82
a.  Ketiadaan  Surat  Permohonan  Asuransi  Jiwa  SPAJ.  SPAJ  adalah  surat  bukti tentang identitas diri dan bukti pengungkapan fakta-fakta material mengunakan
objek pertangungan tentang diri tertangung tersebut,jika SPAJ tidak ada  maka bukti  tertulis  mengenai  pengukapan  materialpun  tidak  ada  dan  akibatnya  jika
Klaim  ditolak    berdasarkan  peryataan  lisan  melaui  telepon  dan  tertangung tidak  mengakuinya  maka  timbulah  sengketa    yang  berakibat  pada  rasa  dan
ketidak puasaan dan kecewaan tertangung.
82
Hasil Wawancara dengan   Peri Akri, General Manager  BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
b.  Tertangung  tidak  dapat  memahami  luas  jaminaan  dan  pengajuan  syarat-syrat polis  secara  utuh  karena  waktu  berbicara  melalui  telepon  relatif  singkat    dan
tanya  jawab  antara  telemarketing  dengan  calon  tertangung  tidak  bisa sepenuhnya  di  lakukan,sedangkan  tanya  jawab  bertatap  muka  saja  masih
mempunyai banyak kelemahan-kelemahan  apa  lagi interaksi  antara dua  orang yang  tidak  saling  berpandangan  jarak  jauh    dan  kadang  kala  nasabah  sering
bertanya  identitas  mereka  di  dapat  dari  mana,  sehinga  ini  merupakan  hal  yang sangat di rahasiakan sebenatnya tentang identitas mereka.
c.  Akibat  waktu  komunikasi  terbatas,  sehinga  melalui  telemarketing  tidak mengetahui  latar  belakang  nasabah  itu,  aktiftasnya,  prestasinya  dan  tidak
mengetahui  kegiatan  sehari-hari  nasbah  tersebut  sibuk  apakah  tidak sehinga  sulit  untuk  menebak  banyaknya  pulsa  dan  waktu  untuk  menghubungi
konsumen  sehinga  jarang  terjadi  pembelian  secara  langsung  dan  sulitnya menterjemahkan produk-produk asuransi lewat telepon sehinga keputusan yang
diambil para nasabah sering tergesa-gesa  tanpa tatap muka oleh agen asuransi tersebut.
Hasil  analisis  penulis  terhadap  pelaksanaan  atau  penggunaan  telemarketing dalam  pengikatan  asuransi  jiwa  ini  menyebabkan  timbul  permasalahan  antara
penanggung dan tertanggung. Adapun permasalahan yang terjadi akibat pemasaran telemarketing
ini  ditinjau  dari  syarat-syarat  dan  perikatannya  yang  belum
Universitas Sumatera Utara
terpenuhi.  Dengan  kata  lain,  terhadap  pengikatan  asuransi    melalui  telemarketing ini belum ada tanda bukti secara hukum atau belum adanya pembuktian layaknya
polis asuransi pada umumnya. Konflik yang memungkinkan terjadi antara lain “apabila ada anggapan  dari
calon  tertanggung  yang  namanya  telah  didaftarkan,  namun  belum  mendapatkan polis  tetapi  evenement  kondisi  yang  diasuransikan  terjadi    akan  berupaya  untuk
memperoleh ganti rugi klaim kepada perusahaan asuransi. Klaim ini tentunya akan ditolak  oleh  perusahaan  asuransi  karena  perjanjian  asuransi  yang  sebenarnya
belum  dilaksnakan.  Hal  ini  disebabkan  karena,  pemasaran  melalui  telemarketing ini  pada  dasarnya  hanya  merupakan  suatu  perjanjian  prakontrak  yang  dilakukan
melalui  sarana  telekomunikasi,  sedangkan  kepastian  terikatnya  perjanjian  antara nasabah  atau  tertanggung  dengan  perusahaan  asuransi  tetap  dilakukan  melalui
penandatanganan polis. Oleh karena itu, guna mengatasi adanya konflik  dalam pengikatan asuransi
melalui telemarketing, maka tertanggung atau masyarakat calon tertanggung harus cermat dalam menerima  tawaran via telemarketing dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
83
83
Hasil Wawancara dengan   Peri Akri, General Manager  BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
1. Jika terjadi klaim siapa yang harus dihubungi bank atau asuransi, bila anda bisa
mendapatkan  nama  orang  yang  akan  mengurus  klaim  akan  lebih  baik,  tapi biasanya ini agak sulit.
2. Adakah garansi pengembalian polis dan bila apa yang ditawarkan tidak sesuai
dengan  kontrak.  Waktu  yang  terbatas  di  telephone  membuat  calon  nasabah tidak mendapatkan informasi yang penuh.
3. Tidak mudah percaya jika dikatakan tidak memerlukan pernyataan kesehatan,
terlebih  jika  polis  yang  ditawarkan  adalah  asuransi  kesehatan  atau  penyakit kritis
4. Prosedur  penghentian  pembayaran  premi,  biasanya  premi  dibayarkan  dengan
konfirmasi kartu kredit. 5.
Jangan terburu-buru, mengambil waktu untuk mempertimbangkan produk yang ditawarkan. Jangan tergiur oleh tawaran hadiah
Universitas Sumatera Utara
BAB III KEABSAHAN PENGIKATAN ASURANSI MELALUI TELEMARKETING
ASURANSI JIWA BNI LIFE DITINJAU DARI SUDUT ASPEK HUKUM PERIKATAN
A. Polis Sebagai Alat Bukti Perjanjian Asuransi
Pada  dasarnya  setiap  perjanjian  pasti  membutuhkan  adanya  suatu  dokumen tertulis.  Setiap  dokumen  pada  umumnya  mempunyai  arti  yang  penting  karena
berfungsi  sebagai  alat  bukti.  Arti  penting  dari  suatu  dokumen  ini  juga  tidak
hanya  berlaku  bagi  para  pihak  yang  melaksanakan  perjanjian  tetapi  juga  bagi pihak  ketiga  yang  mempunyai  hubungan  langsung  atau  tidak  langsung  dengan
perjanjian  yang  bersangkutan,  tidak  terkecuali  dalam  perjanjian  asuransi. Perjanjian  asuransi  menurut  undang-undang  harus  dituangkan  dalam  sebuah  akta
yang disebut polis sebagai bukti adanya perjanjian asuransi, hal ini tersebut dalam Pasal 255 KUHD.
Sedangkan  mengenai  syarat-syarat  formal  polis  diatur  lebih  lanjut  pada pasal 265 KUHD, dalam pasal tersebut diatur mengenai syarat-syarat umum yang
harus  dipenuhi  agar  suatu  akta  dapat  disebut  sebagai  polis.
84
Selanjutnya  pada Pasal  257  KUHD  mengatur  mengenai  kapan  perjanjian  asuransi  mulai  dianggap
84
Djoko Prakoso, S.H, Hukum Asuransi Indonesia, PT.Rineka Cipta, Jakarta, 2004,  hal 28.
Universitas Sumatera Utara
ada  yaitu  saat  terjadinya  kata  sepakat,  bahkan  sebelum  polisnya  di  tandatangani. Bila diperhatikan dengan seksama maka ada pertentangan didalam ketentuan Pasal
255 dan Pasal 257 1 KUHD yaitu mengenai saat terjadi dan syarat sah perjanjian asuransi serta apakah polis merupakan suatu syarat sah dalam perjanjian asuransi.
Kedua  pertentangan  ini  sebenarnya  berkaitan  dengan  satu  hal  yaitu  mengenai apakah fungsi polis sebenarnya dalam perjanjian asuransi.
85
Polis  sebagai  suatu  akta  yang  formalitasnya  diatur  dalam  undang-undang, mempunyai  arti  yang  sangat  penting  dalam  perjanjian  asuransi,  baik  pada
tahap  awal,  selama  perjanjian  berlangsung  dan  dalam  masa  pelaksanaan perjanjian.  Namun  polis  bukan  merupakan  syarat  untuk  adanya  suatu  perjanjian
asuransi.  Jadi,  polis  tetap  memiliki  arti  yang  sangat  penting  di  dalam perjanjian  asuransi  meskipun  bukan  termasuk  kedalam  syarat  sah  perjanjian.  Hal
ini  karena  polis  merupakan  satu-satunya  alat  bukti  bagi  tertanggung  kepada penanggung.
Walaupun  mengenai  hal  ini  KUHD  mempunyai  sifat  yang  mendua,  pada satu  sisi  dengan  tegas  dan  jelas  mengatakan  bahwa  “suatu  pertanggungan  harus
dibuat secara tertulis di dalam sebuah akta yang disebut polis”. Namun pada pasal lainnya  mengatakan  bahwa  perjanjian  asuransi  sudah    dinyatakan  lahir  pada  saat
tercapai kata sepakat bahkan sebelum ditandatanganinya polis.
85
Ibid ., hal 29
Universitas Sumatera Utara
Dalam  praktek,  pernyataan  kehendak  untuk  menyetujui  diadakannya perjanjian  asuransi  dari  pihak  tertanggung  dapat  ditandai  dengan  pengisian
pernyataan  maksud  akan  menutup  perjanjian  asuransi  yang  biasanya  sudah terdapat  dalam  bentuk  formulir  yang  dibuat  penanggung.  Dan  masing-masing
pihak penanggung atau perusahaan asuransi mengeluarkan polisnya sendiri-sendiri yang  pada  umumnya  dibuat  sesuai  dengan  kondisi  dari  tiap  perusahaan  yang
bersangkutan. Undang-undang  menentukan  bahwa  setiap  polis  harus  memenuhi  syarat
minimal  sebagaimana  diatur  oleh  Pasal  256  KUHD  sebagai  syarat-syarat  umum. Di  samping  syarat  umum  setiap  jenis  polis  sesuai  dengan  jenis  asuransi  masih
harus ditambah dengan syarat-syarat khusus. Pasal 256 KUHD menyatakan bahwa kecuali yang mengenai pertangungan jiwa maka harus menyatakan :
86
1.  Hari  ditutupnya  pertanggungan,  yaitu  merupakan  suatu  saat  atau  momen  yang penting  saat  tercapainya  kata  sepakat  diantara  kedua  belah  pihak  yang
mengadakan  perjanjian  asuransi.  Secara  formal  dikatakan  sebagai  syarat  sah perjanjian.
2.  Nama  orang  yang  menutup  perjanjian  ausranis  atas  tanggungan  sendiri  atau terhadap  tanggungan  orang  ketiga.  Hal  ini  mengandung  maksud  agar  dengan
segera  dapat  diketahui  dengan  jelas  siapa  saja  pihak  yang  mengadakan
86
Lihat Pasal 256 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
Universitas Sumatera Utara
perjanjian  asuransi,  apakah  pihak  tertanggung  langsung  ataukah  melalui seorang perantara makelar  broker.
3.  Suatu  uraian  yang  cukup  jelas  mengenai  barang  yang  dipertanggungkan,  yaitu adalah  suatu  uraian  atau  penjelasan  mengenai  barang  yang  menjadi  objek
perjanjian dan terhadap bahaya apa barang tersebut dipertanggungkan. Dengan rinci perlu diberikan semua penjelasan baik yang diketahui maupun yang tidak
diketahui  mengenai  setiap  objek  perjanjian  asuransi  sesuai  dengan  asas kejujuran yang sempurna.
4.  Jumlah  uang  untuk  berapa  diadakan  pertanggungan.  Jumlah  tertentu  yang disebutkan  yang  menunjukkan  suatu  niat  untuk  berapa  barang  termasuk  yang
dipertanggungkan. 5.  Bahaya-bahaya  yang  ditanggung  oleh  si  penanggung,  untuk  hal  ini  disebutkan
dengan  tegas  bahaya  apa  saja  yang  ditanggung  sehingga  tidak  menimbulkan salah penafsiran ketika tertanggung meminta haknya saat mengajukan klaim.
6.  Saat  mana  pertanggungan  atas  bahaya  tersebut  mulai  berlaku  dan  kapan  saat berakhirnya.  Ketentuan  ini  ditentukan  secara  tegas  sampai  kapan  penanggung
harus  bertanggung  jawab  atas  perjanjian  asuransi  yang  telah  disepakati  oleh kedua belah pihak.
7. Premi atas pertanggungan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
8.  Pada  umumnya  semua  kejadian  yang  kiranya  dianggap  penting  bagi  si penanggung  untuk  diketahuinya  dan  segala  syarat  yang  diperjanjikan  oleh
kedua  belah  pihak.  Hal  ini  untuk  memberi  kesempatan  kepada  kedua  belah pihak  untuk  mengatur  sendiri  hal-hal  apa  saja  kiranya  yang  diangap  penting
oleh  mereka  dan  perlu  diatur.  Polis  ini  juga  harus  ditandatangani  oleh penanggung dan tertanggung.
Pada  dasarnya  syarat  yang  ditentukan  dalam  pasal  256  KUHD  ini  hanya berfungsi  sebagai  ketentuan  umum  dan  seringkali  dianggap  tidakbelum  cukup
mengatur  bagi  kepentingan  kedua  belah  pihak.  Oleh  karena  itu  kemudian timbullah  suatu  kebutuhan  untuk  menambah  syarat-syarat  lain  yang  khusus
berlaku.  Syarat-syarat  tambahan  ini  biasanya  ditulis  pada  bagian  polis  khusus. Lambat  laun  seiring  berkembangya  waktu  semakin  banyak  resiko  yang  timbul
serta  kebutuhan  proteksi  yang  makin  luas,  maka  syarat-syarat  tambahan  itu semakin banyak dan dilekatkan dalam polis, tentu saja setelah sebelumnya setelah
disebutkan  dalam  klausula  umum  bahwa  selain  syarat  dalam  ketentuan  umum berlaku  juga  suatu  syarat  tambahan  pada  kertas  polis  yang  termaksud  karena
syarat  tambahan  ini  hanya  sah  berlaku  jika  telah  dilandasi  oleh  klausula sebelumnya  dalam  ketentuan  umum.  Syarat  tambahan  ini  adalah  syarat-syarat
lain  yang  belum  diatur  dalam  polis,  tetapi  oleh  para  pihak  dianggap  penting baginya.
Universitas Sumatera Utara
Oleh  sebab  itu  dalam  praktek,  klausula  yang  memuat  syarat  tambahan  juga sangat  penting  artinya  dan  selalu  termuat  dalam  polis  asuransi.    Pada  umumnya
syarat-syarat tambahan dibagai kedalam dua jenis, yaitu: 1.
Syarat  yang  bersifat  larangan,  ialah  syarat  yang  menyatakan  bahwa  pihak tertanggung  dilarang  melakukan  suatu  perbuatan  tertentu  dengan  ancaman
bilamana  larangan  tersebut  dilanggar  oleh  tertanggung  maka  perjanjian asuransi tersebut menjadi batal.
2. Syarat-syarat  lainnya,  syarat-syarat  ini  ialah  semua  syarat  yang  tidak
mengandung  ancaman  batalnya  perjanjian  asuransi.  Contohnya  adalah  syarat mengenai perpanjangan jangka waktu perjanjian asuransi.
87
Biasanya  dalam  praktek,  polis  yang  dikeluarkan  oleh  pihak  penanggung perusahaan  asuransi  termasuk  dalam  hal  ini  Asuransi  BNI  Life.  Namun  polis
tersebut  masih  harus  ditambah  atau  diubah  untuk  memenuhi  berbagai  kebutuhan dalam pelaksanaan perjanjian asuransi antara lain kemungkinan adanya perubahan
keadaan, pemindahan tangan nama, perpindahan barang yang dipertanggungkan ke alamat  lain,  penambahan  atau  pengurangan  jumlah  penanggungan,  dan
sebagainya.  Setiap  perubahan  atau  penambahan,  baik  yang  bersifat  syarat  atau
87
Hasil Wawancara dengan   Peri Akri, General Manager  BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
bersifat  pemberitahuan  harus  dicatat  dalam  polis  yang  bersangkutan,  agar  dapat dianggap sah dan mengikat para pihak.
88
B. Pembuktian Keabsahan Pengikatan Asuransi Jiwa Melalui Telemarketing
Pada  prinsipnya  setiap  perbuatan  hukum  yang  dilakukan  para  pihak  dalam perjanjian  asuransi  perlu  dilandasi  dokumen  perjanjian.  Dari  dokumen  tersebut
akan  dapat  diketahui  berbagai  hal  yang  berkaitan  dengan  pelaksanaan,  obyek maupun  isi  serta  tujuan  dari  perjanjian  yang  dilakukan  tertanggung  dan
penanggung.  Dokumen  tersebut  juga  sangat  penting  terutama  sebagai  alat  bukti yang  sah  baik  untuk  kepentingan  tertanggung  maupununtuk  kepentingan
penanggung,  serta  pihak  ketiga  yang  mempunyai  keterkaitanh  dengan  perjanjian asuransi.
Adapun  dokumen  penting  yang  ada  dalam  setiap  perjanjian  asuransi termasuk dalam hal ini asuransi jiwa BNI Life adalah sebagai berikut :
89
1 Form Aplikasi Merupakan  form  yang  memuat  berbagai  macam  keterangan  yang  berkaitan
dengan penutupan asuransi. Form tersebut antara lain memuat tentang identitas
88
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
89
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
calon  tertanggung,  jenis  pertanggungan,  obyek  yang  dipertanggungkan, besarnya pertanggungan, lama waktu pertanggungan sertabesarnya premi  yang
harus dibayar calon tertanggung, serta hal penting lainnya. Calon  tertanggung  dalam  perjanjian  asuransi  dipersyaratkan  untuk
mengisi  dan  mengajukan  aplikasi  permohonan  membeli  asuransi  meskipun pada  kenyataannya  yang  melakukan  pengisian  adalah  agen  asuransi,  namun
tanda tangan harus dibubuhkan oleh calon tertanggung sendiri. 2 Kwitansi Premi
Kwitansi  premi  merupakan  dokumen  penting  dari  perajanjian  asuransi, karena  tidak  hanya  secara  materiil  saja  yang  menunjukkan  bahwa  premi
telah  dibayar,  akan  tetapi  kwitansi  tersebut  juga  merupakan  alat  bukti pembayaran  yang  sah  tentang  telah  terjadinya  perjanjian  asuransi  terutama
pada  saat  polis  asuransi  belum  diterbitkan  oleh  penanggung  atau  lembaga asuransi.
Kwitansi juga
merupakan kelangkapan
alat bukti
yang dipersyaratkan  untuk  mengajukan  klaim  apabila  terjadi  risiko  yang  menimpa
diri tertanggung 3 Polis
Polis merupakan dokumen penting dalam perjanjian asuransi karena polis memuat  berbagai  hal  yang  berkaitan  dengan  perjanjian  asuransi.  Polis
merupakan  alat  bukti  yang  menunjukkan  tentang  adanya  hak-hak  dan
Universitas Sumatera Utara
kewajiban-kewajiban  baik  tertanggung  maupun  penanggung.Hak  tertanggung sebagaimana  tertulis  dalam  polis  adalah  hak  tertanggung  atas  penggantian
kerugian  oleh  penanggung  terhadap  terjadinya  risiko  yang  diderita  dan kewajiban  tertanggung  atas  pembayaran  sejumlah  uang  premi  asuransi  sesuai
kesepakatan. Dengan  adanya  tandatangan  polis  oleh  penanggung,  maka  dapat  dikatakan
bahwa  penanggung  telah  terikat  dengan  tertanggung  terhadap  segala  hak  dan kewajiban  sebagaimana  tertuang  dalam  polis.  Kandungan  polis  atau  isi  polis  itu
antara lain adalah : a Deklarasi
Deklarasi  merupakan  pernyataan  yang  dibuat  oleh  tertanggung,  sumber informasi  mengenai  risiko,  dasar  pengeluaran  polis  serta  penentuan  besarnya
premi.  Deklarasi  antara  lain  memuat;  identitas  tertanggung  penanggung,  nilai pertanggungan,  ketentuan  mengenai  obyek  pertanggungan  serta  masa
pertanggungan.  Informasi  mengenai  hal  tersebut  diperoleh  baik  secara  lisan maupun  secara  tertulis  dalam  form  aplikasi  permohonan  penutupan  asuransi
yang ditandatangani calon tertanggung. b Pasal Pertanggungan
Pasal  pertanggungan  selanjutnya  disebut  klasula,  merupakan  bagian terpenting dari suatu polis, karena dari klausula tersebut dapat dilihat ketentuan
Universitas Sumatera Utara
tentang  risiko  yang  ditanggung  dalam  perjanjian.  Dengan  demikian  tanggung jawab  penanggung  dalam  hal  terjadinya  penggantian  terhadap  risiko  yang
terjadi dapat diketahui oleh tertanggung. c Pengecualian
Setiap  polis  dalam  perjanjian  asuransi  akan  memuat  bagian  yang mengatur  secara  tegas  ketentuan  mengenai  pengecualian.  Tertanggung  oleh
karenanya harus tahun apa saja  yang dikecualikan dalam penutupan perjanjian asuransi itu.
d Kondisi Kondisi  yang  dimaksud  di  dalam  polis  adalah  tentang  rincian  tugas
masing-masing  pihak  sehubungan  dengan  penutupan  asuransi.  Mengingat bahwa  perjanjian  asuransi  merupakan  kontrak  bersyarat,  maka  ada  keharusan
dari  tertanggung  untuk  memahami  kondisi-kondisi  tertentu  dan  tidak mengharapkan penanggung akan memenuhi kewajibannya menurut kontrak jika
ia  tidak  memenuhi  kondisi  yang  diharuskan  dalam  perjanjian.  Kondisi sebagaimana  diuraikan  tersebut  diantaranya  adalah  menyangkut  pembayaran
premi atau pertanggungan-pertanggungan lainnya.
Dengan  demikian  dapat  diketahui  bahwa  dalam  suatu  perjanjian  asuransi tahapan  ini  keterikatan  hubungan  tertanggungpemegang  polis  dengan  pihak
perusahaan  asuransi  jiwa  sebagai  penanggung  muncul  sejak  adanya  kata  sepakat
Universitas Sumatera Utara
dari kedua pihak dengan polis sebagai bukti autentiknya. Secara umum inilah yang disebut  sebagai  perjanjian  konsensual.  Keterikatan  itu  dibuktikan  dengan
diterbitkannya  polis  asuransi  jiwa.  Substansi  polis  tunduk  pada  ketentuan- ketentuan tentang pertanggungan asuransi sebagaimana dijelaskan diatas.
Hal  ini  tentunya  berbeda  dengan  pengikatan  asuransi  dengan  menggunakan telemarketing
,  dimana  pengikatannya  atau  persetujuan  atas  kesepakatan  untuk ikut  asuransi  hanya  merupakan  perjanjian  pra  kontrak.  Dalam  tahap  pra  kontrak
ini  seperti  yang  dilakukan  oleh  agen  atau  wiraniaga  BNI  Life  ini  calon nasabah  calon  tertanggung  akan  memilih  asuransi  mana  yang  cocok  dengan
objek  asuransi  seperti  asuransi  jiwa  yang  diselenggarakan  oleh  BNI  Life  serta kemampuan untuk membayar preminya.
Untuk  menentukan  asuransi  yang  dipilihnya,  maka  calon  nasabah calon  tertanggung  akan  diberikan  informasi  melalui  telepon  atau  saran
tekekomunikasi  lainnya  dan  mempelajarinya  secara  singkat  tentang  ketentuan klausul  dalam  perjanjian  asuransi  yang  ditawarkan.  Dalam  perjanjian  asuransi
berisi ketentuan-ketentuan yang merupakan ketentuan standar perusahaan asuransi, meskipun  merupakan  standar  akan  tetapi  tidak  sedikit  antara  perusahaan  asuransi
yang  satu  berbeda  dengan  perusahaan  asuransi  lainnya.  Dari  ketentuan  tersebut calon  nasabah  calon  tertanggung  akan  menentukan  pilihnya.  Apabila  cocok,
Universitas Sumatera Utara
maka ia akan “mengambil” asuransi tersebut. Namun apabila tidak cocok, maka ia akan memilih asuransi lainnya.
90
Dengan  demikian,  pada  tahap  pra  kontrak  ini  seperti  halnya  pra  kontrak dengan  menggunakan  telemarketing  pengikatan  asuransi  jiwa  pada  BNI  Life
menurut  hukum  belum  terjadi  atau  belum  melakukan  perbuatan  hukum  apapun. Akan  tetapi,  pada  saat  kesepakatan  melalui  telemarketing  ini  akan  diperoleh
kejelasan  mengenai  ketentuan  hukum  yang  nantinya  akan  mengikat  kedua pihak dan kemampuan finansial dari calon tertanggung sebagai pertimbangan saja
baik bagi calon nasabah calon tertanggung.
90
Hasil Wawancara dengan   Peri Akri, General Manager  BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG TERHADAP
PENGGUNAAN TELEMARKETING  DALAM PENGIKATAN ASURANSI.
A.
Hak  dan  Kewajiban  Para  Pihak  dalam  Penggunaan  Telemarketing  Dalam Pengikatan Asuransi Jiwa
1.
Hak dan Kewajiban Perjanjian Asuransi Jiwa pada Umumnya
Dalam  perjanjian  asuransi,  seperti  diketahui  bahwa  implikasi  dari  sebuah perjanjian pada umumnya, demikian juga pada asuransi jiwa BNI Life ini, setelah
dilakukannya  penandatangan  polis  antara  para  pihak  terdapat  suatu  hubungan hukum  yang  saling  mengikat  serta  menimbulkan  hak  dan  kewajiban  yan  harus
dipenuhi oleh semua pihak. Santoso  Poedjosoebroto,  menjelaskan  pengertian  para  pihak  adalah  sebagai
berikut : Dalam  artian  yang  sempit,  maka  yang  dimaksud  para  pihak  adalah
pengambil  asuransitertanggung  dan  penanggung,  akan  tetapi  jika  diberikan dalam  artian  yang  lebih  luas,  maka  yang  dimaksud  para  pihak  bukan  saja
pengambil  asuransitertanggung  dan  para  penanggung  melainkan  pula
Universitas Sumatera Utara
orang-orang lain yang dipertanggung untuk adanya perjanjian pertanggungan dari mereka yang dapat diperoleh hak dari perjanjian itu.
91
Dalam  kaitannya  dengan  hal  tersebut  di  atas,  maka  dalam  pelaksanaan asuransi  jiwa  pada  BNI  Life  terdapat  beberapa  pihak,  yaitu  1  Penanggung,  2
Pemegang PolisTertanggung dan 3 Tertunjukpenerima faedah. 1.  Menurut KUHD
Mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian asuransi secara tegas  dalam  Pasal  246  KUHD  secara  tersirat  telah  termuat  dalam  pengertian
asuransi itu sendiri, di mana  penanggung  berhak  menikmati  suatu premi  dan berkewajiban    memberikan    ganti  rugi  atas  suatu  kerugian  tertanggung.
Sedangkan  tertanggung  berkewajiban  membayar  premi  dan  berhak  atas  ganti rugi atas suatu kerugian sesuai perjanjian.
92
Untuk  lebih  jelasnya  mengenai  hak  dan  kewajiban  para  pihak  dalam asuransi jiwa ini dapat dilihat
a.  Hak dan Kewajiban Penanggung Dalam  KUHD  mengenai  penanggung,  baik  dalam    perjanjian  asuransi
umum  ataupun  dalam  asuransi  khusus,  tidak  dijumpai  sedikitpun  petunjuk
91
Santoso  Poedjosoebroto,  Beberapa  Aspek  Tentang  Hukum  Pertanggungan  Jiwa  di Indonesia
, Bharata, Jakarta, 1969, Hal. 117.
92
Gemala  Dewi,  Perbankan  dan  Perasuransian  Syari’ah  di  Indonesia,  Prenada Media, Jakarta, 2004, hal. 179-180.
81
Universitas Sumatera Utara
bahwa  penanggung  haruslah  suatu  maskapai  atau  perseroan  terbatas  ataupun suatu badan hukum lainnya.
93
Ketentuan  dalam  hukum  perdata  memberikan  kebebasan    kepada  siapa saja  untuk  menjadi  para  pihak  dalam  suatu  perjanjian,  tentunya  dengan
persyaratan  tertentu  pula.  Namun,  khusus  bagi  pihak  penanggung  dalam perjanjian asuransi diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang
Perasuransian. Dalam  Pasal  7  Undang-undang  Usaha  Perasuransian  dinyatakan  tentang
bentuk badan hukum bagi usaha perasuransian, yaitu : a.
Perusahaan Perseroan b.
Koperasi c.
Perseroan Terbatas d.
Usaha Bersama mutasi Berdasarkan  ketentuan  tersebut  dapat  diketahui  bahwa,  per-seorangan
tidak  diperkenankan  menjadi  penanggung.  Hal  ini  dapat  dipahami  karena perjanjian asuransi berlangsung dalam jangka waktu yang lama di samping juga
membutuhkan biaya besar. 2. Menurut Isi Polis
a.  Hak dan Kewajiban Penanggung Berdasarkan penelaahan pada polis Asuransi Jiwa BNI Life dijelaskan
beberapa hak dari pihak penanggung, yaitu :
93
Ibid , hal. 118
Universitas Sumatera Utara
1. Hak  atas  premi,  yang  selama  pertanggungan  itu  berjalan  pemegang  polis
atau  tertanggung  harus  membayar  premi  pertanggungannya  untuk dimasukkan ke dalam rekening tabungan dan rekening khusus peserta.
2. Hak  untuk  menghentikan  perjanjian  pertanggungan,  bilamana  pemegang
polistertanggung tidak melaksanakan pembayaran premi sebagaimana  yang disepakati.
3. Hak  untuk  menolak  pembayaran  klaim,  apabila  tidak  memenuhi  syarat-
syarat yang ditentukan dalam perjanjian. Kewajiban-kewajiban dari penanggung adalah :
1. Kewajiban  untuk  menyerahkan  polis  yang  telah  ditandatanganinya  kepada
tertanggung. 2.
Kewajiban untuk membayar klaim Kewajiban  ini  akan  diberikan  jika  pemegang  polistertanggung
mengalami  musibah  kematian  ataupun  hidup  sampai  dengan  akhir perjanjian.  Jika  Pemegang  Polispeserta  meninggal  dunia  dalam  masa
perjanjian,  maka  tertunjuk  harus  menyerahkan  dokumen-dokumen  sebagai berikut :
a Polis asli
b Bukti pembayaran terakhir
c Surat keterangan dari pamongpraja
Universitas Sumatera Utara
d Surat  keterangan  dari  dokter  yang  menyebutkan  sebab  atau  hal  yang
menyebabkan kematiannya. Sedangkan  apabila  pemegang  polistertanggung,  hidup  sampai  akhir
perjanjian, maka dokumen yang diserahkan adalah sebagai berikut : a
Polis asli b
Bukti pembayaran terakhir c
Fotocopy identitas diri.
b.  Hak dan Kewajiban Pemegang Polis Dalam  asuransi  jiwa  termasuk  pada  polis  asuransi  BNI  Life,  pemegang
polis  merangkap  sebagai  tertanggung,  karena  pemegang  polis  hanya mempertanggungkan  jiwanya  sendiri,  bahkan  dalam  prakteknya  mereka
menggunakan istilah “peserta”. 1  Hak pemegang PolisTertanggung
Adapun hak pemegang polis adalah : a
Hak untuk menunjukkan orang yang akan menerima manfaat asuransi b
Hak atas pembayaran klaim dari penanggung c
Hak  untuk  merubah  atau  menggantikan  orang  yang  akan  menerima manfaat asuransi
d Hak penebusan polis
Universitas Sumatera Utara
e Hak untuk menggadaikan polis
Menggadaikan yang dimaksud disini adalah hak menggadaikan kepada penanggung,  berhubung  lazimnya  diberikan  dengan  jumlah  di  bawah  harga
tunai. 2  Kewajiban Pemegang PolisTertanggung
a  Kewajiban  untuk  memberikan  keterangan  yang  diperlukan  oleh penanggung.
b  Kewajiban untuk membayar premi Pembayaran  premi  merupakan  kewajiban  terpenting,  jika  pemegang
polis  tidak  membayarnya,  penanggung  dapat  menuntut  melalui  hakim agar tertanggung dihukum atau membayar uang premi tersebut.
c  Kewajiban  untuk  memberitahukan  bilamana  terjadi  kekeliruan  dalam pengisian aplikasiformulir.
c.  Hak dan Kewajiban Tertunjuk Adapun hak-hak tertunjuk adalah  hak untuk menerima manfaat asuransi,
bilamana  pemegang  polis  terlah  meninggal  dunia.  Oleh  karena  itu  kadang kedudukannya  sama  dengan  pemegang  polis.  Sedangkan  kewajiban  tertunjuk
adalah : 1
Memberitahukan  kepada  penanggung  bahwa  pemegang  polistertanggung telah  meninggal  dunia.  Kewajiban  ini  harus  segera  dilaksanakan  oleh
Universitas Sumatera Utara
tertunjuk, karena penanggung akan menyelidiki sebab kematian atau hal lain yang berkenaan kewajibannya saat ini.
2 Membuktikan  wewenangnya  untuk  menerima  manfaat  asuransi,  dalam  hal
ini ia harus menunjukkan identitas diri untuk disesuaikan dengan nama yang termuat di halaman depan polis.
3 Memperlihatkan  buktikwitansi  pembayaran  terakhir,  serta  dokumen-
dokumen lain yang dianggap perlu. 4
Menyerahkan polis, dan perjanjian dianggap telah berakhir. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa di dalam perjanjian asuransi jiwa
BNI  Life  sebagaimana  perjanjian  pada  umumnya  dalam  perjanjian  asuransi  juga diatur mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian baik penanggung,
tertanggung maupun tertanggung tertunjuk.
2.  Hak  dan  Kewajiban  Penanggung  Terhadap  Tertanggung  Jika  Terjadi Klaim Lewat Telemarketing