asuransi masih dibutuhkan penekanan atas itikad baik sebagaimana diminta oleh Pasal 251 KUH Dagang.
4. Subrogasi Perwalian
Prinsip subrogration perwalian ini berkaitan dengan suatu keadaan dimana kerugian yang dialami tertanggung merupakan akibat dari kesalahan
pihak ketiga orang lain. Prinsip ini memberikan hak perwalian kepada penanggung oleh tertanggung jika melibatkan pihak ketiga. Asas ini diatur
dalam Pasal 284 KUH Dagang adalah suatu asas yang menrupakan konsekuensi logis dari asas idemnitas keseimbangan.
Dengan kata lain, apabila tertanggung mengalami kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pihak ketiga, maka XYZ, setelah memberikan ganti
rugi kepada tertanggung, akan mengganti kedudukan tertanggung dalam mengajukan tuntutan kepada pihak ketiga tersebut. Adapun mekanisme
Aplikasi subrogasi adalah : 1
Tertanggung harus memilih salah satu sumber pengantian kerugian, dari pihak ketiga atau dari asuransi;
2 Kalau tertanggung sudah menerima penggantian kerugian dari pihak ketiga,
ia tidak akan mendapatkan ganti rugi dari asuransi, kecuali jumlah penggantian dari pihak ketiga tersebut tidak sepenuhnya;
3 Kalau tertanggung sudah mendapatkan penggantian dari asuransi ia tidak
boleh menuntut pihak ketiga. Karena hak menuntut tersebut sudah dilimpahkan ke perusahaan asuransi.
Universitas Sumatera Utara
Selain keempat asas tersebut juga dapat ditambahkan dua asas lainnya yaitu,
5. Asas Kontribusi
Asas lain yang juga terdapat dalam perjanjian asuransi adalah asas kontribusi. Asas ini terdapat dalam Pasal 278 KUHD, asas ini menyatakan
bahwa apabila terdapat beberapa penanggung dalam satu polis dengan melebihi harga, maka masing-masing penanggung memberikan imbangan menurut harga
yang sebenarnya.
70
6.
Asas Proximate Cause
Proximate cause adalah peristiwa yang langsung menyebabkan kerugian pada diri tertanggung yang dapat diberi ganti kerugian oleh penanggung.
Menurut asas ini, yang dapat ditanggung oleh penanggung adalah peristiwa yang utama yang ditanggung dalam polis yang menyebabkan rusak atau
musnahnya suatu objek pertanggungan yang mendapat ganti rugi dari pihak penanggung.
71
Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan efisien adalah: Unbroken Chain of Events yaitu suatu rangkaian
mata rantai peristiwa yang tidak terputus. Sebagai contoh, kasus klaim kecelakaan diri berikut ini: “Seseorang mengendarai kendaraan diajalan tol
dengan kecepatan tinggi sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik. Korban
70
Lihat Pasal 278 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
71
Dwi Endah Ernawati, Penerapan Asas-Asas Hukum Asuransi Dalam Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor Di PT. Asuransi Raksa Pratikara Di Wilayah Surakarta
, Tesis Pascasarjana Undip, Semaran, 2009, hal 15.
Universitas Sumatera Utara
luka parah dan dibawa kerumah sakit. Tidak lama kemudian korban meninggal dunia.
Dari peristiwa tersebut diketahui bahwa kausa proksimalnya adalah korban mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi sehingga mobil tidak
terkendali dan terbalik. Melalui kausa proksimal inilah, akan diketahui apakah penyebab terjadinya musibah atau kecelakaan tersebut dijamin dalam kondisi
polis asuransi ataukah tidak.
72
C.
Penggunaan Telemarketing Pengikatan Asuransi Jiwa pada BNI Life dan kaitannya dengan Asas Itikad Baik
Asuransi Jiwa BNI Life adalah perusahaan asuransi kerjasama Bank Negara Indonesia Persero, Tbk dan PT. Asuransi Jiwasraya. Dengan demikian,
nama PT. Asuransi Jiwa BNI Jiwasraya – BNI Life Insurance, merupakan perpaduan antara dua nama besar dan profesional dari Bank Negara Indonesia
Persero, Tbk dan PT. Asuransi Jiwasraya. Asuransi Jiwa BNI Life ini berdiri tanggal 28 November 1996 yang merupakan anak perusahaan dari perusahan
perbankan PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk yang berkedudukan sebagai Divisi Unit Penyelia Perusahaan Anak.
73
Dalam dunia bisnis termasuk bisnis asuransi pemasaran adalah salah satu aspek penting dalam kesuksesan suatu perusahaan. Kelemahan utama yang
72
Ibid .. hal 15
73
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
biasanya terjadi pada perusahaan Indonesia adalah dalam bidang pemasaran yang merupakan aspek penting di dunia bisnis. Pengusaha kita dapat menghasilkan
produk yang cukup bagus dengan biaya yang rendah, karena Indonesia kaya akan bahan baku dan tenaga kerja yang murah. Akan tetapi, setelah produk itu jadi,
pada umumnya mereka kesulitan untuk memasarkannya. Penerapan strategi pemasaran yang tepat harus dilakukan oleh perusahaan
agar mendapat hasil yang optimal. Dalam marketing mix terdapat 4 bauran yang dapat menjadi salah satu pedoman dalam melaksanakan pemasaran 4P. keempat
bauran 4P tersebut adalah : product, price, promotion, place. Masing-masing bauran mempunyai tujuan tersendiri dalam pemasran. Untuk mencapai tujuan
perusahaan yaitu mencapai laba yang optimal dan untuk bertahan perusahaan menggunakan kegiatan pemasarannya sebagai ujung tombak keberhasilan
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengorganisasi tiap-tiap bauran pemasaran tersebut agar teratur dengan baik sehingga nantinya perusahaan
mendapatkan hasil yang optimal. Kegiatan pemasaran sangat menentukan sampai atau tidaknya produk yang
dihasilkan perusahaan kepada konsumen sehingga kegiatan pemasaran sangat penting dan para pelaku bisnis harus bisa menetapkan bauran pemasaran yang
tepat yang dapat digunakan untuk memenuhi keinginan konsumen. Pada zaman dahulu ketika perekonomian masuh bersifat kerajinan rumah tangga, seseorang
dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang produk yang dihasilkan oleh tetangganya. Akan tetapi, sekarang zaman sudah berubah, begitu banyaknya
Universitas Sumatera Utara
produk yang dihasilkan oleh pelaku bisnis untuk memenuhi kebutuhan konsumen membuat konsumen sulit untuk mencerna banyaknya informasi tentang produk
yang dihasilkan oleh pelaku bisnis sehingga pelaku bisnis harus bisa menginformasikan produk mereka kepada konsumen dengan baik.
74
Kepuasan pelanggan selalu diutamakan untuk memberikan rasa aman dan terlindungi, secara terus-menerus dan sungguh-sungguh berupaya meningkatkan
kualitas pelayanan kepada pelanggan atau tertanggung BNI Life. Dari tahun ke tahun perusahaan asuransi BNI Life ini melakukan kegiatan pemasaran 4P dalam
menginformasikan produknya kepada konsumen yang bertujuan agar konsumen mengetahui dengan jelas produk yang ditawarkan dan mampu bersaing dengan
perusahaan asuransi lainnya. Untuk memperoleh hasil yang optimal BNI Life melakukan beberapa tindakan yang berbeda dalam penawaran produknya dengan
perusahaan asuransi lainnya dan melakukan penetapan harga yang bebeda dengan perusahaan asuransi lainnya, karena dalam menyampaikan informasi produk atau
harga kepada konsumen BNI Life menjelaskan semua tanpa ada yang ditutup- tutupi. Komitmen yang tinggi untuk membangun SDM berkualitas, inovasi dan
diferensiasi produk, pelayanan yang optimal dengan dukungan teknologi informasi yang andal, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas stake
holder terhadap perusahaan.
74
Hasil Wawancara dengan Peri Akri, General Manager BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.Tanggal 28 Januari 2011.
Universitas Sumatera Utara
Kepercayaan dan loyalitas stakeholder terhadap perusahaan akan menghasilkan manfaat yang saling menguntungkan, bukan hanya dinikmati oleh
share holder , tetapi juga oleh pemegang polis, karyawan dan semua pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Hal ini juga dilakukan oleh perusahaan asuransi jiwa BNI Life dalam memasarkan produk asuransinya yaitu asuransi jiwa.
Sebagaimana layaknya sebuah produk dipasarkan melalui berbagai jalur pemasaran demikian pula halnya dengan asuransi. Asuransi adalah suatu produk
yang berbentuk jasa saat ini tidak hanya ditawarkan melalui direct selling lewat agen asuransi tapi juga mulai ditawarkan melalui kerjasama bank bancassurance
sebagai jalur distribusinya.
75
Dari uraian di atas diketahui bahwa system pemasaran yang menggunakan metode 4P tersebut merupakan metode pamasaran konvensional yang sampai saat
ini masih digunakan oleh perusahaan asuransi. BNI Life saat ini dalam memasarkan produk asuransi tertentu juga telah menggunakan 2 cara yaitu :
1. Sales Representatif, yang siap sedia di tempat. Biasanya mereka menempatkan
sales representatif ini di dalam bank di mana bisa berinteraksi langsung dengan calon nasabah secara konvensional.
2. Telemarketing. Marketing menarwarkan produk lewat telephone dengan data
calon nasabah dari bank tersebut atau dari si marketingnya sendiri.
76
75
Hasil Wawancara dengan Staf Wiraniaga BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
76
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
Untuk meningkatkan layanan kepada nasabah dengan penyediaan keragaman produk, BNI luncurkan Telemarketing Bancassurance, yaitu channeling
pemasaran Bancassurance dalam memasarkan portofolio asuransi kepada nasabah BNI. Layanan ini merupakan komitmen BNI untuk mempermudah nasabah
mendapatkan perlindungan asuransi dengan mudah, harga premi terjangkau dan dapat memanfaatkan layanan BNI dalam berasuransi, seperti pembayaran melalui
electronic banking . Untuk layanan telemarketing bancassurance ini, BNI menjalin
kerjasama dengan 3 perusahaan asuransi, yaitu PT Asuransi CIGNA, PT Sun Life Financial Indonesia, dan PT AIG LIFE.
77
Melalui pemasaran produk asuransi jiwa melalui telemarketing ini akan mendapat hasil yang baik mengingat BNI memiliki customer based sebanyak
9 juta nasabah. Ditambah dengan proses aplikasi dan persyaratannya yang cukup ringan. Selain itu, BNI Life, selama ini juga telah memiliki produk-
produk bancassurance, yang merupakan bagian dari layanan wealth management BNI.
Telemarketing yang dimaksud di atas adalah metode pemasaran yang
langsung dilakukan oleh tele marker dengan calon nasabah tertanggung, telemarketing
menggunakan telepon dengan tidak bertemu muka dengan agen
77
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
asuransi dengan calon tertangung merupakan hal yang di luar kebiasaan permasalahan asuransi jiwa pada umumnya.
Dalam perjanjian asuransi pada umumnya merupakan perjanjian yang mengikat tertanggung dan penanggung yang dinyatakan dalam polis. Ketentuan
yang terdapat di dalam polis merupakan ketentuan dalam perjanjian asuransi termasuk dalam perjanjian asuransi BNI Life. Namun demikian ada perusahaan
asuransi yang melakukan perubahan atas syarat-syarat umum polis yang disesuaikan dengan kepentingan perusahaan masing-masing.
Pada Asuransi Jiwa BNI Life merupakan pihak yang mengikatkan dirinya dalam perjanjian asuransi, baru dinyatakan sah perjanjian tersebut apabila pihak
tertanggung telah mengajukan permohonan menjadi peserta dan setuju untuk melaksanakan pembayaran premi walaupun penanggung belum menerbitkan polis.
Polis biasanya baru diserahkan setelah jangka waktu tiga bulan karena harus terlebih dahulu mendapat pengesahan dari kantor pusat.
78
Apabila kedua belah pihak telah sepakat untuk mengikatkan diri dalam perjanjian asuransi, pihak tertanggung berkewajiban membayar premi kepada
pihak penanggung. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Polis, di mana
78
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
perjanjian asuransi mulai berlaku pada tanggal yang dinyatakan di dalam polis dan jika premi pertama sudah dibayar.
79
Dengan demikian, jelas bahwa keterikatan hubungan tertanggungpemegang polis dengan pihak perusahaan asuransi jiwa sebagai penanggung muncul sejak
adanya kata sepakat dari kedua pihak dengan polis sebagai bukti autentiknya. Secara umum inilah yang disebut sebagai perjanjian konsensual. Keterikatan itu
dibuktikan dengan diterbitkannya polis asuransi jiwa. Substansi polis tunduk pada ketentuan-ketentuan tentang pertanggungan asuransi yang diatur dalam Kitab
Undang-undang Hukum Dagang KUHD, dalam hal ini Pasal 302-308 KUHD, serta ketentuan-ketentuan instansi pembina peransuransian instumen hukum
administrasi negara, yaitu Menteri Keuangan RI. Namun demikian, dalam pelaksanaannya metode telemarketing yang
dipraktekkan oleh BNI Life ini berdasarkan keterangan Finansial Consultant BNI Life, kesepakatan antara nasabah dengan wiraniaga atau tele marker yang
bertugas melakukan pemasaran produk asuransi dengan jalan telemarketing belum merupakan suatu bentuk perjanjian yang berlaku sah. Persetujuan yang
diberikan oleh calon tertanggung hanya merupakan kesepakatan awal dan tidak mengikat kedua pihak.
80
79
Lihat Polis Asuransi Jiwa BNI LIfe
80
Hasil Wawancara dengan Peri Akri, General Manager BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dikatakan tidak mengikat karena untuk terlaksananya suatu perjanjian asuransi pada Asuransi BNI Life didahului dengan adanya Surat Permohonan
Asuransi Jiwa SPAJ. SPAJ adalah surat bukti tentang identitas diri dan bukti pengungkapan fakta-fakta material mengunakan objek pertangungan tentang diri
tertangung dan ahli waris yang nantinya akan memperoleh manfaat asuransi. Sedangkan pengikatan melalui telemarketing tidak dibuat suatu permohonan tetapi
hanya data awal dari tertanggung. Selanjutnya setelah ada kesepakatan baru calon tertanggung diundang ke kantor atau agen asuransi mengunjungi calon
tertanggung.
81
Berdasarkan keterangan tersebut, jelaslah bahwa pengikatan asuransi yang dilakukan melalui telemarketing bukanlah pengikatan asuransi pada umumnya,
tetapi hanya merupakan suatu kesepakatan prakontrak. Kesepakatan prakontrak tersbeut merupakan persetujuan dari calon tertanggung atau calon nasabah
asuransi untuk menjadi peserta asuransi yang diselenggarakan oleh Asuransi BNI Life.
Setelah adanya kesepakatan tersebut, maka pihak perusahaan asuransi akan mengundang calon tertanggung atau mengunjungi calon tertanggung untuk
selanjutnya dibuat kesepakatan untuk melanjutkan dengan pengajuan Surat Permohonan Asuransi Jiwa SPAJ oleh tertanggung dan penandatanganan
perjanjian serta penerbitan polis asuransi atas nama tertanggung.
81
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
Walaupun pengikatan asuransi jiwa melalui telemarketing ini bukan merupakan perjanjian asuransi pada umumnya, namun keberadaannya merupakan
jalan bagi terciptanya atau terjadinya suatu kesepakatan awal antara tertanggung dengan penanggung atau perusahaan asuransi.
Adapun keunggulan dan kelemahan dari telemarketing ini merupakan hal yang sudah biasa di dalam suatu bisnis telemarketing itu sendiri dan suatu hal yang
wajar dan setiap penjualan pasti ada titik kelemahanya dan keungulannya berbicara tentang keungulannya telemarketing itu sendiri ataupun penjualan jarak
jarak jauh tidak perlu diutarakan, karena pasti ada dan banyak sebab berdasarkan pertimbangan itulah adanya keungulan-keungulan penjualan model ini dipraktekan
ataupun dilakukan dan yang perlu diungkap adalah kelemahan-kelemahan penjualan dari telemarketing ini antara lain :
82
a. Ketiadaan Surat Permohonan Asuransi Jiwa SPAJ. SPAJ adalah surat bukti tentang identitas diri dan bukti pengungkapan fakta-fakta material mengunakan
objek pertangungan tentang diri tertangung tersebut,jika SPAJ tidak ada maka bukti tertulis mengenai pengukapan materialpun tidak ada dan akibatnya jika
Klaim ditolak berdasarkan peryataan lisan melaui telepon dan tertangung tidak mengakuinya maka timbulah sengketa yang berakibat pada rasa dan
ketidak puasaan dan kecewaan tertangung.
82
Hasil Wawancara dengan Peri Akri, General Manager BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
b. Tertangung tidak dapat memahami luas jaminaan dan pengajuan syarat-syrat polis secara utuh karena waktu berbicara melalui telepon relatif singkat dan
tanya jawab antara telemarketing dengan calon tertangung tidak bisa sepenuhnya di lakukan,sedangkan tanya jawab bertatap muka saja masih
mempunyai banyak kelemahan-kelemahan apa lagi interaksi antara dua orang yang tidak saling berpandangan jarak jauh dan kadang kala nasabah sering
bertanya identitas mereka di dapat dari mana, sehinga ini merupakan hal yang sangat di rahasiakan sebenatnya tentang identitas mereka.
c. Akibat waktu komunikasi terbatas, sehinga melalui telemarketing tidak mengetahui latar belakang nasabah itu, aktiftasnya, prestasinya dan tidak
mengetahui kegiatan sehari-hari nasbah tersebut sibuk apakah tidak sehinga sulit untuk menebak banyaknya pulsa dan waktu untuk menghubungi
konsumen sehinga jarang terjadi pembelian secara langsung dan sulitnya menterjemahkan produk-produk asuransi lewat telepon sehinga keputusan yang
diambil para nasabah sering tergesa-gesa tanpa tatap muka oleh agen asuransi tersebut.
Hasil analisis penulis terhadap pelaksanaan atau penggunaan telemarketing dalam pengikatan asuransi jiwa ini menyebabkan timbul permasalahan antara
penanggung dan tertanggung. Adapun permasalahan yang terjadi akibat pemasaran telemarketing
ini ditinjau dari syarat-syarat dan perikatannya yang belum
Universitas Sumatera Utara
terpenuhi. Dengan kata lain, terhadap pengikatan asuransi melalui telemarketing ini belum ada tanda bukti secara hukum atau belum adanya pembuktian layaknya
polis asuransi pada umumnya. Konflik yang memungkinkan terjadi antara lain “apabila ada anggapan dari
calon tertanggung yang namanya telah didaftarkan, namun belum mendapatkan polis tetapi evenement kondisi yang diasuransikan terjadi akan berupaya untuk
memperoleh ganti rugi klaim kepada perusahaan asuransi. Klaim ini tentunya akan ditolak oleh perusahaan asuransi karena perjanjian asuransi yang sebenarnya
belum dilaksnakan. Hal ini disebabkan karena, pemasaran melalui telemarketing ini pada dasarnya hanya merupakan suatu perjanjian prakontrak yang dilakukan
melalui sarana telekomunikasi, sedangkan kepastian terikatnya perjanjian antara nasabah atau tertanggung dengan perusahaan asuransi tetap dilakukan melalui
penandatanganan polis. Oleh karena itu, guna mengatasi adanya konflik dalam pengikatan asuransi
melalui telemarketing, maka tertanggung atau masyarakat calon tertanggung harus cermat dalam menerima tawaran via telemarketing dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
83
83
Hasil Wawancara dengan Peri Akri, General Manager BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
1. Jika terjadi klaim siapa yang harus dihubungi bank atau asuransi, bila anda bisa
mendapatkan nama orang yang akan mengurus klaim akan lebih baik, tapi biasanya ini agak sulit.
2. Adakah garansi pengembalian polis dan bila apa yang ditawarkan tidak sesuai
dengan kontrak. Waktu yang terbatas di telephone membuat calon nasabah tidak mendapatkan informasi yang penuh.
3. Tidak mudah percaya jika dikatakan tidak memerlukan pernyataan kesehatan,
terlebih jika polis yang ditawarkan adalah asuransi kesehatan atau penyakit kritis
4. Prosedur penghentian pembayaran premi, biasanya premi dibayarkan dengan
konfirmasi kartu kredit. 5.
Jangan terburu-buru, mengambil waktu untuk mempertimbangkan produk yang ditawarkan. Jangan tergiur oleh tawaran hadiah
Universitas Sumatera Utara
BAB III KEABSAHAN PENGIKATAN ASURANSI MELALUI TELEMARKETING
ASURANSI JIWA BNI LIFE DITINJAU DARI SUDUT ASPEK HUKUM PERIKATAN
A. Polis Sebagai Alat Bukti Perjanjian Asuransi
Pada dasarnya setiap perjanjian pasti membutuhkan adanya suatu dokumen tertulis. Setiap dokumen pada umumnya mempunyai arti yang penting karena
berfungsi sebagai alat bukti. Arti penting dari suatu dokumen ini juga tidak
hanya berlaku bagi para pihak yang melaksanakan perjanjian tetapi juga bagi pihak ketiga yang mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung dengan
perjanjian yang bersangkutan, tidak terkecuali dalam perjanjian asuransi. Perjanjian asuransi menurut undang-undang harus dituangkan dalam sebuah akta
yang disebut polis sebagai bukti adanya perjanjian asuransi, hal ini tersebut dalam Pasal 255 KUHD.
Sedangkan mengenai syarat-syarat formal polis diatur lebih lanjut pada pasal 265 KUHD, dalam pasal tersebut diatur mengenai syarat-syarat umum yang
harus dipenuhi agar suatu akta dapat disebut sebagai polis.
84
Selanjutnya pada Pasal 257 KUHD mengatur mengenai kapan perjanjian asuransi mulai dianggap
84
Djoko Prakoso, S.H, Hukum Asuransi Indonesia, PT.Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hal 28.
Universitas Sumatera Utara
ada yaitu saat terjadinya kata sepakat, bahkan sebelum polisnya di tandatangani. Bila diperhatikan dengan seksama maka ada pertentangan didalam ketentuan Pasal
255 dan Pasal 257 1 KUHD yaitu mengenai saat terjadi dan syarat sah perjanjian asuransi serta apakah polis merupakan suatu syarat sah dalam perjanjian asuransi.
Kedua pertentangan ini sebenarnya berkaitan dengan satu hal yaitu mengenai apakah fungsi polis sebenarnya dalam perjanjian asuransi.
85
Polis sebagai suatu akta yang formalitasnya diatur dalam undang-undang, mempunyai arti yang sangat penting dalam perjanjian asuransi, baik pada
tahap awal, selama perjanjian berlangsung dan dalam masa pelaksanaan perjanjian. Namun polis bukan merupakan syarat untuk adanya suatu perjanjian
asuransi. Jadi, polis tetap memiliki arti yang sangat penting di dalam perjanjian asuransi meskipun bukan termasuk kedalam syarat sah perjanjian. Hal
ini karena polis merupakan satu-satunya alat bukti bagi tertanggung kepada penanggung.
Walaupun mengenai hal ini KUHD mempunyai sifat yang mendua, pada satu sisi dengan tegas dan jelas mengatakan bahwa “suatu pertanggungan harus
dibuat secara tertulis di dalam sebuah akta yang disebut polis”. Namun pada pasal lainnya mengatakan bahwa perjanjian asuransi sudah dinyatakan lahir pada saat
tercapai kata sepakat bahkan sebelum ditandatanganinya polis.
85
Ibid ., hal 29
Universitas Sumatera Utara
Dalam praktek, pernyataan kehendak untuk menyetujui diadakannya perjanjian asuransi dari pihak tertanggung dapat ditandai dengan pengisian
pernyataan maksud akan menutup perjanjian asuransi yang biasanya sudah terdapat dalam bentuk formulir yang dibuat penanggung. Dan masing-masing
pihak penanggung atau perusahaan asuransi mengeluarkan polisnya sendiri-sendiri yang pada umumnya dibuat sesuai dengan kondisi dari tiap perusahaan yang
bersangkutan. Undang-undang menentukan bahwa setiap polis harus memenuhi syarat
minimal sebagaimana diatur oleh Pasal 256 KUHD sebagai syarat-syarat umum. Di samping syarat umum setiap jenis polis sesuai dengan jenis asuransi masih
harus ditambah dengan syarat-syarat khusus. Pasal 256 KUHD menyatakan bahwa kecuali yang mengenai pertangungan jiwa maka harus menyatakan :
86
1. Hari ditutupnya pertanggungan, yaitu merupakan suatu saat atau momen yang penting saat tercapainya kata sepakat diantara kedua belah pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. Secara formal dikatakan sebagai syarat sah perjanjian.
2. Nama orang yang menutup perjanjian ausranis atas tanggungan sendiri atau terhadap tanggungan orang ketiga. Hal ini mengandung maksud agar dengan
segera dapat diketahui dengan jelas siapa saja pihak yang mengadakan
86
Lihat Pasal 256 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
Universitas Sumatera Utara
perjanjian asuransi, apakah pihak tertanggung langsung ataukah melalui seorang perantara makelar broker.
3. Suatu uraian yang cukup jelas mengenai barang yang dipertanggungkan, yaitu adalah suatu uraian atau penjelasan mengenai barang yang menjadi objek
perjanjian dan terhadap bahaya apa barang tersebut dipertanggungkan. Dengan rinci perlu diberikan semua penjelasan baik yang diketahui maupun yang tidak
diketahui mengenai setiap objek perjanjian asuransi sesuai dengan asas kejujuran yang sempurna.
4. Jumlah uang untuk berapa diadakan pertanggungan. Jumlah tertentu yang disebutkan yang menunjukkan suatu niat untuk berapa barang termasuk yang
dipertanggungkan. 5. Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh si penanggung, untuk hal ini disebutkan
dengan tegas bahaya apa saja yang ditanggung sehingga tidak menimbulkan salah penafsiran ketika tertanggung meminta haknya saat mengajukan klaim.
6. Saat mana pertanggungan atas bahaya tersebut mulai berlaku dan kapan saat berakhirnya. Ketentuan ini ditentukan secara tegas sampai kapan penanggung
harus bertanggung jawab atas perjanjian asuransi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
7. Premi atas pertanggungan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
8. Pada umumnya semua kejadian yang kiranya dianggap penting bagi si penanggung untuk diketahuinya dan segala syarat yang diperjanjikan oleh
kedua belah pihak. Hal ini untuk memberi kesempatan kepada kedua belah pihak untuk mengatur sendiri hal-hal apa saja kiranya yang diangap penting
oleh mereka dan perlu diatur. Polis ini juga harus ditandatangani oleh penanggung dan tertanggung.
Pada dasarnya syarat yang ditentukan dalam pasal 256 KUHD ini hanya berfungsi sebagai ketentuan umum dan seringkali dianggap tidakbelum cukup
mengatur bagi kepentingan kedua belah pihak. Oleh karena itu kemudian timbullah suatu kebutuhan untuk menambah syarat-syarat lain yang khusus
berlaku. Syarat-syarat tambahan ini biasanya ditulis pada bagian polis khusus. Lambat laun seiring berkembangya waktu semakin banyak resiko yang timbul
serta kebutuhan proteksi yang makin luas, maka syarat-syarat tambahan itu semakin banyak dan dilekatkan dalam polis, tentu saja setelah sebelumnya setelah
disebutkan dalam klausula umum bahwa selain syarat dalam ketentuan umum berlaku juga suatu syarat tambahan pada kertas polis yang termaksud karena
syarat tambahan ini hanya sah berlaku jika telah dilandasi oleh klausula sebelumnya dalam ketentuan umum. Syarat tambahan ini adalah syarat-syarat
lain yang belum diatur dalam polis, tetapi oleh para pihak dianggap penting baginya.
Universitas Sumatera Utara
Oleh sebab itu dalam praktek, klausula yang memuat syarat tambahan juga sangat penting artinya dan selalu termuat dalam polis asuransi. Pada umumnya
syarat-syarat tambahan dibagai kedalam dua jenis, yaitu: 1.
Syarat yang bersifat larangan, ialah syarat yang menyatakan bahwa pihak tertanggung dilarang melakukan suatu perbuatan tertentu dengan ancaman
bilamana larangan tersebut dilanggar oleh tertanggung maka perjanjian asuransi tersebut menjadi batal.
2. Syarat-syarat lainnya, syarat-syarat ini ialah semua syarat yang tidak
mengandung ancaman batalnya perjanjian asuransi. Contohnya adalah syarat mengenai perpanjangan jangka waktu perjanjian asuransi.
87
Biasanya dalam praktek, polis yang dikeluarkan oleh pihak penanggung perusahaan asuransi termasuk dalam hal ini Asuransi BNI Life. Namun polis
tersebut masih harus ditambah atau diubah untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam pelaksanaan perjanjian asuransi antara lain kemungkinan adanya perubahan
keadaan, pemindahan tangan nama, perpindahan barang yang dipertanggungkan ke alamat lain, penambahan atau pengurangan jumlah penanggungan, dan
sebagainya. Setiap perubahan atau penambahan, baik yang bersifat syarat atau
87
Hasil Wawancara dengan Peri Akri, General Manager BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
bersifat pemberitahuan harus dicatat dalam polis yang bersangkutan, agar dapat dianggap sah dan mengikat para pihak.
88
B. Pembuktian Keabsahan Pengikatan Asuransi Jiwa Melalui Telemarketing
Pada prinsipnya setiap perbuatan hukum yang dilakukan para pihak dalam perjanjian asuransi perlu dilandasi dokumen perjanjian. Dari dokumen tersebut
akan dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan, obyek maupun isi serta tujuan dari perjanjian yang dilakukan tertanggung dan
penanggung. Dokumen tersebut juga sangat penting terutama sebagai alat bukti yang sah baik untuk kepentingan tertanggung maupununtuk kepentingan
penanggung, serta pihak ketiga yang mempunyai keterkaitanh dengan perjanjian asuransi.
Adapun dokumen penting yang ada dalam setiap perjanjian asuransi termasuk dalam hal ini asuransi jiwa BNI Life adalah sebagai berikut :
89
1 Form Aplikasi Merupakan form yang memuat berbagai macam keterangan yang berkaitan
dengan penutupan asuransi. Form tersebut antara lain memuat tentang identitas
88
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
89
Hasil Wawancara dengan Gemala PS.SN, Finansial Consultant BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
calon tertanggung, jenis pertanggungan, obyek yang dipertanggungkan, besarnya pertanggungan, lama waktu pertanggungan sertabesarnya premi yang
harus dibayar calon tertanggung, serta hal penting lainnya. Calon tertanggung dalam perjanjian asuransi dipersyaratkan untuk
mengisi dan mengajukan aplikasi permohonan membeli asuransi meskipun pada kenyataannya yang melakukan pengisian adalah agen asuransi, namun
tanda tangan harus dibubuhkan oleh calon tertanggung sendiri. 2 Kwitansi Premi
Kwitansi premi merupakan dokumen penting dari perajanjian asuransi, karena tidak hanya secara materiil saja yang menunjukkan bahwa premi
telah dibayar, akan tetapi kwitansi tersebut juga merupakan alat bukti pembayaran yang sah tentang telah terjadinya perjanjian asuransi terutama
pada saat polis asuransi belum diterbitkan oleh penanggung atau lembaga asuransi.
Kwitansi juga
merupakan kelangkapan
alat bukti
yang dipersyaratkan untuk mengajukan klaim apabila terjadi risiko yang menimpa
diri tertanggung 3 Polis
Polis merupakan dokumen penting dalam perjanjian asuransi karena polis memuat berbagai hal yang berkaitan dengan perjanjian asuransi. Polis
merupakan alat bukti yang menunjukkan tentang adanya hak-hak dan
Universitas Sumatera Utara
kewajiban-kewajiban baik tertanggung maupun penanggung.Hak tertanggung sebagaimana tertulis dalam polis adalah hak tertanggung atas penggantian
kerugian oleh penanggung terhadap terjadinya risiko yang diderita dan kewajiban tertanggung atas pembayaran sejumlah uang premi asuransi sesuai
kesepakatan. Dengan adanya tandatangan polis oleh penanggung, maka dapat dikatakan
bahwa penanggung telah terikat dengan tertanggung terhadap segala hak dan kewajiban sebagaimana tertuang dalam polis. Kandungan polis atau isi polis itu
antara lain adalah : a Deklarasi
Deklarasi merupakan pernyataan yang dibuat oleh tertanggung, sumber informasi mengenai risiko, dasar pengeluaran polis serta penentuan besarnya
premi. Deklarasi antara lain memuat; identitas tertanggung penanggung, nilai pertanggungan, ketentuan mengenai obyek pertanggungan serta masa
pertanggungan. Informasi mengenai hal tersebut diperoleh baik secara lisan maupun secara tertulis dalam form aplikasi permohonan penutupan asuransi
yang ditandatangani calon tertanggung. b Pasal Pertanggungan
Pasal pertanggungan selanjutnya disebut klasula, merupakan bagian terpenting dari suatu polis, karena dari klausula tersebut dapat dilihat ketentuan
Universitas Sumatera Utara
tentang risiko yang ditanggung dalam perjanjian. Dengan demikian tanggung jawab penanggung dalam hal terjadinya penggantian terhadap risiko yang
terjadi dapat diketahui oleh tertanggung. c Pengecualian
Setiap polis dalam perjanjian asuransi akan memuat bagian yang mengatur secara tegas ketentuan mengenai pengecualian. Tertanggung oleh
karenanya harus tahun apa saja yang dikecualikan dalam penutupan perjanjian asuransi itu.
d Kondisi Kondisi yang dimaksud di dalam polis adalah tentang rincian tugas
masing-masing pihak sehubungan dengan penutupan asuransi. Mengingat bahwa perjanjian asuransi merupakan kontrak bersyarat, maka ada keharusan
dari tertanggung untuk memahami kondisi-kondisi tertentu dan tidak mengharapkan penanggung akan memenuhi kewajibannya menurut kontrak jika
ia tidak memenuhi kondisi yang diharuskan dalam perjanjian. Kondisi sebagaimana diuraikan tersebut diantaranya adalah menyangkut pembayaran
premi atau pertanggungan-pertanggungan lainnya.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dalam suatu perjanjian asuransi tahapan ini keterikatan hubungan tertanggungpemegang polis dengan pihak
perusahaan asuransi jiwa sebagai penanggung muncul sejak adanya kata sepakat
Universitas Sumatera Utara
dari kedua pihak dengan polis sebagai bukti autentiknya. Secara umum inilah yang disebut sebagai perjanjian konsensual. Keterikatan itu dibuktikan dengan
diterbitkannya polis asuransi jiwa. Substansi polis tunduk pada ketentuan- ketentuan tentang pertanggungan asuransi sebagaimana dijelaskan diatas.
Hal ini tentunya berbeda dengan pengikatan asuransi dengan menggunakan telemarketing
, dimana pengikatannya atau persetujuan atas kesepakatan untuk ikut asuransi hanya merupakan perjanjian pra kontrak. Dalam tahap pra kontrak
ini seperti yang dilakukan oleh agen atau wiraniaga BNI Life ini calon nasabah calon tertanggung akan memilih asuransi mana yang cocok dengan
objek asuransi seperti asuransi jiwa yang diselenggarakan oleh BNI Life serta kemampuan untuk membayar preminya.
Untuk menentukan asuransi yang dipilihnya, maka calon nasabah calon tertanggung akan diberikan informasi melalui telepon atau saran
tekekomunikasi lainnya dan mempelajarinya secara singkat tentang ketentuan klausul dalam perjanjian asuransi yang ditawarkan. Dalam perjanjian asuransi
berisi ketentuan-ketentuan yang merupakan ketentuan standar perusahaan asuransi, meskipun merupakan standar akan tetapi tidak sedikit antara perusahaan asuransi
yang satu berbeda dengan perusahaan asuransi lainnya. Dari ketentuan tersebut calon nasabah calon tertanggung akan menentukan pilihnya. Apabila cocok,
Universitas Sumatera Utara
maka ia akan “mengambil” asuransi tersebut. Namun apabila tidak cocok, maka ia akan memilih asuransi lainnya.
90
Dengan demikian, pada tahap pra kontrak ini seperti halnya pra kontrak dengan menggunakan telemarketing pengikatan asuransi jiwa pada BNI Life
menurut hukum belum terjadi atau belum melakukan perbuatan hukum apapun. Akan tetapi, pada saat kesepakatan melalui telemarketing ini akan diperoleh
kejelasan mengenai ketentuan hukum yang nantinya akan mengikat kedua pihak dan kemampuan finansial dari calon tertanggung sebagai pertimbangan saja
baik bagi calon nasabah calon tertanggung.
90
Hasil Wawancara dengan Peri Akri, General Manager BNI Life Cabang Pekanbaru Riau.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG TERHADAP
PENGGUNAAN TELEMARKETING DALAM PENGIKATAN ASURANSI.
A.
Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Penggunaan Telemarketing Dalam Pengikatan Asuransi Jiwa
1.
Hak dan Kewajiban Perjanjian Asuransi Jiwa pada Umumnya
Dalam perjanjian asuransi, seperti diketahui bahwa implikasi dari sebuah perjanjian pada umumnya, demikian juga pada asuransi jiwa BNI Life ini, setelah
dilakukannya penandatangan polis antara para pihak terdapat suatu hubungan hukum yang saling mengikat serta menimbulkan hak dan kewajiban yan harus
dipenuhi oleh semua pihak. Santoso Poedjosoebroto, menjelaskan pengertian para pihak adalah sebagai
berikut : Dalam artian yang sempit, maka yang dimaksud para pihak adalah
pengambil asuransitertanggung dan penanggung, akan tetapi jika diberikan dalam artian yang lebih luas, maka yang dimaksud para pihak bukan saja
pengambil asuransitertanggung dan para penanggung melainkan pula
Universitas Sumatera Utara
orang-orang lain yang dipertanggung untuk adanya perjanjian pertanggungan dari mereka yang dapat diperoleh hak dari perjanjian itu.
91
Dalam kaitannya dengan hal tersebut di atas, maka dalam pelaksanaan asuransi jiwa pada BNI Life terdapat beberapa pihak, yaitu 1 Penanggung, 2
Pemegang PolisTertanggung dan 3 Tertunjukpenerima faedah. 1. Menurut KUHD
Mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian asuransi secara tegas dalam Pasal 246 KUHD secara tersirat telah termuat dalam pengertian
asuransi itu sendiri, di mana penanggung berhak menikmati suatu premi dan berkewajiban memberikan ganti rugi atas suatu kerugian tertanggung.
Sedangkan tertanggung berkewajiban membayar premi dan berhak atas ganti rugi atas suatu kerugian sesuai perjanjian.
92
Untuk lebih jelasnya mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam asuransi jiwa ini dapat dilihat
a. Hak dan Kewajiban Penanggung Dalam KUHD mengenai penanggung, baik dalam perjanjian asuransi
umum ataupun dalam asuransi khusus, tidak dijumpai sedikitpun petunjuk
91
Santoso Poedjosoebroto, Beberapa Aspek Tentang Hukum Pertanggungan Jiwa di Indonesia
, Bharata, Jakarta, 1969, Hal. 117.
92
Gemala Dewi, Perbankan dan Perasuransian Syari’ah di Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2004, hal. 179-180.
81
Universitas Sumatera Utara
bahwa penanggung haruslah suatu maskapai atau perseroan terbatas ataupun suatu badan hukum lainnya.
93
Ketentuan dalam hukum perdata memberikan kebebasan kepada siapa saja untuk menjadi para pihak dalam suatu perjanjian, tentunya dengan
persyaratan tertentu pula. Namun, khusus bagi pihak penanggung dalam perjanjian asuransi diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang
Perasuransian. Dalam Pasal 7 Undang-undang Usaha Perasuransian dinyatakan tentang
bentuk badan hukum bagi usaha perasuransian, yaitu : a.
Perusahaan Perseroan b.
Koperasi c.
Perseroan Terbatas d.
Usaha Bersama mutasi Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa, per-seorangan
tidak diperkenankan menjadi penanggung. Hal ini dapat dipahami karena perjanjian asuransi berlangsung dalam jangka waktu yang lama di samping juga
membutuhkan biaya besar. 2. Menurut Isi Polis
a. Hak dan Kewajiban Penanggung Berdasarkan penelaahan pada polis Asuransi Jiwa BNI Life dijelaskan
beberapa hak dari pihak penanggung, yaitu :
93
Ibid , hal. 118
Universitas Sumatera Utara
1. Hak atas premi, yang selama pertanggungan itu berjalan pemegang polis
atau tertanggung harus membayar premi pertanggungannya untuk dimasukkan ke dalam rekening tabungan dan rekening khusus peserta.
2. Hak untuk menghentikan perjanjian pertanggungan, bilamana pemegang
polistertanggung tidak melaksanakan pembayaran premi sebagaimana yang disepakati.
3. Hak untuk menolak pembayaran klaim, apabila tidak memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam perjanjian. Kewajiban-kewajiban dari penanggung adalah :
1. Kewajiban untuk menyerahkan polis yang telah ditandatanganinya kepada
tertanggung. 2.
Kewajiban untuk membayar klaim Kewajiban ini akan diberikan jika pemegang polistertanggung
mengalami musibah kematian ataupun hidup sampai dengan akhir perjanjian. Jika Pemegang Polispeserta meninggal dunia dalam masa
perjanjian, maka tertunjuk harus menyerahkan dokumen-dokumen sebagai berikut :
a Polis asli
b Bukti pembayaran terakhir
c Surat keterangan dari pamongpraja
Universitas Sumatera Utara
d Surat keterangan dari dokter yang menyebutkan sebab atau hal yang
menyebabkan kematiannya. Sedangkan apabila pemegang polistertanggung, hidup sampai akhir
perjanjian, maka dokumen yang diserahkan adalah sebagai berikut : a
Polis asli b
Bukti pembayaran terakhir c
Fotocopy identitas diri.
b. Hak dan Kewajiban Pemegang Polis Dalam asuransi jiwa termasuk pada polis asuransi BNI Life, pemegang
polis merangkap sebagai tertanggung, karena pemegang polis hanya mempertanggungkan jiwanya sendiri, bahkan dalam prakteknya mereka
menggunakan istilah “peserta”. 1 Hak pemegang PolisTertanggung
Adapun hak pemegang polis adalah : a
Hak untuk menunjukkan orang yang akan menerima manfaat asuransi b
Hak atas pembayaran klaim dari penanggung c
Hak untuk merubah atau menggantikan orang yang akan menerima manfaat asuransi
d Hak penebusan polis
Universitas Sumatera Utara
e Hak untuk menggadaikan polis
Menggadaikan yang dimaksud disini adalah hak menggadaikan kepada penanggung, berhubung lazimnya diberikan dengan jumlah di bawah harga
tunai. 2 Kewajiban Pemegang PolisTertanggung
a Kewajiban untuk memberikan keterangan yang diperlukan oleh penanggung.
b Kewajiban untuk membayar premi Pembayaran premi merupakan kewajiban terpenting, jika pemegang
polis tidak membayarnya, penanggung dapat menuntut melalui hakim agar tertanggung dihukum atau membayar uang premi tersebut.
c Kewajiban untuk memberitahukan bilamana terjadi kekeliruan dalam pengisian aplikasiformulir.
c. Hak dan Kewajiban Tertunjuk Adapun hak-hak tertunjuk adalah hak untuk menerima manfaat asuransi,
bilamana pemegang polis terlah meninggal dunia. Oleh karena itu kadang kedudukannya sama dengan pemegang polis. Sedangkan kewajiban tertunjuk
adalah : 1
Memberitahukan kepada penanggung bahwa pemegang polistertanggung telah meninggal dunia. Kewajiban ini harus segera dilaksanakan oleh
Universitas Sumatera Utara
tertunjuk, karena penanggung akan menyelidiki sebab kematian atau hal lain yang berkenaan kewajibannya saat ini.
2 Membuktikan wewenangnya untuk menerima manfaat asuransi, dalam hal
ini ia harus menunjukkan identitas diri untuk disesuaikan dengan nama yang termuat di halaman depan polis.
3 Memperlihatkan buktikwitansi pembayaran terakhir, serta dokumen-
dokumen lain yang dianggap perlu. 4
Menyerahkan polis, dan perjanjian dianggap telah berakhir. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa di dalam perjanjian asuransi jiwa
BNI Life sebagaimana perjanjian pada umumnya dalam perjanjian asuransi juga diatur mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian baik penanggung,
tertanggung maupun tertanggung tertunjuk.
2. Hak dan Kewajiban Penanggung Terhadap Tertanggung Jika Terjadi Klaim Lewat Telemarketing