BAB II ETIKA JAWA
A. Pengertian Umum Etika
1. Pengertian Etimologi
Etika sering kali disebut sebagi filsafat moral. Secara etimologi kata ”etika” berasal dari dua kata Yunani: ethos dan ethikos. Ethos berarti
sifat, watak kebiasaan, tempat yang biasa. Etikhos berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang baik.
1
Istilah moral berasal dari kata latin mores, yang merupakan bentuk jama’ dari mos, yang berarti adat
istiadat atau kebiasaan watak, kelakuan, tabiat, dan cara hidup.
2
Sedangkan dalam bahasa Arab kata etika di kenal dengan istilah akhlak, artinya budi pekerti. Sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut tata
susila.
3
Selanjutnya dalam sejarah filsafat, etika merupakan cabang yang berpengaruh sejak zaman Sokrates 470-399 SM. Etika membahas baik
buruk atau benar tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Etika tidak mempersoalkan apa
atau siapa manusia itu, tetapi bagaimana manusia seharusnya berbuat atau bertindak.
4
Etika bisa juga diartikan dengan ilmu yang membahas mengenai moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan
1
Lorens Bagus, Kamus Filsafat Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2000, h. 217. Selanjutnya ditulis Lorens Bagus, Kamus Filsafat ... .
2
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, h. 672, Lihat juga pada Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat
Yogyakarta: Kanisius, 1996, h. 62.
3
Hasbullah Bakry, Sistematika Filsafat Jakarta: Wijaya, 1978, h. 9.
4
Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani Jakarta: PT. Tirtamas, 1986, h. 83-84, lihat pula pada Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat Yogyakarta: Kanisius, 1980, h. 37.
moralitas.
5
Jadi awalnya etika adalah masalah sifat pribadi yang meliputi apa yang disebut menjadi manusia baik tetapi juga merupakan masalah
sifat keseluruhan masyarakat. Jadi, yang membedakan arti kata etika, moral, dan akhlak dalam
pemakaiannya, yaitu sebagimana diungkapkan oleh M. Said sebagai berikut:
Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam penggunaannya ada sedikit perbedaan. Moral dan moralitas dipaki untuk perbuatan
yang sedang dinilai seperti baik dan buruk. Sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai dan kode. Orang menyebut
perbuatan yang bermoral dan immoral, atau orang menyebut sistem nilai, norma etik atau kode etik. Yang membedakan ialah kata
akhlak yang berarti tabiat, watak, budi pekerti.
6
Dengan demikian, apabila ingin mempelajari etika Jawa secara umum dan unggah-ungguh yang lebih sempitnya, berarti mengkaji tentang
nilai-nilai dan norma-norma unggah-ungguh dalam etika Jawa menurut filsafat etika. Oleh karena itu sesuai dengan tujuan dari pokok karya tulis
ini, bahwa etika Jawa tentang uggah-ungguh mengandung nilai atau norma tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik mempelajarinya.
2. Pengertian Terminologi
Secara terminologi, para tokoh intelektual mendefinisikan etika berfariatif dan cenderung menekankan pada yang didominasi oleh disiplin
ilmu yang didalaminya. Ada yang menekankan aspek historik,
7
aspek
5
K. Bertens, Etika Jakarta: Gramedia Pustaka, 1999, h. 15.
6
M. Said, Etika Masyarakat Indonesia Jakarta: Pradya Pramita, 1976, h. 23.
7
Etika secara historis dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
deskriptif,
8
dan menekankan pada sifat dasar etika sebagai ilmu yang normatif dan bercorak kefilsafatan.
9
Berikut definisi yang diberikan oleh beberapa tokoh diantaranya adalah Frans Magnis Suseno. Menurut F.M.
Suseno, etika adalah suatu ilmu yang mencari solusi dan merupakan bagian dari filsafat, yakni usaha manusia yang menggunakan akal dan
daya pikirannya untuk mencari solusi, agar hidupnya menjadi baik dan benar.
10
Berkaitan dengan hal ini nampaknya F.M. Suseno tidak mau lepas dari sosio-historis munculnya ilmu etika.
Adapun pendapat Ahmad Amin menjelaskan bahwa etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
11
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, etika dijelaskan dengan membedakan menjadi tiga arti yaitu: 1. Ilmu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral akhlak, 2.
8
Etika dipandang sebagai ilmu yang membicarakan masalah baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama, sedikit mengabaikan realita keragaman norma karena adanya
ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan bersifat sosiologi.
9
Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, evaluatif, yang hanya memberikan nilai baik buruk terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan
adanya fakta, cukup memberikan informasi, mengajukan dan merefleksikan. Ahmad Kharis Zubair, Kuliah Etika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, h. 17.
10
Frans Magnis Suseno, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Yogyakarta: Kanisius, 2002, h. 15.
11
Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak terj. Farid Ma’ruf Jakarta: Bulan Bintang, 1983, h. 3.
Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan akhlak, 3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
12
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang arti baik dan buruk, benar dan salah
kemudian manusia menggunakan akal dan hati nuraninya untuk mencapai tujuan hidup yang baik dan benar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Jadi
manusia dapat melakukan apa saja yang dikehendaki yang dianggap baik dan benar, meskipun hati nuraninya menolak dan yang terpenting tujuannya dapat
tercapai. Lapangan penelitian etika adalah sangat luas sehingga pembahasannya
perlu pembagian. Pembagian yang umum adalah etika umum atau disebut etika dasar yakni penguraian prinsip-prinsip luas yang harus mengatur semua
perbuatan kemanusiaan. Sedangkan etika khusus menguraikan pengeterapan dari pada prinsip-prinsip dasar pada pola-pola atau bentuk-bentuk perbuatan
kemanusiaan yang utama. Selanjutnya etika khusus terbagi menjadi etika perorangan dan etika sosial. Etika umum merupakan tema yang bersifat umum
dan cenderung bersifat teoritis, sedangkan etika khusus merupakan implementasi dari tema dan teori yang bersifat umum tersebut terhadap
perilaku manusia yang khusus. Khusus di sini dapat berarti pula bersifat indifidual dan juga bersifat lebih spesifik cakupannya. Berkaitan dengan
lingkup yang spesifik ini etika Jawa termasuk didalamnya.
12
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h. 227.
B. Pengertian Etika Jawa