Eduward Aliansyah : Studi Analisa Daya Keluaran Generator Sinkron Tiga Phasa Dengan Rotor Silinder, 2008. USU Repository © 2009
alur 6
20 120
Be Ph
Ph
2
= =
= Maka pada phasa kedua tujuh alur dari permukaan phasa satu. Dan begitu
juga halnya dengan phasa ketiga, tujuh alur jaraknya dari phasa kedua. Selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 2.6. langkah – langkah belitan yang
terbagi pada generator. Untuk mendapatkan tegangan maksimum, kumparan harus dibuat
langkah penuh. Hal ini berarti jika tiga sisi dimulai dari alur satu, dua dan tiga maka tiga sisi yang lainnya berada pada alur sepuluh, sebelas, dan duabelas. Dan
inilah yang disebut langkah kutub yang besarnya adalah sebesar 180 derajat listrik.
II.6. Gaya Gerak pada Belitan Magnet Terbagi
Gaya gerak magnet adalah perkalian antara jumlah perkalian belitan stator dengan besar arus yang mengalir padanya. Dengan adanya ampere lilitan inilah
yang menyebabkan timbulnya medan magnet dan garis gaya magnet. Persamaan tersebut dapat dinyatakan dari persamaan yang lalu sebagai berikut:
F = I . N ampere – turn Dimana:
GGM = F = gaya gerak magnet ampere-turn I
= Besaran arus yang mengalir ampere N
= Banyaknya kumparan kawat
Atau menurut hukum ampere :
∫
= l
d .
H F
2.3 Dimana:
H = Kuat medan magnet d
l = Elemen panjang integral keliling meter
Eduward Aliansyah : Studi Analisa Daya Keluaran Generator Sinkron Tiga Phasa Dengan Rotor Silinder, 2008. USU Repository © 2009
Apa bila didalam suatu rangkaian magnetik terdapat dua macam lintasan yaitu:
a. Lintasan inti besi
b. Lintasan udara
Maka persamaan dapat ditulis sebagai berikut:
1 1
1
A o
L R
µ =
2.4
A o
L R
µ =
2.5
Maka persamaannya menjadi:
1
R R
i .
N +
= φ
2.6 Dimana:
φ = Fluks webber R
1
= Reluktansi inti besi R
= Reluktansi celah udara µ
1
= Permeabilitas celah udara µ
= Permeabilitas inti besi L
1
= Panjang inti besi L
= Panjang celah udara
Dari persamaan diatas dapat ditulis kembali seperti berikut oleh karena pada umumnya
µ
1
jauh lebih besar dari µ
atau permeabilitas inti besi lebih besar dari permeabilitas celah udara maka persamaan dapat dibuat:
1
R R
F +
= φ
2.7
Eduward Aliansyah : Studi Analisa Daya Keluaran Generator Sinkron Tiga Phasa Dengan Rotor Silinder, 2008. USU Repository © 2009
L A
. o
. F
A .
Lo F
R F
µ φ
µ φ
= =
= o
weber L
A .
o i
. N
µ φ =
2.8 Dimana:
φ = Fluks didalam celah udara
Untuk rapat fluks dalam celah udara dapat juga dihitung sebagai berikut : tesla
A B
φ =
2.9 Dimana:
B = Rapat fluks dalam celah udara tesla
Seperti yang terlihat pada Gambar 2.7. menyatakan bahwa bentuk gelombang gaya gerak magnetnya. Gelombang gaya gerak magnet frekwensi
dasar yang timbul akibat adanya arus stator. Maka harga puncak dari GGM nya adalah:
lm .
kr .
P Nph
. 4
Fa
1
π
=
2.10 Dimana:
Fa
1
= Harga puncak komponen frekwensi dasar GGM Nph = Jumlah belitan perphasa
P = Jumlah phasa
Im = Arus puncak Sama juga halnya belitan terbagi pada rotornya yang jumlah kutub p
dapat dinyatakan dalam jumlah keseluruhan:
lr .
P Nph
Kr .
4 Fa
1
π =
2.11 Dimana:
Eduward Aliansyah : Studi Analisa Daya Keluaran Generator Sinkron Tiga Phasa Dengan Rotor Silinder, 2008. USU Repository © 2009
Nr = Jumlah belitan rotor Kr = Faktor belitan
Ir = Arus belitan P = Jumlah kutub
F = Gelombang frekwensi dasar
II.7. Tegangan Internal Yang Dibangkitkan Pada Generator Sinkron.