Doar Siregar : Coronal Leakage Pada Restorasi Gigi Dalam Perawatan Saluran Akar, 2009.
BAB 2 CORONAL LEAKAGE SEBAGAI PENYEBAB KEGAGALAN PERAWATAN
SALURAN AKAR
Salah satu penentuan kegagalan suatu perawatan saluran akar dapat dilihat dari pemeriksaan gambaran radiografis. Berdasarkan gambaran radiolografis yang
diperoleh setelah perawatan saluran akar dilakukan, suatu kasus dinyatakan gagal apabila terdapat kelainan yang menetap atau berkembangnya suatu penyakit yang
jelas secara radiografis dan secara khusus dapat dilihat dari adanya lesi radiolusen atau periodontitis apikalis yang telah meluas, telah menjadi persisten atau telah
berkembang mulai dari saat perawatan.
3
Salah satu penyebab terjadinya kegagalan perawatan saluran akar tersebut adalah terjadinya coronal leakage pada restorasi gigi
yang dirawat.
1,2,4-9
2.1 Pengertian Coronal Leakage
Pada umumnya kelainan atau penyakit yang menetap setelah perawatan saluran akar disebabkan oleh karena kesulitan selama perawatan awal. Kontrol
asepsis yang tidak adekuat, design kavitas yang buruk, adanya saluran akar yang tersembunyi, instrumentasi yang tidak adekuat dan terjadinya coronal leakage dari
restorasi sementara atau permanen; merupakan contoh prosedur perawatan awal yang dapat menyebabkan kelainan atau penyakit setelah perawatan saluran akar.
11
Bakteri merupakan penyebab utama terjadinya periodontitis apikalis. Beberapa penelitian telah menemukan bakteri dari saluran akar pada lesi periapikal
Doar Siregar : Coronal Leakage Pada Restorasi Gigi Dalam Perawatan Saluran Akar, 2009.
yang menetap. Enterococcus sp. merupakan bakteri patogen yang mempunyai proporsi tertinggi pada saluran akar yang telah diobturasi dengan adanya periodontitis
apikalis yang persisten, yaitu berkisar 29 sampai 77 persen Tabel 1.
11
Tabel 1. Penemuan bakteri pada saluran akar gigi yang telah diobturasi dengan lesi periapikal yang menetap pada berbagai penelitian Sundqvist G Figdor
D : Life is an endodontic patogen, Endod Topics 2003; 6 : 15
Penelitian Jumlah
setiap spesies
bakteri di tiap saluran
akar Enterococcus
sp. Streptococcus
sp. Candida
sp. Actinomyces
sp. . Moller
1.6 29
16 3
ND Molander dkk
1.7 47
20 4
3 Sundqvist dkk
1.3 38
25 8
13 Hancock dkk
1.7 32
21 3
27 Peciuliene dkk
1.6 64
- 18
- Cheung Ho
2.6 1.8
‡
ND 50
17 ND
Pinheiro dkk 2.1 1.8
‡
55 33
4 20
Siqueira Rôças 4.1
77 23
9 5
= Persentase prevalensi, pada saluran akar dengan mikroorganisme ‡
= Identifikasi bakteri melalui Polymerase-Chain-Reaction PCR sedangkan penelitian yang lain melalui pengkulturan
ND = Tidak terdeteksi
Pada mikroorganisme yang menyebabkan kelainan atau penyakit setelah perawatan saluran akar, bukan hanya harus dapat bertahan hidup didalam saluran akar
yang telah diobturasi tetapi juga memiliki sifat patogenik yang dibutuhkan untuk mengaktifkan inflamasi eksternal secara terus menerus ke dalam saluran akar. Untuk
dapat menghindari respon imun dari tubuh pasien, umumnya mikroorganisme yang terlibat dalam kelainan atau penyakit yang persisten melaksanakan satu dari tiga
strategi dibawah ini, yaitu :
11
1. Sequestration yang melibatkan barier fisik antara mikroba dan host.
Doar Siregar : Coronal Leakage Pada Restorasi Gigi Dalam Perawatan Saluran Akar, 2009.
2. Celluler Evasion, mikroorganisme menghindari leukosit dan tergantung pada
mekanisme bahan antibakteri saluran akar yang dipakai. 3.
Humoral Evasion, bakteri ekstraseluler menghindari antibodi dan komplemen host.
Sekurang-kurangnya dua dari tiga srategi diatas diperlukan oleh mikroorganisme yang terlibat pada kelainan atau penyakit setelah perawatan saluran
akar untuk dapat bertahan hidup.
11
Skema dari tahapan yang dibutuhkan mikroorganisme untuk dapat bertahan hidup pada saluran akar dapat ditunjukkan
pada gambar 1.
Gambar 1. Tahap-tahap dari perjalanan bakteri kedalam saluran akar yang terlibat dalam periodontitis persisten Sundqvist G Figdor D : Life is an
endodontic patogen, Endod Topics 2003; 6 : 19
Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah menghilangkan iritan-iritan dari saluran akar, mengobturasi saluran akar yang telah bersih dan terbentuk
Tahap 1 : Pemasukan dan pembentukan nutrisi
Tahap 2 : Bertahan selama dilakukan perawatan
Tahap 3 : Periodontitis Apikalis
1. Memasuki saluran akar secara infeksi de novo atau
selama perawatan 2.
Berkompentisi dengan mikroorganisme lain 3.
Mencari nutrisi dan menghindari pertahanan host
4. Bertahan selama pemberian bahan antimikroba
5. Bertahan selama pengisian saluran akar
6. Bertahan selama kekurangan substrat makanan
7. Mencari substrat untuk pertumbuhan
8. Bertahan dari pertahanan tubuh host
9. Menginduksi terjadinya respon inflamasi
Doar Siregar : Coronal Leakage Pada Restorasi Gigi Dalam Perawatan Saluran Akar, 2009.
sedemikian rupa serta mencegah kontaminasi ulang kedalam saluran akar dari bakteri dan saliva yang berasal dari rongga mulut. Saluran akar yang telah diobturasi dengan
baik dapat terkontaminasi kembali pada keadaan-keadaan dibawah ini :
1,2,4
1. Penundaan pemasangan restorasi setelah selesai dilakukannya perawatan
saluran akar. 2.
Penempatan restorasi sementara yang tidak tepat setelah perawatan saluran akar.
3. Gigi telah fraktur dan saluran akar tersingkap dengan lingkungan rongga
mulut sebelum dilakukan pemasangan restorasi akhir. 4.
Desain dan integritas marginal dari restorasi permanen yang buruk terhadap tekanan pengunyahan.
5. Adanya karies rekuren pada tepi restorasi sementara maupun permanen.
Apabila terjadi beberapa keadaan diatas maka akan menimbulkan sebuah komunikasi atau celah antara bagian korona dari saluran akar dengan flora rongga
mulut dan saliva. Komunikasi atau celah tersebut akan memudahkan kontaminasi bakteri dan produk-produknya kedalam saluran akar yang telah diobturasi dan sering
dihubungkan dengan istilah coronal leakage.
5,19
Adib dkk 2004 telah mengisolasi beberapa bakteri yang ditemukan pada 8 pasien yang sebelumnya telah menjalani perawatan saluran akar selama 4 tahun.
Kriteria sampel yang dipilih oleh Adib dkk 2004 meliputi adanya periodontitis apikalis secara klinis atau radiografis, tidak terlibatnya jaringan periodontal serta gigi
telah direstorasi permanen dengan adanya coronal leakage. Pada penelitian tersebut ditemukan adanya bakteri anaerob fakultatif dengan jumlah menyolok 75 diikuti
Doar Siregar : Coronal Leakage Pada Restorasi Gigi Dalam Perawatan Saluran Akar, 2009.
dengan anaerob obligat 17, aerob 5,6 dan candida spp. 2,4. Strain gram positif ditemukan lebih banyak 82,1 daripada strain gram negatif 14,7. Adib
dkk 2004 menyimpulkan bahwa bakteri yang ditemukan pada pasien periodontitis apikalis dengan adanya coronal leakage pada restorasi permanen didominasi oleh
bakteri gram positif anaerob fakultatif yaitu bakteri Staphylococci diikuti dengan Streptococci dan Enterocci.
12
Sebuah contoh kasus klinis dari coronal leakage
13
Seorang wanita berumur 43 tahun datang ke dokter giginya dengan keluhan pada gigi incisivus kiri atas. Gigi wanita tersebut terasa sakit jika diperkusi dan
sulkus bukalis sangat sakit jika dipalpasi. Tidak ada sinus tract dan pembengkakan gusi. Riwayat sejarah penyakitnya tidak ada. Test vitalitas pulpa dengan cara elektrik
Analytical Technology, Redmond, WA menunjukkan respon yang negatif pada gigi incisivus lateral kiri atas dan respon yang positif pada gigi incisivus sentralis kiri atas.
Gigi incisivus lateral kiri atas didiagnosa sebagai penyebab dan perawatan saluran akar dimulai dengan menggunakan teknik yang standard, yang meliputi preparasi
akses pada bagian palatal, isolasi dengan rubber dam serta irigasi dengan sodium hipoklorida. Gigi kemudian dibersihkan dan dilakukan dressing saluran akar. Wanita
tersebut kemudian diinstruksikan untuk menyelesaikan perawatan pada kunjungan berikutnya agar dilakukan pemasangan restorasi Resin Komposit.
Tanpa di duga, wanita tersebut kemudian datang kembali dengan keluhan serupa. Pada pemeriksaan radiografis terlihat rusaknya restorasi komposit pada
bagian mesial dan distal dan adanya karies sekunder. Gambaran radiolusen juga terlihat pada bagian periapikal. Gigi kemudian dibersihkan dan di dressing kembali.
Doar Siregar : Coronal Leakage Pada Restorasi Gigi Dalam Perawatan Saluran Akar, 2009.
Bahan pengobatan intrakanal yang berbeda juga digunakan, seperti kalsium hidroksida dan pasta steroid Ledermix; Lederle Pharmaceuticals, Wolfratshausen,
Germany; Akan tetapi pasien masih terasa tidak nyaman. Penisilin V juga diresepkan untuk wanita tersebut, akan tetapi pemberian tersebut hanya memberikan sedikit
kelegaan Pada akhirnya perawatan dilanjutkan dengan pembuangan tambalan
sementara pada bagian palatal, restorasi komposit dan jaringan karies. Panjang kerja diukur kembali secara radiografi dan saluran akar dipreparasi dengan File Hedstrom
Maillefer, Ballaigues, Switzerland. Saluran akar diirigasi dengan larutan sodium hipoklorida 2 dan dikeringkan dengan papper point yang steril dan di dressing
dengan kalsium hidroksida. Pada perencanaan restorasinya, diberikan selapis kapas dan Zinc Phosphat Cement De Trey; Dentsply, Weybridge, Surrey, UK pada kamar
pulpa. Intermmediate Restorative Material IRM kemudian ditempatkan pada bagian kavitas akses di bagian palatal, sehingga terbentuk ”Double Seal” dan akhirnya
direstorasi dengan Resin Komposit Concise; 3M, St. Paul, MN. Pasien kemudian kembali lagi setelah 17 hari dan ternyata keluhan pasien
menghilang dan gigi terasa nyaman. Berdasarkan keterangan-keterangan diatas, kegagalan yang terjadi setelah perawatan pertama diakibatkan adanya coronal
leakage pada penambalan Resin Komposit yang buruk.
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Coronal Leakage